Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TEORI DAN MODEL KONSEPTUAL ASUHAN


KEBIDANAN

DISUSUN OLEH :

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2016

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah Konsep Kebidanan tentang Model Koseptual Asuhan Kebidanan ini.
Kami meyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna penyempurnaan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kurang dan lebihnya kami mohon
maaf. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Banadar Lampung September

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 1
1.3 Tujuan ......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Model Konseptual Asuhan Kebidanan ........................................ 2
2.2 4 Elemen Model Praktek Kebidanan, Meliputi ........................... 3
2.3 Pengantar Teori Kebidanan .......................................................... 4
2.4 Teori Ramona T. Mercer .............................................................. 5
2.5 Teori Reva Rubin ...................................................................... 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejarah kebidanan berjalan panjang mengikuti perkembangan ilmu dan
pengetahuan serta kebutuhan masyarakat. Model dalam teori kebidanan
mengadopsi dari beberapa model lainnya berdasarkan teori-teori yang sudah ada
sehingga tercipta sebuah model kebidanan sesuai dengan filosofi kebutuhan baik
dari segi bidan sebagai profesi maupun wanita dan keluarga sebagai fokus
pelayanan asuhan kebidanan. Model kebidanan ini sebagai tolak ukur bagi bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien sehingga akan terbina suatu
partnership dalam asuhan kebidanan. Dengan ini diharapkan profesi kebidanan
akan memberikan sumbangan yang berarti dalam menurunkan angka kematian ibu
dan angka kematian bayi yang mengutamakan upaya preventif dan promotif.
Model dalam teori kebidanan Indonesia mengadopsi dari beberapa model
negara dengan berdasarkan dari beberapa teori yang sudah ada disamping dari
teori dan model yang bersumber dari masyarakat.
Model kebidanan ini dapat dijadikan tolak ukur bagi bidan dalam memberikan
pelayanan kebidanan pada klien sehingga akan terbina suatu hubungan saling
percaya dalam pelaksanaan asisten kebidanan. Dengan ini diharapkan profesi
kebidanan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam upaya menurunkan
angka kesakitan, trauma persalinan, kematian, dan kejadian seksio sesaria pada
persalinan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Model Konseptual Asuhan Kebidanan ?
2. Apa kegunaan dari Model Asuhan Kebidanan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih dalam tentang Model Konseptual Asuhan
Kebidanan.
2. Untuk mengetahui kegunaan dari Model Konseptual Asuhan Kebidanan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Model Konseptual Asuhan Kebidanan


Model kebidanan adalah suatu bentuk pedoman atau acuan yang merupakan
kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan. Konsep
adalah penopang sebuah teori yang menjelaskan tentang suatu teori yang
menjelaskan tentang suatu teori yang dapat dites dalam suatu observasi atau
penelitian. Konseptual model adalah gambaran abstrak dari suatu ide yang
menjadi dasar suatu disiplin. Model asuhan kebidanan yaitu kehamilan dan
persalinan merupakan suatu proses kehidupan yang normal
Model konseptual kebidanan adalah:
1. Gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu
2. Pada dasarnya sam a dengan pengertian konsep kerja,sistem,dan skema ,yaitu
menunjukan ide global tentang individu,kelompok,situasi dan kejadian yang
menarik untuk suatu ilmu. Model konseptual kebidanan biasanya berkembang
datri teori wawasan intuitif keilmuan yang sering kali disimpulkan dalam
kerangka acuan disiplin ilmu yang bersangkutan (Fawcett 1992) sehinga
model konseptual memberikan gambaran abstrak atau ide yang mendasari
disiplin ilmu
3. Model memberikan kerangka untuk memahami dan mengembangkan praktik
guna membimbing tindakan dalam pendidikan untuk mengidentifikasi
pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian. Konsep model ditunjukan
dalam banyak cara,yaitu mental model,fisik mental,dan simbolik (Lancaster).
Kegunaan Modal Konseptual adalah sebagai berikut :
 Untuk menggambarkan beberapa aspek (konkret maupun abstrak).
 Merupakan gagasan mental sebagai bagian dari teori yang membantu ilmu-
ilmu sosial mengonsep dalam menyamakan aspek-aspek proses social.
 Menggambarkan suatu kenyataan gambaran abstrak sehingga banyak
digunakan displin ilmu lain sebagai parameter garis besar praktik.

2
Dalam asuhan kebidahan termasuk:
1. Memonitor kesejahteraan ibu baik fisik, psikologis maupun sosial dalam
siklus kehamilan dan persalinan.
2. Mempersiapkan ibu dengan memberikan pendidikan, konseling, asuhan
prenatal, dalam proses persalinan dan bantuan masa post partum.
3. Intervensi teknologi seminimal mungkin.
4. Mengidentifikasi dan memberikan bantuan obstetric yang dibutuhkan.
5. Ruang lingkup praktek kebidanan
 Menolong persalinan
 Konseling
 Penyuluhan
 Asuhan pada saat hamil, melahirkan; nifas dan BBL
 Deteksi dini penyakit
 Pengobatan terbatas ginekologi
 Pertolongan gawat darurat
 Pengawasan tumbuh kembang
 Supervisi
Praktek kebidanan, managemen kesehatan wanita secara mandiri berfokus
pada kehamilan, persalinan , nifas, asuhan BBL, KB dan kesehatan reproduksi
wanita.

2.2 4 Elemen Model Praktek Kebidanan, Meliputi:


Orang (wanita, anak, pasangan dan lain-lain)
Kesehatan
Lingkungan
Kebidanan
Yang bisa di lihat dalam Skema di bawah ini:

WOMEN HEALTH ENVIRONMENT MIDWIFERY

THE MIDWIFE’S SELF KNOWLEDGE

3
2.3 Pengantar Teori Kebidanan
Teori adalah seperangkat konsep atau pernyataan yang dapat secara jelas
menguraikan fenomena penting dalam sebuah disiplin ilmu.
Kebidanan merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin
ilmu (multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu
kedokteran, keperawatan, sosial, perilaku, budaya, kesehatan masyarakat,
menagemen untuk dapat memberikan pelayanan kebidanan pada ibu dalam masa
pra konsepsi, hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir yang meliputi pendeteksian
keadaan abnormal pada ibu dan anak, melaksanakan konseling dan mendirikan
kesehatan terhadap ibu, keluarga dan masyarakat. (50 Tahun IBI 2001).
Kebidanan adalah seni dan praktek yang mengkombinasikan ilmu, filosofi
dan pendekatan pada manusia sebagai syarat atau ketepatan dalam pemeliharaan
kesehatan wanita dan proses reproduksinya yang normal, termasuk kelahiran bayi
dengan mengikutsertakan keluarga dan orang yang berarti bagi dirinya. (Lang,
1979).
Jadi Teori Kebidanan merupakan seperangkat konsep yang dapat
menguraikan secara jelas tentang disiplin ilmu kebidanan
Pengantar teori dalam praktek kebidanan dituangkan dalam standar
pelayanan kebidanan yang berguna dalam penerapan norma dan tingkat kinerja
yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Penerapan standar pelayanan akan melindungi masyarakat karena
penilaian terhadap proses dan hasil pelayanan dapat dilakukan dengan jelas.
Dengan adanya standar pelayanan dapat dibandingkan dengan pelayanan yang
diperoleh masyarakat akan memberikan kepercayaan yang lebih mantap terhadap
pelaksana pelayanan.
Suatu standar akan efektif bila dapat diobservasi, diakui, realistic, mudah
dilakukan dan dibutuhkan. Bila setiap ibu diharapkan mempunyai akses terhadap
pelayanan kebidanan maka diperlukan standar pelayanan kebidanan untuk
peningkatan kualitas pelayanan kebidanan. Suatu pelayanan disebut berkualitas
bila tingkat pelayanan tersebut seorang memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Dengan demikian standar penting untuk pelaksanaan, pemeliharaan dan penilaian
kualitas pelayanan.

4
Masalah yang ditemukan dalam penyusunan standar pelayanan kebidanan
adalah bahwa diantara apa. yang telah biasa dilakukan dalam praktek kebidanan
sebenamya merupakan tindakan ritualistic yang tidak diriasarkan pada
pengalaman praktek yang terbaik.
Dalam standar praktek kebidanan tindakan yang bersifat ritualistic seperti
melakukan episiotomi secara rutin dan memandikan bayi setelah lahir sudah tidak
dianjurkan lagi. Perubahan standar pelayanan seperti ini diriasarkan pada
pengalaman yang terbaik dari para praktisi di seluruh dunia.
Standar praktek kebidanan dapat pula digunakan untuk menentukan
kompetensi yang diperlukan bidan dalam menjalani praktek sehari-hari. Standar
ini juga dapat digunakan sebagai standar untuk menilai pelayanan, menyusun
rencana pelatihan dan mengembangkan kurikulum pendidikan. Juga dapat untuk
membantu dalam menentukan kebutuhan operasional dalam penerapannya,
misalnya kebutuhan akan pengorganisasian, mekanisme peralatan dan obat yang
diperpukan.
Ketika audit terhadap pelayanan kebidanan dilakukan, maka berbagai kekurangan
yang berkaitan dengan hal-hal tersebut akan ditentukan sehingga dapat dilakukan
perbaikan yang lebih spesifik.

2.4 TEORI RAMONA T. MERCER


Mercer banyak memfokuskan teorinya pada pengembangan teori dengan
menerapkan hasil penelitian dalam asuhan ibu. Dalam teorinya Mercer lebih
menekankan pada stress antepartum dalam pencapaian peran ibu. Penilaian orang;
teori ini lebih ke arah praktek, ia memperlihatkan wanita saat melahirkan, wanita
pada awaf post partum, lebih mendekatkan diri pada bayi daripada melakukan
tugasnya sebagai ibu. Teori Mercer banyak digunakan dalam keperawatan dalam
bentuk Text Book Obstetri.
Pokok bahasan salam teori ini adalah :
1. Efek stress antepartum
2. Pencapaian peran ibu Efek Stress Antepartum

5
Tujuan : memberikan dukungan selama hamil untuk
mengurangi lemahnya lingkungan serta dukungan sosial serta kurangnya
kepercayaan diri.
Dalam penelitiannya ia menemukan 6 faktor yang mempunyai hubungan
dengan status kesehatan :
 Hubungan interpersonal
 Peran keluarga
 Stress antepartum; komplikasi dari resiko kehamilan dan pengalaman
negatif dalam hidup.
 Dukungan sosial.
 Rasa percaya diri.
 Penguasaan rasa takut, depresi dan keraguan.
Mercer memberikan 3 model yang saling berhubungan antara peran
individu, peran timbal baik dan peran keluarga terhadap status kesehatan.
Famili sistem yang dinamik termasuk sub sistem individu dan pasangan.
Penting memperhatikan subsistem dan hubungan timbal baik antara ibu-
bapak, ibu janin, ibu-orang lain.
Peran ibu (matemal role) menjadi seorang ibu berarti memperoleh
identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan penguraian yang lengkap
tentang diri sendiri.
Satu-dua juta ibu di amerika yang gagal memerankan peran ibu
terbukti dengan tingginya jumlah anak yang mendapat perlakukan kejam (Mercer,
1981).
Menurutnya menjadi seorang ibu tidak hanya pribadi wanita yang
menjadi ibu, tetapi ia juga melihat kesulitan-kesulitan yang dihadapi ibu dalam
melaksanakan peran ibu. Peran dan partisipasi suami sangat penting untuk
menyakinkan dan memberikan penghargaan terhadap peran baru ini.
Pencapaian peran ibu dalam kurun waktu tertentu dimana ibu menjadi
dekat dengan bayinya yang membutuhkan pendekatan yang berkompeten
termasuk peran dalam mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran. Peran
aktif ibu dan pasangannya berinteraksi satu dengan yang lain.

6
Menurut Mercer, stress yang disebabkan oleh adanya resiko kehamilan
akan mempengaruhi penilaian diri terhadap status kesehatan. Penghargaan diri,
status kesehatan dan dukungan sosial mempunyai efek langsung yang positif
terhadap penguasaan. Dan mempunyai efek negatif terhadap ketakutan dan depresi
yang mempunyai efek negatif yang langsung terhadap fungsi keluarga.
Hasil penelitian wanita dengan kehamilan resiko tinggi mengalami
fungsi keluarga yang kurang optimal daripada wanita dengan kehamilan resiko
rendah.
Ekspresi peran banyak dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu. Mercer
menguraikan 4 langkah dalam pencapaian peran ibu:
1. Anticipatory
adalah suatu masa sebelum menjadi ibu, memulai penyesuaian sosial dan
psikologi terhadap peran barunya nanti dengan mempelajari apa saja yang
dibutuhkan untuk menjadi seorang ibu.
2. Fonnal
Dimulai dengan peran sesungguhnya seorang ibu. Pada masa ini bimbingan
peran secara formal dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh sistem
sosial dari wanita.
3. Informal
Dimulai pada saat wanita telah seorang menemukan jalan yang unik dalam
melaksanakan perannya sebagai ibu lahir telah seorang menentukan caranya
sendiri dalam melaksanakan peran bainya ini.
4. Personal
Dimulai pada saat wanita telah sepenuhnya seorang melaksanakan perannya
sebagai ibu.
Bila Rubin menyatakan bahwa pencapaian peran ibu ini dimulai sejak mulai
hamil sampai 6 bulan setelah melahirkan. Mercer melihat bahwa peran aktif
seorang wanita dalam pencapaian peran ini umumnya dimulai setelah bayi
lahir yaitu pada 3 bulan sampai 7 bulan post partum.

7
Mercer menemukan 11 faktor yang mempengaruhi wanita dalam
pencapaian peran ibu yaitu:
 Factor ibu
 Umur ibu pada waktu melahirkan.
 Persepsi ibu pada waktu melahirkan anak pertama kali.
 Memisahkan ibu dan anak secepatnya.
 Stress sosial
 Dukungan sosial
 Konsep diri
 Sifat pribadi
 Sikap terhadap membesarkan anak
 Status kesehatan ibu.
 Factor bayi
 Temperamen
 Kesehatan bayi
 Factor-Faktor Lain
 Latar Belakang Etnik
 Status Perkawinan
 Status Ekonomi
Suatu hal yang sangat menarik yang dikemukakan oleh Mercer adalah
penekanannya pada pengaruh bayi (infant personality) pada waktu ibu
melaksanakan perannya sebagai ibu. .
Dengan mengambil factor sosial suppport, Mercer mengidentifikasi 4
faktor pendukung yaitu :
1. Emosional Support
Adalah perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya diri dan mengerti.
2. Informational Support
Yaitu membantu individu untuk menolong dirinya sendiri dengan
memberikan informasi yang berguna dan berhubungan dengan masalah
situasi.

8
3. Physical Support
Adalah pertolongan yang langsung seperti membantu merawat bayi dan
memberikan dukungan dana.
4. Appraisal Support
Merupakan informasi yang menjelaskan tentang peran pelaksanaan,
bagaimana ia menampilkan dalam peran. Hal ini memungkinkan individu
seorang mengevaluasi dirinya sendiri yang berhubungan dengan
penampilan orang lain.

Menurutnya factor-faktor yang mempengaruhi pencapaian peran fungsi


ibu adalah : umur, tingkat pendidikan, ras, status perkawinan, status ekonomi dan
konsep diri.
Mercer menguraikan 4 faktor dalam masa adaptasi yaitu :
o Physical Recovery Phase (Lahir-1 Bulan)
Merupakan adaptasi terhadap fungsi tubuh. Selain pemulihan sendiri juga
termasuk di dalamnya perkembangan bayi. Secara psikologis ibu khawatir
terhadap resiko menjadi seorang ibu. Masa pemulihan sangat penting
karena bila fungsi tubuh tidak kembali seperti semula akan menimbulkan
keluhan psikologis dan sosiologis yang berkepanjangan bagi ibu.
o Achievement Phase (Z- 4/5 Bulan)
o Disruption phase (6-8 bulan)
o Reorganisation Phase (8 -12 Bulan)
Bidan yang diharapkan mercer dalam teorinya membantu wanita dalam
melaksanakan tugasnya yang berhubungan dengan adaptasi peran ibu dan
mengidentifikasi factor apa yang mempengaruhi peran ibu dalam pencapaian
peran ibu dalam pencapaian peran, fungsi dan kontribusi dari stress antepartum.

2.5 TEORI REVA RUBIN


Penekanan Rubin dalam teori maupun penelitian yang dilakukannya
adalah pencapaian peran ibu. Whurut Rubin untuk mencapai peran tersebut
seorang wanita membutuhkan proses belajar melalui serangkaian aktifitas berupa
tafihan-latihan. dalam proses ini wanita diharapkan seorang mengidentifikasi

9
bagaimana seorang wanita mampu mengambil peran seorang ibu. Walaupun
proses ini mungkin dapat mengakibatkan efek yang negatif misalnya dalam
intervensi atau tindakan, namun teori ini sangat berarti bagi seorang wanita
terutama calon ibu untuk mempelajari peran yang akan dialaminya kelak sehingga
ia seorang beradaptasi dengan perubahan yang akan dihadapinya, khususnya
perubahan psikososial dalam kehamilan dan setelah melahirkan.
Rubin mengatakan sejak hamil seorang wanita sudah mempunyai
harapan sebagai berikut:
a. Kesejahteraan ibu dan bayi
b. Penerimaan masyarakat
o Penentuan identitas diri
o Mengerti tentang arti memberi dan menerima.
Perubahan yang umumnya terjadi pada wanita pada waktu hamil :
1. Cenderung lebih tergantung dan membutuhkan perhatian yang lebih untuk
dapat berperan sebagai calon ibu dan seorang memperhatikan perkembangan
janinnya.
2. Membutuhkan sosialisasi.
Tahapan psikososial (psikososial stage):
1. Anticipatory Stage
Pada tahap ini ibu-ibu. melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi
dengan anak yang lain.
2. Honeymoon Stage
Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasarnya. Pada tahap ini ibu
memerlukan bantuan anggota keluarga lain.
3. Plateu Stage
Pada tahap ini ibu akan mencoba dengan sepenuhnya apakah ia telah
seorang menjadi ibu. Tahap ini membutukan waktu beberapa minggu dan
ibu akan melanjutkan sendiri.
4. Disengagement
Tahap ini merupakan tahap penyelesaian dimana latihan peran dihentikan.
Pada tahap ini berperan sebagai orang tua belum jelas.

10
Reaksi yang umum pada kehamilan:
1. Trimester I : Ambivalen, takut; fantasi, khawatir.
2. Trimester II : Perasaan lebih enak, meningkatnya kebutuhan untuk
mempelajari tentang perkembangan dan pertumbuhan janin, menjadi
narsistik, pasif, introvert, kadang kelihatan egosentrik dan self centered.
3. Trimester III : Berperasaan aneh, sembrono / jelek, menjadi lebih
introvert, merealisasikan terhadap pengalaman masa kecil.

2.6 ARTI DAN EFEK KEHAMILAN PADA PASANGAN


1. Pasangan merasakan perubahan tubuh pasangannya pada kehamilan 8
bulan - 3 bulan setelah melahirkan.
2. Laki-laki juga mengalami perubahan fisik dan psikososial selama
pasangannya hamil.
3. Anak yang akan dilahirkan merupakan gabungan dari 3 perbedaan yang
ada yaitu :
a. Hubungan ibu dengan pasangan.
b. Hubungan ibu dengan janin yang berkembang,
c. Hubungan ibu dengan individu yang unik.
4. Ibu tidak pernah lagi menjadi sendiri.
5. Tugas yang harus dilaksanakan seorang wanita atau pasangan dalam
kehamilan :
a. Percaya bahwa ia hamil dan berhubungan dengan janin dalam satu
tubuh.
b. Persiapan terhadap pemisahan secara fisik pada kelahiran janin.
c. Penyelesaian dan identifikasi kebingungan seiring dengan peran transisi
untuk mempersiapkan fungsi keluarga.
3 Aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu :
a. Gambaran tentang idaman.
b. Gambaran tentang diri.
Adalah bagaimana wanita tersebut memandang dirinya sebagai
bagian dari pengalaman dirinya. Gambaran ini yang digunakan oleh
wanita untuk menggambarkan dirinya.

11
c. Gambaran tubuh
Berhubungan dengan perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan
dan perubahan yang spesifik yang terjadi selama kehamilan dan
setelah melahirkan.
Rubin melihat beberapa tahap I fase aktivitas penting sebelum
seseorang menjadi ibu:
 Taking On
Wanita meniru dan melakukan peran ibu, fase ini dikenal
sebagai tahap meniru
 Taking In
Pada tahap ini fantasi wanita tidak hanya meniru tetapi sudah
mulai membayangkan peran yang dilakukanhya pada tahap
sebelumnya : introjection, projection dan rejection merupakan
tahap dimana wanita menirukan model-model yang ada sesuai
dengan pendapatnya.
 Letting Go
Merupakan fase dimana wanita mengingat kembali. proses dan
aktivitas yang sudah dilakukannya.
Pengalaman baik interpersonal maupun situasional yang
berhubungan dengan masa lalu dirinya sebelum proses yang
menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan serta harapan
untuk masa yang akan datang. Pada tahap ini wanita akan
meninggalkan perannya pada masa yang lalu.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Model konseptual kebidanan adalah:
1. Gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu
2. Pada dasarnya sam a dengan pengertian konsep kerja,sistem,dan skema ,yaitu
menunjukan ide global tentang individu,kelompok,situasi dan kejadian yang
menarik untuk suatu ilmu. Model konseptual kebidanan biasanya berkembang
datri teori wawasan intuitif keilmuan yang sering kali disimpulkan dalam
kerangka acuan disiplin ilmu yang bersangkutan (Fawcett 1992) sehinga
model konseptual memberikan gambaran abstrak atau ide yang mendasari
disiplin ilmu
3. Model memberikan kerangka untuk memahami dan mengembangkan praktik
guna membimbing tindakan dalam pendidikan untuk mengidentifikasi
pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian. Konsep model ditunjukan
dalam banyak cara,yaitu mental model,fisik mental,dan simbolik (Lancaster).
Teori adalah seperangkat konsep atau pernyataan yang dapat secara jelas
menguraikan fenomena penting dalam sebuah disiplin ilmu.
Kebidanan merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu
(multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu
kedokteran, keperawatan, sosial, perilaku, budaya, kesehatan masyarakat,
menagemen untuk dapat memberikan pelayanan kebidanan pada ibu dalam masa
pra konsepsi, hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir yang meliputi pendeteksian
keadaan abnormal pada ibu dan anak, melaksanakan konseling dan mendirikan
kesehatan terhadap ibu, keluarga dan masyarakat. (50 Tahun IBI 2001).

13
DAFTAR PUSTAKA

http://sitimujirahayu.blogspot.co.id/2016/03/vbehaviorurldefaultvmlo_55.html
https://www.scribd.com/doc/45197986/makalah-konseptual-kebidanan

14

Anda mungkin juga menyukai