Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI PELAKSANAAN

PADA PASIEN DENGAN ANSIETAS

OLEH :

NI LUH PUTU DESI ULAN


P07120016095
TINGKAT III.3

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI D-III
KEPERAWATAN
TAHUN 2018

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


DENGAN CARA PADA PASIEN KEHILANGAN DAN BERDUKA

A. Kondisi Pasien
Klien Ny. D berusia 45 tahun. Klien mengatakan takut jika berada di rumah
,klien mengatakan dulu pernah di jahati oleh tetangganya,klien juga
mengatakan sulit tidur dan tidak nafsu makan dan klien tampak seperti orang
bingung

B. Diagnosa Keperawatan
Ansietas

C. Rencana Tindakan Keperawatan


Tahapan tindakan yang dapat dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut :
 Bina Hubungan Saling Percaya
 Bantu pasien mengenal ansietas
 Latih pasien cara mengatasi ansietas dengan teknik relaksasi
 Masukkan dalam jadwal kegiatan harian

D. Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien mampu:
 Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
 Klien dapat mengenal ansietas
 Latihan cara mengatasi ansietas dengan teknik relaksasi
 Masukkan dalam jadwal kegiatan harian

E. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


a. Fase Orientasi
1. Salam terapeutik:
“Selamat siang ibu. Perkenalkan nama saya Ulan, panggil
saja perawat Ulan. Saya adalah mahasiswa dari POLTEKKES
KEMENKES DENPASAR. Hari ini saya dinas sore dari pukul. 14.00 -
20.00. Saya yang akan merawat Ibu. Nama ibu siapa dan suka
dipanggil siapa? Baiklah mulai sekarang saya akan
panggil Ibu…………… saja, ya”
2. Evaluasi dan validasi:
“Bagaimana perasaan Ibu……saat ini? Saya lihat Ibu tampak cemas”
“ Apa yang menyebabkan ibu cemas?”
“ Orang siapa yang ibu maksud?”
“ Biasanya kalau ibu cemas apa yang ibu lakukan?"

3. Kontrak:
 Topik
“Baiklah bu, kalau begitu bagaimana kalau kita berbincang-
bincang tentang hal-hal yang membuat Ibu gelisah? Ok Bu?”
 Waktu
“Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan
saya? Bagaimana kalau 15 menit saja?”
 Tempat
“Ibu senangnya kita berbincang-bincang dimana? Bagaimana
kalau kita berbincang- bincang di taman?”

b. Fase Kerja
“ Baiklah Ibu, bisa Ibu jelaskan kepada saya bagaimana perasaan Ibu
saat ini?”
“Oh ,Jadi ibu merasa takut jika tetangga ibu melakukan tindakan
kejahatan kepada ibu. Jika boleh saya tahu, bagaimana cara Ibu
mengatasinya?”

“Saya mengerti bagaimana perasaan Ibu. Setiap orang akan memiliki


perasaan yang sama jika diposisi Ibu. Tapi saya sangat kagum sama Ibu.
Karena Ibu mampu menahan semua masalah ini. Ibu adalah orang yang
luar biasa. Yang perlu Ibu ketahui adalah Ibu saat ini berada pada tingkat
kecemasan yang sedang. Untuk itu, Ibu perlu melakukan terapi disaat
ibu merasakan perasaan cemas yang berat. Terapi ini akan membantu
menurunkan tingkat kecemasan Ibu.

c. Fase Terminasi
1. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berbincang-bincang?” Apa
Ibu sudah mulai memahami kondisi yang sebenarnya terjadi?
Ya...betul, dan kelihatannya Ibu terlihat sudah lebih tenang”.

2. Evaluasi Objektif
”Coba Ibu sebutkan lagi apa yang membuat Ibu menangis, lalu apa
yang Ibu rasakan dan apa yang akan Ibu lakukan untuk meredakan
rasa cemas ibu”. Coba ibu jelaskan lagi, hal-hal yang ibu dapatkan
dari perbincangan tadi”. “Wah...bagus, Ibu masih ingat semua...”

3. Rencana tindak lanjut


“Bagaimana sebaiknya lakukan secara rutin, sehingga bila
sewaktu-waktu rasa sedih itu muncul Ibu sudah terbiasa melakukan
nya dan di tulis dalam jadwal kegiatan harian Ibu”

4. Kontrak
 Topik
“ Nah, Ibu. Kita sudah berbincang-bincang banyak hal tadi. Untuk
pertemuan selanjutnya saya memiliki cara yang bisa digunakan
untuk mengatasi sedihnya Ibu. Carnya yaitu dengan teknik
melatih nafas dalam.
 Tempat
“Untuk pertemuan selanjutnya dimana kita mau berbincang-
bincang bu? Bagaimana kalau kita berbincang-bincangnya di
tempat ini?
 Waktu
“Bagaimana kalau kita latihan cara yang ke-2 ini
besok, Bagaimana kalau 15 menit lagi saja?

Anda mungkin juga menyukai