Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA BAPAK “RR”

KHUSUSNYA IBU “ST”DENGAN DIABETES MELITUS

DI BANJAR KERTASARI DESA PEGUYANGAN DENPASAR UTARA

TANGGAL 26 NOVEMBER – 30 NOVEMBER 2010

A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilaksanakan tanggal 26 November 2010 pukul 14.00 WITA di rumah
keluarga Bapak “RR” di jalan ayani no.122 Br Kertasari Desa Peguyangan Denpasar
utara. Sumber data dari keluarga dan lingkungan tempat tinggal Bapak “RR”, data yang
dikumpulkan berasal dari keterangan Bapak RR” dan keluarganya. Metode yang
digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik
dan dokumentasi.

I. Data Umum
a. Identitas kepala keluarga:
1. Nama kepala keluarga : Bapak “RR”
2. Umur : 61 tahun
3. Pekerjaan : Wiraswasta
4. Pendidikan : SMA
5. Alamat : JL Ayani no122 Br. Kertasari Peguyangan Denpasar

utara

b. Komposisi anggota keluarga:

No Nama Umur Sex Hub dgn Pendidikan Ket/ Status


KK
1. ST 50 tahun Perempuan Istri SMA Sakit
2. AG 32 tahun Laki-laki Anak S1 Sehat
3. PT 28 tahun Perempuan Menantu S1 Sehat
4. BY 6 tahun Laki-laki Cucu SD Sehat

c. Genogram:

65 tahun 60 tahun
NJ R
S

Keterangan:

: Meninggal : Klien teridentifikasi

: Perempuan

: Punya riwayat DM tapi sudah meninggal

: Laki-laki

: Tinggal satu rumah


: Menikah

d. Tipe keluarga:
Keluarga Bapak “RR” merupakan tipe keluarga besar (extended family) yang terdiri
dari ayah, ibu, anak, menantu dan cucu.
e. Suku bangsa
Keluarga Bapak “RR” merupakan penduduk asli Br.Kertasari dan Ibu “ST” juga
berasal dari Br.Kertasari. Keluarga Bapak “RR” berlatar kebudayaan Bali dan
tinggal di lingkungan yang bersifat homogen yang sebagian besar penduduknya
adalah orang Bali. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Bali.
f. Agama:
Keluarga Bapak “RR” beragama Hindu dan aktif dalam mengikuti kegiatan
keagamaan di desanya. Keluarga setiap hari menghaturkan sesajen di Merajan
rumahnya dan melakukan persembahyangan ke pura pada hari-hari tertentu.
g. Status sosial ekonomi keluarga:
Penghasilan keluarga berasal dari pekerjaan Bapak “RR” sebagai pegawai swasta
dan Ibu “ST” sebagai Ibu rumah tangga. Menurut keluarga penghasilan yang
diperoleh telah mencukupi kebutuhan keluarga, sehingga keluarga bisa membangun
rumah dan sebagian ditabung. Keluarga Bapak “RR” memiliki sepeda motor,
televisi, dan asuransi kesehatan(askes).
h. Aktivitas rekreasi keluarga:

Bapak “RR” dan istrinya biasanya menghabiskan waktu luang dengan menonton
TV dan mengobrol dengan keluarga. Rekreasi keluar rumah jarang dilakukan.
Biasanya Bapak “RR” mengajak anak dan cucunya berekreasi ke pantai dan kalau
hari raya keluarga biasanya berkunjung ke rumah sanak saudara.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga Bapak “RR” termasuk dalam perkembangan tahap VIII yaitu


keluarga dalam masa pensiun dan lansia.
a. Mempertahankan pola komunikasi, keluarga Bapak “RR” mempunyai anak sudah
dewasa dan mempunyai cucu, keluarga terbuka terhadap anak-anaknya. Ibu “ST”
tampak terbuka dengan anak dan suaminya. Bila ada permasalahan yang
menyangkut Ibu “ST” selalu dibicarakan dengan anak, menantu atau saudaranya.
b. Sejauh ini Keluarga Bapak “RR” sudah menjalankan tugas dengan tahap
perkembangan keluarga sudah dapat memenuhi tugas perkembangannya sesuai
dengan tahapnya. Dimana keluarga berusaha mempertahankan pengaturan hidup
yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun,
mempertahankan hubungan perkawinan, mempertahankan ikatan keluarga antar
generasi dan meneruskan untuk memahami eksistensi mereka.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Pada keluarga Bapak “RR” tidak ada tahap perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi.
3. Riwayat keluarga inti
Bapak “RR” menikah pada tahun 1958 dan ini merupakan perkawinan yang
pertama. Dari perkawinan ini Bapak “RR” dan istri dikaruniai 3 orang anak. Bapak
“RR” merasa bahagia dan bersyukur karena dapat menyekolahkan putra-putrinya
sampai ke perguruan tinggi.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Riwayat orang tua pihak Bapak “RR” dan ibu “ST” tidak mempunyai kebiasaan
kawin cerai, tidak pemabuk dan tidak penjudi. Orang tua Bapak “RR” (Bapak
“AA”) meninggal karena sakit paru-paru. Sedangkan kedua orang tua ibu “ST”
meninggal karena sakit jantung dan meninggal karena sakit DM.

III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati keluarga Bapak “RR” merupakan milik sendiri yang sudah
diwariskan dari orang tua. Saat kunjungan ditemukan rumah cukup luas, terdiri dari
4 bangunan dan semua tertata rapi. Peralatan rumah tangga tampak diatur dan
berada pada tempat yang sesuai. Ventilasi dan jendela cukup, dan menggunakan
penerangan listrik. Keluarga menggunakan air sumur (tower) untuk keperluan
mencuci, mandi, minum dan memaska. Didalam rumah terdapat jamban / WC.
Keluarga mengatakan membersihkan lingkungan rumah tiap hari dengan menyapu
lantai dan halaman rumah. Untuk pengolahan sampah keluarga biasanya
mengumpulkannya di belakang rumah. Keluarga mengatakan sudah cukup puas
dengan keadaan rumahnya sekarang.
Denah rumah keluarga Bapak “RR”

U 2 14 6 7 10
3 5 8

9
1J
Jalan Tukad

17 11

13
16
S 4 14
15

Keterangan:
1. Pintu utama/masuk
2. Pelinggih
3. Kamar mandi/toilet
4. Teras
5. Kamar tamu
6. Kamar tidur
7. Kamar tidur
8. Kamar tidur
9. Pelinggih surya
10. Merajan
11. Kamar tidur
12. Dapur
13. Kamar tidur
14. Teras
15. Garase
16. Bali delod
17. Garase
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Keluarga Bapak “RR” tinggal dilingkungan tempat tinggal keluarga termasuk
lingkungan yang homogen, kompleks lingkungan tempat tinggal merupakan warga
keturunan Bali. Fasilitas pelayanan kesehatan yang terdapat di dekat rumah klien
adalah puskesmas, bidan praktek, dan dokter praktek swasta. Jarak rumah dari
fasilitas pelayanan kesehatan dapat dijangkau dengan sepeda motor dan kendaraan
umum.
3. Mobilitas geografis keluarga
Orang tua Bapak “RR” berasal dari Denppasar telah menetap di Desa Peguyangan
Denpasar utara. Bapak “RR” dan istrinya dilahirkan di Desa Peguyangan. Setelah
menikah tinggal di rumah yang sekarang ditempatinya yang merupakan warisan
dari orang tua.
4. Perkumpulan keluarga & interaksi dengan masyarakat
Ibu “ST” sangat aktif mengikuti perkumpulan. Setiap sebulan sekali, ibu “ST”
mengikuti arisan. Bapak “RR” mengikuti perkumpulan antar masyarakat di banjar
tempat tinggal Bapak “RR”.

5. Sistem pendukung keluarga


Keluarga aktif dalam kegiatan di masyarakat, dan saling membantu dengan
tetangganya jika ada kegiatan / upacara adat.

IV. Struktur Keluarga


1. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi dalam keluarga Bapak “RR” tampak harmonis, terdapat keterbukaan
antara suami-istri dan keluarga dalam mengungkapkan dan menyelesaikan
masalah/perasaan. Interaksi antara anggota keluarga baik. Bahasa yang digunakan
adalah bahasa Bali.
2. Struktur kekuatan keluarga
Keputusan diambil dengan musyawarah/diskusi diantara anggota keluarga. Kepala
keluarga dihormati sebagai orang yang tertua dan terkadang memberikan nasehat
kepada anggota keluarga yang lain.
3. Struktur peran
a. Peran formal : RR berperan sebagai suami, kepada keluarga dan ayah dari
anaknya dan kakek bagi cucu-cucunya, ST mempunyai peran sebagai istri-ibu
dan nenek. AG berperan sebagai suami dan ayah buat anak-anaknya, PT
berperan sebagai istri, ibu dan menantu, BY berperan sebagai anak dan cucu.
b. Peran informal : selain sebagai pencari nafkah dan bertanggung jawab kepada
keluarga, Bapak RR juga berperan sebagai pengasuh pelindung anak dan
cucunya dan sebagai anggota dari kelompok sosial / anggota masyarakat dari
lingkungan.
4. Nilai dan norma keluarga
Keluarga mempunyai kebisaan sembahyang bersama di merajan saat hari-hari
tertentu seperti rainan, karena keluarga Bapak “RR” adalah keluarga dengan etnis
Bali yang sangat dipengaruhi oleh nilai kebudayaan dan adat-istiadat yang dimiliki.
Terkait dnegan hal kesehatan, keluarga menganggap kesehatan adalah hal yang
terpenting dan bila ada anggota keluarga yang sakit biasanya dibawa ke pelayanan
kesehatan. Pandangan keluarga terhadap penyakit yang diderita oleh Ibu “ST” yaitu
keluarga menilai masalah yang dialami Ibu “ST” murni karena masalah medis.
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Keluarga merasa setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan masing-masing yang
harus mereka hormati. Bila ada salah satu anggota keluarga yang membutuhkan
sesuatu, maka anggota keluarga yang lain pun akan berusaha untuk memenuhinya,
sehingga hubungan antar anggtoa keluarga bisa saling empati, perhatian dan
menunjukkan kasih sayang.
2. Fungsi sosialisasi
Praktek pengaruh dan membesarkan anak dijakankan oleh kedua orang tua dnegan
saling mendukung. Keluarga mengajarkan anaknya untuk berperilaku disiplin dan
bertanggung jawab sesuai nilai yang dianuat oleh keluarga. Keluarga juga
memberikan kasih sayang dan perhatian penuh bagi pertumbuhan dan
perkembangan anaknya.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Status kesehatan keluarga
Keluarga sudah mengenal bahwa salah satu anggota keluarganya Ibu “ST”
mempunyai penyakti diabetes mellitus (DM). Keluarga sudah mengenal tentang
penyakit yag dialami oleh Ibu “ST” dan penyebab dari munculnya penyakit
tersebut. Keluarga mengatakan bahwa Ibu “ST” mengalami DM (baru
diketahui) bulan Januari tahun 2006 lalu. Keluarga bisa mengetahui Ibu “ST”
sakit karena Ibu “ST” sering mengeluh, lemas, sering kencing, selalu haus dan
banyak makan namun BB menurun. Kemudian Bapak RR dengan ditemani
anaknya memeriksakan keadaannya ke RSUP Sanglah denpasar. Hasil cek
kadar gula terakhir (bulan Januari 2006) adalah 530 mg/dl. Sampai sekarang Ibu
“ST” tidak pernah kontrol kadar gulanya lagi. Ibu “ST” mengatakan akan
kontrol kembali kadar gulanya karena akhir ini ia selalu merasakan lemas dan
pusing.
b. Praktek Diit Keluarga
Setelah mengetahui penyakit diabetes mellitus yang dialami oleh Ibu “ST” dan
sudah mengetahui program diit yang dianjurkan oleh Dokter. Bapak “RR” dan
istri mengatur pola dan jenis makanan yang baik di konsumsi oleh Ibu “ST”.
Keluarga mengatakan sudah membatasi konsumsi gula untuk Ibu “ST”. Ibu
“ST” juga taat terhadap diit karena termotivasi untuk mempertahankan kondisi
yang baik dan Ibu “ST” juga menyadari tentang usianya juga yang sudah
termasuk lansia. Keluarga juga mengingatkan Ibu “ST” untuk taat diit dan
mengkonsumsi obat dan berolahraga secara teratur. Saat ini Ibu “ST” juga
mengkonsumsi minuman dari dedaunan yang direbus untuk menurunkan kadar
gulanya.
c. Pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan
Keluarga mengatakan bila ada anggota keluarga yang sakit, keluarga bisa
berobat ke pustu peguyangan kaja/bidan praktek, dokter praktek dan atau rumah
sakit.
VI. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek dan panjang serta kekuatan keluarga
a. Stressor jangka panjang
o Jumlah anggota keluarga yang cukup banyak yang termasuk keluarga
besar dapat menjadi beban bagi keluarga.
b. Stressor jangka pendek
o Adanya anggota keluarga yang menderita DM (diabetes mellitus)
o Adanya kekhwatiran anggota keluarga terhadap anggota keluarga yang
sakit
2. Respon terhadap stressor
Saat ada masalah gangguan kesehatan pada anggota keluarga. Keluarga Bapak
“RR” selalu datang atau memeriksakannya ke tempat pelayanan kesehatan seperti
puskesmas, bidan praktek, dokter praktek yang ada di sekitar / dekat rumahnya.
3. Strategi koping yang digunakan
Jika tidak menemukan jalan keluar, biasanya keluarga berkomunikasi dengan
tetangga dan saudara-saudaranya untuk mengurangi beban yang dideritanya.
Biasanya keluarga merasa nyaman setelah berkomunikasi dan curhat dengan
tetangga.

4. Strategi adaptasi yang disfungsional


Dari hasil pengkajian, tidak didapatkan adanya cara-cara keluarga dalam mengatasi
masalah secara maladptif.

VII. Pemeriksaan Fisik


Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan tanggal 26 November 2010:

ASPEK Bpk. RR Ibu ST AG PT BY


Keadaan umum :
 Postur tubuh Tegak Tegak Tegak Tegak Tegak
 Bangun tubuh Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
 Kebersihan
 Berat badan Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup

Tanda vital : 60 kg 55 kg 75 kg 55 kg 35 kg

 Suhu
 Nadi 36 0C 36,2 0C 36,30C 360C 36,80C
 Respirasi
80x/ mnt 80x/ mnt 88x/ mnt 78x/mnt 80x/mnt
 Tekanan darah
20x/ mnt 20x/ mnt 24x/ mnt 20x/mnt 26 x/mnt
130/90 110/60 140/90 110/70 100/70
Kepala :
mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg

Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk


bulat, bulat, bulat, bulat, bulat,
kebersihan kebersihan kebersihan kebersihan kebersihan
rambut dan rambut dan rambut rambut rambut
kulit kepala kulit kepala dan kulit dan kulit dan kulit
cukup, lesi cukup, lesi kepala kepala kepala
(-), nyeri (-), nyeri cukup, cukup, cukup,
tekan (-) tekan (-) lesi (-), lesi(-), lesi(-),
nyeri Nyeri Nyeri
Mata :
tekan (-) tekan (-) tekan (-)

Konjungtiva Konjungtiv Konjungti Konjungti Konjungti


merah a merah va merah va merah va merah
muda, muda, muda, muda, muda,
pergerakan pergerakan pergeraka pergeraka pergeraka
bola mata bola mata n bola n bola n bola
baik, reflek baik, reflek mata baik, mata baik, mata baik,
+/+, +/+, reflek +/+, reflek +/+, reflek +/+,
pengelihata pengelihata pengelihat penglihata penglihata
Hidung :
n baik n baik an n baik n baik
 Bentuk
baik
 Secret
Telinga :
Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
 Bentuk
 Serumen - - - - -
 Pendengaran
Mulut : Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Kebersihan - - - - -
Mukosa bibir
Baik Baik Baik Baik Baik
Leher :
 Bentuk
Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
 Pembesaran
lembab lembab lembab Lembab Lembab
kelenjar tyroid
 Bendungan vena
jugular Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Thorax : - - - - -
 Bentuk
 Suara - - - - -
 Ronchi
 Wheezing
Abdomen :
 Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
 Distensi Vesikuler Vesikuler Vesikuler Vesikuler Vesikuler
 Nyeri tekan
- - - - -
Kulit :
- - - - -
Warna
Turgor
Simetris Simetris Simetris Simetris
Ekstremitas atas dan - - - - Simetris
bawah : - - - - -
 Bentuk -
 Pergerakan
 Oedema Sawo Sawo Sawo Sawo Sawo

Genetalia matang matang matang matang matang


Elastis Elastis Elastis Elastis Elastis

Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris


Baik Baik Baik Baik Baik
- - - - -
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
diperiksa diperiksa diperiksa diperiksa diperiksa

VIII. Harapan Keluarga

Keluarga berharap petugas dapat membantu mengurangi masalah kesehatan yang


terjadi pada Ibu “ST” dan berharap tidak terjadi hal-hal yang merugikan kesehatan pada
Ibu “ST”.

ANALISA DATA

No Data Keperawatan Diagnosis Keperawatan


1 DS : Kurang pengetahuan keluarga tentang
 Keluarga mengatakan Ibu ST sering pola diit DM berhubungan dengan
melanggar aturan diit yang ketidakmampuan keluarga merawat
dianjurkan dokter. anggota keluarga yang menderita
 Keluarga mengatakan Ibu ST penyakit diabetes melitus.
kontrol ke dokter bila ada keluhan.
DO :
 Keluarga bertanya tentang penyakit,
perawatan dan diit DM.
2 DS : Gangguan citra tubuh berhubungan
 Keluarga mengatakan bahwa ibu ST dengan ketidakmampuan keluarga
mengaku malu dengan penyakit mengenal penyakit diabetes melitus.
yang diderita saat ini.
DO :
 Ibu ST melarang anaknya untuk
memberitahukan tentang
penyakitnya kepada petugas.

PENAPISAN MASALAH
1. Diagnosa I: Kurang pengetahuan keluarga tentang pola diit Diabetes Melitus pada
keluarga Bpk. RR khususnya Ibu ST

No KRITERIA NILAI SKOR PEMBENARAN


1 Sifat masalah: 3/3 x 1 1 Masalah perlu penanganan
Aktual selanjutnya dan apabila tidak
ditangani akan berdampak
terhadap kesehatan keluarga.
2 Kemungkinan 1/2 x 2 1 Masalah cukup dapat diatasi
masalah dapat karena keluarga cukup
diubah: Sebagian bersemangat untuk me rawatnya.
3 Potensi masalah 2/3 x 1 2/3 Melihat adanya tanggung jawab
untuk dicegah: keluarga dalam merawat yang
Cukup. sakit.
4 Menonjolnya 2/2 x 1 1 Keluarga menyadari adanya
masalah: masalah dengan merawat anggota
Masalah dirasakan keluaga yang sakit merasa perlu
dan perlu untuk ditangani.
penanganan se
gera.

Jumlah 1 2/3

2. Diagnosa II: Gangguan citra tubuh pada keluarga Bpk. RR khususnya Ibu ST

No KRITERIA NILAI SKOR PEMBENARAN


1 Sifat masalah: 3/3 x 1 1 Masalah sudah ada dan perlu
Aktual penanganan selanjutnya.
2 Kemungkinan 1/2 x 2 1 Keluarga mengatakan Ibu ST
masalah dapat merasa malu bila orang lain tahu
diubah: Sebagian tentang penyakitnya saat ini.
3 Potensi masalah 1/3 x 1 1/3 Melihat Ibu ST yang masih ragu
untuk dicegah: untuk menceritakan penyakitnya.
Rendah
4 Menonjolnya 0x1 0 Keluarga tidak menyadari adanya
masalah: masalah yang ada karena dianggap
Masalah tidak sudah biasa terjadi pada setiap
dirasa kan. orang yang mengalaminya.

Jumlah 2 1/3

PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN


1. Kurang pengetahuan keluarga tentang pola diit Diabetes Melitus berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita penyakit Diabetes
Melitus.
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
penyakit Diabetes Melitus.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA

BAPAK “RR”

KHUSUSNYA IBU “ST”DENGAN DIABETES MELITUS

DI BANJAR BIAUNG KELOD DESA BIAUNG KEC. PENEBEL

TABANAN

TANGGAL 26 NOVEMBER – 30 NOVEMBER 2010


OLEH:
I MADE AGUS SATRIAWAN
P07120008082
III-NON REGULER

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2010

Anda mungkin juga menyukai