Anda di halaman 1dari 3

a Terjadi Kecelakaan Pada Wisatawan

Pengusaha pariwisata berkewajiban untuk memberikan kenyamanan, perlindungan kemananan,


dan keselamatan wisatawan serta memberikan perlindungan asuransi pada usaha pariwisata
dengan kegiatan yang berisiko tinggi.
CR22
Dibaca: 11937 Tanggapan: 0

Foto ilustrsi: anekawisata.com


BERITA TERKAIT

 Sebaiknya Siapkan KTP Bila Ingin Nginap di Hotel, Ini Alasannya


 Yuk, Simak Rencana Advokat Muda Mengisi Libur Panjang
 Ini Tanggapan Industri Pariwisata Soal Perubahan PP Imigrasi
 Liburan Pakai Jasa Travel Agent? Perhatikan Hal Ini

Liburan panjang merupakan saat yang tepat untuk menghabiskan waktu di tempat
wisata. Setelah aktifitas kerja yang melelahkan, sebagian orang memilih untuk
mengunjungi objek wisata untuk sekedar bercengkrama bersama keluarga di sela-sela
pemandangan alam yang memanjakan mata.

Namun seringkali tujuan berlibur di tempat wisata berakhir kurang menyenangkan


dikarenakan adanya insiden yang dialami pengunjung. Hal ini bisa dikarenakan oleh
fasilitas keselamatan tempat wisata yang kurang memadai maupun adanya pengunjung
yang tidak mengindahkan peringatan keamanan yang telah disiapkan oleh pengelola.

Pada dasarnya wisatawan berhak atas perlindungan hukum dan keamanan serta
perlindungan asuransi untuk kegiatan pariwisata yabg beresiko tinggi. Hal ini
sebagaimana ulasan dalam rubrik Klinik Hukumonline. (Baca Juga: Audit
Keselamatan Tempat Wisata Harus Dilakukan)
Adapun lokasi obyek wisata dalam Pasal 1 angka 6 UU Kepariwisataan dikenal dengan
istilah Destinasi Pariwisata, “Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut
Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih
wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum,
fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi
terwujudnya kepariwisataan.”

Sehingga dengan demikian, keamanan suatu destinasi kepariwisataan dari kecelakaan,


berkaitan erat dengan hak dan kewajiban dari pihak-pihak yang ada di dalamnya untuk
menjaga kondisi agar tetap aman dan nyaman. Hak wisatawan salah satunya adalah
memperoleh perlindungan hukum dan kemananan serta perlindungan asuransi untuk
kegiatan pariwisata yang berisiko tinggi (Pasal 20 huruf c dan f UU Kepariwisataan).

Di sisi lain, pengusaha pariwisata berkewajiban untuk memberikan kenyamanan,


perlindungan kemananan, dan keselamatan wisatawan serta memberikan perlindungan
asuransi pada usaha pariwisata dengan kegiatan yang beresiko tinggi. (Baca
Juga: Tarif Bukan Penghalang Akses Pantai Ancol)

Adapun yang dimaksud dengan "usahapariwisata dengan kegiatan yang berisiko tinggi"
menurut penjelasanPasal 26 huruf e UU Kepariwisataanitu meliputi, antara lain wisata
selam, arung jeram, panjat tebing, permainan jet coaster, dan mengunjungi objek
wisata tertentu, seperti melihat satwa liar di alam bebas.

Pada umumnya, destinasi pariwisata itu menggunakan jasa pihak ketiga (perusahaan
asuransi) untuk menanggung risiko atas pengunjung apabila terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan. Setiap pengusaha pariwisata yang tidak memenuhi ketentuan dalam Pasal
26 tersebut dapat dikenai sanksi administratif, antara lain berupa teguran
tertulis;pembatasan kegiatan usaha; dan pembekuan sementara kegiatan usaha (Pasal
63 UU Kepariwisataan).

Langkah Hukum

Jika memang kecelakaan wisatawan disebabkan oleh kelalaian pengelola tempat


wisata dalam membangun tempat wisata yang aman dan kondusif bagi wisatawan,
maka pengelola tempat wisata dapat digugat atas dasar Perbuatan Melawan Hukum
(onrechtmatige daad) yang dalam konteks perdata diatur dalam Pasal 1365 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata. Hal ini menyangkut kewajiban hukum dari pengelola
tempat wisata untuk menyelenggarakan pariwisata yang aman bagi wisatawan.

Pada praktiknya, bisa juga penyelenggara wisata digugat atas dasar wanprestasi,
bergantung apa yang telah disepakati antara wisatawan dengan penyelenggara
pariwisata. Seperti dalam Putusan Mahkamah Agung No.397 K/Pdt/2014, Penggugat
menggugat atas dasar wanprestasi mengingat bahwa semua customer yang mengikuti
aktivitas jenis wisata air pada perusahaan penyelenggara jasa marine sports dilindungi
oleh asuransi, hal ini juga terlihat jelas pada brosur yang telah dikeluarkan atas nama:
Adi Dive & Marine Sport dengan insurance US$ 100.000 atau 1 miliar dan Tergugat
telah berjanji di hadapan Penggugat untuk mengurus asuransi kematian tersebut.

Pasal 1 UU No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan


“Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah
kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di
dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas,
serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.”

Pasal 20 UU Kepariwisataan huruf C dan F


Setiap wisatawan berhak memperoleh: C. Perlindungan hukum dan keamanan; F.
Perlindungan asuransi untuk kegiatan pariwisata yang beresiko tinggi
Pasal 26 UU Kepariwisataan huruf E
Setiap pengusaha pariwisata berkewajiban: E. Memberikan perlindungan asuransi pada
usaha pariwisata dengan kegiatan yang beresiko tinggi
Pasal 1365 KUH Per
“Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian
tersebut.”

Anda mungkin juga menyukai