Anda di halaman 1dari 4

HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM

Pendidikan, termasuk pendidikan Islam, merupakan kebutuhan esensial bagi


manusia. Bahkan karena pentingnya, maka Allah swt menempatkan perintah membaca
sebagai instruksi pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw.[1] Dari ayat pertama
dimaksud dapat dipahami bahwa Islam adalah agama yang sangat peduli terhadap
pendidikan. Hal ini sebagai bukti betapa pentingnya posisi ilmu pengetahuan bagi
kemaslahatan manusia.

Kebutuhan akan pendidikan terus berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Ini
adalah konsekuensi logis bagi manusia sebagai makhluk yang berakal, yang memiliki
kepentingan dan kebutuhan sesuai dengan zamannya. Dengan demikian aktivitas pendidikan
telah ada sejak manusia ada. Ini terbukti bahwa transformasi budaya telah berlangsung mulai
dari manusia pertama, dan selanjutnya berkembang sampai generasi berikutnya.[2]
Demikian halnya dengan pendidikan Islam juga mengalami perkembangan, dimulai
dari fase Rasulullah saw, zaman Khulaf±’ al-R±syid³n, Daulah Umayah, zaman keemasan
pendidikan Islam dialami pada priode Daulah Abbasiyah, kemudian statis dan bahkan
menurun dan bahkan mengalami kemerosotan sejak Daulah Usmaniyah. Tapi setelah itu
bangkit kembali mengalami kemajuan setelah abad kedua sampai sekarang.[3]
Pendidikan dapat memberikan pengaruh langsung kepada manusia. Peradaban yang
berkembang dalam satu komunitas sosial sangat ditentuikan oleh berkualitas tidaknya
pendidikan masyarakat tersebut. Logisnya bila suatu masyarakat memiliki tingkat pendidikan
yang tinggi; maka dapat dipastikan masyatakat tersebut memiliki peradaban yang tinggi,
demikian pula sebaliknya. Di sini posisi penting pendidikan Islam membentuk watak dan
prilaku manusia yang bermartabat.
Dari uraian di atas, maka dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut apa
sebenarnya hakekat dan tujuan pendidikan Islam. Selanjutnya makalah ini dimaksudkan
sebagai bahan bacaan dan kajian lebih lanjut dalam mengkaji pendidikan Islam.

II. HAKEKAT PENDIDIKAN

Sebelum lebih jauh membahas persoalan hakekat pendidikan, maka dipandang perlu
mengemukakan pengertian pendidikan. Oleh beberapa pakar pendidikan telah memberikan
pengertian pendidikan: Hasan Langgulung misalnya mengatakan, pendidikan dalam
pengertian luas, suatu proses mengubah dan mentransfer nilai-nilai kebudayaan kepada setiap
individu dalam masyarakat.[4] Sementara Soegondo mengatakan, pendidikan adalah upaya
sadar dan sengaja dari orang dewasa dengan menggunakan sejumlah cara dan metode
menanamkan kesadaran untuk bersikap obyektif dan penuh tanggung jawab atas
aktivitasnya.[5]
Sekalipun redaksional berbeda, namun subtansi dari tataran tantang pendidikan
mempunyai titik temu. Korelasi dari pendapat tersebut adalah bahwa dalam interaksi
pendidikan, terdapat aktivitas transfer ilmu dari satu orang kepada orang lain dengan
menggunakan cara yang utuh dan terencana. Sebab bila suatu interaksi pendidikan dilakukan
tanpa perencanaan yang maksimal, maka dapat dipastikan bahwa tidak dapat mencapai hasil
maksimal. Sehingga dalam dunia pendidikan dikenal adanya perenecanaan yang matang dan
sistimatis.
Dalam konferensi dunia tentang pendidikan Islam pertama di Mekah tahun 1977
telah merekomendasikan pendidikan Islam secara makro adalah suatu upaya menyatukan
konsep tarbiyah, ta’l³m, dan ta’b³d. Sekalipun penggunaan-penggunaan ketiga istilah tersebut
masih terdapat silang pendapat. Namun penggunaan istilah ta’b³d dalam dunia pendidikan
Islam dianggap paling tepat. Ta’b³d adalah istilah yang sangat tepat dalam dunia pendidikan,
sebab pada dasarnya pendidikan Islam bukan hanya transformasi ilmu pengetahuan dan
budaya, tapi lebih dari itu esensi dari pendidikan Islam adalah penanaman nilai-nilai adab dan
moral, serta perilaku yang sportif dan bertanggung jawab pada individu Muslim yang pada
akhirnya bermuara pada peradaban Islam.
Pada prinsipnya Islam mengakui pada diri manusia terdapat potensi untuk berbuat
baik sekaligus berbuat jahat. Sehingga Islam berusaha mengarahkan potensi tersebut dalam
koridor agama,[6] usaha ke arah tersebut bukan hanya perpindahan sejumlah teori ilmu
pengetahuan, tapi lebih dari itu juga adalah penanaman nilai-nilai moral. Sejalan dengan itu,
hakekat pendidikan pada dasarnya adalah mewariskan nilai-nilai Islami yang menjadi
penuntun dalam melakoni aktivitasnya yang sekaligus sarana untuk membentuk peradaban
manusia.[7]
Sebab pendidikanlah yang dapat merobah peradaban manusia, tanpa usaha
pendidikan. Diyakini bahwa manusia dekade sekarang tidak akan merancang masa depan
dengan baik. Secara ekstrim dapat dikatakan bahwa maju mundurnya suatu masyarakat
manusia, sangat ditentukan pada berkualitas tidaknya pendidikannya. Pendidikan Islam yang
memiliki corak spesifik, maka pendidikan Islam pada hakekatnya berorientasi pada nilai-nilai
saences ilahiyah. Sehingga muatannya adalah menggiring anak didik untuk lebih mengenal
Tuhannya.
Manusia sebagai khalifah, memang dituntut tanggung jawab moral untuk memiliki
integritas pribadi sebagai ciri mukmin yang berpendidikan. Dengan integritas pribadi yang
tinggi, manusia terdidik merasa terpanggil untuk berbuat lebih maksimal untuk memperbaiki
taraf hidupnya serta masyarakat di sekitarnya. Hal ini sangat beralasan, karena orientasi
pendidikan Islam adalah mengantarkan anak didik ke arah kehidupan yang lebih baik.[8]
Dengan demikian, maka pendidikan dapat dipahami bahwa hakikat pendidikan Islam
adalah penanaman nilai-niali spritual. Sebab dengan pendidikan Islam, diharapkan lahir
manusia muslim yang berpengetahuan yang antara satu dengan lainnya saling membantu.
Dengan pendidikan Islam yang optimal dapat ditemukan keseimbangan dalam pribadi
muslim, sehingga antara satu dengan lainnya dapat mengetahui peran masing-masing.[9]
Sejalan dengan itu, M.Arifin mengatakan bahwa hakikat pendidikan pada dasarnya
adalah usaha transformasi ilmu pengetahuan dan pembinaan orang dewasa beranak didik
secara sadar dan terencana, untuk mengarahkan anak didik dan mengembangkan kepribadian
serta kemampuan dasar anak dalam lembaga pendidikan, baik pendidikan formal maupun
non-formal.[10]
Pendidikan Islam pada dasarnya adalah upaya manusia yang terstruktur dan
terencana, sehingga dapat membentuk pribadi muslim yang berkualitas. Sejalan dengan itu
pendidikan Islam tidak hanya berorientasi pada aspek pengetahuan saja, tapi lebih dari itu
aspek moral dan religi juga menjadi prioritas utama hal ini sejalan dengan QS al-Muj±dalah
(50): 11
‫… يرفع هللا الذين آمنوا منكم والذين أوتوا لعلم درجت و هللا بما يعملون خبير‬
… Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang
yang berilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Strata sosial seseorang sangat ditentukan oleh integritas ilmu dan moral seseorang. Dengan
ilmu dan iman, seseorang dapat kehormatan di dunia dan di akhirat.

III. TUJUAN PENDIDIKAN

Tujuan pada dasarnya adalah harapan atau hasil dari suatu usaha. Demikian pula dengan
pendidikan Islam, yang diharapkan setelah aktivitas belajar. Tujuan maksimal dapat diraih
bila didahului oleh usaha maksimal pula.
Tujuan pendidikan Islam pada dasarnya sejalan dengan tujuan hidup pribadi muslim
itu sendiri. Sementara tujuan yang paling asasi bagi seorang muslim dapat dilihat pada QS al-
Anbiy±’ : 5 dan QS al-ª±riy±t : 58. Dari kedua ayat tersebut terlihat jelas tujuan hidup
seorang muslim adalah untuk mengabdi kepada Allah swt sehingga seluruh aktivitasnya
bermuara pada pencapaian ridha dan magfirah Allah swt.
Hasan Langgulung mengidentikan antara tujuan pendidikan Islam dengan tujuan
hidup, sebab pada dasarnya pendidikan sendiri adalah menjaga kehidupan manusia. Dalam
konteks Islam dengan tegas dikatakan bahwa apabila aktivitas manusia harus berhubungan
dengan Allah swt. Lebih lanjut dikatakan bahwa tujuan pendidikan Islam juga harus melihat
sifat-sifat dasar manusia menurut pandangan Islam, sebab pendidikan Islam akan
memberikan dampak langsung kepada manusia.[11] Dilihat dari teoritis tujuan pendidikan
ditempuh secara hirarkis, misalnya tujuan intermidier (sementara atau antara) menjadi
sasaran kemampuan antara yang mutlak dicapai pada jenjang pendidikan tertentu, tujuan
selanjutnya adalah insidental sesuatu yang tidak direncanakan, tetapi dapat dijadikan sasaran
dari proses pendidikan pada jenjang tertentu pula. Tujuan pendidikan secara teoritis bertujuan
untuk memudahkan proses kependidikan melalui tahapan yang terstruktur ke arah tujuan
umum atau tujuan akhir.[12]
Dalam sistim operasionalisasi kelembagaan pendidikan, tujuan pendidikan secara
berjenjang dalam struktur instruksional. Sehingga tergambar klassifikasi yang makin
meningkat. Tujuan pendidikan bila dilihat dari sistem instruksional dapat dilihat sebagai
berikut:
a. Tujuan inrtruksional khusus diarahkan pada setiap bidang studi yang mutlak dikuasai dan
diamalkan oleh peserta didik;
b. Tujuan instruksional umum, diarahkan pada pengetahuan sekaligus pengamalan suatu bidang
studi secara umum;
c. Tujuan kurikuler yang akan dicapai melalui Garis-garis Besar Program Pengajaran di setiap
jenjang pendidikan;
d. Tujuan institusional, yujuan yang hendak dicapai menurut program pendidikan di tiap sekolah
atau lembaga pendidikan tertentu secara bulat;
e. Tujuan umum atau tujuan nasional adalah cita-cita hidup yang ditetapkan melalui proses
pendidikan dengan berbagai cara atau sistem, baik formal, non-formal, maupun informal.[13]
Demikian pula dengan tujuan pendidikan Islam sedapat mungkin penetapan tujuan akhir
mutlak terpikirkan, sehingga dapat menghindari deviasi secara tetap pada koridor yang
diinginkan. Koridor yang dimaksud adalah terciptanya pola kehidupan yang baik, melalui
beberapa pencerahan jiwa, otak, penalaran, perasaan, dan indera. Pendidikan sedapat
mungkin memberikan kontribusi terhadap perkembangan spritual, intelektualitas, imajinasi,
jasmaniah, yang pada akhirnya berujung pada sosok manusia yang berserah diri kepada
Allah.
Rumusan lain dari tujuan pendidikan dapat dilihat pada hasil keputusan seminar
pendidikan Islam se Indonesia 7-11 Mei 1960 di Bogor sebagai berikut:
- Tujuan pendidikan Islam adalah menanamkan takwa dan akhlak serta menegakkan
kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang berpribadi dan berbudi luhur menurut
ajaran Islam.
- Tujuan tersebut ditetapkan atas pengertian bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan
terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah
mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran
Islam.[14]
Sementara menurut Oemar Muhammad al-Toumy al-Syaebani, tujuan pendidikan adalah
perubahan yang diinginkan dan proses pembelajaran baik terhadap individu maupun
kolektifitas dalam masyarakat serta terhadap alam sekitar, tempat manusia tersebut hidup.
Sehubungan dengan rumusan pendidikan begitu luas, maka tujuan tersebut dapat dibedakan
menurut tugas manusia secara filosofis sebagai berikut:
a. Tujuan individu yang terkait dengan perseorangan hubungannya dengan keselamatan dunia
dan akhirat;
b. Tujuan sosial kaitannya dengan kehidupan sosial sebagai keseluruhan dan tingkah laku
masyarakat umumnya serta perubahan-perubahan yang diinginkan pada pertumbuhan pribadi,
pengalaman dan kemajuan hidupnya;
c. Tujuan profesional yang menyangkut pengajaran sebagai ilmu, seni, dan profesi serta kegiatan
lain dalam masyarakat.[15]
Sekalipun rumusan pendidikan secara redaksional sangat bervariasi namun
muaranya tetap pada terbentuknya sosok pribadi muslim yang berkualitas. Sebagai
konsekuensi dari tugas kekhalifahan di dunia dengan tugas utama beriman serta tunduk dan
patuh kepada Allah swt.[16] Sejalan dengan itu, Ahmad Tafsir menyatakan bahwa tujuan
pendidikan Islam adalah menciptakan manusia yang saleh.[17]
Dari pemaparan di atas dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan Islam sangat
identik dengan tujuan hidup manusia, seperti yang tersirat dalam QS al-An’±m (6): 162.
Yaitu penyerahan diri secara totalitas kepada Allah sebagai tuhan. Sehingga lewat pendidikan
Islam diutamakan sosok manusia ideal menurut ajaran Islam.

IV. KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:


1. Hakekat pendidikan adalah proses transformasi ilmu pengetahuan serta ta’d³b yaitu
penanaman nilai-nilai adab, sopan santun yang dalam bahasa agama disebut akhlak. Dari
penanaman nilai-nilai tersebut akan melahirkan masyarakat muslim yang memiliki peradaban
yang kokoh bersendikan ajaran Islam;

Anda mungkin juga menyukai