Cooling Tower merupakan sebuah alat untuk melepaskan kalor dengan cara

mengkontakkan air panas dengan udara luar sehingga udara panas akan teruapkan. Luas
permukaan kontak air dan udara terjadi ketika nozzle menyemprotkan air panas dan
keluar lewat film yang terdapat pada cooling tower sehingga air keluar berbentuk
lempengan air.

Jenis cooling tower di Pilot Plant ini yaitu jenis menara pendingin basah karena
air panas dari heat exchanger berpindah panasnya berdasarkan penguapan.
1. Kelembaban Cooling Tower
Kelembaban yang diukur dari bagian bawah cooling tower menggunakan suhu
bola kering dan suhu bola basah.
Suhu Bola Basah Suhu Bola Kering

Bagian Bawah Cooling Tower 18,5 °C 23°C

Berdasarkan tabel diatas selisih antara suhu bola basah dan suhu bola kering
pada kedua yaitu 5,5°C.

2. Efisiensi cooling tower yang digunakan dari hasil pengukuran suhu

Kinerja cooling tower diidentifikasi dengan menunjukkan nilai approach dan
range. Approach adalah perbedaan temperatur antara temperatur air yang keluar dari
cooling tower dan temperatur bola basah udara yang masuk cooling tower sedangkan
Range adalah perbedaan temperatur antara temperatur air yang masuk dan temperatur
air yang keluar dari menara pendingin. Berdasarkan hasil praktikum nilai
Approach = 1,5°C dan Range = 1°C sehingga menghasilkan efisiensi 66,67%. Menurut
literatur, design cooling tower yang baik yaitu memiliki efisiensi sebesar 90%,
sehingga dapat dikatakan bahwa cooling tower yang berada di Pilot Plant masih belum
memenuhi strandar industri.
Hal tersebut dapat dikatakan karena Range yang menunjukkan nilai 1°C berarti
bahwa menara pendingin belum mampu menurunkan suhu air secara efektif, karena
suhu keluar dan suhu yang masuk memiliki nilai selisih yang kecil, kemudian approach
yang dihasilkan seharusnya memiliki nilai yang lebih kecil sehingga kinerja cooling
tower akan semakin baik.
Selain itu, dilakukan pula proses penjernihan air dengan menggunakan tawas
dengan konsentrasi sebanyak 5% untuk menghasilkan air yang lebih jernih.