Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawat adalah seorang yang memberikan pelayanan kesehatan secara
profesional dimana pelayanan tersebut berbentuk pelayanan biologis,
psikologi sosial, spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat. Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan
kewenangannya melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang
dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Seorang perawat
dikatakan profesional jika memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan
keperawatan, dan bertanggung jawab serta berkewenangan melaksanakan
asuhan keperawatan.
Perawat profesional adalah perawat yang bertanggung jawab dan
berwewenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan kewenangannya.
Dalam melaksanakan perannya, perawat perlu memahami tingkah
laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang yang memenuhi
kualifikasi sehingga dibenarkan mempunyai kedudukan dalam suatu system
pelayanan kesehatan. Terdapat berbagai peran perawat, diantaranya sebagai
care giver (pemberi pelayanan keperawatan), pembela pasien/advokat,
sebagai konselor, educator/pendidik, koordinator, kolaborasi, konsultan, dan
change agent.
Peran-peran tersebut baiknya terlaksana dalam proses pemberian
pelayanan kesehatan yang profesional, salah satunya yaitu peran sebagai
pembela pasien atau sebagai advokat, dimana perawat mampu membantu
klien dan keluarga dalam menginterpretasi informasi dari berbagai pemberi
pelayanan dan memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil
persetujuan (inform consent) atas tidakan keperawatan yang

1
diberikan.Advokasi merupakan dasar falsafah dan ideal keperawatan yang
melibatkan bantuan perawat secara aktif kepada individu untuk secara bebas
menentukan nasibnya sendiri.
Berdasarkan hal tersebut, pada makalah ini akan dibahas secara lebih
rinci mengenai peran advokasi perawat terhadap pasien dalam pelayanan
kesehatan, terutama dalam hal perawatan intensive di ruang intensive care.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan peran advokasi perawat?
2. Apa yang dimaksud dengan peran perawat di Intensif Care Unit?
3. Bagaimana peran advokasi perawat di Intensif Care Unit?

C. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian peran advokasi secara umum.
2. Memahami peran perawat sebagai advokat.
3. Memahami peran perawat dalam keperawatan kritis.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Advokasi
Advokasi adalah proses pembelaan yang dilakukan untuk
mendukung atau memberikan argumentasi bagi kebutuhan orang lain/
bertindak sebagai pembela pasien dalam praktik keperawatan (Brooker,
2002). Advokat adalah seseorang yang membela perkara orang lain (Kozier
Erb, 2004). Advokat pasien adalah seorang advokat yang membela hak-hak
pasien. Definisi lain menekankan advokat sebagai pendukung dan pelindung
dari hal-hal yang merugikan pasien, sumber informasi tentang status
kesehatan pasien, penolong dalam mengidentifikasi kebutuhan, pilihan-
pilihan, keinginan dan penolong pasien dalam membuat keputusan yang
dibutuhkan dalam pengobatan pasien. Oleh karena itu advokasi merupakan
konsep yang penting dalam praktik keperawatan, peran perawat sebagai
advokat disini harus bertanggung jawab untuk melindungi hak pasien mereka
dari adanya penipuan atau penyimpangan (Purba & Pujiastuti, 2009) .
Menurut ANA tahun 1985 advocacy adalah melindungi klien atau
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan keselamatan praktik tidak sah
yang tidak kompeten dan melanggar etika yang dilakukan oleh siapa pun.
Sementara Fry tahun 1987 mendefinisikan advokasi sebagai dukungan aktif
terhadap setiap hal yang memiliki penyebab atau dampak penting. Gondow
tahun 1983 menyatakan bahwa advokasi merupakan dasar falsafah dan ideal
keperawatan yang melibatkan bantuan perawat secara aktif kepada individu
secara bebas menentukan nasibnya sendiri.
Istilah nursing advocacy (perawat sebagai advokat) mulai
digunakan dalam program kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO
pada tahun 1984, sebagai salah satu strategi global pendidikan atau promosi
kesehatan. WHO merumuskan, bahwa dalam mewujudkan visi dan misi
pendidikan/promosi kesehatan secara efektif menggunakan 3 strategi pokok,
yaitu:

3
a. Advocacy (advokasi)
b. Social support (dukungan social)
c. Empowerment (pemberdayaan masyarakat)

B. Peran Perawat Secara Umum


Peran Perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi
oleh keadaan social baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan
yang bersifat konstan.
Peran perawat menurut Konsorsium Ilmu Kesehatantahun 1989
1. Pemberi asuhan keperawatan, memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia
yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan
proses keperawatan, dari yang sederhanasampaidengankompleks.
2. Advokat pasien / klien menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi
pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien- mempertahankan dan
melindungi hak-hak pasien.

3. Pendidik Edukator
 membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan

kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi


perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

4. Koordinator 
 mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan

kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat


terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.

5. Kolaborator 
 Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan

yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau
tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

6. Konsultan 
 tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang

tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap
informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

7. Peneliti 
 mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan

4
terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan

C. Peran Perawat Sebagai Advokat


Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan
yang aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan serta melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak
diinginkan dari suatu tindakan diagnostic atau pengobatan. Contoh dari peran
perawat sebagai pelindung adalah memastikan bahwa klien tidak memiliki
alergi terhadap obat dan memberikan imunisasi melawat penyakit di
komunitas.
Sedangkan peran perawat sebagai advokat, perawat melindungi hak
klien sebagai manusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam
menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan. Contohnya, perawat memberikan
informasi tambahan bagi klien yang sedang berusaha untuk memutuskan
tindakan yang terbaik baginya. Selain itu, perawat juga melindungi hak-hak
klien melalui cara-cara yang umum dengan menolak aturan atau tindakan
yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau menentang hak-hak klien.
Peran ini juga dilakukan perawat dalam membantu klien dan
keluarga dalam menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi
pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas
pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas
privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima
ganti rugi akibat kelalaian. (WHO, 2005)
Sebagai pembela pasien, perawat juga perlu berupaya melindungi
hak pasien dari pelanggaran. Hak untuk mendapat persetujuan (informed
consent) merupakan isu yang harus dihadapi pasien. hak pasien lain yang
melibatkan peran perawat sebagai pembela adalah hak privasi dan hak
menolak terapi.

5
Sebagai bagian dan salah satu peran dari perawat, advokasi menjadi
dasar utama dalam pelayanan keperawatan kepada pasien, peran advokat
keperawatan adalah (Armstrong, 2007)
1. Melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum.
2. Membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan.
3. Memberi bantuan mengandung dua peran,yaitu peran aksi dan peran non
aksi.
4. Bekerja dengan profesi kesehatan yang lainnya dan menjadi penengah
antar profesi kesehatan
5. Melihat klien sebagai manusia, mendorong mereka untuk mengidentifikasi
kekuatannya untuk meningkatkan kesehatan dan kemampuan klien
berhubungan dengan orang lain
Selain itu, perawat juga harus dapat mempertahankan dan
melindungi hak-hak klien, hak-hak klien tersebut antara lain: hak atas
informasi; pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yang berlaku di rumah sakit/sarana pelayanan kesehatan tempat
klien menjalani perawatan. Hak mendapat informasi yang meliputi hal-hal
berikut:
a. penyakit yang dideritanya;
b. tindakan medik apa yang hendak dilakukan;
c. kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan
untuk mengatasinya;
d. alternatif terapi lain beserta resikonya;
e. prognosis penyakitnya;
f. perkiraan biaya pengobatan/rincian biaya atas penyakit yang
dideritanya;
g. hak atas pelayanan yang manusiawi, adil, dan jujur;
h. hak untuk memperoleh pelayanan keperawatan dan asuhan yang
bermutu sesuai dengan standar profesi keperawatan tanpa
diskriminasi;

6
i. hak menyetujui/ memberi izin persetujuan atas tindakan yang akan
dilakukan oleh perawat/ tindakan medik sehubungan dengan
penyakit yang dideritanya (informed consent);
j. hak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan
mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sesudah
memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya;
k. hak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
l. hak menjalankan ibadah sesuai agama/ kepercayaan yang
mengganggu pasien lain;
m. hak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan
di rumah sakit;
n. hak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit
terhadap dirinya;
o. hak menerima atau menolak bimbingan moral maupun spiritual;
p. hak didampingi perawat keluarga pada saat diperiksa dokter;
q. hak untuk memilih dokter, perawat atau rumah sakit dan kelas
perawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan
yang berlaku di rumah sakit atau sarana pelayanan kesehatan;
r. hak atas rahasia medic atau hak atas privacy dan kerahasian penyakit
yang diderita termasuk data-data medisnya;
s. hak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah
sakit tersebut (second opion), terhadap penyakit yang dideritanya
dengan sepengetahuan dokter yang menangani;
t. hak untuk mengetahui isi rekam medik (Kusnanto, 2004).
Nelson (1988) dalam Creasia & Parker (2001) menjelaskan
bahwa tanggung jawab perawat dalam menjalankan peran advokat pasien
adalah :
a. Sebagai pendukung pasien dalam proses pembuatan keputusan,
dengan cara : memastikan informasi yang diberikan pada pasien
dipahami dan berguna bagi pasien dalam pengambilan keputusan,
memberikan berbagai alternatif pilihan disertai penjelasan keuntungan

7
dan kerugian dari setiap keputusan, dan menerima semua keputusan
pasien.
b. Sebagai mediator (penghubung) antara pasien dan orang-orang
disekeliling pasien, dengan cara : mengatur pelayanan keperawatan
yang dibutuhkan pasien dengan tenaga kesehatan lain, mengklarifikasi
komunikasi antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lain agar
setiap individu memiliki pemahaman yang sama, dan menjelaskan
kepada pasien peran tenaga kesehatan yang merawatnya.
c. Sebagai orang yang bertindak atas nama pasien dengan cara :
memberikan lingkungan yang sesuai dengan kondisi pasien,
melindungi pasien dari tindakan yang dapat merugikan pasien, dan
memenuhi semua kebutuhan pasien selama dalam perawatan.

Menurut Kozier & Erb (2004) untuk menjalankan perannya


sebagai advokasi pasien, perawat harus memiliki nilai-nilai dasar, yaitu :

1. Pasien adalah makhluk holistik dan otonom yang mempunyai hak


untuk menentukan pilihan dan mengambil keputusan.
2. Pasien berhak untuk mempunyai hubungan perawat-pasien yang
didasarkan atas dasar saling menghargai, percaya, bekerja sama
dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan masalah
kesehatan dan kebutuhan perawatan kesehatan, dan saling bebas
dalam berpikir dan berperasaan.
3. Perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien telah
mengetahui cara memelihara kesehatannya.
Selain harus memiliki nilai-nilai dasar di atas, perawat harus
memiliki sikap yang baik agar perannya sebagai advokat pasien lebih
efektif. Beberapa sikap yang harus dimiliki perawat, adalah:
1. Bersikap asertif berarti mampu memandang masalah pasien dari
sudut pandang yang positif. Asertif meliputi komunikasi yang jelas
dan langsung berhadapan dengan pasien.

8
2. Mengakui bahwa hak-hak dan kepentingan pasien dan keluarga
lebih utama walaupun ada konflik dengan tenaga kesehatan yang
lain.
3. Sadar bahwa konflik dapat terjadi sehingga membutuhkan
konsultasi, konfrontasi atau negosiasi antara perawat dan bagian
administrasi atau antara perawat dan dokter.
4. Dapat bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain
Perawat tidak dapat bekerja sendiri dalam memberikan perawatan
yang berkualitas bagi pasien. Perawat harus mampu berkolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain yang ikut serta dalam perawatan
pasien.
5. Tahu bahwa peran advokat membutuhkan tindakan yang politis,
seperti melaporkan kebutuhan perawatan kesehatan pasien kepada
pemerintah atau pejabat terkait yang memiliki wewenang/otoritas.
Tujuan dari peran advokat berhubungan dengan pemberdayaan
kemampuan pasien dan keluarga dalam mengambil keputusan. Saat
berperan sebagai advokat bagi pasien, perawat perlu meninjau
kembali tujuan peran tersebut untuk menentukan hasil yang
diharapkan bagi pasien.
Menurut Ellis & Hartley (2000), tujuan peran advokat adalah :
1. Menjamin bahwa pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain adalah
partner dalam perawatan pasien. Pasien bukanlah objek tetapi
partner perawat dalam meningkatkan derajat kesehatannya. Sebagai
partner, pasien diharapkan akan bekerja sama dengan perawat
dalam perawatannya.
2. Melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan.
Pasien adalah makhluk yang memiliki otonomi dan berhak untuk
menentukan pilihan dalam pengobatannya. Namun, perawat
berkewajiban untuk menjelaskan semua kerugian dan keuntungan
dari pilihan-pilihan pasien.
3. Memiliki saran untuk alternatif pilihan.

9
Saat pasien tidak memiliki pilihan, perawat perlu untuk
memberikan alternatif pilihan pada pasien dan tetap memberi
kesempatan pada pasien untuk memilih sesuai keinginannya.
4. Menerima keputusan pasien walaupun keputusan tersebut
bertentangan dengan pengobatannya. Perawat berkewajiban
menghargai semua nilai-nilai dan kepercayaan pasien.
5. Membantu pasien melakukan yang mereka ingin lakukan.
Saat berada di rumah sakit, pasien memiliki banyak keterbatasan
dalam melakukan berbagai hal. Perawat berperan sebagai advokat
untuk membantu dan memenuhi kebutuhan pasien selama dirawat
di rumah sakit.
6. Melindungi nilai-nilai dan kepentingan pasien.
Setiap individu memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang berbeda-
beda. Sebagai advokat bagi pasien, perawat diharapkan melindungi
nilai-nilai yang dianut pasien dengan cara memberikan perawatan
dan pengobatan yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai tersebut.
7. Membantu pasien beradaptasi dengan sistem pelayanan kesehatan.
Saat pasien memasuki lingkungan rumah sakit, pasien akan merasa
asing dengan lingkungan sekitarnya. Perawat bertanggung jawab
untuk mengorientasikan pasien dengan lingkungan rumah sakit dan
menjelaskan semua peraturan-peraturan dan hak-haknya selama di
rumah sakit, sehingga pasien dapat beradaptasi dengan baik.
8. Memberikan perawatan yang berkualitas kepada pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan harus sesuai dengan
protap sehingga pelayanan lebih maksimal hasilnya.
9. Mendukung pasien dalam perawatan.
Sebagai advokat bagi pasien, perawat menjadi pendamping pasien
selama dalam perawatan dan mengidentifikasi setiap kebutuhan-
kebutuhan serta mendukung setiap keputusan pasien.
10. Meningkatkan rasa nyaman pada pasien dengan sakit terminal.

10
Perawat akan membantu pasien melewati rasa tidak nyaman
dengan mendampinginya dan bila perlu bertindak atas nama pasien
menganjurkan dokter untuk memberikan obat penghilang nyeri.

11. Menghargai pasien


Perawat berperan sebagai advokat bagi pasien, perawat akan lebih
mengerti dan menghargai pasien dan hak-haknya sebagai pasien.
12. Mencegah pelanggaran terhadap hak-hak pasien.
Perawat sebagai advokat bagi pasien berperan melindungi hak-hak
pasien sehingga pasien terhindar dari tindakan-tindakan yang
merugikan dan membahayakan pasien.
13. Memberi kekuatan pada pasien.
Perawat yang berperan sebagai advokat merupakan sumber
kekuatan bagi pasien yang mendukung dan membantunya dalam
mengekspresikan ketakutan, kecemasan dan harapan-harapannya.
Hasil yang diharapkan dari pasien saat melakukan peran advokat
(Ellis & Hartley, 2000), adalah pasien akan :
1. Mengerti hak-haknya sebagai pasien.
2. Mendapatkan informasi tentang diagnosa, pengobatan, prognosis,
dan pilihan-pilihannya.
3. Bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya.
4. Memiliki otonomi, kekuatan, dan kemampuan memutuskan sendiri.
5. Perasaan cemas, frustrasi, dan marah akan berkurang.
6. Mendapatkan pengobatan yang optimal.
7. Memiliki kesempatan yang sama dengan pasien lain.
8. Mendapatkan perawatan yang berkesinambungan.
9. Mendapatkan perawatan yang efektif dan efisien.

D. Peran Perawat Dalam Keperawatan Kritis


Keperawatan kritis adalah salah satu keahlian khusus di dalam ilmu
perawatan yang menghadapi secara rinci dengan manusia yang bertanggung

11
jawab atas masalah yang mengancam jiwa.Dalam hal ini Perawat kritis adalah
perawat profesional yang resmi yang bertanggung jawab untuk memastikan
pasien dengan sakit kritis dan keluarga-keluarga mereka menerima
kepedulian optimal (American Association of Critical-Care Nurses). Peran
seorang perawat pada umunya adalah:
1. Pemberi asuhan keperawatan
2. Pembuat keputusan Klinis
3. Pelindung dan Advokat klien
4. Manager kasus
5. Rehabilitator
6. Pemberi kenyamanan
7. Pemberi keyakinan
8. Edukator
9. Kolaborator
10. Konsultan
11. Pembaharu (change agent)
Peran perawat dalam keperawatan kritis memberikan pengawasan,
asuhan keperawatan yang tepat serta penyelamatan pasien dari bahaya
yang bertujuan mengurangi resiko yang diakibatkan oleh sakit yang
dialaminya maupun pelayananan yang kadang membutuhkan proses yang
lama, Karena perawat yang lebih lama waktunya dalam berinteraksi
dengan pasien dalam proses keperawatan maka disini juga diperlukan
perhatian lebih dalam memberikan pengawasan dan keselamatan pasien
agar terhindar dan dapat mencegah resiko buruk yang dapat ditimbulkan.
Dalam hal ini sebagai pemberi asuhan keperawatan perawat harus bisa
menjadi pembuat keputusan yang tepat akan kondisi pasiennya, juga
sebagai advokasi, bisa memberikan penjelasan yang tepat, dan harus bisa
berkolaborasi baik dengan pasien, keluarga maupun dengan tim medis
lainnya.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawat adalah seorang yang memberikan pelayanan kesehatan secara
professional dimana pelayanan tersebut berbentuk pelayanan biologis,
psikologi sosial, spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat. Sedangkan perawat professional adalah perawat yang
bertanggung jawab dan berwewenang memberikan pelayanan keperawatan
secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai
dengan kewenangannya.
Terdapat banyak peran perawat dalam melaksanakan tugasnya dalam
memberikan pelayanan kesehatan secara professional, salah satunya adalah
peran advokasi.
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara
klien dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien,
membela kepentingan klien dan membantu klien memahami semua informasi
dan upaya kesehatan yang diberikan. Peran advokasi sekaligus mengharuskan
perawat bertindak sebagai narasumber dan fasilitator dalam tahap
pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh
klien.Dalam menjalankan peran sebagai advocat (pembela klien) perawat
harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam
pelayanan keperawatan.
Selain itu, perawat juga harus dapat mempertahankan dan melindungi
hak-hak klien, hak-hak klien tersebut antara lain: hak atas informasi; pasien
berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit/sarana pelayanan kesehatan tempat klien menjalani
perawatan. Peran ini juga harus dijalani perawat dalam konteks keperawatan

13
kritis, dimana perawat bisa memberikan penjelasan yang tepat, melindungi
hak-hak pasien, dan harus bisa berkolaborasi baik dengan pasien, keluarga
maupun dengan tim medis lainnya dalam kondisi yang intensif.
B. Saran
Sebagai tenaga kesehatan, perawat baiknya mampu untuk menjalani
seluruh perannya secara semaksimal mungkin.Salah satunya adalah peran
sebagai advokat, dimana perawat mampu bertindak sebagai narasumber dan
fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan
yang harus dijalani oleh klien, serta dapat melindungi dan memfasilitasi
keluarga dan masyarakat dalam memberikan pelayanan keperawatan yang
professional terutama dalam konteks keperawatan kritis.

14
DAFTAR PUSTAKA

Admosudirjo, P. 1970. Beberapa Pandangan Umum Tentang Pengambilan


Keputusan. Jakarta. Seri Pustaka Ilmu Administrasi.
Ali. 2004. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta. Widya Medika
Departemen Kesehatan RI. 1994. Pedoman Penerapan Proses Keperawatan di
Rumah Sakit. Jakarta. Depkes.
Gillers, De Ann. 1996.Manajemen Keperawatan. Jakarta. FKUI.
Hamid, Abdurrahman. 2011. Handout Nursing Advocacy.

15

Anda mungkin juga menyukai