Gambaran Peran Orang Tua Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Prasekolah
Gambaran Peran Orang Tua Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Prasekolah
(PROPOSAL)
OLEH
PITALOKA LESTARI
NIM. 1601100023
PENDAHULUAN
Dari hasil kajian neurologi, pertumbuhan sel jaringan otak pada anak usia 0-5
tahun mencapai 50%, oleh karena itu, anak-anak pada rentang usia ini wajib 2
mendapat perhatian khusus keluarga dalam pertumbuhan dan perkembangan guna
mengoptimalkan kecerdasan anak (Patmonodewo, 2008). Perkembangan adalah
perubahan yang menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari
tingkat paling rendah ke tingkat paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi
dan pembelajaran (Supartini, 2004). Tumbuh kembang anak merupakan proses yang
kontinu, yang dimulai sejak di dalam kandungan sampai dewasa. Dalam
perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan stimulasi yang berguna
agar potensi berkembang. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial
sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya (Adriana,
2013).
Keluarga merupakan unit terkecil dalam sebuah negara yang memiliki fungsi
yang sangat penting dalam usaha membina generasi yang akan datang untuk
menggantikan posisi orang tuanya dimasa yang akan datang. Keluarga dan suasana
rumah sangat berpengaruh atas taraf-taraf pemula perkembangan anak dan dapat
menentukan apakah terbentuk perkembangan tersebut pada anak. Di dalam
keluargalah anak akan mendapat ransagan, hambatan, dan pengaruh pertama dalam
perkembangan anak baik psikologis maupun boilogis. Sejalan dengan pernyataan di
atas menurut Yulian Singgih (2002:45) orang tua harus membesarkan, memelihara,
dan membiarkan anak berkembang sebagaimana mestinya. Tuntutan orang tua dan
masyarakat terhadap prestasi anak didik yang terus meningkat dalam bidang
akademik, menyebabkan sekolah dengan segala daya upaya mencoba memenuhi
tuntutan tersebut dengan berbagai kegiatan yang cenderung akademis. Waktu mereka
untuk bermain dan bersosialisasi dengan teman sebaya tidak ada lagi. Padahal sudah
sangat banyak ahli pendidikan dan psikologi yang mengingatkan bahwa
perkembangan seorang anak tidak hanya diukur dari sisi intelektualnya saja tetapi
juga perkembangan aspek-aspek fisik, moral, sosial, kultural, dan emosionalnya. Anak
usia prasekolah diharapkan menguasai belajar menulis, bahasa, matematika dan ilmu
pengetahuan lain. Pengetahuan akan konsep ini jauh lebih mudah diperoleh melalui
kegiatan bermain. Anak usia prasekolah mempunyai rentang perhatian yang terbatas
dan masih sulit diatur, apalagi belajar dengan “serius”. Tetapi bila pengalaman konsep
tersebut dilakukan sambil bermain, membuat anak senang, tanpa disadari ternyata ia
sudah banyak belajar. Melalui kegiatan bermain, semua aspek perkembangan anak
ditumbuhkan sehingga anakanak menjadi lebih sehat sekaligus cerdas.
Membangun rasa percaya diri anak,Adanya percaya diri dalam diri seorang
anak akan membuatnya semakin berani, ceria, dan selalu berpikiran positif terhadap
apa yang dilakukan. Dariyo (2007) berpendapat bahwa “Percaya diri (self-confident)
ialah kemampuan individu untuk memahami dan meyakini seluruh potensi agar dapat
digunakan dalam menghadapi penyesuaian diri dengan lingkungan hidup”. Seseorang
yang percaya diri mempunyai inisiatif, kreatif, dan optimis terhadap masa depan,
mampu menyadari kelemahan dan kelebihan diri sendiri, berpikir positif, menganggap
semua permasalahan pasti ada jalan keluarnya. Seseorang yang tidak percaya diri
ditandai dengan sikap-sikap yang cenderung melemahkan semangat hidupnya, seperti
minder, pesimis, pasif, dan apatis. Dapat disimpulkan bahwa percaya diri merupakan
kemampuan seseorang untuk meyakini segenap potensi yang dimilikinya untuk bisa
diaplikasikan sesuai dengan harapan dan keinginan.
Adanya kepercayaan dalam diri seorang anak akan membuatnya lebih yakin
terhadap bakat dan minat yang dimiliki. Achmad (2017) mengemukakan bahwa ciri
orang atau individu yang memiliki rasa percaya diri di antaranya adalah sebagai
berikut: (1) Bertindak mandiri, yaitu dapat bertindak terhadap diri yang dilakukan
secara mandiri atau tanpa adanya keterlibatan orang lain dan mampu untuk meyakini
kegiatan yang dilakukan. (2) Memiliki rasa positif terhadap diri sendiri atau
husnudzan, yaitu adanya penilaian yang baik dari dalam diri sendiri, baik dari
pandangan maupun tindakan yang dilakukan sehingga menimbulkan rasa positif
terhadap diri dan masa depannya. (3) Berani mengungkapkan pendapat. Adanya suatu
sikap untuk mampu mengutarakan sesuatu dalam diri yang ingin diungkapkan kepada
orang lain tanpa adanya paksaan atau rasa yang dapat menghambat pengungkapan
tersebut.
Tujuan dari penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui peran
orang tua meningkatkan kepercayaan diri pada anak prasekolah(4-6 Tahun) dalam
keterlambatan proses berpikir di ………..