Anda di halaman 1dari 5

PENGALAMAN KEAGAMAAN KAMPUNG SALAPAN DESA

GEMPOL KABUPATEN KARAWANG

ACEP ABDUL ROZAK


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DR. KHEZ. MUTTAQIEN PURWAWAKARTA
Jl. Baru Maracang No. 35 purwakarta Telp./Fax. (0264) 200092
e-mail: acepabdulrozak010796@gmail.com

ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan menguraikan pengalaman keagamaan kp. Salapan Ds. Gempol Kec.
Karawang. Pendekatan yang di gunakan dalam tulisan ini adalah analisis secara kongkrit
terhadap objek penelitiannya, yaitu dengan menganalisin ruang, waktu, social, dan budaya,
kemudian di uraikan secara signifikan sesuai dengan acuan bahan penelitian, sehingga
menghasilkan gambaran aspek pemikiran mereka seperti symbol, mite, doktrin, dogma, dan yang
lain nya, dan juga dari aspek perbuatan dan persekutuan nya.

Kata kunci: Pengalaman ke agamaan

ABSTRACT
This paper aims to describe religious experience. Salapan Ds. Gempol Kec. Karawang. The
approach used in this paper is a concrete analysis of the object of his research, namely by
analyzing space, time, social, and culture, then described in significant accordance with the
reference material of research, so as to produce an overview of aspects of their thinking such as
symbols, myths, doctrines , dogma, and others, and also from aspects of their deeds and
fellowship.

Keywords: Experience to religion


PENDAHULUAN
Sebagai sebuah gagasan, suatu keyakinan dalam beragama akan di nyatakan dalam
perbuatan, gagasan tersebut menjadi sebuah teori mengakui exsistensi adanya pengalaman
keagamaan. Perbuatan adalah apa yang mereka lakukan baik pada masa lalu atau sekarang, ini
berarti selain sosial dan budaya sejarahpun mempunyai hubungan erat dengan terbentuknya
pengalaman keagamaan, tentunya pengalaman ke agamaan akan berkaitan erat dengan kontek
tempat terjadinya, ruang , dan waktu( histori ), social, dan budaya. hal ini tercermin dalam sebuah
analisis yang berhasil menunjukan bahwa pengalaman keagamaan terjadi dalam situasi kongkrit,
yaitu berhubungan erat dengan kontek waktu, ruang, sejarah, social, dan budaya, mengenai hal
ini Evely Undelhill mengatakan dalam karya tulisnya yang terkenal, “worship”, adalah manusia
mahluk setengah binatang ciptaan yang setengah sepiritual yang hidup dalam ruang dan waktu,
kutipan di atas menjelaskan bahwa manusia sepertihalnya binatang namun yang membedakan
akal dan fikiran sehingga manusia mampu menciptakan peradaban dan sejarah, sedangkan
manusia hidup dalam ruang dan waktu sehingga akan melahirkan corak kebudayaan dan social
yang khas di tengah-tengah masyarakat tersebut. Konteks di atas tercermin dalam penelitian
pengalaman keagamaan yang di lakukan di kampung salapan kecamatan cilamaya kabupaten
karawang, berdasarkan analisis penduduk kampung salapan sangat menjungjung tinggi sejarah
mereka dengan mengkultuskan nene moyang, sehingga hal ini berpengaruh besar terhadap aspek
pola piker mereka yang kemudian berdampak terhadap budaya dan adat istiadat mereka
kemudian membentuk menjadi suatu karakter yang kemudian di wariskan secara turun temurun
TEORI-TEORI
Ada empat macam pendapat mengenai hakikat pengalaman, yang pertama menangkal ada
nya pengalaman tersebut, apa yang di katakan sebagai pengalaman keagaman adalah ilusi belaka.
Pandangan ini di kemukan oleh kebanyakan ahli psikologi, sosiologi, dan para pemikir pilsafat,
pandangan yang ke dua mengakui eksistensi pengalaman keagaman, namun mengatakan bahwa
pengalaman tersebut tidak dapat di pisahkan karena sama dengan pengalaman yang bercorak
umum. Dewey, Wiyman, Ames, dan para pemikir bangsa erofa dan amerika yang lain adalah
pememuka pendapat ini. Pengendangan ke tiga, mempersaman kan antara bentuk sejarah agama
dangan pengalaman ke agaman, suatu kebiasan yang menjadi ciri sikap konservatif yang tergar
yang terdapat dalam berbagai masyarakat agama. Pandangan yang ke empat adalah pangadan
mengakui adanya suatu pengalaman keagaman murni yang dapat diidentifikasikan dengan
mempergunakan kriteria tertentu yang dapat diterapkan terhadap ungkapan-ungkapanannya yang
manapun.
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian terhadap pengalaman keagamaan yang di lakukan di kampong salapan
desa gempol kabupaten karawang menggunakan metode analisis DIAKRONIK dan SINKRONIK,
metode analisis diakronik ( histori) adalah sebuam metode dengan menganalisis objek penelitian
(kampong salapan) melalui unsur histori/sejarah, metode ini saya gunakan karena objek
penelitiannya bersifat non realitas (mistis) sepertihalnya histori asal mula adanya kampong
salapan yg berkaitan erat dengan adanya cand , yang mayoritas masyarakatnya menganut
kepercayaan mistis seperti sangkut paut asal mula mitos yang berhubungan dengan angka
Sembilan, kepercayaan terhadap nene moyang, dan hal yang lainnya. Sebab karena itu, saya rasa
cocok sekali jika metode ini menggunakan analisis diakronik yaitu mengkaji secara mendalam
mengenai sejarahnya terlebih dahulu sehingga kita dapat mengetahui alasan-alasan mereka
terhadap kepercayaan mereka dan aspek pemikirannya. Sedangkan metode sinkronik adalah
sebuah metode penelitian dengan menganalisis permasalahannya secara sistematik membedah
secara langsung suatu objek penelitiannya. Metode sinkronik harus di lakukan analisis secara
kongkrit yang mencakup analisis ruang, waktu, adat istiadat, social, dan budaya dengan
menggunakan metode pendekatan terjun lapangan membedah secara langsung objek
penelitiannya.
Metode diakronik dan sinkronik saya gunakan atas dasar gagasan yang saya dapat dari
kutipan Evely Undelhill mengatakan dalam karya tulisnya yang terkenal, “worship”, adalah
manusia mahluk setengah binatang ciptaan yang setengah sepiritual yang hidup dalam ruang dan
waktu, kutipan di atas menjelaskan bahwa manusia sepertihalnya binatang namun yang
membedakan akal dan fikiran sehingga manusia mampu menciptakan peradaban dan sejarah,
sedangkan manusia hidup dalam ruang dan waktu sehingga akan melahirkan corak kebudayaan
dan social yang khas di tengah-tengah masyarakat tersebut.
Berdasarkan kutipan di atas, dalam sebuah penelitian pengalaman keagamaan di perlukan metode
diakronik dan sinkronik, yaitu menganalisis secara mendalam terhadap sejarah dan analisis
secara sistematis dengan membedah secara langsung objek penelitian nya
PEMBAHASAN
Pengalaman keagamaan kampung salapan
Hakikat keagamaan kp. Salapan Ds. Gempol Kec. Karawang akhir-akhir ini menjadi isu
yang banyak di bicara kan di kalangan masyarakat, mahasiswa, ahli sejarah, dan bahkan tokoh-
tokoh arliharan spiritualisme. Hal ini terjadi karena kp. Salapan Ds. Gempol Kec. Karawang
menipan sejarah peradaban, adat istiadat, social dan budaya yang sangat menarik untuk di
ketahui, karena bisa jadi peradaban kampong selapan menjadi salah satu warisan dunia, ini
tercemin, dalam sejemulah penelitian yang di lakukan oleh para ahli sejarah yang berhasil
mengungkap adanya candi yang besarnya sekitar tujuh sampai Sembilan hektar tepat di sekeliling
kampong salapan, bahkan hasil dari penelitahan nya dari empat buah sempel bata candi yang di
teliti menunjukan bahwa usia candi tersebut lebih tua dari pada candi perambanan yang ada di
jogyakarta, para ahli sejarah sampai saat ini masih mengadakan penelitian mengenai selak beluk
candi tersebut.
Problem di atas menjadi sebuah gagasan untuk di jadikan objek penelitian pengalaman
keagamaan, karena memang keyakinan terhadap adanya mistis akhir-akhir ini lambat laun telah
kehilangan otoritas sebagai sebuah keyakinan di kalangan masyarakat, maka saya kira sangat
menarik untuk meneliti seperti apa konsep pemikiran, aspek perbuatan (adat istiadat dan
kebudayaan ), dan aspek persekutuan kp. Salapan Ds. Gempol Kec. Karawang.
Pengalaman keagamaan kampong salapan mengenai aspek pemikiran terhadap nilai-nilai
agama memiliki keyakinan yng unik karena keyakinan, adat istiadat, social dan budaya mereka
merupakan pantulan dari tiga unsur agama yaitu hindu, budha, dan islam.

BERSAMBUNG………….

MAAF YA PAK BARU SEGINIH, KARENA REFERENSINYA BARU PEGANG SATU,


TERLEBIH LAPTOPNYA CUMA PINJEM JADI KADANG ADA KADANG GAK ADA
HEHE….

Anda mungkin juga menyukai