Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA

DENGAN PERILAKU TENTANG SEKSUAL PRANIKAH

Dewi Mayangsari1), Meriyanti Herina Negara2)


Program Studi D IV Bidan Pendidik, STIKes Karya Husada Semarang
Email : dmayang_yahud@yahoo.co.id
Program Studi D IV Bidan Pendidik, STIKes Karya Husada Semarang
Email : meriyantihn32@gmail.com

ABSTRAK

Perilaku Seks pranikah merupakan hubungan kelamin yang dilakukan oleh seorang laki-laki dan
perempuan sebelum mereka di ikat oleh tali perkawinan.Macam kegiatanseks pranikah pada remaja
antara lain : berpegangan tangan, berpelukan, ciumkering, ciumbasah, meraba, petting, oral
seksual,Intercourse. Kejadian seks pranikah pada mahasiswi D III Kebidanan STIKes X
SEMARANG ditemukan kasus kehamilan pranikah 8 mahasiswi pada tahun 2008 sampai dengan
2009. Jaman sekarang ini, banyak sekali remaja yang melakukan kenakalan-kenakalan seperti yang
sering terjadi. Kenakalan remaja tersebut merupakan bentuk penyimpangan dari perilaku remaja
yang dapat melanggar norma maupun hukum. Kenakalan remaja tersebut dapat berupa
menggunakan narkoba, tawuran antar pelajar atau bahkan yang paling parah adalah seks bebas yang
dilakukan di luar nikah.Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan
sikap remaja dengan perilaku tentang seks pranikah pada mahasiswa D III Kebidanan STIKes X
Semarang.Metode penelitian : pendekatan crosss sectional dan menggunakan Stratified
RandomSample. Populasinya adalah mahasiswi D III Kebidanan STIKesX Semarang dengan
sampel 89 responden. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner.Hasil penelitian : untuk
pengetahuan dengan perilaku menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan remaja dengan
perilaku tentang seks pranikah pada mahasiswi Kebidanan STIKesX Semarang. Sedangkan untuk
sikap dengan perilaku menunjukan ada hubungan antara sikap remaja dan perilaku tentang seks
pranikah pada mahasiswi Kebidanan STIKes X Semarang.

Kata kunci: Pengetahuan, Sikap Remaja, Perilaku Seksual Pranikah

1. PENDAHULUAN pendidikan untuk anak dan remaja, 3) Ketidak


Remaja adalah masa transisi dari anak ke setaraan gender serta belum terpenuhinya hak-hak
dewasa (Sarwono,2011). Remaja sebagai salah perempuan dan remaja. 4) Kematian bayi 5)
satu komponen generasi muda akan mempunyai Kurangnya tingkat kesehatan ibu, 6) Permasalahan
peran yang sangat besar dan menentukan masa HIV/AIDS dan infeksi lainnya, 7) Permasalahan
depan bangsa (Soelaryo,2002). Penduduk remaja lingkungan, 8) Kemitraan global (Pusat Studi
adalah bagian dari penduduk dunia yang berskala Kependudukan dan kebijakan UGM,2010). Youth
kecil namun memiliki sumbangan teramat besar International Day 2007 sebagai Sebuah
bagi perkembangan masa depan dunia. Penduduk Momentum Remaja, tanggal ini ditetapkan sebagai
dunia saat ini berjumlah 6,3 miliar jiwa, memiliki Hari Remaja Internasional berdasarkan
jumlah penduduk remaja lebih dari satu miliar. rekomendasi World Conference of Ministers
Dalam perkembangan jumlah penduduk ke depan Responsible for Youth yang diselenggarakan di
yang diperkirakan pada tahun 2020 nanti mencapai Lisbon pada tahun 1999.
7,5 miliar dengan kepadatan penduduk 80% Sejak tahun 2000 dan seterusnya hari Remaja
berlokasi di negara-negara berkembang, memiliki Internasional ini mulai dipromosikan sebagai
jumlah remaja yang lost generation. Saat ini, sebuah momentum penting bagi remaja terutama
sekitar satu miliar penduduk usia remaja memasuki untuk peluang menggiatkan dan melibatkan remaja
perilaku reproduksi dan seksual yang dapat dalam upaya mengentaskan berbagai permasalahan
membahayakan atau justru mengancam di dunia, karena sudah sewajarnya apa yang ingin
kehidupannya (Gemari, 2011). 2) Kurangnya dicapai dalam MDG’s pada tahun 2015

Prosiding | 43
perlu disosialisasikan dan dihadapi bersama- pengetahuannya rendah, 37,28% pengetahuan
sama termasuk oleh remaja di dalamnya cukup sedangkan 19,50% pengetahuan memadai.
(Okanegara,R., 2010). Data yang diperoleh dari Pusat Informasi dan
Jaman sekarang ini, banyak sekali remaja Layanan Remaja (PILAR) Perkumpulan
yang melakukan kenakalan-kenakalan seperti Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) telah
yang sering tejadi. Kenakalan remaja tersebut tercatat sebanyak 503 remaja yang melakukan
merupakan bentuk penyimpangan dari perilaku hubungan seks pranikah, 147 remaja putri yang
remaja yang dapat melanggar norma maupun mengalami hamil pranikah, 123 remaja yang
hukum. Kenakalan remaja tersebut dapat berupa mengalami infeksi menular seksual, 75 remaja
menggunakan narkoba, tawuran antar pelajar yang mengalami kelainan fungsi seksual, dan 67
atau bahkan yang paling parah adalah seks bebas remaja putri yang melakukan aborsi.
yang dilakukan di luar nikah. Kenakalan remaja Di sisi lain, perilaku remaja yang berpacaran
seperti ini terjadi karena faktor eksternal dan juga tergambar dari survei yang juga dilakukan
internal(Martono, 2011). oleh Youth Center Pilar PKBI Jawa Tengah
Data WHO setiap tahunnya, 15 juta remaja saling ngobrol 100%, berpegangan tangan
puteri mengalami kehamilan dan 60 persen 93,3%, mencium pipi /kening 84,6%, berciuman
diantaranya berusaha untuk aborsi (Widjaya, bibir60,9%, mencium leher 36,1% saling meraba
Nugraheni,2015). Menurut Dr.Ferryal Loetan, (payudara dan kelamin) 25%, dan melakukan
Asc & SPRM,M.Kes.MMR, diIndonesia sejak hubungan seks 7,6%.Khusus untuk yang
tahun 1990-an perilaku seks remaja sudah mulai melakukan hubungan seks, pasangannya adalah
meningkat. Beberapa hasil penelitian tahun pacar 78,4%, teman 10,3% dan pekerja seks
1994-1995 tentang perilaku seks remaja 9,3%. Alasan mereka melakukan hubungan seks
menunjukkan sudah condong kearah yang kurang adalah coba-coba 15,5%, sebagai ungkapan rasa
baik dan memprihatinkan sekali (Cindi comp, cinta 43,3%, kebutuhan biologis 29,9%.
2011). Sedangkan tempat untuk melakukan hubungan
Sebagai bangsa terbesar keempat di dunia, seks adalah rumah sendiri/pacar 30%, tempat kos
Indonesia memiliki SDM remaja berusia 10-24 /kontrak 32%, hotel 28%, dan lainnya 9% (PKBI,
tahun sejumlah sekitar 65 juta jiwa. Menurut 2011).
survei Badan Koordinasi Keluarga Berencana Dari studi pendahuluan yang dilakukan
Nasional (BKKBN) dari 33 provinsi sepanjang peneliti, pada tahun 2008 -2010 di STIKesX
2008, jumlah remaja usia sekolah di negeri ini Semarang jumlah mahasiswa yang dikeluarkan
yang pernah melakukan seks pranikah mencapai karena hamil sebanyak 8 mahasiswa, yaitu pada
63%. Berdasarkan survei atas perilaku seks 2011 tahun 2008 sebanyak 5 mahasiswa, tahun 2009
yang dilakukan DKT Indonesia di lima kota sebanyak 2 mahasiswa, dan pada tahun 2010
besar di Indonesia, sebanyak 69,6% mengaku sebanyak 1 mahasiswa yang dikeluarkan.
telah berhubungan seks dan 31% diantaranya Tujuan Umum dari penelitian ini adalah
adalah merupakan mahasiswa, yang cukup untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan
mengkhawatirkan adalah 6% mereka mengaku dan sikap remaja dengan perilaku tentang seksual
telah berhubungan seks saat berada di bangku pranikah
SMP/SMA (Metrotv news com, 2011).
Dari survei yang dilakukan Youth Center Pilar 2. METODE PENELITIAN
PKBI Jawa Tengah 2004 di Semarang Jenis penelitian
mengungkapkan bahwa dengan pertayaan- Jenis Penelitian yang digunakan dalam
pertanyaan tentang proses terjadinya bayi, penelitian ini adalah penelitian korelasi bertujuan
Keluarga Berencana, cara-cara pencegahan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan
HIV/AIDS, anemia, cara-cara merawat organ antara duaatau lebih variabel penelitian.
reproduksi, dan pengetahuan fungsi organ Rancangan penelitian yang digunakan adalah
reproduksi,diperolehinformasibahwa43,22% pendekatan secara potong lintang

Prosiding | 44
(cross sectional) yang dilakukan sesaat atau satu merupakan daftar pertanyaan yang disusun
waktu (Notoatmodjo, 2010), yaitu variabel secara tertulis dalam rangka pengumpulan data
independent meliputi pengetahuan dan sikap suatu penelitian. Responden memberikan
remaja dan variabel dependent perilaku seksual jawaban dengan memberikan cek (v) sesuai
pra nikah. dengan apa yang diketahui oleh responden.
Pengumpulan data pada penelitian ini baik
Variabel Penelitian variabel terikat maupun variabel bebas dilakukan
Dalam penelitian ini menggunakan 2 variabel dengan mengunakan angket secara langsung
yaitu: Tingkat pengetahuan dan sikap remaja kepada responden.
sebagai variabel independen, dan perilaku
tentang seksual pranikah sebagai variabel Analisis Data
dependen. a. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini di
Populasi Dan Sampel gunakan untuk mengetahui proporsi dari masing-
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa masing variabel penelitian yaitu: pengetahuan
D III Kebidanan tingkat I kelas regular STIKes X dan sikap remaja tentang seksual pranikah, serta
Semarang dengan jumlah 115 mahasiswi. perilaku seksual pranikah.
Sampel adalah Mahasiswa D III Kebidanan
STIKes X Semarang Tingkat I kelas regular,yang b. AnalisisBivariat
mempunyai kriteria inkulsi dan eklusi. Analisis bivariat dilakukan terhadap dua
Besar sampel pada penelitian ini ditentukan variabel untuk mengetahui adanya hubungan
dengan rumus sebagai berikut : antara variabel bebas tingkat pengetahuan dan
(Notoadmodjo,2005). sikap remaja dengan variabel terikat (perilaku
seksual pranikah).
N Signifikan dapat diketahui dengan melihat p
𝑛= value (signifikasi), bila p≤ 0,05 maka hipotesis
1 + N (d² )
diterima, sebaliknya jika p> 0,05 maka hipotesis
ditolak.
Keterangan :
N : Besar Populasi 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
n : Besar Sampel Hasil Penelitian
d : Tingkat kemaknaan atau ketetapan a. Analisis Univariat
yang dinginkan (0,05) Tabel-tabel berikut ini memberikan gambaran
mengenai umur tingkat pengetahuan dan sikap
Berdasarkan perhitungan rumus besar sampel dan perilaku tentang seks pranikah adalah
diatas, didapatkan besar sampel pada penelitian sebagai berikut :
ini adalah sebanyak 89 orang.
Teknik pengambilan sampel 1) Umur
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini Karakteristik mahasiswa Kebidanan STIKes
adalah stratified random sample, yaitu metode X Semarang berdasarkan data umur dapat
pemilihan sampel dengan cara membagi populasi dilihat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
kedalam kelompok-kelompok homogen. di bawah ini :
Selanjutnya penentuan sampel dilakukan dari
tiap kelompok yang memenuhi kriteria inklusi. Tabel 1. Distribusi Frekuensi umur pada
mahasiswa Kebidanan STIKes X Semarang
Instrumen Penelitian bulan Maret Tahun 2015
Bahan penelitian ini dalah data primer. Penelitian
ini menggunakan alat kueisioner. Kuesioner

Prosiding | 45
Umur Responden Frekuensi Persentase Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 89 mahasiswa
(%) sebagian besar mempunyai sikap Positif yakni
Umur 17 10 11,2 sebanyak 52 responden (58,4%), sisanya pada
Umur 18 50 56,2 kategori Negatif sebanyak 37 responden (41,6%).
Umur 19 25 28,1
Umur 20 4 4,5
Total 89 100,0 4) Perilaku tentang seks pra nikah
Berdasarkan distribusi dari variabel perilaku
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa mahasiswa D III Kebidanan tentang seks
umur responden dengan frekuensi terbanyak pranikah di peroleh hasil sebagai berikut :
adalah 18 tahun sebanyak 56,2%, diikuti umur 19
tahun sebanyak 25 responden (28,1%), sisanya Tabel 4. Distribusi Frekuensi Perilaku
umur 17 tahun sebanyak 10 responden (11,2%) tentangseks pra nikah pada mahasiswa
dan umur 20 sebanyak 4 orang (45%). Kebidanan STIKes X Semarang bulan Maret
Tahun 2015
2) Pengetahuan tentang seks pranikah Perilaku Frekuensi persentase T mean
Berdasarkan distribusi dari variabel (%)
Positif 57 64,0 72,60%
pengetahuan mahasiswa DIII Kebidanan Negatif 32 36,0
mengenai seks pranikah diperoleh hasil sebagai Total 89 100,0
berikut :
Tabel 4 menunjukan bahwa dari 89 mahasiswa
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat sebagian besar mempunyai Perilaku Positif yakni
Pengetahuan tentang seks pranikah pada sebanyak 57 responden (64,0%), sisanya pada
mahasiswa Kebidanan STIKes X Semarang kategori Negatif sebanyak 32 responden (36,0%).
bulan Maret Tahun 2015
Pengetahuan Frekuensi Persentase b. Analisis Bivariat
(%) 1) Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja
Baik 80 89,9 dengan Perilaku tentang seksual pranikah.
Cukup 9 10,1 Tabel 6. Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja
Kurang 0 0,0 dengan Perilaku tentang seksual pra nikah pada
Total 89 100,0 mahasiswa Kebidanan STIKes X Semarang
Tahun 2015
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 89
mahasiswa sebagian besar berpengetahuan baik Perilaku
yakni sebanyak 80 responden (89,9%), sisanya Tingkat pengetahuan r 0,096
pada kategori cukup 9 responden (10,1%). Remaja p 0,371
3) Sikap tentang seks pra nikah n 89
Berdasarkan distribusi dari variabel sikap Berdasarkan hasil uji Rank Speraman’Rho,
mahasiswa D III Kebidanan tentang seks hubungan antara tingkat pengetahuan remaja
pranikah di peroleh hasil sebagai berikut dengan perilaku sek pranikah di mahasiswa
Kebidanan STIKes X Semarangmenunjukkan
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sikap tentang seks hasil analisa data, didapatkan hasil nilai r=0,096
pranikah pada mahasiswa Kebidanan STIKes X (r <0,5) dan p=0,371 (> 0,05), dengan melihat
Semarang bulan Maret Tahun 2015 nilai korelasi Sperman sebesar 0,096
Sikap Frekuensi persentase T mean menunjukan coefficient corelasi yang lemah dan
(%) membandingkan nilai significancy (p) 0,371 >
Positif 52 58,4 67,2% 0,05 maka (Ha) diterima sehingga disimpulkan
Negatif 37 41,6
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
Total 89 100,0
antara tingkat Pengetahuan remaja dengan

Prosiding | 46
perilaku sek pranikah di mahasiswa Kebidanan remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan
STIKes X Semarang. streotipe belasan tahun dan untuk kesan bahwa
mereka sudah dewasa. Berpakaian dan bertindak
2) Hubungan Sikap Remaja dengan Perilaku seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup.
tentang seksual pra nikah. Oleh karena itu remaja mulai memusatkan diri
Tabel 7. Hubungan Sikap Remaja pada perilaku dengan status dewasa ,misalnya
denganPerilaku tentang seksual pranikah pada mulai merokok,dan perbuatan seks
mahasiswa Kebidanan STIKes X Semarang (Hurlock,1995).
Tahun 2015
b. Tingkat pengetahuan remaja tentang seks
Sikap Perilaku Total
pranikah.
positif negatif Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
n % n % seseorang adalah tingkat pendidikan berarti
positif 42 80,8% 10 19,2% 52 bimbingan yang diberikan seseorang terhadap
(100%) perkembangan orang lain menuju cita-cita
negatif 15 40,5% 22 59,5% 37 tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat
(100%)
dan mengisi kehidupan untuk mencapai
Total 57 64,0% 32 36,0% 89
(100%) keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan
X ²: 15,193 diperlukan untuk mendapat informasi misalnya
hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan dapat meningkatkan kualitas hidup
bahwa proporsi remaja yang memiliki sikap yang (Notoadmojo,2003)
positif dengan perilaku positif tentang seks pra Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari
nikah ada 42 orang (80,8%), dengan perilaku 89 mahasiswa sebagian besar berpengetahuan
negatif ada 10 (19,2%). Sedangkan remaja yang baik yakni sebanyak 80 responden (89,9%),
memiliki sikap negatif dengan perilaku positif 15 sisanya pada kategori cukup 9 responden
orang (40,5%), dan dengan sikap negatif dan (10,1%) .
perilaku negatif 22 orang (59,5%). Pengetahuan mahasiswa tentang seksual
Melihat hasil analisa data untuk tabel pranikah dalam kategori baik merupakan hasil
kontingensi 2 x 2 diketahui tidak ada yang terbanyak ini bisa disebabkan karena responden
memiliki nilai ekspektasi kurang dari 5 (50%) adalah mahasiswa kebidanan yang notabene
maka dengan menggunakan uji statistik Chi selalu mendapatkan informasi tentang
Square dengan tingkat kepercayaan 0,05 dengan pengetahuan seks. Menurut Kamus Besar Bahasa
degree of freedom (df) 1, diperoleh p- Indonesia (KBBI) Daring, pengetahuan berarti
value=0,000 (<0,05) maka hipotesis kerja dalam segala sesuatu yg diketahui; kepandaian: atau
penelitian ini (Hɑ) ditolak yang berarti segala sesuatu yg diketahui berkenaan dengan
menunjukan bahwa ada hubungan yang hal (mata pelajaran). Menurut Pudjawidjana
bermakna signifikan antara sikap remaja dengan (1983), pengetahuan adalah reaksi dari manusia
perilaku tentang seksual pranikah. atas rangsangannya oleh alam sekitar melalui
persentuhan melalui objek dengan indera dan
Pembahasan pengetahuan merupakan hasil yang terjadi
Analisis Univariat setelah orang melakukan penginderaan sebuah
a. Berdasarkan umur responden. objek tertentu.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan Lingkungan fisik yang menyangkut
bahwa usia responden pada penelitian ini adalah tentang STIKes yang strategis yang
17 – 20 tahun. Periode usia ini disebut masa memungkinkan responden untuk mengakses
remaja ahkir. Pada periode ini remaja semakin sumber informasi yang mudah dari internet,
mendekati usia kematangan yang sah, para guru, teman-teman yang diperoleh secara formal

Prosiding | 47
maupun informal. Rasa ingin tahu responden sikapnegatif yang tergantung pada reaksi
yang merupakan ciri remaja mendorong mereka individu untuk merespon terhadap suatu stimulus
mencari informasi guna memenuhi kebutuhan yang berujung pada suatu tindakan atau perilaku.
pengetahuan tentang seputar seks. Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas
c. Sikap Remaja tentang seks pranikah. organisme (makhluk hidup)yang bersangkutan.
Secara teori seringkali diungkapkan bahwa Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis
sikap merupakan predoposisi (penentu) yang semua makhluk hidup mulai dari tumbuh –
memunculkan adanya perilaku yang sesuai tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu
dengan sikapnya. Sikap tumbuh, diawali dari berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas
pengetahuan yang dipersepsikan sebgai sesuatu masing – masing. Sehingga yang dimaksud
hal yang baik (positif) maupuan tidak baik perilaku manusia, pada hakikatnya adalah
(negatif), kemudian diinternalisasikan kedalam tindakan atau aktifitas manusia darimanusia itu
dirinya (Dariyo,2004). sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa dari luas antara lain: berjalan, berbicara, tertawa,
89 mahasiswa sebagian besar mempunyai sikap bekerja, kuliah, menulis, membaca dan
positif yakni sebanyak 52 responden (58,4%), sebagainya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan
sisanya pada kategori negatif sebanyak 37 bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah
responden (41,6).Sebagian besar responden semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang
mempunyai sikap positif,ini dipengaruhi oleh dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat
faktor –faktor yang mempengaruhi sikap seperti diamati pihak luar (Notoatmodjo 2003).
kebudayaan,lembaga pendidikan, dan Seringkali remaja mempunyai pandangan
agama.Sikap negatif sebanyak 41,6% sama yang salah bahwa masa pacaran merupakan masa
seperti diatas karena dipengaruhi faktor-faktor dimana seseorang boleh mencintai maupun
yang mempengaruhi sikap seperti media dicintai oleh kekasihnya. Dalam hal ini, bentuk
massa,dan emosianal. ungkapan rasa (kasih sayang) dapat dinyatakan
Sikap sebagai konstelasi komponen kognitif, dengan berbagai cara, misalnya, pemberian
afektif, dan konatif yang saling berinteraksi hadiah bunga, berpelukan, berciuman, dan
dalam memahami dan merasakan suatu obyek. bahkan melakukan hubungan seksual. Dengan
Secord dan Backman mendefinisikan sikap anggapan yang salah ini, maka juga akan
sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan menyebabkan tindakan yang salah
(afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi (Dariyo,2004).
tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek
tertentu. Komponen kognitif berkaitan dengan Analisis Bivariat
kepercayaan seseorang mengenai apa yang a. Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja
berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. dengan Perilaku tentang seksual pra nikah.
Sesuatu yang telah diyakini akan menjadi suatu Berdasarkan uji Rank Speraman’Rho statistik
stereotipe pada individu tersebut, sehingga menyatakan tidak adanya hubungan yang
pikirannya selalu terpola. bermakna antara pengetahuan tentang seks
pranikah dengan perilaku seksual pranikah pada
d. Perilaku Remaja tentang seks pra nikah. mahasiswa kebidanan tingkat I STIKes X
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan Semarang.
bahwa dari 89 mahasiswa sebagian besar Pada hasil penelitian menunjukan hasil
mempunyai perilaku positif yakni sebanyak 57 analisa data, didapatkan hasil nilai r=0,096 dan
responden (64,0%), sisanya pada kategori negatif p=0,371 (< 0,05), maka dapat disimpulkan
sebanyak 32 responden (36,0%). Responden bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
yang berperilaku negatif telah melakukan antara tingkat pengetahuan remaja dengan
perilaku seks pranikah mulai berpegangan tangan perilaku sek pranikah di mahasiswa Kebidanan
sampai cium bibir, ini bisa dipengaruhi oleh STIKes X Semarang.

Prosiding | 48
Berdasarkan teori tentang perilaku menurut remaja yang tidak mengetahui dan yang
WHO menganalisis bahwa seseorang itu menyatakan tidak ada masa subur. Secara
berperilaku tertentu bukan karena faktor statistik pengetahuan ada tidaknya masa subur
pengetahuan saja tetapi ada faktor ini tidak signifikan dalam mempengaruhi
kepercayaan,sikap,orang penting sebagai hubungan seks pranikah, namun rasio
referensi,sumber-sumber daya dan kebudayaan kecenderungan tersebut menandakan remaja
(Notoatmodjo,2003). yang mengetahui adanya masa subur lebih
Sejalan dengan Hasil Survei Demografi mengetahui dampak negatif yang mereka
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 lewat dapatkan jika mereka melakukan hubungan
analisisnya tentang determinan hubungan seks seks pranikah pada masa subur.
pada remaja dengan variabel bebas yaitu : tingkat Dengan melihat hasil Survei Demografi
pendidikan,status sekolah, status pengetahuan, Kesehatan Indonesia (SDKI) ini, dan
perubahan fisik,status pengetahuan cara membandingkan hasil analisis peneliti tentang
menghindari kehamilan, dan umur pertama kali hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku
punya pacar,hasilnya Ho ditolak karena p-value remaja tentang seks pranikah, maka dapat
yang diperoleh lebih besar dari tigkat signifikan dikatakan bahwa tingkat pengetahuan remaja
(a=0,05) artinya bahwa tidak ada hubungan tidak mempengaruhi perilaku tentang seks
antara variabel bebas tersebut terhadap perilaku pranikah karena justru dengan pengetahuan yang
hubungan seks pranikah pada remaja (dengan baik maka remaja lebih beresiko untuk
tingkat kepercayaan 95%). Lebih lanjut melakukan seks pranikah. Remaja yang
dilakukan analisis regresilogistik dari sehingga berpengetahuan baik tapi sudah berpacaran lebih
didapati 8 variabel yang signifikan ; yakni status beresiko melakukan hubungan seks pranikah.
sekolah, status bekerja, pengetahuan ada masa Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tidak
subur, pengetahuan kehamilan, jenis kelamin, ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
umur, status pacaran dan status teman perilaku tentang seks pranikah pada
(Purwatiningsih,2010). mahasiswakebidanan STIKes X Semarang
Berdasarkan model yang terbentuk oleh karena hasil uji Rank Speraman’Rhodidapatkan
delapan variable bebas tersebut, rasio hasil nilai r=0,096 dan p= 0,371 (< 0,05),
kecenderungan atau resiko yang ditimbulkan Perilaku seks pranikah ini memang kasat
oleh setiap faktor yang mempengaruhi remaja mata, namun ia tidak terjadi dengan sendirinya
melakukan seks pranikah di dapati hasil melainkan didorong atau dimotivasi oleh faktor-
analisisnya adalah sebagai berikut : faktor internal yang tidak dapat diamati secara
1) Status pacaran odd ratio(8,6) yang diartikan langsung (tidak kasat mata). Dengan demikian
bahwa remaja yang mempunyai pacar atau individu tersebut tergerak untuk melakukan
berpacaran lebih beresiko melakukan perilaku seks pranikah.
hubungan seks pranikah dari pada remaja Motivasi merupakan penggerak perilaku.
yang tidak berpacaran. Hubungan antar kedua konstruk ini cukup
2) Jenis kelamin (OR 5,5) kompleks, antara lain dapat dilihat sebagai
3) Status sekolah (OR 1,8) berikut : Motivasi yang sama dapat saja
4) Status teman (OR 1,1) menggerakkan perilaku yang berbeda, demikian
5) Umur (OR 1,5) pula perilaku yang sama dapat saja diarahkan
6) Status teman (OR 1,1) oleh motivasi yang berbeda. Motivasi tertentu
7) Pengetahuan ada masa subur, yang tidak akan mendorong seseorang untuk melakukan
mengetahui (OR 0,6) dan yang mengetahui perilaku tertentu pula. Pada seorang remaja,
(OR 0,9) artinya di sini remaja yang perilaku seks pranikah tersebut dapat dimotivasi
mengetahui adanya masa subur pada oleh rasa sayang dan cinta dengan didominasi
perempuan lebih beresiko melakukan oleh perasaan kedekatan dan gairah yang tinggi
hubungan seks pranikah dibandingkan dengan terhadap pasangannya, tanpa disertai komitmen

Prosiding | 49
yang jelas (menurut Sternberg hal ini dinamakan remaja, sesungguhnya merupakan bagian integral
romantic love); atau karena pengaruh kelompok dari pertumbuhan dan perkembangan jasmani
(konformitas), dimana remaja tersebut ingin secara menyeluruh, namun dorongan seksual ini
menjadi bagian dari kelompoknya dengan mengalami kematangan pada usia usia remaja.
mengikuti norma-norma yang telah dianut oleh Karena itulah, dengan adanya pertumbuhan ini
kelompoknya, dalam hal ini kelompoknya telah maka dibutuhkan penyaluran dalam bentuk
melakukan perilaku seks pranikah. perilaku seksual tertentu.Cukup naïf bila kita
Disinilah suatu masalah acap kali muncul tidak menyinggung faktor lingkungan, yang
dalam kehidupan remaja karena mereka ingin memiliki peran yang tidak kalah penting dengan
mencoba-coba segala hal, termasuk yang faktor pendorong perilaku seksual pranikah
berhubungan dengan fungsi ketubuhannya yang lainnya.Faktor lingkungan ini bervariasi
juga melibatkan pasangannya.Namun dibalik itu macamnya, ada teman sepermainan (peer-
semua, faktor internal yang paling group), pengaruh media dan televisi, bahkan
mempengaruhi perilaku seksual remaja sehingga faktor orang tua sendiri. Pada masa remaja,
mengarah pada perilaku seksual pranikah pada kedekatannya dengan peer-groupnya sangat
remaja adalah berkembangnya organ tinggi karena selain ikatan peer-group
seksual.Dikatakan bahwa gonads (kelenjar seks) menggantikan ikatan keluarga, mereka juga
yang tetap bekerja (seks primer) bukan saja merupakan sumber afeksi, simpati, dan
berpengaruh pada penyempurnaan tubuh pengertian, saling berbagi pengalaman dan
(khususnya yang berhubungan dengan ciri-ciri sebagai tempat remaja untuk mencapai otonomi
seks sekunder), melainkan juga berpengaruh jauh dan independensi.
pada kehidupan psikis, moral bahkan sosial. Seorang remaja yang tidak mampu
Pada kehidupan psikis remaja, perkembangan mengendalikan diri, sehinga dalam kehidupan
organ seksual mempunyai pengaruh kuat dalam seksual secara bebas (diluar aturan norma
minat remaja terhadap lawan jenis kelamin. sosial),misalnya seks pranikah akan berakibat
Ketertarikkan antar lawan jenis ini kemudian negative seperti STD’s (seksually transmitted
berkembang ke pola kencan yang lebih serius disease), kehamilan (pregnancy),droup-out dari
serta memilih pasangan kencan dan romans yang sekolah. Biasanya merekalah yang memiliki sifat
akan ditetapkan sebagai teman hidup. Sedangkan ketidakkonsistenan (inconsistency) antara
pada kehidupan moral, seiringan dengan pengetahuan, sikap dan prilakunya. Misalnya,
bekerjanya gonads, tak jarang timbul konflik walaupun seseorang mempunyai pengetahuan
dalam diri remaja. Masalah yang timbul yaitu dan sikap bahwa seksual pranikah itu tidak baik,
akibat adanya dorongan seks dan pertimbangan namun karena situasi dan kesempatan itu
moral sering kali bertentangan. memungkinkan,serta ditunjang oleh niat untuk
Bila dorongan seks terlalu besar sehingga melakukan hubungan seks pranikah; maka
menimbulkan konflik yang kuat, maka dorongan individu ternyata tetap saja melakukan hal itu.
seks tersebut cenderung untuk dimenangkan Akibatnya prilakunya tidak konsisten dengan
dengan berbagai dalih sebagai pembenaran diri. pengetahuan dan sikapnya (Dariyo,2004).
Pengaruh perkembangan organ seksual pada b. Hubungan Sikap Remaja dengan Perilaku
kehidupan sosial ialah remaja dapat memperoleh tentang seksual pranikah.
teman baru, mengadakan jalinan cinta dengan Berdasarkan uji statistik menyatakan ada
lawan jenisnya. Jalinan cinta ini tidak lagi hubungan yang bermakna antara sikap remaja
menampakkan pemujaan secara berlebihan dengan perilaku tentang sek pra nikah pada
terhadap lawan jenis dan “cinta monyet” pun mahasiwa kebidanan STIKes X Semarang.
tidak tampak lagi. Mereka benar-benar terpaut Pada hasil penelitian menunjukan bahwa dari
hatinya pada seorang lawan jenis, sehingga 89 mahasiswa sebagian besar mempunyai sikap
terikat oleh tali cinta.Perlu pula dijelaskan bahwa Positif yakni sebanyak 58,4% responden ternyata
pertumbuhan kelenjar-kelenjar seks (gonads) mempunyai perilaku positif 64,0%.

Prosiding | 50
Hasil penelitian ini menunjukan nilai odds Saran
ratio 6,160 pada confidence interval 95% a. Bagi remaja :
responden yang memiliki sikap positif memiliki 1) Hindari hal-hal yang dapat
peluang untuk berperilaku positif jugadibanding menimbulkan dorongan seksualdengan
responden yang memiliki sikap negatif. Hal ini -cara Taat beribadah, Remaja
menunjukan bahwa sikap sangat mendukung memahami tugas utamanya, dengan :
remaja untuk berperilaku tentang seks pranikah. belajar dan Mengisi waktu sesuai dengan
Sikap akan memberikan stimulus seseorang bakat, minat dan kemampuan. Misalnya :
atau kesediaan untuk bertindak dan berperilaku. olah raga, kesenian dan berorganisasi.
Sikap positif ini bisa dipengaruhi agama, 2) Hindari berpacaran di tempat sepi,
pendidikan dan sosial budaya sedangkan sikap hindari perbuatan-perbuatan yang akan
yang negatif bisa dipengaruhi oleh pengetahuan. menimbulkan dorongan seksual, seperti
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada meraba-raba bagian tubuh pasangan
hubungan antara sikap remaja dengan perilaku yang mudah terangsang.
tentang seks pranikah pada mahasiswa D III 3) Jauhkan diri dari materi berbau por
Kebidanan STIKes X Semarang karena hasil uji nografi lewat media internet.
chi square diperoleh nilai 000 (p < 0,05) dan X² 4) Memilih teman yang baik yang
hitung > X² tabel, ini didukung dengan hasil memberi pengaruh baik.
penelitian oleh Widayati Danik di SMA Negeri I b. Bagi institusi pendidikan
Semarang yang menunjukan ada hubungan Membentuk kelompok Peminat Kesehatan
bermakna antara sikap dengan hubungan seks Reproduksi Remaja (KPKRR). Pembentukan
pranikah dengan nilai p=0,0000(p < 0,05) dan X² KPKRR ini merupakan suatu tim yang
hitung > X² tabel (52,591>9,488). independent dan bersifat sukarelawan yang
mempunyai komitmen tinggi terhadap masa
4. KESIMPULAN DAN SARAN depan remaja sebagai generasi penerus
Kesimpulan bangsa.Sebelum memberikan pelayan kesehatan
Berdasarkanhasil penelitian terhadap 89 reproduksi remaja pada remaja bermasalah atau
mahasiswa Kebidanan tingkat I STIKes X remaja beresiko maka KPKRR ini diberikan
Semarang dapat disimpulkan, sebagai berikut : pelatihan-pelatihan konseling remaja serta
a. Mahasiswa D III Kebidanan STIKes X bersedia mengembangkan pengetahuan mengenai
Semarang sebagian besar berpengetahuan masalah remaja.
baik Untuk melakukan kegiatan KPKRR
b. Mahasiswa D III Kebidanan STIKes X diperlukan tempat khusus yang dapat digunakan
Semarang sebagian besar mempunyai sikap sebagai tempat pertemuan dan diskusi para
positif Peminat Kesehatan Reproduksi Remaja dan juga
c. Mahasiswa D III Kebidanan STIKes X dapat digunakan sebagai tempat konsultasi yang
Semarangsebagian besar mahasiswa aman dan terjamin privasi para remaja yang
mempunyai perilaku positif bermasalah dan beresiko.
d. Tidak ada hubungan yang signifikan antara Diperlukan juga persiapan dan kesedian KPKRR
tingkat pengetahuan remaja dengan perilaku untuk melayani remaja di luar jam kerja karena
sek pranikah di mahasiswa Kebidanan umumnya remaja ingin melakukan konsultasi
STIKES X Semarang secara rahasia.Dalam pelaksanaannya Fokus
e. Ada hubungan yang signifikan antara utama dari konsep KPKRR ini adalah masalah-
tingkat sikap remaja dengan perilaku sex masalah yang sedang dialami remaja dapat
pranikah di mahasiswa Kebidanan STIKES terselesaikan sesuai dengan bidang, minat, dan
X Semarang kompetensi masing-masing remaja yang
bermasalah atau beresiko.Remaja membutuhkan
pelayanan KPKRR dengan biaya gratis, dan yang

Prosiding | 51
terpenting adalah remaja mendapatkan tapi keluarga (orang tua) harus menerapkan
pendampingan dengan mengutamakan dalam diri sendiri terlebih dahulu sebagai refleksi
“Terjaminnya Kerahasiaan”. terhadap anak. Ajaklah anak beribadah bersama
c. Bagi orang tua/keluarga dan jelaskan tujuan beribadah agar anak paham
Menjadi sahabat untuk anak. Cobalah untuk secara mendalam dalam hatinya.
mendengarkan pendapatnya dan berikan arahan Ceritakanlah kebesaran-kebesaran Tuhan
dengan cara yang halus apabila anak Anda untuk menumbuhkan kecintaan dan ketakwaan
salah. Hargai mereka,Dengan keluarga berperan anak. Jadilah tauladan yang menampilkan moral-
sebagai sahabat,anak akan merasa nyaman dan moral positif dalam sehari-hari. Jika anak salah,
menghargai nasihat-nasihat orang tua.Untuk beritahu kalau dia salah dan tunjukkan
menghindari lingkungan yang salah, bagaimana seharusnya. Dengan demikian
Keluarga harus mengontrol lingkungan diharapkan terbentuknya remaja yang memiliki
anak. Kenalilah pergaulan anak untuk bisa sifat dan sikap yang baik. Pendidikan moral dan
mengontrol pergaulannya. agama tidak terlepas dari pengawasan orang tua
Bersikap friendly terhadap teman-temannya agar anak tidak miskonsepsi terhadap agama dan
sehingga keluarga tahu siapa yang baik untuknya moral yang diajarkan.
dan siapa yang tidak baik. Perhatikan sesuatu Dengan demikian diharapkan anak terhindar
yang ditonton dan dibacanya. Mudahnya akses dari pergaulan bebas ketika remaja. Dengan
informasi menyebabkan orang tua kewalahan berbekal kecintaan dan ketakwaan terhadap
mengawasi anak. Pintar-pintarlah mencari tahu Tuhan, kecintaan kepada orangtua dan keluarga
apa informasi apa saja yang telah diserapnya dan serta berbekal nilai-nilai moral sejak dini,
pastikan anak memandangnya dalam segi positif diharapkan dapat menghindari pengaruh-
dan negatif dalam menyaring informasi tersebut. pengaruh negatif yang dapat menjerumuskan
Berikanlah pandangan kita terhadap informasi mereka. Oleh karena itu bagi orang tua,
tersebut tanpa kesan menyudutkan. kenalilah, sayangi dan kendalikan anak sebelum
Hal terpenting yang harus dilakukan semuanya menjadi terlambat. Berikan pendidikan
keluarga adalah memberikan pendidikan moral di dalam keluarga dengan penuh kasih sayang.
dan agama sejak dini kepada anak. Penentangan Jangan biarkan para remaja penerus bangsa kita
terhadap seks bebas jelas ditekankan oleh setiap termakan oleh zaman dan menghancurkan masa
agama. Untuk itu anak harus dibekali depannya sendiri.
pengetahuan agama sejak dini. Ciptakan suasana d. Bagi masyarakat
yang religius di rumah sehingga anak beranjak Ikut berpartisipasi dalam pemantauan dan
dewasa (remaja) telah memiliki bekal pengawasan lingkungan di mana remaja berada
pengetahuan agama yang cukup. Remaja yang sehingga remaja tidak terjerumus dalam seks pra
taat akan selalu takut terhadap Tuhan, merasa nikah.Lingkungan atau masyarakat juga
selalu dalam pengawasannya sehingga memiliki memegang peran penting dalam mencegah seks
pengendalian diri yang baik. Berbekal pranikah. Mulai pemilik kos, asrama hingga
pengendalian diri yang kuat, tidak akan mudah masyarakat harus ikut mengawasi kehidupan
dipengaruhi teman-temannya yang salah penghuninya. Jangan cuma menikmati uangnya
pergaulan sehingga terjaga dan tidak terjerumus. saja, tetapi juga bertanggung jawab apa yang
Sedangkan pendidikan moral harus ditanamkan dilakukan penghuni. Hal ini bisa dilakukan
sejak dini agar mereka tahu mana yang benar dan dengan membuat tata tertib bagi penghuni
mana yang salah, mana perilaku bermoral dan kos/asrama.
mana perilaku amoral. Beritahu bagaimana Langkah serupa juga bisa dilakukan oleh
seharusnya bergaul dengan lawan jenis, pengelola losmen, hotel, atau tempat wisata.
bagaimana bersikap di tempat umum, bagaimana Kalau memang ada yang melanggar tata tertib,
menghargai orang lain. Pendidikan agama dan pemilik atau pengelola harus berani menindak
moral tidak hanya secara lisan saja dilakukan, penghuni atau pengunjung.

Prosiding | 52
REFERENSI Indonesia. Blog.spot.com) diakses tgl 21
Desember 2011.
Arikunto, Suharsimi. (2008). Metode Penelitian. PKBI (2011) Info Kasus Semarang : Pilar PKBI
Jakarta : Rineka Cipta. Jawa Tengah: Kantor Wilayah Jawa
Dariyo Agus (2004) Psikologi Perkembangan Tengah.
Remaja : Ghalia Indonesia. PIK KKR “Al-HIKMAH (2011) Bahaya Utama
Cindi (2011) Fenomena Kehidupan Seks Bebas Seks Pra Nikah dan Seks Bebas pada
di kalangan Remaja (http : Remaja: ( http// www.: pikkrr-
www.cindicomp.com) diakses tgl 20 alhikmah.blogspot.ss.com) diakses tgl 21
Desember 2011. Desember 2012.
Hurlock (1995) Psikologi Perkembangan ,edisi 5 KBI .Gemari (2011) 1 Milyar Remaja
: Erlangga Jakarta. Berperilaku Seksual Membahayakan :
Endang Ediastuti dkk (2010) Keluarga (http//. Gemari.or.id > di akses tgl 21
Berencana dan Kesehatan Reproduksi Desember 2012.
:Pustaka Pelajar. Sugiyono. (2004). Statistik untuk Peneliti.
Jayanti (2010) Konsep Perilaku seksual Bandung : Alfabetha.
Pra Nikah : (http :www.dwixhikary) Sarwono Sarlito(2002) Psikologi Remaja
diakses tgl 20 Desember 2011. :Rajawali Pers.
Handono Riwidiko,S.Kp (2015) STATISTIK Sularyo Titi (2002) Tumbuh Kembang Anak
KESEHATAN ; Mitra Cendikia Press Remaja :IDAI :Sagung Seto.
Yogyakarta. Sri Purwatiningsih dan Sofia Nur Yulida Furi
Irianto Koes (2010) Memahami seksologi : Sinar (2010) Permisivitas dan Peran Sosial
Baru Algensindo. dalam Perilaku Seksual di Indonesia
Martono (2011) Fenomena Kehidupan Remaja: ;Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan
(http :www.galuchindra.blogspot.com) Universitas Gadjah Mada ; Pustaka
diakses tgl 21 Desember 2011. Pelajar.
Metro TV.news. (2011) Survey : Remaja Singgih Santoso (2011) Mastering SPSS versi 19
Berhubungan Seks diusia 19 tahun : ( ; PT. ELEX MEDIA KOMPUTINDO ;
http// metrotvnews.com/read/news) KOMPAS GRAMEDIA.
diakses tgl 21 Desember 2011. Tarwoto (2010) Kesehatan Remaja : Problem
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan & dan Solusinya : Poltekes Depkes : Salemba
Ilmu Perilaku:Jakarta : Rineka Cipta. Medika.
_____________ (2010) Ilmu perilaku Kesehatan: Wawan dkk (2010) Teori & Pengetahuan :
Rineka Cipta Pengetahuan, Sikap, danPengetahuan :
Okanegara (2011) Remaja saat ini: Tragis atau Nuha Me
Strategis :.( http : www. Dunia Remaja

Prosiding | 53

Anda mungkin juga menyukai