Anda di halaman 1dari 1

https://www.scribd.

com/document/371710992/Determinan-Sosial-Kesehatan-Dukungan-Sosial

https://www.scribd.com/doc/128591818/Dukungan-Sosial-Dan-Kesehatan

Tim peneliti dari Ohio State ini berspekulasi bahwa stres jangka panjang
menyebabkan tubuh mengeluarkan hormon stres - terutama glukokortikoid
dalam jangka panjang. Hormon-hormon ini mempengaruhi timus, tempat
limfosit (salah satu sel imun) diproduksi, dan menghambat produksi
sitokin dan interleukin yang merangsang dan mengkoordinasikan aktivitas
sel darah putih. Selain itu, berikut adalah laporan dari beberapa peneliti
lain:

Orang yang merawat pasien Alzheimer rata-rata memiliki lebih tinggi


kadar kortisol, suatu hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal,
dalam tubuhnya. Kadar kortisol yang lebih tinggi membuat antibodi
lebih lemah dalam menanggapi vaksin influenza.

• Aktivitas sel T telah ditemukan lebih rendah pada pasien depresi


dibandingkan dengan pasien tanpa depresi, dan pada pria yang
berpisah atau bercerai dibandingkan dengan laki-laki yang sudah
menikah.

• Dalam sebuah studi tahunan, orang yang merawat suami atau


istrinya yang menderita penyakit Alzheimer, memiiki perubahan
fungsi sel T. Terutama bagi mereka yang memiliki lingkungan
hubungan sosial yang sempit.

• Empat bulan setelah berlalunya badai Andrew di Florida, orang-


orang yang tinggal di lingkungan yang paling rusak berat
menunjukkan berkurangnya aktivitas di beberapa pengukuran
sistem kekebalan tubuh. Hasil serupa ditemukan dalam studi
karyawan rumah sakit setelah gempa bumi di Los Angeles.

Dengan melihat dari beberapa studi ini, mungkin ada hubungan


antara stres dan daya tahan tubuh, namun keseluruhan studi belum
menunjukkan hubungan sebab-akibat.

Anda mungkin juga menyukai