Salah satu masalah dalam suatu penelitian adalah bagaimana data yang
diperoleh adalah akurat dan objek. Hal ini sangat penting dalam penelitian karena
kesimpulan penelitian hanya akan dapat dipercaya atau (akurat). Data yang kita
kumpilkan tidak akan berguna bilamana alat pengukur yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian tidak mempunyai validitas dan reliabilitas yang
tinggi.
1. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data. Misalnya bila seseorang akan
mengukur cincin, maka dia harus menggunakan timbangan emas. Dilain pihak bila
seseorang ingin menimbang berat badan, maka dia harus menggunakan timbangan
berat badan. Jadi dapat disimpulkan bahwa timbangan emas valid untuk mengukur
berat cincin, tapi timbangan berat emas tidak valid untuk menimbang berat badan.
Bila r hitung lebih kecil atau sama dengan r tabel artinya variabel tidak valid
2. Reliabilitas
Keputusan uji:
NO P1 P2 P3 P4 P5
1 4 3 4 4 4
2 1 1 1 1 1
3 1 2 1 1 1
4 4 4 3 4 4
5 2 4 2 2 2
6 3 3 3 3 3
7 4 1 4 4 4
8 1 1 1 1 1
9 3 3 3 3 3
10 2 3 2 2 2
11 1 1 1 1 1
12 2 2 2 2 2
13 4 2 4 3 4
14 3 1 3 3 3
15 2 3 2 2 2
Ujilah kelima pertanyaan di atas apakah sudah valid dan reliabel
Penyelesaian:
Langkahnya:
Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0.928 5
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Sering terpaksa lembur 2.47 1.187 15
Bersaing dalam hidup 2.27 1.100 15
Mudah marah 2.40 1.121 15
Konflik keluarga 2.40 1.121 15
Konflik dengan teman 2.47 1.187 15
Item-Total Statistics
Scale Scale Cronbach's
Mean Variance Corrected Alpha if
if Item if Item Item-Total Item
deleted Deleted Correlation Deleted
Sering terpaksa
lembur 9.53 15.124 .963 .881
Bersaing dalam
hidup 9.73 20.924 .328 .993
Mudah marah 9.60 15.971 .915 .892
Konflik keluarga 9.60 15.686 .955 .884
Konflik dengan
teman 9.53 15.124 .963 .881
Interpretasi:
Hasil analisis reliability memperlihatkan dua bagian. Bagian utama
menunjukkan hasil statistik deskriptif masing-masing variabel dalam
bentuk mean, varian dan lain-lain. Pada bagian kedua memperlihatkan
hasil dari proses validitas dan reliabilitas. Kaidah yang berlaku bahwa
pengujian dimulai dengan menguji validitas kuesioner baru dilanjutkan
uji reliabilitas.
a. Uji Validitas
Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan dengan
membandingkan nilai r tabel dengan nilai r hitung.
*) Menentukan nilai r tabel
Nilai r tabel dilihat dengan tabel r (pada lampiran) dengan
menggunakan df=n-2 15-2=13. Pada tingkat kemaknaan 5%,
didapat angka r tabel = 0,514.
**) Menentukan nilai r hasil perhitungan
Nilai r hasil dapat dilihat pada kolom “Corrected item-Total
Correlation”.
***) Keputusan
Masing-masing pertanyaan/variabel dibandingkan nila r hasil
dengan nilai r tabel, ketentuan: bila r hasil > r tabel, maka
pertanyaan tersebut valid.
Kesimpulan:
Terlihat dari 5 pertanyaan, ada satu pertanyaan yaitu P2 (r=0,3275)
yang nilainya lebih rendah dari r tabel (r=0,514). Sehingga
pertanyaan P2 tidak valid, sedangkan untuk pertanyaan P1, P3, P4
dan P5 dinyatakan valid.
Langkah selanjutnya melakukan analisis lagi dengan mengeluarkan
pertanyaan yang tidak valid. Lakukan prosedur/langkah seperti di
atas yaitu:
a) Klik ‘Analyze’
b) Pilih ‘Scale’
c) Pilih ‘Reliability Analysis’
d) Keluarkan variabel P2 dan pastikan keempat variabel yang lain tetap
berada di dalam kotak ‘Items’ (variabel P2 dikeluarkan dari kotak
dikembalikan ke kotak kiri).
e) Klik “OK” kemudian muncul tampilan Output sebagai berikut:
Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.993 4
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Sering terpaksa
lembur 2.47 1.187 15
Mudah marah 2.40 1.121 15
Konflik keluarga 2.40 1.121 15
Konflik dengan teman 2.47 1.187 15
Item-Total Statistics
Scale Scale Cronbach's
Mean Variance Corrected Alpha if
if Item if Item Item-Total Item
deleted Deleted Correlation Deleted
Sering terpaksa
lembur 7.27 11.497 .996 .988
Mudah marah 7.33 12.095 .971 .994
Konflik keluarga 7.33 12.095 .971 .994
Konflik dengan
teman 7.27 11.495 .996 .988
Interpretasi:
Contoh:
1. Ya 2. Tidak
Kemudian dilakukan uji coba dengan pengamatan sebanyak 10 pasien, adapun
hasilnya sebagai berikut:
Langkah:
No Peneliti Numerator
1 1 1
2 2 2
3 1 2
4 1 1
5 1 1
6 2 2
7 2 2
8 1 1
9 1 1
10 1 1
11 2 2
12 1 1
13 1 1
14 2 1
15 1 1
Salah satu masalah dalam masalah penelitian adalah bagaimana data yang
diperoleh adalah akurat dan objektif. Hal ini sangat penting dalam penelitian karena
kesimpulan penelitian hanya akan dapat dipercaya bila didasarkan pada informasi
yang juga dapat dipercaya (akurat). Data yang kita kumpulkan tidak akan berguna
bilamana alat pengukur yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian
tersebut tidak mempunyai validitas dan reliabilitas yang tinggi.
A. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data.
Misalnya bila seseorang akan mengukur cincin, maka dia harus
menggunakan timbangan emas. Dilain pihak bila seseorang ingin
menimbang berat badan, maka dia harus menggunakan timbangan badan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa timbangan emas valid untk mengukur cincin,
tetapi timbangan emas tidak valid untuk menimbang berat badan.
B. Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama. Misalkan seseorang
ingin mengukur jarak dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan
dua jenis alat ukur. Alat ukur pertama dengan meteran yang dibuat dari
logam, sedangkan alat ukur yang kedua dengan menggunakan langkah kaki.
Pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan meteran logam akan
mendapatkan hasil yang sama kalau pengukurannya diulang dua kali atau
lebih. Sebaliknya pengukuran yang dilakukan dengan langkah kaki, besar
kemungkinan aka didapatkan hasil yang berbeda kalau pengukurannya
diulang dua kali atau lebih. Dari ilustrasi berarti meteran logam lebih
reliable dibandingkan dengan langkah kaki untuk mengukur jarak.
C. Cara Mengukur Validitas
Untuk mengetahui validitas suatu instrumen (dalam hal ini kuesioner)
dilakukan dengan cara melakukan kolerasi antar skor masing – masing
veriabel dengan skor totalnya. Suatu variabel (pertayaan) dikatakan valid
bila skor variabel tersebut berkorelas secara signifikan dengan skor totalnya.
Teknik korelasi yang digunakan Kolerai Pearson Product Moment (r)
dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan :
N : banyak subjek
X : Nilai rata-rata soal tes pertama perorangan
Y : Nilai rata-rata soal tes kedua perorangan
∑X : jumlah nilai x
Keterangan Uji:
Bila r hitung lebih besar dari r tabel Ho ditolak, artinya variabel valid
Bila r hitung lebih kecil dari r tabel Ho gagal ditolak, artinya variabel
tidak valid
E. Latihan 1
No. P1 P2 P3 P4 P5
1 4 3 4 4 4
2 1 1 1 1 1
3 1 2 1 1 1
4 4 4 3 4 4
5 2 4 2 2 2
6 3 3 3 3 3
7 4 1 4 4 4
8 1 1 1 1 1
9 3 3 3 3 3
10 2 3 2 2 2
11 1 1 1 1 1
12 2 2 2 2 2
13 4 2 4 3 4
14 3 1 3 3 3
15 2 3 2 2 2
Pertanyaan:
Penyelesaian:
Langkahnya:
Masukkan data tersebut ke SPSS
No. P1 P2 P3 P4 P5
1 4 3 4 4 4
2 1 1 1 1 1
3 1 2 1 1 1
4 4 4 3 4 4
5 2 4 2 2 2
6 3 3 3 3 3
7 4 1 4 4 4
8 1 1 1 1 1
9 3 3 3 3 3
10 2 3 2 2 2
11 1 1 1 1 1
12 2 2 2 2 2
13 4 2 4 3 4
14 3 1 3 3 3
15 2 3 2 2 2
Reliability statistic
Cronbach’s N of items
Alpha
.928 5
Item Statistic
Std.
Mean Devitation N
P1 2.47 1.187 15
P2 2.27 1.100 15
P3 2.40 1.121 15
P4 2.40 1.121 15
P5 2.47 1.187 15
Item-Total Statistic
a. Uji Validitas
Untuk mengetahui validitas kuisioner dilakukan dengan membandingkan
nilai r tabel dengan nilai r tabel hitung.
Menemukan nilai r tabel
Nilai r tabel dapat dilihat pada tabel r (pada lampiran 1) dengan
menggunakan df = n-2, dengan demikian df = 15-2 = 13. Pada tingkat
kepercayaan 5%, didapat angka r tabel = 0,514
Menentukan nilai r hasil perhitungan
Nilai r hasil perhitungan dapat dilihat pada kolom “Corrected Item-Total
Correlation”
Keputusan:
Masing-masing pertanyaan/variabel dibandingkan nilai r hasil perhitungan
dengan nilai r tabel, ketentuan: bila r hasil > tabel, maka pernyataan tersebut
valid.
Kesimpulan:
Terlihat dari 5 pertanyaan, ada satu pertanyaan yaitu P2 (r = 0,3275) yang
nilainya lebih rendah dari r tabel (r = 0,514), sehingga pertanyaan P2
tersebut tidak valid, sedangkan untuk pertanyaan P1, P2, P4, dan P5
dinyatakan valid.
Kemudian langakah selanjutnya melakukan analisis lagi dengan
mengeluarkan pertanyaan yang tidak valid. Lakukan prosedur/langkah
seperti diatas yaitu pilih scale, pilih reliability, masukkan keempat variabel
(P2 tidak ikut dianalisis) kemudian klik OK. Kemudian muncul tampilan
sbb:
Reliability Statistic
Cronbach’s N of items
Alpha
.993 4
Item-Total Statistic
b. Uji Reliabilitas
Setelah semua pertanyaan sudah valid, analisis dilanjutkan dengan uji
reliabilitas. Untuk mengetahui reliabilitas caranya adalah: membandingkan
nilai r tabel dengan r hasil. Dalam uji reliabilitas sebagai nilai r hasil adalah
nilai ALPHA (terletak diawal output). Ketentuannya:
Bila r alpha > r tabel, maka pertanyaan tersebut reliabel:
Reliability Statistic
Cronbach’s N of items
Alpha
.993 4
Dari hasil uji diatas ternyata nilai r Alpha (0,993) lebih besar dibandingkan
dengan nilai r tabel, maka keempat pertanyaan tersebut adalah reliabel.
ANALISIS DATA PADA BIDANG KESEHATAN
Pada bagian ‘Descriptives for’ klik pilihan ‘item’, Scale if Item deleted
Klik ‘Continue’
Klik ‘Ok’., terlihat hasil outputnya sebagai berikut:
Statistic
Cronbach’s N of items
Alpha
.928 5
Item Statistic
Std.
Mean Devitation N
Sering terpaksa 2.47 1.187 15
lembur 2.27 1.100 15
Bersaing dalam 2.40 1.121 15
hidup 2.40 1.121 15
Mudah marah 2.47 1.187 15
Konflik keluarga
Konflik dengan
keluarga
Item-Total Statistic
a. Uji Validitas
Untuk mengetahui validitas kuisioner dilakukan dengan membandingkan
nilai r tabel dengan nilai r tabel hitung.
*) Menemukan nilai r tabel
Nilai r tabel dapat dilihat pada tabel r (pada lampiran 1) dengan
menggunakan df = n-2, dengan demikian df = 15-2 = 13. Pada
tingkat kepercayaan 5%, didapat angka r tabel = 0,514
**) Menentukan nilai r hasil perhitungan
Nilai r hasil perhitungan dapat dilihat pada kolom “Corrected Item-
Total Correlation”
***) Keputusan:
Kesimpulan:
Terlihat dari 5 pertanyaan, ada satu pertanyaan yaitu P2 (r = 0,3275) yang
nilainya lebih rendah dari r tabel (r = 0,514), sehingga pertanyaan P2
tersebut tidak valid, sedangkan untuk pertanyaan P1, P2, P4, dan P5
dinyatakan valid.
Langkah selanjutnya melakukan analisis lagi dengan mengeluarkan
pertanyaan yang tidak valid. Lakukan prosedurlangkah seperti di atas yaitu:
a. Klik ‘Analyze
b. Pilih ‘Scale’
c. Pilih ‘Reliability Analysis’.
d. Keluarkan variabel P2 dan pastikan keempat variabel yang lain tetap
berada di dalam kotak ‘Items’ (variabel P2 dieluarkan dari kotak
dikembalikan ke kotak kiri).
e. Klik “OK” kemudian muncul tampilan Output sebagai berikut:
Cronbach’s N of items
Alpha Reliability
.993 4
Item Statistic
Std.
Mean Devitation N
Sering terpaksa lembur 2.47 1.187 15
Mudah marah 2.40 1.121 15
Konflik keluarga 2.40 1.121 15
Konflik dengan keluarga 2.47 1.187 15
Item-Total Statistic
b. Uji Reliabilitas
Setelah semua pertanyaan valid, semua analisis dilanjutkan dengan uji
reliabilitas. Untuk mengetahui reliabilitas caranya adalah; menbandingkan
nila Crombach Alpha dengan nilai yaiut 0,6. Ketentuannya: bila Crombach
Alpha ≥ 0,6, maka pertanyaan tersebut reliabel.
Dari hasil uji diatas ternyata, nilai r Alpha (0,9935) lebih besar
dibandingkan dengan nilai 0,6 maka keempat pertanyaan di atas dinyatakan
reliabel
BUKU 3: METODE
PENELITIAN
ADMINISTRASI
PUBLIK
Pada dasarnya hasil penelitian yang valid dan reliabel adalah penelitian
yang menggunakan instrumen yang valid reliabel. Hasil penelitian dapat dikatakan
valid jika terdapat kesesuaian antara data yang diperoleh dengan data yang
sesungguhnya terjadi dilapangan. Jika Gaya Kepemimpinan Birokrasi pada objek
penelitian adalah gaya instruksi (otoriter), sedangkan data yang terkumpul adalah
gaya demokrasi, maka hasil penelitian tidak valid. Kemudian hasil penelitian dapat
dikatakan reliabel jika terdapat kesesuaian dalam waktu yang berbeda. Jika
dilapangan Gaya Instruksi, kemarin, sekarang tetap Gaya Instruksi.
A.VALIDITAS
1.Pengertian
Selain itu validitas data akan ditentukan oleh keadaan responden pada waktu
diwawancarai. Bila waktu menjawab semua pertanyaan,responden harus merasa
bebas tanpa adanya gangguan, maka data yang diperoleh akan valid dan reliabel.
Akan tetapi bila responden merasa terganggu, maka ada kemungkinan dia akan
memberikan jawaban yang tidak benar.
2. Jenis-jenis Validitas
a. Validitas Konstruk
Untuk menyusun alat pengukur konsep religius, digunakan pendapat Glok dan
Strt (1963). Menurut kedua ahli ini, untuk mengetahui kadar atau tingkat religius
seseorang dapat dipakai kerangka berikut:
b. Validitas Isi
Validitas isi yaitu suatu alat pengukur yang ditentukan oleh sejauh mana isi
alat pengukur yang digunakan dapat mewakili semua unsur yang dianggap sebagai
unsur kerangka konsep. Misalkan seorang peneliti ingin mengukur status ekonomi
keluarga hanya dari segi penghasilan bapak perbulan. Hasil pengukuran tersebut
tidak valid, oleh karena status ekonomi keluarga tidak hanya ditentukan oleh
penghasilan bapak saja, akan tetapi juga penghasilan ibu dan anak-anak menjadi
pertimbangan dalam menentukan status ekonomi keluarga.
c. Validitas Eksternal
d. Validitas Prediktif
Validitas prediktif yaitu suatu alat pengukur untuk memprediksi apa yang
akan terjadi di masa yang akan datang. Misalkan ujian masuk politeknik, ujian
masuk tersebut merupakan sustu alat untuk memprediksikan apa yang terjadi di
masa yang akan datang, yaitu peserta ujian yang lulus seleksi diprediksikan bisa
mengikuti mata kuliah yang disajikan dipoliteknik dengan baik.
e. Validitas Budaya
f. Validitas Rupa
Validitas rupa yaitu suatu alat pengukur yang tidak menunjukkan apakah
alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur, akan tetapi validitas rupa yaitu
hanya menunjukkan bahwa dari segi rupanya suatu alat pengukur kelihatannya
dapat mengukur apa yang ingin diukur. Masri Singarimbun, Sofyan Effendi (1985).
Cara menguji validitas suatu data, dapat dilakukan dengan menyusun suatu
validitas konstruk, oleh karena seorang peneliti yang dapat menyusun validitas
konstruk, maka akan lebih mudah menyusun validitas lainnya. Adapun cara-cara
yang ditempuh menguji suatu validitas adalah yaitu sebagai berikut:
B. RELIABILITAS
1. Pengertian
Reliabilitas merupakan suatu istilah yang dipergunakan untuk menunjukkan
sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi
dua kali atau lebih. Jadi Reliabilitas adalah tingkat keterandalan atau konsistensi
suatu alat ukur menghasilkan yang sama bila dilakukan secara berulang-ulang.
Sedangkan yang dimaksud reliable adalah mempunyai hasil yang sama pada setiap
pengukuran dilakukan.
X0 = Xt + Xe
Xe = kesalahan pengukuran
= 1,40:1,70
= 0,82
PENULIS: PROF.DR.SUGIYONO
Jika dengan dua kali pengujian dalam waktu yang berbeda, akan
dapat dianalisis enam koefisien reliabilitas. Bila keenam koefisien
korelasi itu semuanya positif dan signifikan, maka dapat dinyatakan
bahwa instrument tersebut reliable.
d. Internal Consistency
Pengujian reliabilitas denga internal consistency, dilakukan dengan
cara mencobakan instrument sekali saja, kemudian yang data
diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat
digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrument. Pengujian
reliabilitas intrumen dilakukan dengan teknik belah dua dari
Spearman Brown (Split half). KR 20, KR 21 dan Anova Hoyt.
Berikut diberikan rumus-rumusnya
3) Rumus KR.21
4) Rumus Anova Hoyt
Keterangan:
r11: reliabilitas instrumen
Vs : varians sisa
Vr: varians total
BUKU 5: METODOLOGI PENELITIAN AKUNTANSI
A. Reliabilitas
Pengertian reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Butir pertanyaan
dikatakan reliabel atau handal apabila jawaban seseorang terhadap
pertannyaan adalah konsisten. Contoh butir pertannyaan konstruk prestasi
kerja Akuntan terdiri butir 6 s/d 10. Pengukuran kehandalan butir
pertannyaan dengan sekali menyebarkan kuesioner pada responden,
kemudian hasil skornya diukur korelasinnya antar score jawaban pada butir
pertannyaan yang sama dengan bantuan komputer SPSS dengan fasilitas
Cronbach Alpha (α ). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai cronbach alpha > 0,60. Namun ada yang menggunakan
0,70 atau 0,80 atau 0,90 tergantung tingkat kesulitan data dan peneliti.
Langkah analisis:
Reliability Statistics
Cronbach's Cronbachs's Alpha Based
Alpha on Standardized Items N of Items
.762 .767 5
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
butir 1 4.33 .661 30
butir 2 4.47 .571 30
butir 3 4.60 .621 30
butir 4 4.63 .556 30
butir 5 4.43 .626 30
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
22.47 4.740 2.177 5
Reliability Statistics
Cronbach's Cronbachs's Alpha Based
Alpha on Standardized Items N of Items
.823 .818 5
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
butir 6 4.53 .507 30
butir 7 4.13 .681 30
butir 8 3.97 .718 30
butir 9 4.07 .640 30
butir 10 4.03 .615 30
Item-Total Statistics
Scale Cronbach’s
Mean Scale Corrected Squared Alpha if
if Item variance if Item-Total Multiple Item
deleted Item deleted Correlation Correlation Deleted
butir 6 16.20 4.510 .538 .383 .811
butir 7 16.60 3.490 .775 .651 .737
butir 8 16.77 3.289 .814 .733 .721
butir 9 16.67 3.885 .647 .479 .799
butir 10 16.70 4.631 .347 .162 .859
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
20.37 5.926 2.434 5
2. Uji reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauhmana suatu alat ukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan .Bila suatu alat ukur dipakai dua
kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang
diperoleh relatif konsisten,alat ukur tersebut reliable. Dengan kata
lain,reliabilitas menunjukan konsisten suatu alat ukur dalam mengukur
gejala yang sama.Berhubung gejala sosial tidak semantap gejala
fisik,dalam pengukuran gejala sosial selalu diperhitungkan unsur
kesalahan pengukuran.Dalam penelitian sosial,kesalahan pengukuran
ini cukup besar.
Karena itu, untuk mengetahui hasil pengukuran yangb
sebenarnya,kesalahan pengukuran ini sangat diperhitungkan.Setiap
hasil pengukuran sosial selalu merupakan kombinasi antara hasil
pengukuran yang sesungguhnya ditambah dengan kesalahan
pengukuran.Makin kecil kesalahan pengukuran,makin reliable alat
ukur.sebaliknya,makin besar kesalahan pengukuran makin tidak reliable
alat ukur tersebut.Besar kecilnya kesalahan pengukuran dapat diketahui
antara lain dari indeks korelasi antara hasil pengukuran pertama dan
kedua (Ancok,dalam singurimbun dan effendi.1989:140-141).
Untuk menghitung reliabilitas,ada beberapa teknik yang dapat
digunakan.pertama, teknik pengukuran ulang,untuk mengetahui
reliabilitas suatu alat ukur dengan pengukuran ulang ,kita harus meminta
responden yang sama menjawab semua pertanyaan dalam alat ukur
sebanyak dua kali.Selang waktu antara pengukuran pertama dan
pengukuran kedua sebaiknya tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh,
yakni antara 15-30 hari.Kalau sedang waktu terlalu dekat,responden
masih ingat dengan jawaban yang diberikannya pada waktu pengukuran
pertama;sedangakan kalau selang waktu terlalu lama,kemungkinan
terjadi perubahan pada fenomena yang diukur. Kedua ini akan
memengaruhi hasil pengujian reliabilitas.Hasil pengukuran pertama
dikorelasikan dengan teknik korelasi product momen. Selain itu,dapat
pula digunakan teknik korelasi yang lain. Pilihan teknik korelasi
ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan. Teknik pengukuran ulang
untuk menghitung reliabilitas dapat pula dilakukan untuk setiap
pertanyaan di dalam kuesioner. Caranya adalah dengan mengorelasikan
jawaban pada wawancara pertama dengan jawaban pada wawancara
ulang.Bila terdapat korelasi yang signifikan antara jawaban wawancara
pertama dan wawancara ulang,jawaban tersebut tergolong reliable.
Kedua, teknik belah dua.Apabila kita ingin menggunakan teknik
belah dua untuk menghitung reliabilitas alat ukur,alat ukur yang kita
susun harus memiliki cukup banyak item yang mengukur aspek yang
sama.Sekitar 50-60 item adalah jumlah yang cukup memadai.Makin
besar jumlah item,reliabilitas yang diperoleh akan semakin
baik.Langkah kerja yang perlu dilakukan: (a) menyajikan alat ukur
kepada sejumlah responden, kemudian menghitung validitas itemnya.
Item-item yang valid dikumpulkan jadi satu, yang tidak valid dibuang,
(b) membagi item-item yang valid tersebut mejadi dua belahan.
KUALITATIF
Danim (2002) mengatakan proses kerja penelitian sebagai
kerja ilmiah, apakah dalam ilmu eksakta atau ilmu sosial, memutlakkan
objektivitas Sebuah proses kerja ilmiah disebut memenuhi kriteria
objektivitas jikapersyaratan kesahihan (validitas) danketerandalan
(reliabilitas) terpenuhi.Karena penelitian kuantitatif dan kualitatif
merupakan bentuk kerjailmiah, setiap penelitian memerlukan
objektivitas, validitas dan reliabilitas.
Objektif mengandung makna bahwa peneliti tidak berpihak
kepada siapapun dan apapun. Objektivitas bermakna sebagai sebuah
proses kerja yang dilakukan menuju tercapainya kondisi objektif itu.
Dengan demikian,dalam makna luas, sebuah penelitian dipandang
memenuhi kriteriapersyaratan umum: (1) desain penelitian dibuat secara
benar dan baik, (2) pendataan akurat, (4) fokus penelitian tepat,
(3)instrumen dan carapengolahan dan analisis data dapat menjawab
tujuan penelitian,(5) penarikan kesimpulan dilakukan secara kongruen
(sebangun) dengan hasilanalisis data, (6) hasil penelitian memberi
manfaat bagi pengembangan ilmu dan perbaikan praktis, (7)
rekomendasi penelitian memiliki maslahat (kegunaan) bagi
pengembangan lebih lanjut (Danim, 2002: 179-180).Dalam penelitian
kualitatif, objektivitas dipertentangkan dengansubjektivitas. Data yang
didasarkan atas pengalaman atau pengamatanseorang individu dianggap
bersifat subiektif. Data hanya dapat dianggap objektif bila diperoleh
berdasarkan kesamaan hasil pengamatan sejumlahpeneliti dan dapat
dicek kebenarannya oleh orang lain. Dalam penelitiankuantitatif,
objektivitas data antara lain dapat diperoleh melalui eksperimen,yang
dapat dilakukan berulang-ulang dalam kondisi yang sama.
Hasil eksperimen tidak dipengaruhi oleh pribadi si peneliti.Peneliti
sepenuhnya "netral".Dalam penelitian kualitatif, tidak dapat dilakukan
eksperimen.Jumlah responden pun biasanya sangat terbatas. Penelitian
sering( lanjut edit) dilakukan oleh satu orang sehingga mudah mendapat
tuduhan subjektivitas. Bila penelitian dilakukan oleh satu tim, unsur
subjektivitas akan berkurang. Dalam penelitian kualitatif, peneliti harus
berusaha sedapatmungkin memperkecil faktor subjektivitas.Ia harus
menjauhi segalakemungkinan bias atau prasangka pada dirinya yang
disebabkan oleh latar belakang hidup dan pendidikan, agama, kesukuan,
status sosial, dan sebagainya. Metode penelitian kualitatif menganggap
bahwa hasil suatu penelitian akan objektif bila dibenarkan atau
dikonfirmasi oleh penelitilain (Nasution, 2003: 110-111).
Uji validitas dan reliabilitas penelitian kualitatif disebut
jugakeabsahan data sehingga instrumen atau alat ukur yang digunakan
akuratdan dapat dipercaya.Keabsahan data ini tentunya melalui
sebuahinstrumen atau alat ukur yang sah dalam penelitian kualitatif.
Kendatidalam penelitian kualitatif peneliti sebagai instrumen kunci, alat
lain yangdigunakan pun harus valid dan reliabel. Sebetulnya, baik
instrument penelitian kuantitatif maupun kualitatif,memiliki tujuan
yang sama, yakni menggali data yang akurat dan benarsehingga dapat
memecahkan masalah dalam suatu penelitian. Akurasidata kedua
metode ini (kuantitatif dan kualitatif) sangat diperlukan.Jadi, uji
validitas dan reliabilitas itu, baik penelitian kuantitatif maupun
kualitatif, sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian yangsesuai
dengan kondisi dan situasi fakta dan data di lapangan.
1. Uji Validitas
Validitas membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti
sesuai dengan kenyataan, dan apakah penjelasan yang diberikan tentang
dunia memang sesuai dengan yang sebenarnya ada atau terjadi.
Validitasdibedakan menjadi 2, yaitu validas internal dan validitas
eksternal.Validitas internal merupakan ukuran kebenaran data yang
diperolehdengan instrumen, yakni apakah instrumen itu sungguh-
sungguhmengukur variabel yang sebenarnya.Bila ternyata tidak, data
yang diperoleh tidak sesuai dengan kebenaran seperti yang diharuskan
dalampenelitian, dan dengan sendirinya hasil penelitian tidak dapat
dipercaya. Dalam penelitian kualitatif, validitas internal
menggambarkan konseppeneliti dengan konsep yang ada pada
partisipan.Kelemahan dalamvaliditas internal dapat ditimbulkan oleh
berbagai faktor, antara lain (a) perubahan waktu, situasi dan
pematangan; (b) pengaruh pengamat/peneliti; (c) seleksi dan regresi; (d)
mortalitas; (e) kedangkalan kesimpulan (Nasution, 2003: 105).
Validitas internal mengusahakan tercapainya
aspekkebenaran atau the truth value hasil penelitian sehingga dapat
dipercaya,atau menurut istilah penelitian naturalistik memunyai
credibility ataukredibilitas (Nasution, 2003: 108).
Validitas eksternal berkenaan dengan generalisasi, yakni
sampaimanakah generalisasi yang dirumuskan berlaku bagi kasus-kasus
lain diuar penelitian. Bila ternyata generalisasi yang ditemukan dalam
penelitiandapat digunakan oleh misalnya seorang guru di tempat lain
dan situasi lain,berarti hasil penelitian memunyai validitas eksternal.
Penelitian kuantitatifsering bertujuan memperoleh
generalisasi.Generalisasi itu hanya berlakubagi populasi penelitian dan
didasarkan pada sampling yang biasanyadiseleksi secara acak atau
random.Penelitian kualitatif tidak melakukansampling acak, juga tidak
mengadakan pengolahan statistik untukmempertahankan generalisasi
dan validasi eksternal.
Validitas eksternal antara lain harus memungkinkan perbandingan
dengan hasil studi dan untuk dapat diadakan perbandingan oleh peneliti
lain, harus ada deskripsi dan definisi yang jelas tentang tiap komponen
seperti konsep yang dikembangkan,ciri-ciri populasi, sampling, situasi
lokasi, unit analisis, dan sebagainyasehingga dapat dipahami orang lain
sesuai dengan pemahaman penelitisendiri. Kekaburan dalam hal ini
mengurangi sifat keilmiahan studi itu(Nasution, 2003: 107).
Pada penelitian kualitatif, jumlah sampel yang biasanya kecil
tidakmenguntungkan dalam mengadakan generalisasi yang dapat
dipercayai sepenuhnya.Kepercayaan dapat ditingkatkan bila penelitian
dilakukandalam beberapa lokasi.Apa yang ditemukan dalam suatu
kelompok belumtentu berlaku bagi kelompok lain sehingga perlu
mempelajari beberapakelompok lain sampai tercapai taraf ketuntasan
dan diperoleh kesamaankesimpulan mengenai suatu gejala atau konsep
(Nasution, 2003: 107).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berkenaan dengan pertanyaan apakah penelitian
itu dapat diulangi atau direplikasi oleh peneliti lain. Bila ia
menggunakan metodeyang sama, apakah hasilnya akan sama. Jadi,
reliabilitas menunjukkanadanya konsistensi, yakni memberikan hasil
yang konsisten atau kesamaan hasil sehingga dapat dipercaya.Syarat
reliabilitas yang dikenakan padapenelitian kuantitatif tidak mungkin
diberlakukan bagi penelitiankualitatif.Situasi dalam kehidupan yang
nyata tak dapat diulangi.Setiapsituasi pada hakikatnya unik dan tidak
dapat direkonstruksi sepenuhnyaseperti semula.Setiap peneliti memberi
laporan menurut bahasa dan jalan pikiran sendiri-sendiri. Demikian pula
dalam pengumpulan data,pencatatan hasil observasi dan wawancara
terkandung unsur-unsurindividualistik. Proses penelitian sendiri selalu
bersifat personalistik dantidak ada dua peneliti akan menggunakan dua
metode yang sama persis(Nasution, 2003: 108).
Reliabilitas dalam penelitian kualitatif harus diartikan
sebagai penelitian yang dapat dipercaya dan dilaksanakan dengan penuh
kejujuran.Ini berarti bahwa semua materi penelitian seperti catatan data
lapangan,fotografi, dan dokumen harus bisa dicek akurasinya, baik
dalam hal prosespembuatannya maupun materinya sendiri (Danim,
2002: 191).
Reliabilitas ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain: (a)
statusdan kedudukan peneliti di kalangan anggota kelompok yang
diselidikiserta hubungan pribadinya dengan partisipan; (b) pilihan
informan; (c)situasi dan kondisi sosial yang memengaruhi informasi
yang diberikan; (d)definisi konsep yang dikembangkan dan dirumuskan
dapat berbeda-bedamenurut tiap-tiap peneliti dan dengan sendirinya
mempersulit kemung-kinanreplikasi; (e) metode pengumpulan dan
analisis data yang tidak diuraikandengan jelas dan perinci akan
mempersulit replikasi (Nasution, 2003: 108-109).
Untuk mendapatkan tingkat kepercayaan atau kebenaran
hasilpenelitian, ada berbagai cara yang dapat dilakukan, yakni: (a)
Memperpanjang Tujuan triangulasi adalah mengecek kebenaran data
tertentu denganmembandingkannya dengan data yang diperoleh dari
sumber lain, padaberbagai fase penelitian lapangan, pada waktu yang
berlainan, dandengan menggunakan metode yang berlainan. Triangulasi
dapat jugadilakukan dengan membandingkan antara hasil dua peneliti
atau lebih,serta dengan menggunakan teknik yang berbeda, misalnya
observasi,wawancara dan dokumen.Triangulasi tidak sekadar menilai
kebenarandata, tetapi juga menyelidiki validitas tafsiran kita mengenai
datatersebut. Maka itu, triangulasi harus bersifat reflektif; (d)
Membicarakannyadengan orang lain; (e) Menganalisis kasus negative
(kasus yang tidak sesuaidengan hasil penelitian hingga saat tertentu); (f)
Menggunakan referensi;
(g) Mengadakan member check. Maksudnya, agar informasi yang
kitaperoleh dan gunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa
yangdimaksud oleh informan (Nasution, 2003: 114-118).
Di bawah ini akan dibicarakan bagaimana suatu penelitian
dapatdikonfirmasi dengan cara audit trail. Trail artinya jejak yang dapat
dilacakatau diikuti oleh pemburu; audit artinya pemeriksaan pembukuan
olehseorang ahli untuk memeriksa ketelitian pembukuan dan kemudian
mengkonfirmasi dan menjamin kebenarannya, bila ternyata memang
benar. Untuk melakukan pemeriksaan ini, peneliti harus
menyediakanbahan-bahan sebagai berikut: (a) data mentah, seperti
catatan lapangansewaktu mengadakan observasi dan wawancara, hasil
rekaman bila ada,dokumen, dan lain-lain yang diolah dalam bentuk
laporan lapangan; (b) hasil analisis data berupa rangkuman, hipotesis
kerja, konsep-konsep, dan sebagainya; (c) hasil sintesis data seperti
tafsiran, kesimpulan, definisi,literatur data, tema, pola,hubungan dengan
literatur, dan laporan akhir;(d) catatan proses yang digunakan, yakni
tentang metodologi, desain,strategi, prosedur, rasional, usaha-usaha
agar hasil penelitian tepercayaserta usaha sendiri melakukan audit trail
(Nasution, 2003: 119-120).
BUKU 7 : METODE PENELITIAN SOSIAL
RELIABILITAS UKURAN
Jika set objek yang sama diukur berkali-kalidengan alat ukur yang sama,
apakah kita akan memperoleh hasil yang sama dan apakah hasil ukuran yang
diperoleh dengan menggunakan alat ukuran tertentu merupakan ukuran sebenarnya
dari objek tersebut? pertanyaan ini berhubun gan dengan reliabilitas atau keandalan
pengukuran yaitu derajat sejauhmana ukuran menciptakan respons yang sama
sepanjang waktu dan lintas situasi. Satu pengukuran adalah relibel atau andal jika
pengukuran tidak berubah bila konsep yang diukur kembali konstan dalam nilai.
Keandalan adalah ketepatan atau akurasi instrument pengukur. Bordens dan
Abbott mendefinisikan reliabilitas sebagai berikut, “the reliability of a measure
concerns its ability to produce similira results when repeated measurements are
made under identical conditions”.
Keandalan juga dapat dipahami dari dua pertanyaan berikut. Pertama: jika
kita mengukur himpunan objek yang sama berulang-ulang dengan instrument yang
sama atau mirip, akankah kita mendapatkan hasil yang sama atau serupa pula?
Pertanyaan ini menyiratkan suatu definisi keandalan dalam kaitannya dengan
kemantapan (stability), keterpercayaan (dependability), dan keteramalan
(predictability). Inilah definisi yang paling sering diberikan dalam pembahasan
elementer tentang keandalan. Kedua: apakah ukuran-ukuran yang diperoleh dari
satu instrumen pengukur adalah ukuran yang “sebenarnya” untuk sifat yang diukur
itu? Definisi ini berkaitan dengan ketepatan atau akurasi. Kedua ancangan atau
definisi ini ddapat diringkaskanpadatkan dalam dua kata, yakni stabilitas (stability)
dan kejituan (accuracy). Bagi Burns, sinonim untuk reliabilitas adalah
dependability, stability, consistency, predictability, dan accuracy.
Keandalan suatu alat ukur berarti mempelajari korespondensi atas hasil dari
suatu alat ukur jika dilakukan pengukuran ulang dengan menggunakan alat ukur
yang sama untuk mengukur gejala yang sama pada responden yang sama. Dalam
suatu penelitian tentang sikap masyarakat terhadap kebijakan pembayaran pajak
TV, misalnya, peneliti menggunakan ukuran yang sama pada kelompok responden
yang sama pada waktu yang berbeda. Hasil pengukuran pertama menunjukkan
bahwa, pada waktu pengukuran yang pertama, 50 persen responden mengatakan
setuju, 30 persen tidak memberi jawaban, dan 20 persen mengatakan tidak setuju.
Pada pengukuran kedua maupun ketiga menunjukkan distribusi hasil pengukuran
yang sama atau relatife sama dengan hasil pengukuran pertama. Di sini, peneliti
dapat menyimpulkan bahwa alat ukur tentang sikap yang digunakan adalah reliabel
atau andal. Sebaliknya, jika peneliti menemukan 70 persen responden setuju, 20
persen tidak memberi jawaban, dan 10 persen menjawab tidak setuju pada waktu
pengukuran kedua, alat ukur tersebut relative tidak reliabel atau andal.
Suatu alat ukur memiliki reliabilitas atau keandalan atau dapat dipercaya
jika hasil pengukuran dari alat ukur tersebut Stabil atau konsisten. Artinya, hasil
pengukurannya tidak berubah-ubah dan dapat diandalkan karena penggunaan alat
ukur tersebut berulang-ulang tetap akan memberikan hasil yang relatif sama.
Apabila satu alat pengukiur dipakai lebih dari satu kali untuk mengukjur fenomena
atau masalah yang sama dan hasil pengukuran atau data yang diperoleh secara
konsisten relative sama, alat pengukur tersebut dapat dikatakan reliabel atau andal.
suatu alat ukur dianggap reliabel atau andal jika hasil pengukuran berulang-ulang
dari suatu gejala yang diukur dengan alat ukur itu tidak berubah dalam kondisi yang
konstan. Antara hasil pengukuran yang pertama dan hasil pengukuran berikutnya
atau kedua senantiasa hasilnya sama, konsisten, tetap, dan tepat. Alat ukur yang
reliabel atau andal juga memberi ketepatan atau akurasi. Suatu ukuran yang akurat
adalah ukuran yang cocok dengan objek yang diukur. Jika alat ukur menghasilkan
ukuran yang satbil atau konsisten dan akurat, alat ukur tersebut dapat mengukyur
secara cermat dan tepat.
Sebaliknya, jika selang waktu antara dua pengukuran cukup panjang, ada
kemungkinan terjadi perubahan pada fenomena yang diukur atau responden telah
mempunyai pandangan yangh lain terhadap objek yang diukur atau aspek yang
dipersonalkan dalam indikator tertentu sehingga terjadi pula perubahan pada
jawaban pada pengukuran kedua. Jika hal ini terjadi sudah dapat diduga bahwa
tingkat reliabilitas alat ukur rendah. Oleh sebab itu, selang waktu antara pengukuran
pertama dengan pengukran kedua sebaiknya tidak terlalu dekat dan tidak terlalu
jauh. Umumnya, selang waktu yang dianggap memenuhi persyaratan adalah kira-
kira 20 hari.
Metode Split-Half
Metode korelasi belah dua disebut metode korelasi subsampel atau koefisien
konsistensi internal digunakan untuk mengukur konsistensi keandalan alat
pengukur dengan menggunakan satu alat pengukur untuk mengukur objek yang
sama dan pada waktu yang sama. Agar diperoleh reliabilitas yang baik, indicator-
indikator alat pengukur yang mengukur aspek yang sama harus disusun sebanyak
mungkin sebab banyak jumlah item yang digunakan untuk mengukur suatu aspek,
semakin dapat diperoleh reliabilitas dari suatu alat ukur yang digunakan.
nrn
rn
1 (n 1)rn
Di mana n adalah rasio dari length of the desired test to the length of the
present test (length didefinisikan sebagai jumlah item-item-uji), dan rn adalah the
al-ready obtained reliability.
1. Sebuah uji yang sahih selalu andal. Artinya, jika suatu alat ukur mengukur
apa yang hendak diukur, menurut ketentuannya alat ukur tersebut harus
dapat diandalkan.
2. Sebuah alat ukur yang tidak sahih mungkin atau mungkin tidak andal.
Artinya, jika kita membuat sebuah alat ukur untuk mengukur gejala atau
variabel X, dalam kenyataannya alat ukur tersebut mungkin mengukur
gejala atau variabel Y. dalam hal ini, kita mungkin memperoleh sebuah alat
ukur yang tidak sahih mengukur gejala atau variabel X, tetapi sahih
mengukur gejala atau variabel Y. jika alat ukur sahih mengukur sesuatu,
alat ukur itu juga harus dapat diandalkan.
3. Sebuah alat ukur yang andal mungkin atau mungkin tidak sahih. Artinya,
sebuah alat ukur bisa dibuktikan keandalannya, tetapi kita tidak tahu pasti
bila hal itu sahih sebagai alat ukur untuk mengukur perangkat individu atau
kelompok tertentu.
4. Sebuah alat ukur yang tidak andal tidak pernah sahih. Artinya, karena
syarat yang diperlukan untuk kesahihan adalah keandalan, sebuah alat
pengukur yang tidak dapat diandalkan tidak mempunyai kesahihan untuk
mengukur apapun.
Jadi, jika alat ukur tidak sahih dan tidak andal, data yang diperoleh dengan
menggunakan alat ukur tersebut sudah pasti tidak sahih dan tidak andal.
Selanjutnya, hasil analisis data, pembahasan, dan kesimpulan yang dibuat juga tidak
sahih dan tidak andal. Data yang diperoleh dengan semua instrumen di bidang sosial
mengadung galat pengukuran (measurement error). Seberapa besar galat dalam
pengukuran yang dikandung oleh suatu instrument pengukur, sebesar atau sejauh
itu pulalah instrument yang bersangkutan bersifat tak andal atau data ynag
dihasilkan oleh instrument-instrumen tersebut tidak dapat diandalkan.
VALIDITAS UKURAN
Apakah instrument pengukurt mengukur apa yang ingin saya ukur?
Pertanyaan ini berkaitan dengan validitas atau kesahihan pengukuran yang
menunjuk pada sejauh mana pengukuran secara akurat merefleksikan pokok isi
ukuuran. Validitas adalah sejauh mana perbedaan dalan skor pada suatu unstrumen
( item-item dan kategori respons yang diberikan kepada suatu variabel khusus)
mencerminkan kebenaran pperbedaan antara individu-individu, kelompok-
kelompok, atau situasi-situasi dalam karakteristik (variabel) yang di ketemukan
untuk ukuran. Bailey mengatakan:
Tipe Validitas
Validitas Konstruk
Validitas Isi
Validitas isi dari suatu alat ukur ditentukan oleh sejauh mana isi instrument
pengukur mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep.
Oleh Karena itu, validitas isi memastikan bahwa ukuran telah cukup memasukan
sejumlah item yang merepresentasi konsep. Makin banyak item atau indikator yang
mewakili konsep atau variabel yang diukur, semakin besar tingkat validitas isi.
Sebagai contoh, seorang peneliti ingin mengukur tingkat kepuasan kerja karyawan
dengan menggunakan Job Descriptive Index. Jika dalam kuesioner yang disusun
peneliti hanya memasukkan empat aspek saja dari lima aspek yang merupakan
kerangka konsep untuk mengukur kepuasan kerja atau memasukkan delapan item
dari sepuluh item kepuasan kerja, instrumen pengukur yang disusun tersebut tidak
memiliki validitas isi yang tinggi. Contoh lain, peneliti ingin mengukur tingkat
penguasaan mahasiswa atas materi kuliah Metode Penelitian Sosial yang diberikan
selama satu semester. Materi kuliah MPS telah ditentukan dalam Satuan Acara
Perkuliahan (SAP). Yang dipersoalkan adalah apakah soal ujian MPS sebagai
instrument pengukur telah mencakupi materi kuliah dalam SAP yang telah
disampaikan kepada mahasiswa? Jika “ya”, berarti soal ujian yang merupakan
instrument pengukur untuk mengetahui penguasaan materi kuliah MPS memiliki
validitas isi; dan jika tidak, ini bearti soal ujian tersebut tidak valid atau sahih dilihat
dari isinya. Jadi, mempersoalkan kesesuaian cakupan atau muatan materi soal ujian
sebagai instrument pengukur dihubungkan dengan muatan materi perkuliahan
berarti mempersoalkan validitas isi instrument pengukur.
Validitas Kriterion