perhatian, kepedulian, penghargaan, rasa nyaman, ketenangan, atau bantuan yang diberikan kepada orang lain, baik secara kelompok maupun individu. Selain itu, dukungan bisa juga menjadi pengobatan bagi seseorang karena dari sebuah dukungan individu tersebut bisa termotivasi untuk berubah. MENURUT PARA AHLI
Menurut Lahey, 2007 (dalam Jurnal Psikologi,2010),
mengatakan bahwa dukungan sosial itu adalah suatu peran yang dimainkan oleh seseorang dan peran tersebut bisa dalam bentuk memberikan nasihat, bantuan, dan menceritakan masalah-masalah yang dialaminya.
Sedangkan menurut Corsini (dalam jurnal psikologi,
2010), dukungan sosial ini berkenaan dengan keuntungan yang didapat oleh seorang individu dalam hubungan dengan orang lain. Dia akan mampu mengelola dan meningkatkan kemampuannya dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dukungan sosial merupakan ketersediaan sumber daya yang memberikan kenyamanan fisik dan psikologis yang didapat lewat pengetahuan bahwa individu tersebut dicintai, diperhatikan, dihargai oleh orang lain, dan ia juga merupakan anggota dalam suatu kelompok yang berdasarkan kepentingan bersama. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DUKUNGAN SOSIAL 1. Kebutuhan fisik 2. Kebutuhan sosial 3. Kebutuhan psikis
Faktor yang turut mempengaruhi dukungan
sosial, yaitu: 1. Potensi penerima dukungan sosial 2. Jenis masalah yang dihadapi 3. Potensi pemberi dukungan sosial 4. Komposisi dan struktur jaringan sosial yang dimiliki BENTUK-BENTUK DAN CAKUPAN DUKUNGAN SOSIAL Menurut Sarason, dukungan sosial meliputi: •Jumlah sumber dukungan sosial yg tersedia, (pendekatan berdasarkan kuantitas). Menurut Sarafino terdapat •Tingkatan kepuasan akan beberapa dukungan sosial, dukungan sosial yg diterima, yaitu: (pendekatan berdasarkan a. Dukungan Emosional kualitas). b. Dukungan penghargaan c. Dukungan Instrumental d. Dukungan Informasi e. Dukungan dalam hal persahabatan SUMBER-SUMBER DUKUNGAN SOSIAL
Menurut Rook dan Dootev (1985) yang dikutip oleh
Kuntioro (2002), ada 2 sumber dukungan sosial, yaitu: 1. Sumber artifisial dukungan sosial yang dirancang ke dalam kebutuhan primer seseorang, misalnya dukungan sosial akibat bencana alam melalui berbagai sumbangan sosial 2. Sumber natural diterima seseorang melalui interaksi sosial dalam kehidupanya secara spontan dengan orang- orang yang berada di sekitarnya>>anggota keluarga ,teman dekat atau relasi Sumber dukungan sosial yang bersifat natural berbeda dengan sumber dukungan sosial yang bersifat artifisial dalam sejumlah hal. 1. Keberadaan sumber dukungan sosial natural bersifat apa adanya tanpa dibuat- buat sehingga lebih mudah diperoleh dan bersifat spontan. 2. Sumber dukungan sosial yang natural memiliki kesesuaian dengan norma yang berlaku tentang kapan sesuatu harus diberikan. 3. Sumber dukungan sosial yang natural berakar dari hubungan yang telah berakar lama. 4. Sumber dukungan sosial yang natural memiliki keragaman dalam penyampaian dukungan sosial, mulai dari pemberian barang- barang nyata hingga sekedar menemui seseorang dengan penyampaian salam. 5. Sumber dukungan sosial yang natural terbebas dari beban dan label psikologis . MENURUT WANGMUBA (2009), SUMBER DUKUNGAN SOSIAL YANG NATURAL TERBEBAS DARI BEBAN DAN LABEL PSIKOLOGIS TERBAGI ATAS ;
1. Dukungan sosial utama bersumber dari keluarga
Menurut Strauss dan Sayless (dalam kartika, 2008), mengungkapkan bahwa keluarga bisa disebut faktor atau kelompok sosial yang memberikan pengaruh yang besar dan paling utama dalam kehidupan manusia. Sehingga seorang individu mendapatkan sebuah harapan baru terhadap solusi permasalahannya. Karena adanya sebuah dukungan sosial maupun moril dari dalam keluarga. Menurut Argyle (dalam Veiel & Baumann,1992), bila individu dihadapkan pada suatu stresor maka hubungan intim yang muncul karena adanya sistem keluarga dapat menghambat, mengurangi, bahkan mencegah timbulnya efek negatif stresor karena ikatan dalam keluarga dapat menimbulkan efek buffering (penangkal) terhadap dampak stresor. 2. Dukungan sosial dapat bersumber dari sahabat atau teman. Menurut Gottlieb (dalam kartika, 2008), menyatakan bahwa kalau individu tersebut bisa bersikap terbuka dan memiliki tingkat kepercayaan terhadap orang lain terutama teman dekatnya, hal tersebut mampu mengurangi frekuensi tingkat stress yang dialami.
3. Dukungan sosial dari masyarakat
Masyarakat adalah bagian dari kelompok sosial yang penting juga, karena dari lingkungan masyarakat juga, kita terbentuk menjadi manusia yang bisa mengerti keadaan sekitarnya. Selain itu masyarakat juga dapat memberikan kita sebuah dukungan seperti kepedulian, pemberian bantuan (bentuk dukungan material). PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS HIDUP
•Produktivitas hidup individu, dukungan sosial
melibatkan orang lain yang menaruh simpati akan menimbulkan perasaan senang-senang sehingga akan meningkatkan produktivitas hidup. •Kesejahteraan psikologi, dukungan sosial meningkatkan identitas diri dan self exteem individu malalui perhatian kasih sayang, pengertian dan kedekatan. •Kesejahteraan fisik, individu yang memiliki banyak hubungan dekat akan memiliki umur panjang, jarang menderita sakit dan cepat sembuh dari sakit. •Pengendalian diri, dukungan sosial mampu memberi individu mengendalikan atau mengurangi stres. Dukungan sosial mempunyai hubungan dengan: 1. Kepatuhan pengobatan hipertensi; 2. Kepatuhan pengobatan diabetes melitus; 3. Program penurunan berat badan; 4. Kepatuhan pengobatan TBC; 5. Program penghentian merokok (Kaplan & Toshima, 1990) 6. Perilaku diet; 7. Perilaku olah raga. (Petterson & Nader, 1987
Dukungan sosial sebagai penyangga stress
1. Dukungan sosial menurunkan stres, menghambat terjadinya gangguan jiwa yang lebih berat. (Muchlas, 2000) 2. Dukungan sosial yang diberikan oleh organisasi dalam bentuk higienis individu, waktu luang, rekreasi, akan menurunkan stres dan menghambat terjadinya depresi. (Sumarni, 2002; Cohen & Syme, 1985) 10 Hipotesa Efek Langsung (Kaplan, 1993) Dukungan langsung memberi efek langsung pada kesehatan seseorang dengan cara mendorong perilaku hidup sehat, menambah rasa aman, serta mengurangi kecemasan, ketidakberdayaan dan perasaan terasing. Hipotesa Penyangga atau Stress Buffering Model (Kaplan, 1993) Dukungan sosial mempengaruhi kesehatan dengan melindungi individu terhadap efek negatif stres yang berat.. Dukungan sosial dapat mengurangi efek stres sehingga mengurangi insiden penyakit (Mc Dowel & Newel, 1996) Dukungan Sosial, Penyakit, dan Status Imunitas
Penelitian Thomas, dkk (1985): Perempuan dengan
skala interaksi sosial lebih tinggi, Mempunyai fungsi imunitas lebih baik Mahasiswa Kedokteran yang sering kesepian, Ditemukan mengalami penurunan fungsi imun (Keicolt – Glaser, 1984) Jaringan kerja yang miskin dukungan sosial, Menimbulkan peningkatan gluco-corticoid yang Menekan fungsi imun dan menyebabkan individu Lebih rentan terhadap penyakit dan kematian (Berkman & Syme, 1979; House, et. Al., 1988) Menurut Jeffrey Geller, MD : Kesepian akibat kurang dukungan sosial dapat mengakibatkan Perubahan zat- zat kimia dalam tubuh antara lain pengeluaran hormon stress seperti kortisol yang akan menekan sistem imun. Sehingga mereka rentan terkena berbagai penyakit misalnya dalam penlitianya jeffrey mengatakan “Orang- orang yang punya kurang dari 4-6 hubungan sosial yang memuaskan berisiko 2x lebih besar terserang pilek dan berisiko 4x lebih besar mengalami serangan jantung”
Menurut Ronald Glaser, Ph.D : Kurang dukungan sosial
membuat seseorang lebih beresiko terserang penyakit dengan tingkat statistik yang jumlahnya sama dengan merokok, obesitas, dan kurang olah raga Tim peneliti dari Ohio State ini berspekulasi bahwa stres jangka panjang menyebabkan tubuh mengeluarkan hormon stres - terutama glukokortikoid dalam jangka panjang.
Hormon-hormon ini mempengaruhi timus, tempat
limfosit (salah satu sel imun) diproduksi, dan menghambat produksi sitokin dan interleukin yang merangsang dan mengkoordinasikan aktivitas sel darah putih Dalam Safarino (1998) disebutkan beberapa contoh efek negatif yang timbul dari dukungan sosial, antara lain: Dukungan yang tersedia tidak dinggap sebagai sesuatu yang membantu. Hal ini dapat terjadi karena dukungan yang diberikan tidak cukup, individu merasa tidak perlu dibantu atau terlalu khawatir secara emosional sehingga tidak memeperhatikan dukungan yang diberikan. Dukungan yang diberikan tidak sesuai apa yang dibutuhkan individu Sumber dukungan memberikan contoh buruk pada individu, seperti melakukan atau menyarankan perilaku tidak sehat. Terlalu menjaga atau tidak mendukung individu dalam melakukan sesuatu yang diinginkannya. Keadaan ini dapat mengganggu program rehabilitasi yang seharusnya dilakukan oleh individu dan menyebabkan individu menjadi tergantung pada orang lain Salah artikel satu jurnal penelitian dengan judul “DUKUNGAN SOSIAL DAN HEALTH-RELATED QUALITY OF LIFE PADA ORANG TUA DENGAN ANAK PENYAKIT KRONIS” Dalam artikel tersebut dipaparkan bagaimana Dukungan sosial dapat mempengaruhi kesehatan dijelaskan dalam dua teori; buffering dan efek langsung. Menurut hipotesis buffering, dukungan sosial mempengaruhi kesehatan dengan cara melindungi seseorang menghadapi efek negatif dari stres tinggi (Sarafino, 2012). Hasil penelitian Yadav (2010) menunjukkan bahwa kepuasan keseluruhan dari dukungan sosial sangat signifikan berhubungan dengan semua aspek dalam kualitas hidup. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden adalah perempuan sebanyak 73,17% dan merupakan ibu rumah tangga. Perempuan dalam hal ini ibu yang menjadi caregiver pasien penyakit kronis. Menurut Sari, Sukarlan & Pohan (2013) ibu bertanggung jawab terhadap membesarkan dan merawat anak. Dalam hal caregiving ibu merupakan caregiver utama, dengan tugas meliputi pemberian bantuan dalam hal tugas-tugas perawatan anak misalnya aktifitas makan, mengenakan baju, dan toileting. Hasil penelitian Williams, Wang & Kitchen (2014) ketersediaan akses dukungan kelompok untuk para caregiver akan memberikan dampak positif terhadap kesehatan personal dan strategi