SOSIOANTROPOLOGI KESEHATAN
(ANTROPOLOGI DAN GIZI)
OLEH
KELOMPOK 10
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karna atas berkat dan
rahmatNya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini juga diajukan sebagai
tugas untuk menunjang nilai mata kuliah Sosioantropologi Kesehatan.
Diharapkan dengan disusunnya makalah ini dapat membantu calon tenaga
kesehatan masyarakat agar dapat lebih memahami Antropologi dan Gizi serta hubungan
antara keduanya. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang setulusnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan antropologi gizi?
2. Bagaimana hubungan antara antropologi dan gizi?
3. Bagaimana budaya konsumsi dalam gizi masyarakat?
4. Bagaimana pengaruh budaya terhadap status gizi?
5. Apa tujuan mempelajari antropologi gizi masyarakat?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian antropologi gizi
2. Untuk memahami hubungan antropologi dan gizi
3. Untuk memahami budaya konsumsi dalam gizi masyarakat
4. Untuk mengetahui pengaruh budaya terhadap status gizi
5. Untuk mengetahui arti penting mempelajari antropologi gizi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kelompok masyarakat yang kekurangan gizi, padahal dalam kelompok masyarakat itu
terdapat cukup banyak makanan yang mengandung gizi.
Terkadang, kecil sekali kemungkinan kita dapat memperbaiki gizi disuatu daerah,
jika apa yang kita sarankan itu bertentangan dengan kebudayaan mereka. Mempelajari
ilmu antropologi, kita akan mengetahui bagaimana menangani masalah kesehatan atau
kekurangan gizi suatu masyarakat serta dengan ilmu ini kita dapat meyakinkan
masyarakat tentang pentingnya kesehatan dan betapa pentingnya makanan yang
mengandung gizi untuk tubuh. Kita juga dapat menyarankan kepada masyarakat untuk
mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak gizi yang tidak bertentangan
dengan kebudayaan mereka. Memang kita akan kesulitan untuk merubah perilaku
seseorang yang diakibatkan oleh budaya, hal itu akan memakan atau membutuhkan
proses yang lama dan panjang.
4
2.4 Pengaruh Budaya Terhadap Status Gizi
Indonesia memiliki bermacam-macam budaya di dalamnya dari sabang sampai
merauke, dengan suku dan tata kehidupan sosial yang berbeda pula, hal ini telah
memberikan struktur sosial yang memenuhi menu makan maupun pola makan,
kecenderungan muncul dari suatu budaya terhadap makanan sangat bergantung pada
potensi alamnya atau faktor pertanian yang dominan. Sesungguhnya, kebudayaan itu
terjadi karena adanya perilaku atau kebiasaan masyarakat dalam suatu tempat,
kemudian kebiasaan ini berkembang dari zaman ke zaman yang akan menurun pada
keturunan mereka, kadang masyarakat itu menganggap ada kekuatan lebih besar selain
dari manusia, yakni tuhan.
Pengaruh budaya terhadap gizi ada pengaruh yang negatif dan ada pengaruh yang
positif, dampak negatifnya munculnya masalah kekurangan gizi di masyarakat sekitar
karena masyarakat sulit meninggalkan kebiasaan-kebiasaan mereka, mereka lebih
percaya pada hal-hal yang dianggap tabu dalam budaya mereka sehingga apa yang
sebenarnya tubuh butuhkan tidak terpenuhi sehingga banyak menimbulkan penyakit.
Beberapa contoh pengaruh budaya terhadap gizi :
1. Mitos Ibu hamil di Indonesia yang mempengaruhi status gizi
a. Mengonsumsi daun kelor menyebabkan proses kelahiran sakit
Tabu makanan atau mitos ini berasal dari daerah Polewali Mandar, Sulawesi
Barat. Bagi ibu hamil dilarang makan daun kelor, jika makan dapat
menyebabkan proses kelahiran sakit
Fakta: Ketika melahirkan memang normal jika merasa sakit. Rasa sakit itu
disebabkan oleh kontraksi rahim dan peregangan mulut rahim, peregangan
dasar panggul, dan pelepasan plasenta. Jadi tidak ada kaitan antara makan
daun kelor dengan nyeri saat melahirkan. Mitos tersebut justru merugikan
ibu hamil. Sebab daun kelor merupakan salah satu sayuran yang kaya
kandungan gizi. Kandungan vitamin A daun kelor setara 4 kali kandungan
vitamin A pada wortel, 7 kali kandungan vitamin C pada jeruk, 4 kali
kandungan mineral calcium dari susu, dan 9 kali kandungan protein dari
yoghurt.
5
b. Ibu hamil tidak boleh makan pisang, nanas, dan mentimun
Mitos ini dipercaya oleh sebagian masyarakat di Jawa karena bias
mengakibatkan keputihan. Bahkan mereka percaya bahwa nanas bisa
menyebabkan keguguran
Fakta: Konsumsi pisang, nanas, dan mentimun justru disarankan karena
kaya akan vitamin C dan serat yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh
dan melancarkan proses pembuangan sisa-sisa pencernaan. Adapun
keputihan tidak selalu membahayakan. Saat hamil maupun melahirkan,
adalah normal jika ibu mengalami keputihan. Kecuali jika keputihan
tersebut terinfeksi oleh bakteri, jamur, dan virus yang biasanya ditandai
dengan keluhan gatal, bau tidak sedap, dan warnanya kekuningan,
kehijauan, atau kecoklatan.
c. Mengonsumsi ikan laut, ikan asin, udang dan kepiting menyebabkan ASI
menjadi asin
Di masyarakat Betawi, berlaku pantangan makan ikan laut, ikan asin, udang
dan kepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin.
Fakta: Padahal, protein yang terkandung dalam ikan laut, ikan asin, udang
dan kepiting dapat meningkatkan kecerdasan otak si anak.
d. Minum air es akan menyebabkan bayi besar
Sering minum es saat hamil menyebabkan bayi besar dan akan sulit lahir
Fakta: Bayi besar biasanya berhubungan dengan ibu hamil yang mempunyai
penyakit kencing manis. Jadi mungkin es ini diminum oleh ibu hamil yang
memang dengan riwayat penyakit kencing manis. Jadi bukan minum es lalu
menyebabkan bayi besar karena air es akan dikeluarkan oleh tubuh sebagai
keringat atau air seni.
e. Makanan pedas akan menyebabkan bayi lahir dengan bercak kulit
kemerahan atau berkulit lebih gelap.
Makan makanan pedas saat hamil akan menyebabkan bayi lahir dengan
bercak kulit kemerahan atau bayi akan berkulit lebih gelap/hitam.
Fakta: Warna kulit seseorang tidak ditentukan oleh makanan pedas, tapi
faktor genetik dari orang tuanya. Dan faktanya bahwa makan makanan
6
pedas saat hamil, membuat rasa tak enak di perut apalagi bila anda sedang
mual, jadi bukan karena menyebabkan bercak kemerahan pada kulit.
f. Jeruk akan meningkatkan lendir pada bayi dan resiko kuning pada bayi baru
lahir.
Jangan makan jeruk terlalu sering akan meningkatkan lendir pada paru bayi
dan resiko kuning saat bayi lahir.
Fakta: Jeruk adalah sumber vitamin C dan serat yang baik.
g. Minum air kelapa dapat mempercepat persalinan dan menyuburkan rambut
bayi
Fakta: Belum ada penelitan yang membuktikan mitos ini karena lancarnya
persalinan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Namun air kelapa muda
memang berkhasiat untuk menjadikan air ketuban putih dan bersih.
Sementara itu minum air kelapa muda atau hijau tidak berkaitan dengan
rambut bayi. Lebat tidaknya rambut bayi tidak ditentukan oleh minuman
ataupun makanan tertentu yang dikonsumsi Ibu selama hamil, melainkan
karena faktor keturunan. Banyak lagi mitos kehamilan lainnya yang terdapat
dalam masyarakat kita. Ketika anda sedang hamil dan mendapatkan berbagai
nasihat atau pantangan, ingatlah untuk selalu mendapatkan fakta dan
kebenaran secara medis atau ilmiahnya. Anda dapat bertanya kepada dokter
anda untuk memastikannya sebelum anda hanya sekedar mengikutinya.
7
Teh menjadi sedemikian berakar dalam kehidupan masyarakat indonesia,
bahkan rakyat jawa mempunyai filsafat teh. Teh, adalah salah satu minuman
yang tidak asing di Indonesia. Minuman ini bisa didapatkan di hampir seluruh
wilayah Indonesia. Seperti di kota Jogja. Setiap malam, terutama sepanjang
jalan Malioboro, akan terlihat banyak sekali tempat-tempat minum teh yang
biasa disebut “angkringan“. Masyarakat dari berbagai kalangan dan status
sosial seperti pengemudi becak, pedagang asongan, seniman dan
pelajar/mahasiswa, tak segan-segan berkumpul dan mengobrol dengan
santainya di tempat ini.
Demikian juga mengenai kebiasaan minum teh di tataran Sunda. Dahulu,
mereka meminum teh memakai mangkok dari batok kelapa dan tatakan dari
bambu sambil menghangatkan badan di dekat perapian. Kebiasaan ini biasa
disebut sebagai “nganyeut”. Sedangkan di wilayah Jawa Timur khususnya
Surabaya, walaupun di daerah Lawang-Wonoasri Jatim terdapat berhektar-
hektar kebun teh, minuman ini masih dianggap sesuatu yang mewah untuk
menyuguhi tamu. Dan sampai saat ini, jika teh disajikan tanpa gula adalah
minuman aneh, tidak mengherankan jika teh hijau kemasan yang non sugar di
supermarket- supermarket di Surabaya selalu rapi tak tersentuh.
8
penghambatan tanin dapat dihindari dengan tidak minum teh setelah selesai
makan agar tidak mengganggu penyerapan zat besi. Menurut data Head of
Researche Brand Research teh merupakan salah satu minuman yang paling
popuker di dunia. Indonesia merupakan negara penghasil teh terbesar keenam
di dunia dengan tingkat konsumsi teh orang Indonesia mencapai 0.8
kg/kapita/tahun (Machmud, 2006).
9
dengan kebudayaan mereka. Agar apa yang kita usahakan tidak sia-sia karena tidak
mungkin atau kecil sekali kemungkinan kita dapat memperbaiki gizi suatu daerah kalau
apa yang kita sarankan itu bertentangan dengan kebudayaan mereka. Akan sulit sekali
kita merubah perilaku seseorang yang diakibatkan oleh budaya, hal itu akan memakan
atau membutuhkan proses yang lama dan panjang.
10
Pada artikel di atas, di jelaskan mengenai hubungan sarapan dan status gizi pada
anak SD. Pada pembahasan isi artikel, sarapan sangat penting bagi tubuh karena
sarapan dapat menyumbangkan energi sebesar 25% dari kebutuhan gizi harian sebagai
pemenuhan gizi seimbang serta dapat mempengaruhi daya pikir dan aktivitas anak
dalam masa petumbuhan. Sarapan pagi anak sekolah sangatlah penting kerena dapat
meningkatkan konsentrasi belajar dan stamina. Sarapan pagi juga untuk mencegah
hipoglikemia, menstabilkan kadar glukosa darah dan mencegah dehidrasi setelah
berpuasa sepanjang malam.
Anak-anak sekolah di Semau masih banyak yang kekurangan gizi disebabkan oleh
kurangnya mengonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang. Melewatkan
11
sarapan pagi akan mempengaruhi keterlambatan asupan glukosa ke dalam sel darah,
sehingga menyebabkan kekurangan energi dan berkurangnya daya konsentrasi anak
kerena rasa malas, lesu, lemas, pusing dan mengantuk. Hal ini dapat mengakibatkan
daya tangkapnya berkurang, penurunan konsentrasi belajar, pertumbuhan fisik dan
mental yang tidak optimal.
Kurangnya gizi pada anak sekolah dikarenakan asupan gizinya tidak seimbang. Hal
itu dikarenakan pendidikan ibu dari anak sekolah tersebut yang rendah sehingga
kurangnya pengetahuan tentang gizi seimbang, selain itu juga diakibatkan karena faktor
ekonomi keluarga yang membuat si ibu sulit mendapatkan makanan bergizi yang
bervariasi. Kebanyakan orang tua dari anak sekolah tersebut adalah nelayan dan petani,
sehingga makanan yang dikonsumsi setiap sarapan hanyalah ikan goreng dan nasi
sehingga belum memenuhi gizi seimbang.
BAB III
PENUTUP
12
3.1 Kesimpulan
Antropologi Gizi Masyarakat adalah Suatu ilmu yang mempelajari faktor-faktor
Antropologi yang dapat mempengaruhi gizi masyarakat atau suatu Ilmu yang
mempelajari budaya-budaya makan/konsumsi suatu etnis tertentu dalam memenuhi
gizinya.
Hubungan antropologi dengan gizi ini sangat erat. Seseorang atau suatu kelompok
masyarakat mengalami gizi buruk atau kekurangan gizi bukan hanya karena masalah
ekonomi, akan tetapi bisa juga diakibatkan oleh kepercayaan atau budaya seseorang.
Budaya seorang tersebut dapat mempengaruhi gizi mereka, karena kepercayaan-
kepercayaan yang mereka anut membuat mereka salah kiprah tentang makanan yang
mereka konsumsi padahal makanan tersebut banyak mengandung gizi yang baik untuk
tubuh.
Dengan ilmu antropologi kita akan mengetahui bagaimana menangani masalah
kesehatan atau kekurangan gizi suatu masyarakat. Dengan ilmu ini kita dapat
meyakinkan masyarakat tentang pentingnya kesehatan dan betapa pentingnya
makanan yang mengandung gizi untuk tubuh kita, ataupun kita bisa memberikan
alternatif lain yaitu dengan cara kita memberikan penyuluhan dengan cara
menyarankan kepada masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung
banyak gizi yang tidak bertentangan dengan kebudayaan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
13
http://muh-haris.blogspot.com/2016/11/makalah-tentang-antropologi-gizi.html
https://www.academia.edu/36071349/Nama_Mata_Kuliah_Sosiologi_Antropologi_Gizi
Almatsier, Sunita. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Anderson, Foster. (2006). Antropologi Kesehatan. Jakarta : UI Press.
FKM UI. (2007). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
http://kesmas-fkm.blogspot.com/2012/11/antropologi-gizi-masyarakat.html?m=1
https://media.neliti.com/media/publications/223570-hubungan-sarapan-dan-sosial-
budaya-denga.pdf
14