TENTANG
Menimbang :
a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSUD
RAA Soewondo Pati, maka diperlukan penyelenggaraan
pelayanan resusitasi yang seragam;
b. Bahwa agar penyelenggaraan pelayanan resusitasi yang
seragamdi RSUD RAA Soewondo Pati dapat terlaksana dengan
baik, perlu adanya kebijakan Direktur RSUD RAA Soewondo
Pati sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan
resusitasi yang seragamdi RSUD RAA Soewondo Pati;
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di : Pati
Pada tanggal : 15 – 1 – 2016
DIREKTUR
RSUD RAA SOEWONDO PATI
Lampiran : Keputusan Direktur RSUD RAA
Soewondo Pati tentang Kebijakan
Penyelenggaraan Pelayanan
Resusitasi Yang Seragam di
RSUD RAA Soewondo Pati
Nomor : II/E/01/05/2016
Tanggal : 15 – 1 – 2016
Kebijakan Umum
1. Peralatan di unit harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Pelayanan di unit harus selalu berorientasi kepada mutu dan
keselamatan pasien.
3. Semua petugas unit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
4. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi
ketentuan dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
5. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar
prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, dan menghormati hak
pasien.
6. Pelayanan unit dilaksanakan dalam 24 jam.
7. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
8. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat
rutin bulanan minimal satu bulan sekali.
9. Setiap bulan wajib membuat laporan.
Kebijakan Khusus
1. Setiap orang bisa melakukan tindakan BHD, dalam hal ini petugas
medis atau petugas lain yang telah memiliki sertifikat dapat melakukan
tindakan BHD.
2. Ada 4 kunci dalam melakukan resusitasi yaitu: Segera mengenali
pasien dengan gangguan napas dan sirkulasi, aktifkan Code Blue,
segera lakukan Resusitasi jantung Paru (RJP) sampai bantuan datang,
dan lakukan tindakan terintegrasi setelah pasien dinyatakan henti
jantung/ “Cardiac Arrest”.
3. Sumber : 2010 America Heart Association Guidelines for CPR and ECG,
2010 Handbook of Emergency Cardiovascular Care For Healthcare
Provider.
4. Setiap kegawatdaruratan henti nafas dan atau henti jantung pada
pasien yang memungkinkan untuk dapat ditolong ditangani dengan
mengaktifkan “CodeBlue”
5. Tim Code Blue terdiri dari :
a. Dokter SpesialisAnestesi sebagai koordinator tim Code Blue
b. Dokter SpesialisDalam, Spesialis Anak dan Semua Dokter jaga
sebagai Anggota tim Code Blue.
c. Dua perawat terlatih dan satu perawat pelaksana sebagai anggota
Tim Code Blue dalam tiap shift.
6. Untuk pasien yang dinyatakan “Do Not Resuscitation” (DNR) dinyatakan
dengan pengisian Informed Consent oleh keluarga yang diketahui oleh
DPJP dan “Case Manager”.
7. Petugas medis (perawat, dokter, residen, dan spesialis) penemu
pertama pasien ancaman gangguan napas dan sirkulasi dapat
melakukan tindakan bantuan hidup dasar (BHD), kemudian petugas
lainnya mengaktifkan “Code Blue”
DIREKTUR
RSUD RAA SOEWONDO PATI