Home
Finance
Accounting
Tax
Home » DJP Online » efiling Pajak » Pajak » DJP Online : Cara Lapor SPT Tahunan via
eFiling Pajak Online 2018
Ferry Rinaldi DJP Online, efiling Pajak, Pajak
DJP Online : Cara Lapor SPT Tahunan via eFiling Pajak Online 2018
eFiling DJP Online merupakan aplikasi layanan pajak elektronik dari Direktorat Jenderal
Pajak (DJP) yang memiliki fungsi memberikan pelayanan kepada Anda sebagai Wajib
Pajak Perorangan atau Badan yang ingin menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT)
Tahunan Pajak secara online.
Yang dimaksud SPT Pajak Tahunan disini adalah surat yang bisa Anda gunakan untuk
melaporkan perhitungan atau pembayaran pajak, objek atau bukan objek pajak, harta
dan kewajiban sesuai dengan Undang-Undang Pajak yang berlaku dalam periode satu
tahun pajak.
Daftar Isi :
1. Keuntungan Menggunakan Aplikasi eFiling
2. Cara Registrasi Pendaftaran Akun DJP Online
3. Cara Lapor SPT Tahunan Online via eFiling Pajak
4. Langkah Pengisian eFiling DJP Online Formulir SPT
1770 S
5. Dokumen Pendukung Lampiran SPT Tahunan Melalui
DJP Online
Untuk bisa login ke sistem DJP Online, Anda diwajibkan harus memiliki nomor EFIN yang
bisa diperoleh melalui Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dimana NPWP Anda sudah
terdaftar. Langkah selanjutnya adalah registrasi pendaftaran akun dan mengisi formulir
eFiling SPT Tahunan melalui situs : https://djponline.pajak.go.id.
Anda sebagai WP Perorangan bisa secara langsung mengisi Formulir SPT Tahunan
melalui aplikasi eFiling. Sedangkan untuk WP Badan proses penyampaiannya dengan
mengupload SPT tersebut beserta lampirannya ke sistem DJP Online.
Anda akan dipandu oleh sistem mengenai tata cara pengisian SPT hingga selesai. Perlu
diingat bahwa batas akhir penyampaian SPT Tahunan adalah pada tanggal 31 Maret
2018 untuk WP Orang Pribadi dan 30 April bagi WP Badan.
Setelah selesai melaporkan SPT tersebut, Anda bisa langsung melakukan pembayaran
pajak melalui aplikasi eBilling yang terintegrasi dengan sistem DJP Online. Aplikasi ini
fungsinya adalah untuk membuat kode billing sejumlah 15 digit yang nantinya akan
dicantumkan pada saat pembayaran pajak melalui ATM, Kasir Bank, Kantor Pos, atau
Internet Banking.
Kode billing digunakan sebagai pengganti Surat Setoran Pajak (SSP) dan terhitung sejak
tanggal 1 Juli 2016 seluruh pembayaran pajak diwajibkan melalui sistem eBilling.
Pelaporan dengan menggunakan sistem pajak ini telah diatur oleh Peraturan Ditjen Pajak
Nomor : PER-01/PJ/2016, Tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT dan,
Nomor : PER-41/PJ/2015, Tentang Pengamanan Transaksi Elektronik Layanan Pajak
Online.
Masukkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), nomor e-FIN yang Anda peroleh
dari KPP, masukkan kode keamanan captcha, dan klik verifikasi ;
Setelah itu akan muncul halaman baru mengenai verifikasi pendaftaran ;
Nama Anda akan terisi secara otomatis sesuai dengan data NPWP. Periksalah
kembali jika data dan nama sudah sesuai, masukkan alamat email Anda, email
tersebut akan digunakan untuk aktivasi dan sebagai sarana penyampaian informasi
data terkait dengan pelaporan SPT Anda ;
Setelah itu, masukkan nomor handphone Anda, dengan diawali no kode negara;
untuk wilayah negara Indonesia gunakan kode 62 ;
Masukkan password, dan ketik ulang lagi pada kolom konfirmasi password ;
Apabila data yang Anda masukkan telah sesuai klik tombol simpan ;
Buka alamat email Anda, periksa email masuk dari Ditjen Pajak dan lakukan
aktivasi akun Anda dengan mengklik link aktivasi yang telah disediakan ;
Proses registrasi pendaftaran akun DJP Online Anda selesai.
Catatan :
Jika Anda mengalami kegagalan saat pendaftaran Akun DJP Online atau mendapat
pesan : NPWP Sudah Terdaftar atau Pesan Kesalahan : REG007, penyebabnya adalah
Anda pernah mendaftar namun belum melakukan aktivasi akun melalui email atau
mengklik link aktivasi yang dikirim oleh DJP : efiling@pajak.go.id.
Untuk mengatasinya Anda bisa baca : DJP Online NPWP Sudah Terdaftar? Inilah Cara
Mengatasinya.
Artikel Terkait : Bagaimana lapor SPT Pajak Namun Lupa Password DJP Online?
Setelah login, Anda akan masuk ke dashboard halaman utama DJP Online. Untuk
memulai membuat SPT, langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Klik menu tulisan atau logo e-Filing ;
2. Kemudian klik buat SPT.
Langkah berikutnya adalah memilih jenis Formulir SPT yang sesuai dengan data diri
Anda. Sistem efiling menyediakan dua cara penyampaian SPT Tahunan antara lain :
Catatan :
Bagi Anda para usahawan atau tenaga ahli yang belum terbiasa menggunakan aplikasi
e-SPT, pengisian Formulir SPT 1770 bisa melalui aplikasi e-Form.
Anda bisa mendownload formulir SPT tersebut dan mengisinya secara ofline setelah
selesai langsung bisa dikirim secara online ke Ditjen Pajak.
Cara pengisian Formulir 1770 tesebut bisa Anda simak pada artikel berikut : Cara Lapor
SPT Pribadi Online Formulir 1770 Bagi Usahawan.
Adapun kategori Wajib Pajak yang bisa melaporkan SPT secara Online langsung ke
sistem eFiling adalah sebagai berikut :
1. Wajib Pajak Perorangan (Karyawan Swasta, PNS, TNI, POLRI),
memperoleh penghasilan dari satu atau lebih pemberi kerja, dan pendapatan
lainnya bukan dari kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dengan jumlah
penghasilan bruto lebih besar dari 60 Juta rupiah per tahun ; dengan mengisi
Formulir eFiling SPT Elektronik 1770 S ;
2. Wajib Pajak Perorangan (Karyawan Swasta, PNS, TNI, POLRI),
memperoleh penghasilan hanya dari satu pemberi kerja, dan pendapatan
lainnya bukan dari kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan memperoleh
penghasilan lebih kecil dari 60 Juta rupiah per tahun dengan mengisi Formulir
eFiling SPT Elektronik 1770 SS.
Pada pengisian SPT ini, terdapat 18 Formulir Elektronik eFiling yang wajib Anda isi
antara lain :
1. Form-1 : Memilih Tahun Pajak Pelaporan SPT Tahunan
Tahun Pajak : Masukkan Tahun Pajak SPT Tahunan yang ingin Anda laporkan,
misalnya Tahun 2017.
Status SPT, Jika Anda baru pertama kali melapor SPT Tahun 2017 tersebut,
pilihlah opsi normal, jika Anda pernah melaporkan SPT untuk Tahun pajak
bersangkutan atau melakukan revisi SPT, pilihlah opsi pembetulan dan masukkan
angka sesuai dengan urutan revisi.
Klik Tombol Tambah, Masukkan data sesuai dengan bukti potong yang Anda miliki saat
ini, sebagai ilustrasi Kami berikan contoh pengisiannya sebagai berikut :
Bukti Potong Pajak Penghasilan
Pastikan data Anda yang Anda masukkan benar dan sesuai dengan bukti yang ada,
setelah klik simpan hasilnya adalah sebagai berikut :
Jika Anda memiliki bukti pemotongan pajak dari pihak ketiga lainnya, dapat juga
dimasukkan dalam tambahan perhitungan pemotongan pajak. Bukti potong pajak yang
bisa Anda tambahkan adalah : PPh 21/22/23/24/26.
Berdasarkan dari bukti potong yang ada, siapkan juga data mengenai pemotong atau
pemungut pajak seperti : Nomor NPWP, Nama, Nomor Bukti, Tanggal Bukti, Jumlah
Nominal pajak yang dipotong atau dipungut.
Data mengenai pemotongan pajak tersebut harus sesuai dengan bukti yang Anda miliki
seperti :
Formulir 1721 A1/A2 ;
Formulir 1721-VI ;
Bukti Potong PPh 23/26 ;
Bukti Pemungutan PPh 22 ;
Bukti Potong PPh dari Luar Negeri.
Yang dimaksud penghasilan netto dalam negeri lainnya adalah : pendapatan Bunga,
Royalti, Sewa, Hadiah, Keuntungan dari penjualan atau pengalihan harta, dan
penghasilan lainnya.
Seluruh pendapatan ini adalah selain yang dikenakan PPh Final, contohnya : Pendapatan
Bunga selain Bunga Tabungan dan Deposito, pendapatan sewa selain sewa bangunan
atau tanah, pendapatan dari hadiah selain undian. Pendapatan selain selisih kurs dan
pembebasan hutang.
Jika Anda tidak memiliki penghasilan yang bukan objek pajak, pilih opsi Tidak.
Pengertian penghasilan yang bukan objek pajak adalah jika Anda menerima salah satu
dari pendapatan seperti : Warisan, Penerimaan dari Sumbangan atau Hibah, Beasiswa,
dan Klaim Asuransi.
Jika Anda pilih ya, maka ada beberapa jenis penghasilan yang tidak termasuk objek pajak
sebagaimana diatur dalam UU PPh Pasal 4 ayat (3).
Pilih opsi Tidak, jika Anda tidak memiliki penghasilan yang pajaknya sudah dipotong
secara final.
Apabila Anda memilih opsi ya, yang dimaksud menerima penghasilan yang pajaknya
telah dipotong secara final adalah seperti :
Pendapatan Bunga Diskonto atau Obligasi ;
Bunga Tabungan, Deposito, Diskonto dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ;
Penjualan Saham di Pasar Modal ;
Penerimaan Undian Berhadiah ;
Penerimaan Pesangon, Tunjangan Hari Tua, Uang pensiun yang dibayarkan
sekaligus ;
Hononarium atas Biaya APBN/APBD ;
Pengalihan Hak atas Tanah & Bangunan ;
Penerimaan atas Deviden ;
Transaksi Derivatif ;
Penerimaan sewa atas Tanah dan Bangunan ;
Penghasilan istri dari satu pemberi kerja ;
Bunga simpanan Koperasi ;
Penghasilan Lain-Lain yang dikenakan pajak final atau yang bersifat final.
8. Form-8 : Input Harta
Jika Anda memiliki salah satu harta atau sejenisnya dari list kelompok harta seperti yang
tercantum dibawah ini, pilih opsi Ya, dan klik tombol tambah harta.
Jenis Harta yang dilaporkan melalui sistem DJP Online adalah berikut:
Kas dan Setara Kas : Uang Tunai dalam bentuk Rupiah dan Valuta Asing,
Tabungan, Deposito, Giro ;
Piutang dan Piutang Afiliasi (Tagihan kepada pihak yang memiliki hubungan
istimewa);
Investasi berbentuk Saham, Obligasi, Reksadana, Instrumen Derivatif, Efek-efek
(saham, obligasi, commercial paper, dan sebagainya), Penyertaan Modal bukan
dalam bentuk saham ;
Tanah & Bangunan (Alamat Lokasi serta Luas Tanah & Bangunan & Nomor Object
Pajak sesuai dengan SPPT PBB);
Alat transportasi kendaraan bermotor : Sepeda Motor, Mobil, Pesawat Terbang,
Kapal Pesiar, Helikopter, dan alat transportasi sejenis lainnya ;
Keanggotaan Perkumpulan Eksklusif (Keanggotaan Time Sharing, Club Golf) ;
Harta berharga lainnya : Logam Mulia, Batu Permata, Lukisan, dan harta berharga
lainnya.
Sebagai ilustrasi kami memasukkan jenis sepeda motor dengan isian data harta di sistem
DJP seperti berikut ini :
Penambahan Harta
Setelah Anda yakin dengan data tersebut klik tombol simpan dan hasilnya adalah sebagai
berikut :
9. Form-9 : Input Hutang
Jika Anda memiliki utang ke lembaga pembiayaan atas perolehan aset, pilih opsi Ya dan
klik tombol Tambah utang. Sebagai ilustrasi kami memberikan contoh data hutang
leasing atas kepemilikan sepeda motor seperti berikut ini :
Penambahan Hutang
Masukkan Data sesuai dengan utang yang anda miliki, Jumlah Utang diatas adalah nilai
outstanding utang pada BAF Finance pada saat pelaporan SPT. Klik Simpan dan lihatlah
data yang tampil apakah sudah sesuai?
Jika Anda yakin klik tombol selanjutnya, namun apabila ingin menambah daftar utang klik
tombol tambah dan data ini masih bisa dirubah melalui menu ubah/hapus di kolom action.
10. Form-10 : Input Anggota Keluarga yang Menjadi Tanggungan
Pilih Ya, jika Anda memiliki tanggungan dan klik tombol Tambah dan isilah data yang
sesuai dengan diri Anda seperti Kami contohkan berikut ini wajib Pajak dengan kategori
K/2 atau Kawin dengan tanggungan anak 2 orang :
Pilih opsi ya, apabila Anda membayar zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya
wajib atas penghasilan yang menjadi objek pajak kepada Badan Amil Zakat yang
dibentuk dan telah disahkan oleh Pemerintah dengan menggunakan bukti setoran yang
sah.
Jika Anda Pilih opsi ya, besarnya nilai pengurangan pajak PPh Pasal 24 dihitung
berdasarkan jumlah PPh yang dipotong / dipungut adalah dengan memperhitungkan
mana yang lebih kecil antara jumlah yang sebenarnya.
Isian D.14 b : diisi dengan jumlah pokok PPh yang terdapat di dalam Surat Tagihan Pajak,
dimana nilainya tidak termasuk sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda pajak.
Jika keduanya tidak ada, kosongkan saja nilainya dan klik langkah selanjutnya.
Notes : Pelaporan SPT pada sistem eFiling DJP Online tidak bisa dilanjutkan apabila
terdapat hitungan lebih bayar.
Sebaiknya Anda periksa terlebih dahulu apakah seluruh data telah diinput dengan benar.
Jika Anda merasa yakin ada kelebihan bayar, sistem akan menolak untuk meneruskan
laporan SPT Anda.
Jika Anda merasa yakin adanya kelebihan bayar maka Anda dianjurkan oleh sistem untuk
lapor secara manual ke Kantor Pelayanan Pajak dimana NPWP Anda terdaftar.
Pada pertanyaan angsuran PPh Pasal 25 Tahun Pajak berikutnya dihitung berdasarkan
:
Perhitungan dengan lampiran : Apabila Anda ingin angsuran PPh tersebut
berdasarkan perhitungan pajak PPh 21 ;
1/12 dari total pajak penghasilan Tahun 2017.
Anda bisa memilih salah satu dari pilihan diatas, Jika Anda adalah seorang karyawan di
suatu perusahaan, biasanya pemotongan PPh 21 Anda berdasarkan data perhitungan
dari bagian HRD, Jadi pilihlah Perhitungan Dengan Lampiran.
Klik tulisan disini warna orange untuk meminta nomor verifikasi untuk pengiriman SPT
dari sistem DJP.
Pengiriman Kode via email
Pilih media email untuk menerima kode verifikasi, dan cek email masuk dari :
efiling@pajak.go.id, dan kode verifikasi dari DJP adalah sebagai berikut :
Masukkan kode tersebut pada kolom verifikasi dan klik kirim SPT, seperti gambar berikut
ini :
Proses Kirim SPT ke DJP
Jika Anda berhasil mengirimkan SPT Tahunan tersebut, Anda akan diarahkan menuju
dashboard utama DJP Online. SPT yang berhasil dikirim datanya tertera di List Daftar
SPT dimana contohnya bisa Anda lihat berikut ini :
SPT yang telah Anda buat dan berhasil dikirim tersebut bisa Anda cetak melalui menu
Action dan kliklah icon printer.
Periksa email masuk dari : efiling@pajak.go.id, Anda akan memperoleh email dari
sistem efiling pajak mengenai : Bukti Penerimaan SPT Elektronik, seperti gambar
berikut :
Jika Anda mengalami kesulitan dalam pengisian SPT secara elektronik ini Anda bisa
menghubungi +6221-1500200, atau melalui Live Chat Kring Pajak.
Selain itu Anda juga bisa menghubungi Account Representative di Kantor Pelayanan
Pajak Anda terdaftar, atau Anda bisa belajar setahap demi setahap dengan melihat video
tutorial lengkap mengenai pengisian SPT secara online :
Aplikasi Terbaru DJP Online 2018 : Direktorat Jenderal Pajak telah mengeluarkan
sitem aplikasi baru yaitu e-Form Pajak. Sistem ini fungsinya hampi sama dengan eFiling,
namun kelebihan utamanya adalah :
C. Wajib Pajak Perorangan ; Status Sebagai Pengusaha atau Pemilik Pekerjaan Bebas :
1. Laporan Keuangan : Neraca dan Laba Rugi ;
2. Daftar Penyusutan Aktiva Tetap dan Amortisasi Fiskal ;
3. Perhitungan Kompensasi Kerugian Fiskal ;
4. Surat Setoran Pajak (SSP) lembar ke-3; Pajak PPh Pasal 29 ;
5. Surat Kuasa Khusus apabila SPT dikuasakan ke pihak ke-3 atau
ditandatangi oleh bukan Wajib Pajak ;
6. Lembar bukti potong formulir 1721-A1 dan atau 1721-A2, dari Bendahara
perusahaan sebagai bukti angsuran pembayaran pajak penghasilan yang
biasanya rutin dipotong gaji setiap bulannya ; Jika memperoleh gaji ;
7. Daftar susunan anggota keluarga yang menjadi tanggungan Wajib Pajak ;
8. Dokumen Pendukung Lainnya.
DJP telah berhasil mengembangkan sistem pelayanan pajak satu pintu dimana proses
pelaporan dan pembayaran pajak bisa dilakukan dalam satu sistem aplikasi yang saling
terintegrasi (Djp Online One Stop Tax Services).
Dengan adanya aplikasi eFiling DJP Online dari Ditjen Pajak ini proses penyampaian
SPT Tahunan menjadi lebih mudah dan praktis. Bisa dilakukan dimana saja, kapan saja
dan tidak perlu mendatangi Kantor Pelayanan Pajak. Semoga Aplikasi ini bisa membantu
menyelesaikan seluruh kewajiban perpajakan Anda.
Please Share
FacebookGoogle+Twitter
Newer Post Older Post Home
FEATURED POST
DJP Online : Cara Lapor SPT Tahunan via eFiling Pajak Online 2018
RECOMMENDED POSTS
DJP Online : Cara Lapor SPT Tahunan via eFiling Pajak Online 2018
PTKP 2018 : Tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak Terbaru 2018
Cara Menghitung Pajak Penghasilan & Tarif PPh 21 Terbaru 2018
Batas Waktu Penyampaian SPT Tahunan Pribadi & Badan 2018
Cara Cek Saldo JHT BPJS / Jamsostek Ketenagakerjaan 2018
Pengertian, Fungsi dan Contoh Sistem Informasi Manajemen
Analisis Laporan dan Rasio Keuangan Perusahaan
Pengertian Fungsi dan Tujuan Manajemen Keuangan
About | Contact | Privacy Policy
LABELS
Finance | Accounting | Tax | Management | Business | Marketing | DJP Online | e Billing
Pajak | NPWP Online | BPJS Online | Investment
FOLLOW US