Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL

SARAPAN GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DALAM


PROSES BELAJAR SISWA KELAS VI DI SD NEGERI 1 PUULORO

Disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Promosi
Kesehatan

Oleh :

Nur Riska Anwar J1A1 17 097


Winda Sari Ondjo J1A1 17 285

Fakultas Kesehatan Masyarakat


Jurusan Kesehatan Masyarakat
Universitas Halu Oleo
Kendari
2018
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Program : Penyuluhan Pentingnya Sarapan Guna


Meningkatkan
Produktivitas Dalam Proses Belajar Siswa Kelas
VI
Di SD Negeri 1 Puuloro
1. Mitra Program : SD Negeri 1 Puuloro
2. Ketua
a. Nama : Nur Riska Anwar
b. NIM : J1A117097
c. Jurusan/Fakultas : Kesehatan Masyarakat / Kesehatan Masyarakat
d. Perguruan Tinggi : Universitas Halu Oleo
3. Anggota
a. Jumlah Anggota : 1 orang
b. Nama Anggota I : Winda Sari Ondjo/J1A117097
c. Jurusan/Fakultas : Kesehatan Masyarakat / Kesehatan Masyarakat
d. Perguruan Tinggi : Universitas Halu Oleo
4. Mitra
a. Nama Mitra : Muh. Aras, S.Pd
b. Alamat Mitra : Desa Puuloro, Kecamatan Sampara, Kabupaten
Konawe
5. Jangka waktu pelaksanaan : 45 menit

Kendari, April
2018

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Ketua


Hartati Bahar S.KM., M.Kes. Nur Riska Anwar
NIP. 19820114 200812 1 003 NIM.135100101111046
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


Sarapan merupakan hal yang dipandang sebelah mata oleh kebanyakan
orang. Dimana sarapan dianggap hal tidak penting. Padahal sarapan sangat
berpengaruh terhadap pekerjaan apapun yang akan di kerjakan seseorang
sebelum makan siang. Mengapa? Karena sarapan merupakan sumber energi
untuk menjalankan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang hingga siang hari.
Bagi pelajar, sarapan merupakan salah satu faktor yang sangat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun mental dimana
hal tersebut sangat mempengaruhi proses belajar maupun prestasi siswa
tersebut. Salahnya pola sarapan siswa dapat menyebabkan kurangnya
konsentrasi saat belajar, menurunnya daya ingat, rendahnya minat pelajar
menerima pelajaran, lambatnya pertumbuhan dan perkembangan tubuh, dan
masih banyak lagi.
Mengkonsumsi makanan yang dikategorikan sarapan ialah pengonsumsian
makanan antara pukul 06:00-10:00 dimana seseorang sudah tidak makan
makanan berat sekitar 12 jam. Oleh karena itu, jika pola sarapan salah, kalori
yang di gunakan pelajar dalam proses belajar di pagi hari akan kurang atau
malah tidak ada. Hal ini akan menganggu konsentrasi siswa dalam proses
belajar .
Percobaan yang dilakukan di IPB oleh Faridi, Madonijah dan Latifah
menunjukkan bahwa 46,3 % anak di beberapa SD di Duren Sawit Jakarta
Timur selalu sarapan, 41,3% kadang-kadang sarapan dan sisanya 12,4% tidak
pernah sarapan. Presentase anak Hipoglikemi diukur pada pukul 09:00 relatif
rendah (55%) dibandingkan anak yang tidak sarapan (73%). Hipoglikemi
(kadar glukosa dibawah normal) ini mengakibatkan tubuh gemetaran, pusing
dan susah berkonsentrasi yang akan menyebabkan terganggunya proses
belajar .
Pola sarapan yang baik bukan hanya sekedar sarapan, melainkan sarapan
dengan makanan yang seimbang seperti anjuran dokter (mengandung
karbohidrat, protein hewani & nabati, serta lemak). Salahnya pemilihan menu
sarapan dapat mengakibatkan kurangnya asupan energi yang diperlukan oleh
tubuh. Jika dibandingkan dengan yang tidak sarapan, hal ini memang lebih
baik. Namun resiko dampak salahnya pola sarapan masih ada, hanya saja
terjadi penurunan persentase kemungkinannya.
Berdasarkan penelitian “Breakfast Reduces Declines in Attention and
Memory Over The Morning in School Children” yang dilakukan oleh K. A.
Wesnes. C. Pincock, D. Richardson, G Helm, Shails, ahli Gizi Inggris tahun
2003 dengan Metode Random pada 29 anak, tentang tingkat perhatian dan
kemampuan daya ingat pada 30, 90, 150, 210 menit setelah sarapan dalam
empat hari didapatkan hasil: anak yang tidak sarapan dan hanya memperoleh
minuman glukosa menunjukkan daya konsentrasi atau tingkat perhatian dan
kemampuan mengingat yang menurun secara signifikan seiring dengan
pertambahan waktu. Di sisi lain, anak yang mendapat cereal meski mengalami
penurunan daya konsentrasi namun tidak signifikan. Berdasarkan penelitian
dapat disimpulkan bahwa menu sarapan pagi yang mengandung karbohidrat
kompleks memberikan pengaruh positif bagi anak dalam mempertahankan
kemampuan konsentrasi belajar dan mengingat di sekolah.

1.2 Rumusan Masalah


Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau
suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain
setiap hari. Sarapan dibutuhkan untuk mengisi lambung yang telah kosong
selama 8-10 jam. Bagi anak sekolah sarapan terbukti dapat meningkatkan
konsentrasi belajar dan stamina sehingga meningkatkan prestasi belajar dan
bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan konsentrasi belajar dan
kemampuan fisik (Hardinsyah, 2007). Oleh karena itu untuk meningkatkan
konsentrasi belajar dan kemampuan fisik pada murid atau pelajar, saat
sarapan pagi harus diperhatikan pemilihan menu serta kandungan gizi yang
baik untuk pemenuhan zat-zat gizi pada pagi hari. Berbagai hasil penelitian
mengenai sarapan yang dilakukan sejak tahun 2002 hingga 2011 di Indonesia
menunjukkan kisaran 16.9—59% anak sekolah di berbagai kota besar tidak
sarapan dengan berbagai faktor penyebab (Hardinsyah & Aries, 2012).
Berdasarkan hal tersebut maka salah satu intervensi yang dapat dilakukan
adalah penyuluhan akan pentingnya sarapan guna meningkatkan produktivitas
dalam proses belajar bagi anak sekolah dasar.
1.3 Tujuan dan Manfaat Kegiatan
a. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan penyuluhan ini terbagi mejadi dua yakni tujuan
umum dan tujuan khusus yang dijabarkan sebagai berikut:
a) Tujuan Umum :
1. Meningkatkan pengetahuan, wawasan serta pemahaman siswa-siswi
kelas VI terhadap pentingnya sarapan guna meningkatkan
produktivitas siswa-siswi dalam proses belajar di dalam kelas.
b) Tujuan Khusus :
1. Mampu mengetahui jenis sarapan sehat.
2. Mampu mengetahui manfaat sarapan.
3. Mampu mengetahui dampak negatif akibat tidak sarapan
b. Manfaat
Manfaat pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini yaitu siswa siswi kelas VI dapat
mengetahui pentingnya sarapan guna meningkatkan produktivitas dalam proses
belajar . Sehingga diharapkan akan dihasilkan keberlanjutan manfaat berupa:
1) Merubah kebiasaan siswa siswi kelas VI agar selalu sarapan.
2) Meningkatkan produktivitas dalam proses belajar siswa-siswi kelas VI
dengan sarapan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJUAN TENTANG MAKANAN


Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat
dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi
tubuh. Menurut WHO, yang dimaksud makanan adalah: “ Food include all
substances, whether in a natural state or in a manufactured or preparedform,
wich are part of human diet.” Batasann makanan tersebut tidak termasuk air,
obat-obatan dan substansi-substansi yang diperlukan untuk tujuan
pengobatan.
Menurut Hulme, “makanan sehat” adalah makanan dalam arti yang
sesungguhnya dan mampu menikmati makanan tersebut. Makanan yang sehat
harus terdiri dari makanan utama dan makanan penunjang. Makanan sehat
tersebut juga dikenal dengan istilah 4 sehat dan 5 sempurnah, tetapi
kepopulerannya sudah mulai memudar karena berbagai alasan. Makan dengan
lauk pauk tahu, tempe, sepotong daging, dan serta mangkuk sayur masih
belum cukup memenuhi kebutuhan gizi. Bila dilihat, menu makan tersebut
sudah dianggap memenuhi kebutuhan kalori dan protein, tetapi apakah di
dalamnya sudah tercukup nutrisi lain yang diperlukan tubuh.

2.2 TINJAU TENTANG SARAPAN


Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup, menunjang
pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisik. Energi diperoleh dari
karbohidrat, lemak dan protein yang ada di dalam bahan makanan
(Almatsier,2004).
Tubuh membutuhkan asupan makanan agar dapat melakukan aktivitas
dengan baik. Pada pagi hari, tubuh membutuhkan asupan energi yang banyak
karena pada pagi hari seseorang melakukan banyak aktivitas. Oleh karena itu,
setiap orang sangat disarankan untuk sarapan pagi agar dapat melakukan
aktivitas tanpa merasa kelelahan. Sarapan pagi adalah suatu kegiatan yang
penting sebelum melakukan aktivitas fisik pada hari itu. Sarapan sehat
mengandung unsur empat sehat lima sempurna. Ini berarti kita benar-benar
telah mempersiapkan diri untuk menghadapi segala aktivitas dengan amunisi
yang lengkap (Khomsan, 2002).
Manusia membutuhkan sarapan pagi karena dalam sarapan pagi
diharapkan terjadinya ketersediaan energi yang digunakan untuk jam pertama
melakukan aktivitas. Akibat tidak sarapan pagi akan menyebabkan tubuh
tidak mempunyai energi yang cukup untuk melakukan aktivitas terutama pada
proses belajar karena pada malam hari di tubuh tetap berlangsung proses
oksidasi guna menghasilkan tenaga untuk menggerakkan jantung, paru-paru
dan otot-otot tubuh lainnya (Moehji, 2009).
Sarapan pagi menjadi sangat penting, karena kadar gula dalam darah
akan menurun sekitar dua jam setelah seseorang bangun tidur. Jika anak tidak
sarapan,dia biasanya akan merasa lemas atau lesu sebelum tengah hari karena
gula darah dalam tubuh sudah menurun (Yusnalaini, 2004 ).
Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan pada pagi hari. Sarapan
pagi mempunyai peranan penting bagi anak. Anak yang terbiasa sarapan pagi
akan mempunyai kemampuan yang lebih baik daripada 7 8 anak yang tidak
terbiasa sarapan pagi. Sarapan pagi bagi anak akan memacu pertumbuhan dan
memaksimalkan kemampuan di sekolah (Elizabeth, 2003).
Sarapan atau makan pagi adalah makanan yang disantap pada pagi hari,
waktu sarapan dimulai dari pukul 06.00 pagi sampai dengan pukul 10.00
pagi. Sarapan dianjurkan menyantap makanan yang ringan bagi kerja
perncernaan, sehingga dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang
memiliki kadar serat tinggi dengan protein yang cukup namun dengan kadar
lemak rendah. Selain itu, mengonsumsi protein dan kadar serat yang tinggi
juga dapat membuat seseorang tetap merasa kenyang hingga waktu makan
siang (Jetvig, 2010).
Sarapan pagi yang baik harus banyak mengandung karbohidrat karena
akan merangsang glukosa dan mikro nutrient dalam otak yang dapat
menghasilkan energi, selain itu dapat berlangsung memacu otak agar
membantu memusatkan pikiran untuk belajar dan memudahkan penyerapan
pelajaran (Moehji, 2009).
Jadi, berdasarkan pendapat beberapa para ahli kita dapat simpulkan
bahwa, sarapan merupakan menyantap makanan yang dilakukan pada jam
06:00-10:00 yang bertujuan memberi asupan energi guna menjalankan
aktivitas setelah berpuasa kita kira 12 jam.

2.3 MENU SARAPAN


Banyak remaja memiliki kebiasaan tidak sarapan pagi. Mereka sering
menggantikan makan pagi dengan makan siang yang berlebih atau memakan
makanan kecil yang tinggi lemak dan kalori dalam jumlah yang relatif
banyak. Berdasarkan hasil penelitian Djoyonegoro (1995) dalam Khomsan
(2003), bahwa ada sekitar 60% anak Indonesia tidak sarapan pagi sebelum
berangkat kesekolah dan itu menjadi perhatian penuh, sebab sarapan pagi
akan memberikan kontribusi penting akan beberapa zat gizi yang diperlukan
tubuh seperti protein, lemak, vitamin dan mineral.
Selain kebiasaan tidak sarapan pagi, saat ini remaja lebih menyukai
mengonsumsi makanan jajanan siap saji (fast food). Suatu kebiasaan yang
salah dari para orangtua adalah memberinya uang jajan sebagai pengganti
makan paginya di rumah, dengan alasan tidak sempat menyiapkan makan
pagi. Padahal makan pagi atau bekal ke sekolah itu dapat disiapkan hari
sebelumnya. Aneka makanan dapat diusahakan untuk menaikkan selera
makan si anak. Jika nasi dan lauk tidak memenuhi selera mereka, dapat
diganti dengan arem-arem yang sudah dibuat sehari sebelumnya, atau jika
penganan nasi bosan mereka makan, dapat diganti dengan aneka roti yang
dilengkapi dengan isinya, bihun, kentang, dan serabi. Selain itu juga,
seharusnya diimbangi dengan gizi yang lain seperti minum susu atau buah.
Contoh menu sarapan yang sehat seperti sandwich menggunakan roti
dengan isiian telur, sayur dan dilengkapi dengan susu. Bisa juga
menggunakan menu sarapan bisa lebih bebas divariasikan. Tidak harus selalu
nasi, melainkan bisa diganti dengan roti, mie, kentang, pasta, sereal, bubur
dan pancake sebagai sarapan yang praktis dan mudah untuk disajikan.
Dengan pertimbangan jumlah kalori yang tidak setinggi jumlah kalori pada
jadwal makan lainnya (LIPI, 2004).

2.4 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN SARAPAN


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebiasaan sarapan pada anak
sekolah yaitu :
a. Lingkungan Keluarga
Peran ibu dalam keluarga, terutama dalam merawat dan mengurus
keluarga. Pada penelitian Siega-Riz, et al (1998) anak yang ibunya
bekerja mempunyai kebiasaan sarapan yang rendah dari pada ibunya
yang tidak bekerja begitu juga hasil penelitian Ramadhani (2014)
menunjukkan bahwa 59,4% sarapan disiapkan oleh ibu. Hal ini
membuktikan peran penting ibu dalam keluarga dalam hal ketersediaan
makanan. Pekerjaan ibu, umumnya ibu yang tidak bekerja lebih banyak
waktu untuk menyiapkan keperluan untuk keluarga terutama keperluan
sarapan di pagi hari dari pada ibu yang bekerja, ibu yang bekerja
biasanya sangat sibuk dipagi hari untuk menyiapkan keperluannya
pekerjaan sendiri, sehingga terkadang tidak mempunyai waktu untuk
menyiapkan sarapan untuk keluarga secara maksimal.
b. Pengetahuan tentang Gizi
Menurut Hermina (2009) bahwa faktor penguat yang mempengaruhi
sarapan adalah pengetahuan gizi. Hal ini membuktikan bahwa pentingnya
pengetahuan gizi yang diberikan kepada anak-anak usia sekolah untuk
merubah sikap dan perilaku mereka agar mau membiasakan diri untuk
sarapan setiap hari nya, pengetahuan gizi mengenai manfaat sarapan,
dampak melewatkan sarapan dan menu-menu sarapan sehat yang
mendukung aktivitas anak-anak sekolah setiap hari nya.

2.5 PENGARUH SARAPAN


Setelah hampir delapan sampai sepuluh jam saluran pencernaan
beristirahat selama anak tidur, tubuh membutuhkan asupan makanan untuk
menyokong energi untuk beraktivitas dan konsentrasi belajar. Sarapan pagi
sangat penting diberikan kepada anak di usia sekolah, maka dari itu orangtua
harus selalu memberikan dan juga membiasakan anak untuk sarapan setiap
pagi. Karena dengan sarapan pagi banyak manfaat yang bisa kita peroleh dan
dapat melatih anak untuk disiplin. Sarapan mungkin terdengar sepele, namun
sangat vital bagi tubuh kita, apalagi bila dituntut untuk beraktivitas seharian.
Seringkali kita mengabaikan sarapan dengan alasan kurangnya waktu, atau
bosan dengan menu sarapan yang itu-itu saja. Padahal, sarapan bukan sekedar
pengganjal perut, tapi juga memberikan energi agar kita bisa beraktivitas
dengan baik, otak bekerja lebih optimal, dan tidak cepat mengantuk. Sarapan
juga dapat mengembalikan fungsi metabolisme tubuh, dan membiasakan
sarapan pada anak setiap pagi ternyata membantu anak-anak fokus
mengerjakan tugas-tugas di sekolah. Seorang ilmuwan mengatakan sarapan
pagi merupakan makanan khusus untuk otak, hal ini didukung dari sebuah
penelitian yang menunjukkan bahwa sarapan berhubungan erat dengan
kecerdasan mental, dalam artian, sarapan memberikan nilai positif terhadap
aktivitas otak, otak menjadi lebih cerdas, peka dan lebih mudah untuk
berkonsentrasi. Hal ini secara tidak langsung akan mendatangkan pengaruh
positif terhadap anak sekolah dalam beraktivitas di sekolah.
Seseorang tidak sarapan pagi berarti perutnya dalam keadaan kosong
sejak makan malam sebelumnya sampai makan siang nantinya. Bila anak
sekolah yang tidak sarapan pagi maka kadar gulanya akan menurun. Jika
kondisi ini terjadi, maka tubuh akan berusaha menaikkan kadar gula darah
dengan mengambil cadangan glikogen. Dalam keadaan seperti ini, tubuh pasti
tidak berada dalam kondisi yang baik untuk melakukan pekerjaan yang baik.
Selain itu, bila tidak sarapan pagi dapat menyebabkan konsentrasi belajar
berkurang, kecepatan bereaksi menurun tajam, sehingga kemampuan
memecahkan suatu masalah juga menjadi sangat menurun. Dengan demikian
prestasi belajar juga ikut menurun. Kebiasaan tidak sarapan pagi yang
berlama-lama juga akan mengakibatkan pemasukan gizi menjadi berkurang
dan tidak seimbang sehingga pertumbuhan anak menjadi terganggu. Dengan
demikian seorang anak yang biasa tidak sarapan pagi dalam jangka waktu
lama akan berakibat buruk pada penampilan intelektualnya, prestasi di
sekolah menurun dan penampilan sosial menjadi terganggu (Khomsan, 2003).
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1 KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
Langkah yang akan dilakukan pada kegiatan ini adalah penyuluhan akan
pentingnya pentingnya sarapan guna meningkatkan produktivitas dalam
proses belajar bagi anak sekolah menegah pertama. Akar kerangka dasar
pemecahan masalah dapat digambarkan dengan pola pikir sebagai berikut :

Jangka Panjang

INTERVENSI
Penyuluhan tentang: Meningkatkan kebiasaan
PENCEGAHAN
Pentingnya sarapan guna sarapan pada siswa
meningkatkan produktivitas
belajar pada siswa

Jangka Pendek

Keterangan : = Variabel yang dilakukan


= Variabel yang tidak dilakukan

3.2 REALISASI PEMECAHAN MASALAH


Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 (tiga) minggu dengan melalui tahap
persiapan, pelaksanaan, evaluasi, penyuluhan, penyuluhan laporan dan
penggandaan dengan rincian sebagai berikut :
1. Persiapan : 5 hari
2. Pelaksanaan : 7 hari
3. Evaluasi : 4 hari
4. Penyusunan laporan dan penggandaan : 5 hari
Penyampaian materi dilakukan melalui ceramah atau presentasi kepada
siswa kelas VI di SD Negeri 1 Puuloro , tentang pentingnya sarapan guna
meningkatkan produktivitas siswa. Dengan anggota tim penyuluhan sebanyak
2 orang yang tersusun sebagai berikut:
1. Ketua Pelaksana
a. Nama lengkap : Nur Riska Anwar
b. Pangkat/Gol dan NIP : -
c. Jabatan fungsional :-
d. Jabatan Struktural :-
e. Fakultas/Jurusan :Kesehatan Masyarakat/Kesehatan
Masyarakat
f. Bidang keahlian :-
2. Anggota Pelaksana
a. Nama lengkap : Winda Sari Ondjo
b. Pangkat/Gol dan NIP :-
c. Jabatan fungsional :-
d. Jabatan Struktural :-
e. Fakultas/Jurusan :Kesehatan Masyarakat/ Kesehatan
Masyarakat
f. Bidang keahlian :-

3.3 KHALAYAK SASARAN


Kegiatan penyuluhan diberikan pada siswa kelas VI di SD Negeri 1
Puuloro.

3.4 METODE YANG DIGUNAKAN


Keberhasilan tujuan kegiatan ini sangat ditentukan oleh pihak yang
terkait, terutama tim pelaksana kegiatan, serta siswa kelas VI di Puuloro.
Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah siswa memehami jenis sarapan sehat,
manfaat sarapan, dan dampak negatif akibat tidak sarapan
Metode yang akan digunakan dalam kegiatan penyuluhan pentingnya
sarapan pada siswa kelas VI di Puuloro menggunakan pendekatan
partisipatif. Diharapkan peserta penyuluhan akan terlibat secara aktif untuk
mengemukakan ide-ide tentang topik yang dibahas kemudian mengemukakan
masalah dan solusi pemecahan masalah diarahkan oleh tim sebagai fasilitator
dan motivator.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Kegiatan
Berdasarkan pengamatan tentang jalannya penyuluhan, secara
kualitatif kegiatan ini dapat dikatakan berhasil seperti yang ditargetkan.
Indikator keberhasilan dapat ditunjukkan hal-hal sebagai berikut:
a. Peserta yakni siswa siswi SD Negeri 1 Puuloro memperoleh pengetahuan
mengenai sarapan guna meningkatkan produktivitsa dalam proses belajar
siswa.
b. Bantuan dan dukungan yang penuh dari Kepala SD Negeri 1 Puuloro
beserta dewan Guru, yang ditunjukkan dengan memberikan kemudahan
perizinan untuk melakukan penyuluhan di beberapa kelas dengan
menggunakan saranan dan prasarana yang ada di SD Negeri 1 Puuloro.
c. Jumlah peserta yang cukup repsentatif mewakili seluruh siswa siswi SD
Negeri 1 Puuloro.
d. Keterlibatan secara aktif dalam kegiatan penyuluhan.
e. Banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peserta.
f. Peserta mengikuti kegiatan penyuluahn sampai akhir.

4.2 Pembahasan
a. Tahap Persiapan
Adapun tahap persiapan dari kegiatan ini meliputi:
1. Menentukan topik penyuluhan.
2. Pembuatan Surat Izin Penyuluhan di Jurusan Fakultas Kesehatan
Masyarakat UHO
3. Mempersiapkan alat dan media yang akan digunakan
4. Waktu dan tempat didiskusikan dengan pihak sekolah, sehingga
didapatkan penyuluhan dilaksanakan pada hari rabu, 18 April 2016
pukul 09.30 wita tempatnya di kelas VI SDN 1 Puuloro
5. Persiapan peserta penyuluhan.
b. Tahap Pelaksanaan
Penyuluhan kesehatan dilaksanakan pada hari rabu, 18 April 2016 pukul
09.30 wita tempatnya di kelas VI SDN 1 Puuloro dengan jumlah peserta
penyuluhan kesehatan berjumlah 26 orang. Mahasiswa berperan dan
bertanggung jawab sesuai peran yang diberikan meliputi:
1) Presentator : Nur Riska Anwar
2) Moderator : Winda Sari Ondjo
Adapun susunan acara pada kegiatan penyuluhan kesehatan “pentingnya
sarapan guna meningkatkan produktivitas belajar pada siswa” adalah
sebagai berikut:
1) Acara pembukaan
Acara dimulai pada pukul 09.30 wita yang diawali dengan pembukaan
oleh moderator. Moderator membuka kegiatan dengan mengucapka
salam dan memperkenalkan nama anggota yang lain dan menjelaskan
tujuan dari kegiatan.
2) Pelaksanaan penyuluhan kesehatan
Penyuluhan kesehatan diawali dengan penyampaian materi oleh
presentator, kemudian dilanjutkan dengan pemutaran video yang
berkaitan dengan materi, lalu sesi diskusi atau tanya jawab yang
dipimpin oleh moderator. Diakhir sesi diskusi dilanjutkan pembagian
sticker tentang sarapan sehat ke setiap peserta.
3) Penutup
Setelah semua sticker dibagikan, moderator mengevaluasi perasaan
peserta setelah mengikuti penyuluahan, menutup acara penyuluhan dan
mengucapkan salam penutup. Setelah semua selesai lalu observer
menyusun laporan dan menilai hasil penyuluhan.
c. Tahap Evaluasi
1. Struktur
a) peserta yang hadir sebanyak 26 orang.
b) Peserta yang bertanya ada 2 orang, yang menjawab pertanyaan ada
2 orang.
c) Setting tempat sesuai dengan yang direncanakan.
d) Perlengkapan yang digunakan terdiri dari
e) Waktu pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan dimulai pukul
09.30 wita.
f) Mahasiswa sudah sesuai dengan peran dan bertanggung jawab
sesuai dengan perannya.
2. Proses
a) Pelaksanaan kegiatan dilakukan berjalan lancar sesuai dengan
kesepakatan dan proses yang direncanakan.
b) Peserta tampak aktif dan antusias dalam pelaksanaan penyuluhan
kesehatan.
3. Hasil
a) Peserta mengatakan merasa senang dengan kegiatan penyuluhan
kesehatan
b) Peserta mengatakan mendapat tambahan pengetahuan tentang
pentingnya sarapan sehat guna meningkatkan produktivitas belajar
pada siswa.

4.3 Faktor Pendukung


Keberhasilan kegiatan penyuluahan ini tidak terlepas dan beberapa
faktor pendukung yang banyak berperan dalam kegiatan ini. Faktor ini antara
lain adalah tingginya dukungan dan bantuan dari sekolah dalam hal ini yakni
Kepala SD Negeri 1 Puuloro beserta Dewan Guru serta antusias siswa siswi
dalam mengikuti kegiatan penyuluhan mulai dari awal hingga akhir. Yang
lebih utama adalah kekompakan kelompok dalam melaksanakan kegiatan ini.

4.3 Faktor Penghambat


Secara umum kegiatan penyuluhan ini telah mencapai target yang telah
ditetapkan, namun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa banyak hal yang
menghambat jalannya kegiatan ini. Beberapa faktor penghambat yang
dirasakan selama pelaksanaan kegiatan adalah tidak adanya media (LCD)
untuk memaparkan materi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari pelaksanaan penyuluhan ini adalah:
1. Kegiatan penyuluahan ini dapat meningkatkan wawasan pengetahuan
siswa siswi SD Negeri 1 Puuloro tentang sarapan guna meningkatkan
produktivitas dalam proses belajar siswa.
2. Siswa dan siswi SDN 1 Puuloro dapat memahami dan menerapkan materi
sarapan guna meningkatkan produktivitas dalam proses belajar siswa
yang telah di paparkan oleh promotor sebagai upaya untuk meningkatkan
derajat kesehatan siswa siswi.
3. Siswa siswi SD Negeri 1 Puuloro sangat antusias mengikuti penyuluhan
tentang sarapan guna meningkatkan produktivitas dalam proses belajar
siswa dari awal hingga akhir kegiatan.

5.2. Saran
1. Siswa siswi SD Negeri 1 Puuloro di harapkan agar selalu melakukan
sarapan.
2. Siswa siswi SD Negeri 1 Puuloro di harapkan agar memakan makanan
yang dapat meningkatkan produktivitas dalam proses belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
A.H. 2005. Perilaku Makan Khas Remaja. http://www.kompas.com. di akses
tanggal 28 Maret 2016.
Bovee, Courland. 1997. Bussiness Communication Today. New York : Prentice
Hall.
Djamarah. 1995. Strategi Belajar . Jakarta: Rineka Cipta.
Fradjia, Nur Purwaningrum, 2008. Hubungan Antara Citra Raga dengan Perilaku
Makan Pada Remaja Putri. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Hardinsyah. 2007. Review faktor determinan keragaman konsumsi pangan.Jurnal
Gizi dan Pangan. Vol. 2: 55–74.
Hardinsyah & Aries M. 2012. Jenis pangan sarapan dan perannya dalam asupan
gizi harian anak usia 6—12 tahun di Indonesia. Jurnal Gizi dan Pangan,
7(2), 89—96.
Hermina dkk. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Makan Pagi
pada Remaja Putri di Sekolah Menengah Pertama (SMP). PGM 32(2).94-
100.
Khomsan, Ali. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada
Khumaidi, M, 1994. Gizi Masyarakat. Penerbit BPK Gunung Mulia, Jakarta
LIPI. 2004. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VII 2004.
Niswah I, Damanik MR, Ekawidyani KR. 2014. Kebiasaan Sarapan, Status Gizi,
dan Kualitas Hidup Remaja SMP Bosowa Bina Insani Bogor. Jurnal Gizi
dan Pangan. 9(2), 97-102.
Purnamawati dan Eldarni. 2001. Media Pembelajaran. Jakarta : Gramedia Utama.
Ramadhani, A. 2014. Kebiasaan Sarapan Pagi Siswa Kelas V SDN Caturnunggal
IV Depok Sleman Yogyakarta. Ejournal Universitas Negeri Yogyakarta Vol
3. No.1.

LAMPIRAN

DOKUMENTASI
Proses Penyuluhan di Kelas VI SD Negeri 1 Puuloro
Proses Penyuluhan di Kelas VI SD Negeri 1 Puuloro
Foto
Bersama Siswa-Siswi Kelas VI
SD Negeri 1 Puuloro

Foto Bersama Kepala Sekolah beserta Dewan Guru


SD Negeri 1 Puuloro

Anda mungkin juga menyukai