Anda di halaman 1dari 13

PERSAMAAN INTERPOLASI

Dalam mengestimasi suatu data-data yang ada, diperlukan suatu metode untuk penyelesaiannya
yaitu interpolasi.
Metode interpolasi yang paling banyak digunakan adalah interpolasi polinomial, dengan bentuk:
F(x) = a0 + a1x + a2x2 + ….. + anxn
Pada polinomial berderajat satu, maka diperoleh bentuk interpolasi linier.

a. orde 1 yang menghubungkan 2 titik b. orde 1 yang menghubungkan 3 titik

c. Orde 3 menghubungkan 4
titik
A. Interpolasi Linier
 Bentuk yang paling sederhana adalah dengan menghubungkan dua titik data dengan garis
lurus interpolasi linier
 Diketahui nilai suatu fungsi di titik x0 dan x1 yaitu fungsi f(x0) dan f(x1), dengan metode
interpolasi linier akan dicari fungsi dititik x, f(x)
f(x)

E
f(x1)

f(x2) C

f(x0) A B D

X
X0 X X1

 Dari segitiga sebangun ABC dan ADE terdapat hubungan:


BC DE f1 ( x)  f ( x0 ) f ( x1 )  f ( x0 )
 
AB AD x  x0 x1  x0
f ( x1 )  f ( x0 )
f 1 ( x )  f ( x0 )  ( x  x0 )
x1  x0
 Persamaan yang didapat adalah persamaan interpolasi linier (interpolasi polinomial orde
satu)
Contoh:
Dicari nilai ln 2 dengan metode interpolasi linier berdasarkan data ln 1 = 0 dan ln 6 =
1,7917595
Penyelesaian:
Interpolasi linier dari:
x0 = 1 f(x0) = 0
x1 = 6 f(x1) = 1,7917595
x=2 f1(x) = ?
1,7917595  0
f 1( 2)  0  (2  1)  0,3583519
6 1
Nilai eksak dari ln 2 = 0,69314718
0,69314718  0,3583519
Besar kesalahan: et  x100%  48,3%
0,69314718

B. Interpolasi Kuadrat
 Kesalahan yang terjadi pada contoh di atas, karena kurva dari fungsi didekati dengan
garis lurus.
 Untuk mengurangi kesalahan tersebut, perkiraan dilakukan dengan menggunakan garis
lengkung.
 Polinomial orde dua menghubungkan tiga titik data, persamaan dapat ditulis dalam
bentuk:
f2(x) = b0 + b1(x-x0) + b2(x-x0) (x-x1) ……….………………………...……. (1)
 Persamaan di atas identik dengan persamaan:
f2(x) = a0 + a1x + a2x2
dengan: a0 = b0 - b1x0 + b2x0x1
a1 = b1 - b2x0 - b2x0x1
a 2 = b2
 Prosedur untuk menentukan koefisien-koefisien di atas:
 Koefisien b0, masukkan nilai x = x0 pada persamaan (1)
didapat b0 = f(x0) ……………………………………………………… (2)
 Koefisien b1, masukkan nilai x = x1 pada persamaan (1)
f ( x1 )  f ( x0 )
didapat b1  …..........…………………………………… (3)
x1  x0
 Koefisien b2, substitusi persamaan (2) dan (3) dan x = x2 pada persamaan (1)
f ( x 2 )  f ( x1 ) f ( x1 )  f ( x0 )

Didapat x 2  x1 x1  x0
b2 
x 2  x0
Contoh:
Dicari nilai ln 2 atau f(2) dengan metode interpolasi kuadrat berdasarkan data:
x0 = 1 f(x0) = 0
x1 = 4 f(x1) = 1,3862944
x2 = 6 f(x2) = 1,79177595
Penyelesaian:
· Koefisien b0 = f(x0) = 0
f ( x1 )  f ( x0 ) 1,3862944  0
· Koefisien b1    0,46209813
x1  x 0 4 1

· Koefisien b2
f ( x 2 )  f ( x1 ) f ( x1 )  f ( x0 ) 1,7917595  1,3862944 1,3862944  0
 
x 2  x1 x1  x0 6  1 4 1
b2    0,051873
x 2  x0 6 1
Nilai-nilai tersebut disubstitusikan ke persamaan (1),
diperoleh: f2(x) = 0 + 0,4629813(x-1) – 0,051873(x-1)(x-4),
sehingga untuk x = 2 → f2(2) = 0,56584436
Nilai eksak dari ln 2 = 0,69314718
0,69314718  0,56584436
Besar kesalahan: et  x100%  18,4%
0,69314718

C. Bentuk Umum Interpolasi Polinomial Newton


 Bentuk umum polinomial orde n adalah
Fn(x) = b0 + b1(x-x0) + …….. + bn(x-x0) (x-x1) …………… (x-xn-1)
 Untuk polinomial orde n diperlukan data n+1
 Dengan menggunakan titik-titik data tersebut, persamaan berikut digunakan untuk
mengevaluasi koefisien b0, b1, ….., bn
b0  f ( x 0 )
f ( x1 )  f ( x 0 )
b1  f  x1 , x 0  
x1  x 0
f  x 2 , x1   f  x1 , x 0 
b2  f  x 2 , x1 , x 0  
x2  x0
f  x n , x n 1 ,......., x1   f  x n 1 , x n  2 ,......., x 0 

bn  f x n , x n 1 ,......., x1, x 0   x n  x0

 Definisi fungsi berkurung ([………..]) adalah pembagian beda hingga


 Persamaan di atas adalah berurutan, artinya pembagian beda hingga lebih tinggi terdiri
dari pembagian beda hingga yang lebih rendah, seperti terlihat pada tabel berikut:

i xi f(xi) Pertama Kedua ketiga

0 x0 f(x0) f[x1,x0] f[x2,x1,x0] f[x3,x2,x1,x0]


1 x1 f(x1) f[x2,x1] f[x3,x2,x1]
2 x2 f(x2) f[x3,x2]
3 x3 f(x3)

Contoh
Dicari nilai ln 2 atau f(2) dengan metode interpolasi polinomial order tiga berdasarkan
data
x0 = 1 f(x0) = 0
x1 = 4 f(x1) = 1,3862944
x2 = 6 f(x2) = 1,7917595
x3 = 5 f(x3) = 1,6094379
Penyelesaian
· Persamaan polinomial order tiga diperoleh dengan memasukkan nilai n = 3 ke dalam
persamaan umum polinomial, sehingga:
f 3 ( x)  b0  b1 ( x  x 0 )  b2 ( x  x 0 )( x  x1 )  b3 ( x  x 0 )( x  x1 ))( x  x 2 )

· Pembagian beda hingga pertama dihitung dengan persamaan:


f ( x1 )  f ( x 0 ) 1,3862944  0
f  x1 , x 0     0,46209813
x1  x 0 4 1
f ( x 2)  f ( x1 ) 1,7917595  1,3862944
f  x 2 , x1     0,2027326
x 2  x1 64
f ( x 3 )  f ( x 2 ) 1,6094379  1,7917595
f  x3 , x 2     0,1823216
x3  x 2 56
· Pembagian beda hingga kedua dihitung dengan persamaan:
f  x 2 , x1   f  x1 , x 0  0,2027326  0,46209813
f  x 2 , x1 , x 0     0,051873116
x 2  x0 6 1
f  x 3 , x 2   f  x 2 , x1  0,1823216  0,2027326
f  x 3 , x 2 , x1     0,020410950
x 3  x1 54

· Pembagian beda hingga ketiga dihitung dengan persamaan:


f  x 3 , x 2 , x1   f  x 2 , x1 , x 0   0,02041095  (0,05187312
f  x 3 , x 2 , x1 , x 0     0,0078655415
x 3  x1 5 1
Hasil dari f[x1,x0] = b1, f[x2,x1,x0] = b2 f[x3,x2,x1,x0] = b3 dan f(x0) = b0 dan f(x0) = b0
b1  0 b1  0,46209813 b2  0,051873116 b3  0,0078655415
; ; ;

x0 = 1 f(x0) = 0
x1 = 4 f(x1) = 1,3862944
x2 = 6 f(x2) = 1,7917595
x3 = 5 f(x3) = 1,6094379

· Maka persamaan polinomial order tiga diperoleh dengan memasukkan nilai n = 3 ke


dalam persamaan umum polinomial
f 3 ( x)  b0  b1 ( x  x 0 )  b2 ( x  x 0 )( x  x1 )  b3 ( x  x 0 )( x  x1 ))( x  x 2 )
f3(x) = 0 + 0,46209813 (x-1) - 0,051873116 (x-1) (x-4) + 0,0078655415 (x-1) (x-4) (x-6)

· Dengan mensubstitusikan nilai x = 2, maka


f3 (2) = 0,62876869
Nilai eksak dari ln 2 = 0,69314718
0,69314718  0,62876869
Besar kesalahan: et  x100%  9,3%
0,69314718

D. Interpolasi Polinomial Lagrange


 Hampir sama dengan polinomial Newton tetapi tidak menggunakan bentuk pembagian
beda hingga
 Interpolasi polinomial Lagrange dapat diturunkan dari persamaan Newton.
 Bentuk polinomial Lagrange orde satu:
F1(x) = f(x0) + (x-x0) f[x1,x0] …………………………………………….. (D1)
f ( x1 )  f ( x0 ) f ( x1 ) f ( x0 )
Dengan f  x 1 , x 0     ......………………..(D2)
x1  x0 x1  x0 x0  x1
Substitusi persamaan (D2) ke persamaan (D1),
x  x0 x  x0
f1 (x)  f ( x 0 )  f ( x1 )  f ( x0 )
x1  x 0 x 0  x1
Dengan mengelompokkan suku-suku di ruas kanan
x  x1 x  x0
f 1 (x)  f ( x0 )  f ( x1 )
x 0  x1 x1  x 0
Persamaan dikenal dengan interpolasi polinomial Lagrange order satu
 Dengan prosedur di atas, untuk interpolasi order dua akan didapat
x  x1 x  x 2 x  x0 x  x 2 x  x0 x  x1
f 2 (x)  f ( x0 )  f ( x1 )  f ( x2 )
x0  x1 x0  x 2 x1  x0 x1  x 2 x 2  x0 x 2  x1
 Secara umum bentuk interpolasi polinomial Lagrange orde n adalah
n
f n ( x )   Li ( x) f ( xi )
i 1
n x  xj
dengan : Li( x )  
j 0 xi  x j
j 1

dimana simbol п merupakan simbol perkalian (hasil kali dari)


 Dengan persamaan tersebut, dapat dihitung interpolasi lagrange orde yang lebih tinggi,
misalnya untuk interpolasi lagrange orde 3, persamaan tersebut adalah :
3
f 3 ( x)   L ( x) f ( x )
i 1
i i

f 3 ( x )  L0 ( x) f ( x 0 )  L1 ( x) f ( x1 )  L 2 ( x) f ( x 2 )  L3 ( x) f ( x 3 )

x  x1 x  x 2 x  x 3
L0 ( x) 
x 0  x1 x 0  x 2 x 0  x 3
x  x0 x  x 2 x  x3
L1 ( x) 
x1  x 0 x1  x 2 x1  x 3
x  x0 x  x1 x  x3
L2 ( x ) 
x2  x0 x2  x1 x2  x3
x  x 0 x  x1 x  x 2
L3 ( x ) 
x 3  x 0 x 3  x1 x 3  x 2

Sehingga bentuk interpolasi polinomial lagrange orde 3 adalah ;


x  x1 x  x 2 x  x 3 x  x0 x  x 2 x  x3
f 3 ( x)  f (x0 )  f ( x1 )
x 0  x1 x 0  x 2 x 0  x 3 x1  x 0 x1  x 2 x1  x 3
x  x 0 x  x1 x  x 3 x  x 0 x  x1 x  x 2
 f (x2 )  f ( x3 )
x 2  x 0 x 2  x1 x 2  x 3 x 3  x 0 x 3  x1 x 3  x 2

Contoh
Dicari nilai ln 2 atau f(2) dengan menggunakan interpolasi lagrange order satu dan dua
berdasar data
x0 = 1 f(x0) = 0
x1 = 4 f(x1) = 1,3862944
x2 = 6 f(x2) = 1,7917595
Penyelesaian
 Penyelesaian order satu, untuk x = 2
x  x1 x  x0 24 2 1
f1 ( x )  f ( x0 )  f ( x1 )  (0)  (1,3862944)
x 0  x1 x1  x 0 1 4 4 1
f1 ( x )  0,4620981

 Penyelesaian order dua, untuk x = 2


x  x1 x  x 2 x  x0 x  x 2 x  x0 x  x1
f 2 ( x)  f ( x0 )  f ( x1 )  f ( x2 )
x0  x1 x0  x 2 x1  x0 x1  x 2 x 2  x0 x 2  x1
24 26 2 1 2  6 2 1 2  4
f 2 ( x)  (0)  (1,3862944)  (1,7917595)
1 4 1 6 4 1 4  6 6 1 6  4
f 2 ( x)  0,56584437

E. Interpolasi Spline
Seperti telah dibahas dalam dua metode terdahulu, bahwa untuk n+1 data akan terdapat
polinom interpolasi orde ke-n yang dapat dihasilkan untuk menginterpolasi nilai suatu fungsi
di dalam selang titik data. Namun terkadang hal ini tidak memberikan kecocokan yang bagus
(gambar). Pendekatan lainnya adalah dengan menerapkan polinom interpolasi yang lebih
rendah pada sebagian titik data. Polinom demikian dikenal sebagai polinom interpolasi
Spline. Jika diantara dua titik data dibangun suatu polinom orde 3, maka kurva ini disebut
spline kubik (cubic spline).
 Spline Linier
Hubungan paling sederhana yang dapat dibangun diantara dua titik data adalah hubungan
linier. Spline orde satu untuk sekelompok titik data merupakan himpunan;
f ( x)  f ( x 0 )  m0 ( x  x0 ) x 0  x  x1

f ( x)  f ( x1 )  m1 ( x  x1 ) x1  x  x 2
.........
f ( x)  f ( x n 1 )  mn 1 ( x  x n 1 ) x n 1  x  x n

mi adalah kemiringan garis lurus yang menghubungkan titik-titik tersebut.


f ( x i 1 )  f ( x i )
mi 
x i 1  x i
5 5

4 4

3 3

2 2

1 1

-3 -2 -1 0 1 2 3 -3 -2 -1 0 1 2 3

-1 -1

-2 -2

5 5

4 4

3 3

2 2

1 1

-3 -2 -1 0 1 2 3 -3 -2 -1 0 1 2 3

-1 -1

-2 -2

Perbandingan Polinom Interpolasi Newton / Lagrange vs Spline

 Spline Kuadrat
Dalam spline kuadrat, antara dua titik data akan dibangun suatu polinom orde kedua.
Polinom tiap selang dapat dinyatakan secara umum sebagai:
f i ( x )  ai x 2  bi x  ci

a1.x+b1.x+c1
f(x) a2.x+b2.x+c2
f(x1) f(x3)
a3.x+b3.x+c3
f(x0)
f(x2)

Selang 1 Selang 2 Selang 3

x
x0 x1 x2 x3
i=0 i=1 i=2 i=3
Gambar diatas menjelaskan proses penyusunan spline kuadrat, untuk n+1 (i=1,2,3,...) titik
data maka akan terdapat n buah selang, dan akibatnya akan terdapat 3n buah konstanta,
sehingga diperlukan 3n buah persamaan, yaitu:
1. Nilai-nilai fungsi harus sama pada titik-titik dalam
ai 1 .xi 1 2  bi 1 .xi 1  ci 1  f ( xi 1 )
ai .xi 1 2  bi .xi 1  ci  f ( xi 1 )

Untuk i = 2 hingga n, persamaan diatas memberikan n-1 kondisi, sehingga total ada
2n-2 kondisi.
2. Fungsi-fungsi pertama dan terakhir harus melalui titik ujung
a1 .x0 2  b1 .x0  c1  f ( x0 )
an .xn 2  bn .xn  cn  f ( xn )

Persamaan diatas memberi 2 kondisi sehingga total ada 2n kondisi,


3. Turunan pertama pada titik-titik dalam harus sama
2ai 1 .xi 1  bi 1  2ai .xi 1  bi

Untuk i = 2 hingga n, persamaan diatas memberikan n-1 kondisi, sehingga total ada
3n-1 kondisi.
4. Asumsikan turunan kedua adalah nol pada titik pertama, sehingga a1=0
Dengan demikian maka lengkaplah 3n buah kondisi yang diperlukan untuk menghitung
3n buah konstanta.

 Spline Kubik
Jika di antara dua titik dibangun suatu polinom orde tiga, maka hal ini disebut sebagai
spline kubik. Polinom orde ketiga itu dalam bentuk:
f i ( x)  ai .x 3  bi .x 2  ci .x  d i

Jika terdapat n+1 data (i = 0, 1, 2, 3, ......, n) maka akan terdapat n buah selang dan
terdapat 4n buah konstanta. Untuk itu diperlukan 4n buah kondisi, yang diperoleh dari:
0. Nilai fungsi harus sama pada simpul dalam (2n-2 kondisi).
1. Fungsi pertama dan terakhir melalui titik ujung (2 kondisi).
2. Turunan pertama pada simpul dalam harus sama (n-1 kondisi).
3. Turunan kedua pada simpul dalam harus sama (n-1 kondisi).
4. Turunan kedua pada titik ujung harus = nol (2 kondisi).
Persamaan spline kubik tiap selang titik data dapat diturunkan sebagai:
f '' ( xi 1 ) f '' ( xi 1 )  f ( xi 1 ) f '' ( xi 1 )( xi  xi 1 ) 
f i ( x)  .( xi  x) 3  .( xi  x) 3     ( xi  x) 
6( xi  xi 1 ) 6( xi  xi 1 )  xi  xi 1 6 
 f (xi ) f '' ( xi )( xi  xi 1 ) 
   ( xi  xi 1 )
 xi  xi 1 6 
Persamaan diatas mengandung turunan kedua di ujung tiap selang titik data yang tak
diketahui, namun nilainya dapat dihitung dari persamaan:
( xi  xi 1 ). f '' ( xi 1 )  2( xi 1  xi 1 ). f '' ( xi )  ( xi 1  xi ). f '' ( xi 1 )
6 6
 . f ( xi 1 )  f ( x i )  . f ( xi 1 )  f ( x i )
( xi 1  xi ) ( xi  xi 1 )
Contoh:
Gunakan spline orde satu, dua dan tiga untuk menginterpolasi nilai fungsi pada x = 5 jika
diketahui data-data:
x 3,0 4,5 7,0 9,0
f(x) 2,5 1,0 2,5 0,5

Spline orde satu:


1  2,5
f1 ( x )  2,5  .( x  3)   x  5,5 (3,0  x  4,5)
4,5  3
2,5  1,0
f 2 ( x)  1,0  .( x  4,5)  0,6.x  1,7 ( 4,5  x  7,0)
7  4,5
0,5  2,5
f 3 ( x )  2,5  .( x  7)   x  9,5 (7,0  x  9,0)
97

sehingga f 2 (5)  0,6.(5)  1,7  1,3

Spline orde dua:


1. Nilai-nilai fungsi harus sama pada titik-titik dalam
ai 1 .xi 1 2  bi 1 .xi 1  ci 1  f ( xi 1 )
ai .xi 1 2  bi .xi 1  ci  f ( xi 1 )

Untuk i = 2 hingga n, persamaan diatas memberikan n-1 kondisi, sehingga total ada
2n-2 kondisi.
Dari persamaan diatas diperoleh a dan b.
20,25.a1  4,5.b1  c1  1,0
20,25.a 2  4,5.b2  c2  1,0
49.a 2  7.b2  c2  2,5
49.a3  7.b3  c3  2,5

2. Fungsi-fungsi pertama dan terakhir harus melalui titik ujung


a1 .x0 2  b1 .x0  c1  f ( x0 )
an .xn 2  bn .xn  cn  f ( xn )

Persamaan diatas memberi 2 kondisi sehingga total ada 2n kondisi,


Dari persamaan diatas diperoleh a.
9.a1  3.b1  c1  2,5
81.a3  9.b3  c3  0,5

3. Turunan pertama pada titik-titik dalam harus sama


2ai 1 .xi 1  bi 1  2ai .xi 1  bi

Untuk i = 2 hingga n, persamaan diatas memberikan n-1 kondisi, sehingga total ada
3n-1 kondisi.
Dari persamaan diatas memberikan:
9.a1  b1  9.a 2  b2
14.a 2  b2  14.a3  b3

4. Asumsikan turunan kedua adalah nol pada titik pertama, sehingga a1=0
Ditentukan bahwa a1=0. Persamaan-persamaan di atas kemudian disusun dalam
bentuk matriks.
 b1 
4,5 1,0 0 0 0 0 0 0 c  1,0 
 0 0 20,25 4,5 1,0 0 0 0   1 1,0 
  
 0 0 49,00 7,0 1,0 0 0 0 a 2  2,5
     
 0 0 0 0 0 49,00 7,00 1,0 b2  = 2,5
3,0 1,0 0 0 0 0 0 0
   
   c2  2,5
 0 0 0 0 0 81,00 9,00 1,0  a3  0,5
1,0  
0  9,0  1,0 0 0 0 0    0 
   b3 
 0 0 14,00 1,0 0  14,00  1,00 0   0 
c   
 3

Dengan metode-metode yang telah dibahas dalam penyelesaian Sistem Persamaan Linier
(SPL), maka diperoleh:
a1  0 b1  1 c1  5,5
a2  0,64 b2  6,76 c2  18,46
a3  1,6 b3  24,6 c3  91,3

Sehingga spline orde dua yang terbentuk adalah:


f1 ( x)   x  5,5 (3,0  x  4,5)
2
f 2 ( x)  0,64.x  6,76.x  18,46 ( 4,5  x  7,0)
f 3 ( x )  1,6.x 2  24,6.x  91,3 (7,0  x  9,0)
Dan nilai fungsi f 2 (5)  0,64.(5) 2  6,76.(5)  18,46  0,66

Spline Kubik
f '' ( xi 1 ) f '' ( xi 1 )  f ( xi 1 ) f '' ( xi 1 )( xi  xi 1 ) 
f i ( x)  .( xi  x) 3  .( xi  x) 3     ( xi  x) 
6( xi  xi 1 ) 6( xi  xi 1 )  xi  xi 1 6 
 f (xi ) f '' ( xi )( xi  xi 1 ) 
   ( xi  xi 1 )
 xi  xi 1 6 
Dari persamaan diatas dicari turunan kedua pada simpul-simpul dalam.
· Untuk simpul dalam pertama:
x0  3 f ( x0 )  2,5
x1  4,5 f ( x1 )  1
x2  7 f ( x2 )  2,5

Substitusikanlah nilai-nilai ini ke persamaan berikut ini:


( xi  xi 1 ). f '' ( xi 1 )  2( xi 1  xi 1 ). f '' ( xi )  ( xi 1  xi ). f '' ( xi 1 )
6 6
 . f ( xi 1 )  f ( x i )  . f ( xi 1 )  f ( x i )
( xi 1  xi ) ( xi  xi 1 )
Diperoleh:
(4,5  3). f ' ' (3)  2(7  3). f ' ' ( 4,5)  (7  4,5). f ' (7)
6 6
 .(2,5  1)  .( 2,5  1)
(7  4,5) ( 4,5  3)

Dengan mengingat bahwa f ' ' (3)  0 , maka diperoleh:


8. f ' ' ( 4,5)  2,5. f ' ' (7)  9,6 (i)
· Untuk simpul dalam kedua:
x1  4,5 f ( x1 )  1
x2  7 f ( x2 )  2,5
x3  9 f ( x3 )  0,5

Substitusikanlah nilai-nilai ini ke persamaan berikut ini:


( xi  xi 1 ). f '' ( xi 1 )  2( xi 1  xi 1 ). f '' ( xi )  ( xi 1  xi ). f '' ( xi 1 )
6 6
 . f ( xi 1 )  f ( x i )  . f ( xi 1 )  f ( x i )
( xi 1  xi ) ( xi  xi 1 )
Diperoleh:
(7  4,5). f ' ' ( 4,5)  2(9  4,5). f ' ' (7)  (9  7). f ' (9)
6 6
 .(0,5  2,5)  .(1  2,5)
(9  7 ) (7  4,5)

Dengan f ' ' ( 9)  0

2,5. f ' ' ( 4,5)  9. f ' ' (7)  9,6 (ii)


Dari (i) dan (ii) diperoleh:
f ' ' ( 4,5)  1,67909 dan f ' ' (7)  1,53308

Nilai-nilai yang diperoleh kemudian disubstitusikan ke persamaan berikut untuk


mendapatkan Spline Kubik bagi tiap selang:
f '' ( xi 1 ) f '' ( xi 1 )  f ( xi 1 ) f '' ( xi 1 )( xi  xi 1 ) 
f i ( x)  .( xi  x) 3  .( xi  x) 3     ( xi  x) 
6( xi  xi 1 ) 6( xi  xi 1 )  xi  xi 1 6 
 f (xi ) f '' ( xi )( xi  xi 1 ) 
   ( xi  xi 1 )
 xi  xi 1 6 
(3,0  x  4,5)
\l] ( 4,5  x  7,0)
(7,0  x  9,0)

Dengan demikian untuk nilai fungsi x = 5 (pada selang kedua):


f 2 (5)  0,111939 (7  5) 3  0,102205(5  4,5)  0,299621(7  5)  1,638783(5  4,5)
f 2 (5)  1,102886

5 5
f(x) f(x)
4 4

Kubik Spline
3 3

2 2

Spline linier Spline kuadrat


1 1

0 1 2 4 5 x 0 1 2 4 5 x

Anda mungkin juga menyukai