DI SUSUN
AHMAD SUPANJI
15.1.03.4.1.023
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALU
2018
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ i
BAB I ........................................................................................................... 1
BAB II .......................................................................................................... 2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
o Sebagai Reaksi atas Ketidakpatuhan (reactie op niet-neleving)
3
1. Sanksi Reparatoir (Reparatoir Sancties)
‘’Artinya sanksi yang diterapkan sebagai reaksi atas pelanggaran norma,
yang ditujukan untuk mengembalikan pada kondisi semula sebelum
terjadinya pelanggaran, misalnya bestuursdwang, dwangsom).
2. Sanksi Punitif (Punitieve Sancties)
‘’Artinya sanksi yang ditujukan untuk memberikan hukuman pada
seseorang, misalnya adalah berupa denda administrative.
3. Sanksi Regresif
’’Artinya sanksi yang diterapkan sebagai reaksi atas ketidak patuhan
terhadap ketentuan yang terdapat pada ketetapan yang diterbitkan.
4
o Pemberhentian sementara tanpa memperoleh hak-hak jabatan.
Contoh Tindakan atau perbuatan yang dapat dikenakan Sanksi
Administratif Sedang :
‘’Penggunaan Diskresi yang tidak memiliki sebab dan persetujuan dari
atasan pejabat. Artinya ‘’Melanggar Ketentuan pasal 25 ayat (1)
Undang-undang Administrasi Pemerintahan yang berbunyi :
‘’Setiap Penggunaan Diskresi yang berpotensi mengubah alokasi
anggaran wajib memperoleh persetujuan dari Atasan Pejabat sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
c) Sanksi Administratif Berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 ayat (3)
berupa:
o Pemberhentian tetap dengan memperoleh hak-hak keuangan dan fasilitas
lainnya;
o Pemberhentian tetap tanpa memperoleh hak-hak keuangan dan fasilitas
lainnya;
o Pemberhentian tetap dengan memperoleh hak-hak keuangan dan fasilitas
lainnya serta dipublikasikan di media massa; atau
o Pemberhentian tetap tanpa memperoleh hak-hak keuangan dan fasilitas
lainnya serta dipublikasikan di media massa.
Contoh Tindakan atau perbuatan yang dapat dikenakan Sanksi
Administratif Berat :
Adalah setiap tindakan Administrasi Negara atau Pemerintah ‘yang
dapat menimbulkan kerugian pada keuangan negara, perekonomian
nasional, dan/atau merusak lingkungan hidup dikenai sanksi
administratif berat. Artinya melanggar ketentuan pasal 17 dan 42 ayat
(1) dan ayat (2) Undang-Undng Nomor 30 Tahun 2014.
5
Ayat (1) dilakukan oleh :
o Atasan Pejabat yang menetapkan Keputusan;
o Kepala daerah apabila Keputusan ditetapkan oleh pejabat daerah;
o Menteri/pimpinan lembaga apabila Keputusan ditetapkan oleh pejabat di
lingkungannya; dan
o Presiden apabila Keputusan ditetapkan oleh para menteri/pimpinan
lembaga.
6
Contoh Undang-Undang Nomor 51 Prp Tahun 1961 tentang Larangan
Pemakaian Tanah Tanpa ijin yang Berhak atau Kuasanya. Bestuursdwang
merupakan Kewenangan Bebas, artinya pemerintah diberi kebebasan untuk
mempertimbangkan menurut inisiatifnya sendiri apakah menggunakan
bestuursdwang atau tidak atau bahkan menerapkan sanksi yang lainnya.
Paksaan pemerintahan harus memperhatikan ketentuan Hukum yang
berlaku baik Hukum tertulis maupun tidak tertulis, yaitu asas-asas
pemerintahan yang layak seperti asas kecermatan, asas keseimbangan, asas
kepastian hukum dan lain-lain.. Contoh Pelanggaran yang tidak bersifat
substansial seorang mendirikan rumah tinggal di daerah pemukiman, tanpa
IMB.
Pemerintah tidak sepatutnya langsung menggunakan paksaan
pemerintahan, dengan membongkar rumah tersebut, karena masih dapat
dilakukan legalisasi, dengan cara memerintahkan kepada pemilik rumah
untuk mengurus IMB. Jika perintah mengurus IMB tidak dilaksanakan
maka pemerintah dapat menerapkan bestuursdwang, yaitu pembongkaran.
Contoh Pelanggaran yang bersifat substansial, misalkan pada
pengusaha yang membangun industri di daerah pemukiman penduduk, yang
berarti mendirikan bangunan tidak sesuai dengan RT/RW yang ditetapkan
pemerintah, maka pemerintah dapat langsung menerapkan bestuursdwang.
Peringatan yang mendahului Bestuursdwang, hal ini dapat dilihat pada
pelaksanaan bestuursdwang di mana wajib didahului dengan suatu
peringatan tertulis, yang dituangkan dalam bentuk Ketetapan Tata Usaha
Negara.
Isi peringatan tertulis ini biasanya meliputi hal-hal sebagai berikut,
Peringatan harus definitif, Organ yang berwenang harus disebut, Peringatan
harus ditujukan kepada orang yang tepat, Ketentuan yang dilanggar jelas,
Pelanggaran nyata harus digambarkan dengan jelas, Memuat
penentuan jangka waktu, Pemberian beban jelas dan seimbang, Pemberian
7
beban tanpa syarat, Beban mengandung pemberian alasannya, Peringatan
memuat berita tentang pembebanan biaya.
8
sedemikian tidak benar atau tidak lengkap, hingga apabila data itu diberikan
secara benar atau lengkap, maka keputusan akan berlainan misalnya
penolakan izin.
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
ü http://www.edipranoto.com/2011/05/sanksi-hukum-administrasi.html
ü http://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2014/30TAHUN2014UU.HTM
ü Heruman Jayadi SH., MH. Dosen Hukum Administrasi Negara Universitas
Mataram
ü http://www.edipranoto.com/2011/05/sanksi-hukum-administrasi.html
ü http://sidqioe.blogspot.co.id/2014/06/sanksi-hukum-administrasi-
negara.html#sthash.7LfPeatO.dpuf
11