Anda di halaman 1dari 48

1 Informasi APBN 2018

Republik Indonesia

INFORMASI
A P B N
2 0 1 8
Pemantapan pengelolaan fiskal untuk mengakselerasi
pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan
Informasi APBN 2018 2

-Halaman ini sengaja dikosongkan-


3 Informasi APBN 2018

INFORMASI
A P B N
2 0 1 8
Pemantapan pengelolaan fiskal untuk mengakselerasi
pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan

Disusun oleh
Direktorat Penyusunan APBN, Direktorat Jenderal Anggaran

Penanggung jawab:
Direktur Jenderal Anggaran

Editor:
Direktur Penyusunan APBN

Kontributor:
Pejabat dan pegawai Direktorat Penyusunan APBN

Direktorat Jenderal Anggaran


Gedung Sutikno Slamet Lantai 12
Jalan Dr Wahidin Raya No.1
www.anggaran.kemenkeu.go.id
Informasi APBN 2018 4

Daftar Isi

Kata Pengantar Transfer ke Daerah &


Dana Desa 24
Alur Penyusunan APBN 1 Dana Transfer Umum 25
Ringkasan APBN 2018 2 27
Dana Transfer Khusus
Keadaan Perekonomian 3 Dana Insentif Daerah, Dana 29
Otonomi Khusus, dan Dana
Asumsi Dasar Ekonomi Makro 4 Keistimewaan DI Yogyakarta
Dana Desa 30
Postur APBN 2018 5
Defisit Anggaran 31
I Account APBN 2018 6
Pembiayaan Anggaran 32
Pendapatan Negara 7
Penerimaan Perpajakan 8 Pembiayaan Utang 33

Penerimaan Negara Bukan Pajak 11 Profil Utang Pemerintah 34

Belanja Negara 13 Pembiayaan Investasi 35

Belanja Pemerintah Pusat 14 Pembiayaan untuk Infrastruktur 36


Belanja Pemerintah Pusat
15 Pemberian Pinjaman
Menurut Fungsi 37
Belanja K/L 16
Kewajiban Penjaminan 37
Anggaran Pendidikan 17
Glossary 38
Anggaran Kesehatan 18

Anggaran Infrastruktur 19

Anggaran Perlindungan Sosial 20

Subsidi 21

gatiboss
5 Informasi APBN 2018

Kata Pengantar
Dengan penuh rasa syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, pada tanggal 22
November 2017, Rancangan Undang-undang APBN tahun 2018 telah resmi disahkan
dan diundangkan menjadi Undang-undang Nomor 15 tahun 2017 tentang APBN Tahun
Anggaran 2018. Sebagai penjabaran tahun keempat rencana pembangunan jangka
menengah 2015-2019, posisi APBN tahun 2018 semakin strategis sebagai instrumen
Pemerintah untuk mencapai sasaran pembangunan dalam mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan juga diharapkan sebagai stimulan bagi
perekonomian untuk tumbuh lebih baik.

Tema dari kebijakan fiskal yang akan dijalankan Pemerintah di tahun 2018 yaitu
“Memantapkan Pengelolaan Fiskal untuk Mengakselerasi Pertumbuhan yang
Berkeadilan”. Sesuai tema tersebut, Pemerintah akan menjalankan beberapa
kebijakan pokok di dalam APBN tahun 2018 yaitu: pertama, melakukan optimalisasi
pendapatan negara dengan target penerimaan perpajakan yang realistis berdasarkan
basis data terkini. Pajak akan menjadi alat pemerintah untuk melakukan distribusi
pendapatan sekaligus stimulus untuk memacu dunia usaha agar lebih kompetitif.
Kedua, melanjutkan penguatan kualitas belanja negara dan tetap konsisten
melakukan efisiensi belanja non-prioritas tanpa mengurangi pencapaian sasaran
output yang telah direncanakan. Belanja negara akan diarahkan terutama untuk
mendukung pembangunan infrastruktur dan program perlindungan sosial untuk
pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan di seluruh pelosok tanah air. Ketiga
efisiensi pembiayaan anggaran, melalui defisit dan rasio utang yang terkendali,
pengembangan creative financing, serta alokasi untuk Sovereign Wealth Fund (dana
abadi) untuk pendidikan sebagai simpanan jangka panjang untuk generasi yang akan
datang.

Selanjutnya, dalam rangka memberikan edukasi kepada masyarakat agar dapat


mengawal setiap rupiah yang ada di dalam APBN, sudah semestinya publik
mendapatkan informasi yang jelas dan mudah dimengerti atas berbagai kebijakan
yang akan dijalankan pemerintah melalui APBN. Dengan demikian diharapkan
masyarakat memiliki rasa memiliki yang tinggi terhadap APBN dan dapat mengawasi
setiap rupiah yang dibelanjakan oleh APBN, sehingga dapat dirasakan manfaatnya
secara maksimal oleh seluruh rakyat Indonesia.

Pada akhirnya, sebagai salah satu upaya Pemerintah dalam mewujudkan APBN yang
kredibel, transparan dan akuntabel, kami berharap buku Informasi APBN ini dapat
menjadi salah satu sumber yang valid dan terpercaya dalam memberikan
pengetahuan serta pemahaman mengenai APBN tahun 2018 kepada masyarakat. Tak
lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada tim penyusun
dan kepada berbagai pihak yang telah memberikan masukan baik secara langsung
maupun tidak langsung hingga buku Informasi APBN ini dapat diterbitkan.

Terima Kasih

Sri Mulyani
Menteri Keuangan Republik Indonesia
1 Informasi APBN 2018

Alur Penyusunan
APBN 2018
Januari-Maret 2017
Penyusunan Kapasitas Fiskal

9 Mei 2017
SB Pagu Indikatif Menteri Keuangan
dan Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/ Kepala Bappenas

19 Mei 2017
Penyampaian KEM PPKF kepada DPR

19 Mei-5 Juli 2017


Pembicaraan Pendahuluan
RAPBN TA 2018

16 Agustus 2017
Pidato Presiden Penyampaian Nota Keuangan
dan RAPBN TA 2018

25 Oktober 2017
Sidang Paripurna Penetapan APBN 2018

22 November 2017
UU
APBN
UU Nomor 15 Tahun 2017 tentang APBN tahun 2018

30 November 2017
Perpres
APBN
Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2017
tentang Rincian APBN TA 2018

DIPA
6 Desember 2017
Penyerahan DIPA
Informasi APBN 2018 2

Ringkasan
APBN 2018

Pendapatan Negara Belanja Negara


Optimalisasi di bidang perpajakan Mengalihkan belanja yang konsumtif
di tahun 2018 dipertajam dengan menjadi belanja produktif dalam rangka
terbitnya perundang-undangan akselerasi pertumbuhan ekonomi serta
terkait keterbukaan akses dan percepatan realisasi belanja negara
informasi data keuangan Efisiensi belanja dan peningkatan belanja
Optimalisasi pendapatan negara produktif untuk mendukung program
dengan tetap menjaga iklim prioritas
investasi Melanjutkan penguatan kualitas belanja
Melakukan optimalisasi negara dan tetap konsisten melakukan
pendapatan negara dengan target efisiensi belanja non-prioritas tanpa
penerimaan perpajakan yang mengurangi pencapaian sasaran output
realistis berdasarkan basis data yang telah direncanakan
terkini

Rp

Defisit Anggaran Pembiayaan Anggaran


Mengendalikan defisit anggaran Efisiensi pembiayaan anggaran, melalui
dalam batas aman, melalui defisit dan rasio utang yang terkendali,
optimalisasi pendapatan, efisiensi pengembangan creative financing, serta
belanja terutama belanja konsumtif alokasi Sovereign Wealth Fund (dana abadi)
bagi pendidikan sebagai simpanan jangka
panjang untuk generasi yang akan datang.
Mengembangkan pembiayaan yang
inovatif dan kreatif (creative financing)
Mendorong pembiayaan yang efisien
dan berkelanjutan
3 Informasi APBN 2018

Keadaan
Perekonomian
5,0 4,9 5,17 5,18 5,0
5,12
Pertumbuhan 4,94 4,93
5,0
4,92
5,01
4,94
5,01 5,01 5,0

Ekonomi 4,8
4,74 4,77
Tingkat pertumbuhan ekonomi di
tahun 2017 sehat dan stabil
Tahunan (%)

YoY (%)
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2014 2015 2016 2017

Permintaan domestik Konsumsi Rumah


masih menjadi motor Tangga tumbuh 4,9%

Kinerja perdagangan
Investasi s.d Q3 tumbuh internasional positif,
membaik 5,8% ekspor tumbuh 9,8% dan
impor tumbuh 6,7%

Surplus Surplus Surplus


Neraca Perdagangan USD
Kinerja sektor eksternal USD USD
sepanjang 2017 menunjukkan
perbaikan
7,7 Bn 9,4 Bn 11,8 Bn

2015 2016 2017


(Jan-Okt)

Neraca Perdagangan Secara kumulatif, Neraca


September 2017 tercatat Perdagangan Indonesia
mengalami surplus sebesar tercatat surplus USD11,78
USD1,76 miliar, tercatat miliar, melampaui surplus
sebagai surplus tertinggi setahun di tahun 2016 yang
sejak tahun 2012. sebesar USD9,42 miliar.

7,2
5,3
6,8
Laju Inflasi
5,0 4,3
Laju inflasi terkendali APBNP 4,0
sesuai dengan target 2017
sebesar 3,0 ± 1,0
4,3 8,4
persen
Realisasi 8,4 3,4
3,0 3,6

2012 2013 2014 2015 2016 2017


s.d Oktober

Inflasi cenderung Komponen volative


lebih rendah foods menjadi
penyumbang utama
rendahnya inflasi
tahun 2017
Informasi APBN 2018 4

Asumsi Dasar
Ekonomi Makro
Pertumbuhan
Ekonomi (%)

5,2 5,4
Inflasi (%)

4,3 3,5
Tingkat Bunga
Rp SPN 3 Bulan (%)

5,2 5,2
Nilai Tukar
Rp Rupiah (Rp/USD)
$
13.400 13.400
Harga
Minyak (US$/barrel)

48 48
Lifting
Minyak (ribu barrel/hari)

815 800
Lifting
Gas (ribu barrel/hari)

1.150 1.200
Outlook APBN
2017 2018
5 Informasi APBN 2018

Postur
APBN 2018
(triliun Rupiah)

Outlook 2017 APBN 2018

Pendapatan
1.736,1 Negara 1.894,7
1.472,7 Penerimaan Perpajakan 1.618,1
260,2 PNBP 275,4
3,1 Penerimaan Hibah 1,2

Belanja
2.098,9 Negara 2.220,7

1.343,1 Belanja Pemerintah Pusat 1.454,5


769,2 - Belanja K/L 847,4
573,9 - Belanja Non-K/L 607,1
755,9 Transfer ke Daerah & 766,2
Dana Desa

Pembiayaan
362,9 Anggaran 325,9
427,0 Pembiayaan Utang 399,2
(59,7) Pembiayaan Investasi (65,7)

Defisit Anggaran Keseimbangan Primer


Rp
(362,9) (325,9) (144,3) (87,3)
Informasi APBN 2018 6

Postur
APBN 2018
2017 2018 % thd
Uraian
Outlook Selisih
(triliun Rupiah) Outlook APBN 2017

A. PENDAPATAN NEGARA 1.736,1 1.894,7 109,1 158,7


I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1.733,0 1.893,5 109,3 160,6
1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 1.472,7 1.618,1 109,9 145,4
2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 260,2 275,4 105,8 15,2
II. PENERIMAAN HIBAH 3,1 1,2 38,5 (1,9)
B. BELANJA NEGARA 2.098,9 2.220,7 105,8 121,7
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1.343,1 1.454,5 108,3 111,4
1. Belanja K/L 769,2 847,4 110,2 78,2
2. Belanja Non K/L 573,9 607,1 105,8 33,2
a.l. a. Pembayaran Bunga Utang 218,6 238,6 109,2 20,0
b. Subsidi 168,9 156,2 92,5 (12,6)
c. Belanja Lain-lain 56,0 67,2 120,1 11,2
II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 755,9 766,2 101,4 10,3
1. Transfer ke Daerah 697,7 706,2 101,2 8,5
a.l. a. Dana Bagi Hasil 95,4 89,2 93,5 (6,2)
b. Dana Alokasi Umum 398,6 401,5 100,7 2,9
2. Dana Desa 58,2 60,0 103,1 1,8
C. KESEIMBANGAN PRIMER (144,3) (87,3) 60,5 57,0
D. SURPLUS/(DEFISIT) ANGGARAN (A - B) (362,9) (325,9) 89.8 36,9
% Surplus/ (Defisit) Anggaran terhadap PDB (2,67) (2,19)
E. PEMBIAYAAN ANGGARAN (I + II + III + IV + V) 362,9 325,9 89,8 (36,9)
I. PEMBIAYAAN UTANG 427,0 399,2 93,5 (27,8)
a.l. Surat Berharga Negara (neto) 433,0 414,5 95,7 (18,4)
II. PEMBIAYAAN INVESTASI (59,7) (65,7) 109,9 (5,9)
III. PEMBERIAN PINJAMAN (3,7) (6,7) 182,4 (3,0)
IV. KEWAJIBAN PENJAMINAN (1,0) (1,1) 111,5 (0,1)
V. PEMBIAYAAN LAINNYA 0,3 0,2 61,0 (0,1)
7 Informasi APBN 2018

Pendapatan
Negara
Rp1.894,7 T

Penerimaan
Penerimaan Perpajakan
Hibah 1.618,1
1,2
Pajak Sumber PNBP
Utama Pendapatan 275,4
Melalui peningkatan pertumbuhan
ekonomi dan penyempurnaan
regulasi dan IT Pajak serta PNBP
terus dioptimalkan dengan tetap
menjaga kualitas layanan kepada
masyarakat

(triliun Rupiah)

Perpajakan (%) PNBP (%) Hibah (%)


(triliun Rupiah)

Pendapatan Negara Growth (%) 2013 74,9 24,6 0,5


1600 11,6 2014
9,1
74,0 25,7 0,3
1200 7,5 7,8 2015 82,3 17,0 0,8

800 2016 82,6 16,8 0,6


Outlook
3,2 2017 84,8 15,0 0,2
400
APBN
2018
85,4 14,5 0,1
-2,7
2013 2014 2015 2016 Outlook APBN 0 20 40 60 80 100
2017 2018
Pendapatan Negara rata-rata tumbuh 6,1% Dominasi Penerimaan Perpajakan mencapai
selama periode tahun 2013-2018. Di dalam 85,4% di dalam APBN 2018. Sedangkan
APBN 2018, Pendapatan Negara ditargetkan PNBP berkontribusi sebesar 14,5%, dan
sebesar Rp1.894,7 triliun masih berpotensi untuk terus ditingkatkan.
Informasi APBN 2018 8

Penerimaan
Perpajakan
Rp1.618,1 T

(triliun Rupiah)

1.618,1

1.472,7
Rp
Rp

1.285,0 Rp

Ditargetkan Naik
Rp

Pertumbuhan (%)
1.240,4 Rp
Rp

1.146,9
Rp
Melalui perbaikan iklim investasi Rp

dunia usaha, termasuk 1.077,3


pemberian insentif dan Rp
Rp
mengoptimalkan potensi Rp
9,0
12,7
Rp
ekonomi dan langkah reformasi
perpajakan 3,6
8,2
9,9 6,5

2013 2014 2015 2016 Outlook APBN


2017 2018

14,3 Tax Ratio (arti luas)


13,7 Tax Ratio (arti sempit)
(persen)

11,6 11,5 11,6


Tax Ratio 10,8
Rasio Penerimaan Perpajakan
terhadap PDB (Tax Ratio Arti
Sempit) ditargetkan sebesar 10,9% 11,9
11,4
Tax Ratio dalam Arti Luas (termasuk 10,8 10,9
10,7
Penerimaan SDA Migas dan 10,4
Pertambangan Minerba)
ditargetkan sebesar 11,6%
2013 2014 2015 2016 Outlook APBN
2017 2018
9 Informasi APBN 2018

Penerimaan
Perpajakan
Rp1.618,1 T
Bea
Masuk
35,7 Bea
(triliun rupiah)
Pajak Keluar Pajak
3,0
Lainnya Penghasilan
9,7 855,1
Cukai
155,4

PPh terbesar PBB


17,4
Pajak penghasilan masih
sebagai penyumbang terbesar
dalam penerimaan pajak. Hal
ini disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain perbaikan
pertumbuhan perekonomian
dan hasil kebijakan tax PPN
amnesty berupa penambahan 541,8
basis pajak

PPh Nonmigas
Orang Pribadi PPN Impor
421,7 168,1 Cukai
MMEA
6,5
PPh Nonmigas
Badan Cukai Etil
395,3 Lainnya Alkohol
0,2 Cukai 0,2
PPN Dalam
Negeri Hasil Pendapatan
(triliun rupiah)
(triliun rupiah) 373,5 (triliun rupiah) Tembakau Cukai Lainnya
148,2 0,5
PPh
Nonmigas PPN Cukai
Kenaikan PPN didukung Kenaikan cukai
Kenaikan PPh Non Migas
oleh upaya pemerintah disebabkan oleh
didominasi oleh PPN
mendorong konsumsi penyesuaian tarif cukai
Nonmigas Orang Pribadi
rumah tangga hasil tembakau

Tax Amnesty
89.540,0 Total Tebusan
(milyar rupiah)
Rp115,0 T
(Jul’16-Mar’17)
Tax amnesty dilaksanakan sejak Juli
2016 hingga Maret 2017 dengan
total tebusan sebesar Rp115,0 T

7.860 9.132,9
4.940,0 1.000 1.150
130,0 249,8 1.010,4

Jul’ 16 Ags’ 16 Sep’ 16 Okt’ 16 Nov’ 16 Des’ 16 Jan’17 Feb’17 Mar’17


Informasi APBN 2018 10

Penerimaan
Perpajakan
Rp1.618,1 T

PPh Nonmigas, Cukai, PPN,


2013-2018 2013-2018 2013-2018
(triliun rupiah) (triliun rupiah) (triliun rupiah)
541,1

817,0 475,5
742,2 22,5 155,4
153,2
630,1 144,6 143,5 423,7 412,2
409,2
14,1 384,7
552,6 118,1 12,1
108,5
458,7
417,7 17,8
14,0 14,0
8,9 11,9
20,5 10,1
6,7
9,5 9,8 6,4
3,6 4,1
1,5
(0,8)

2013 2014 2015 2016 Outlook APBN 2013 2014 2015 2016 Outlook APBN 2013 2014 2015 2016 Outlook APBN
2017 2018 2017 2018 2017 2018
PPh Nonmigas Pertumbuhan (%) Cukai Pertumbuhan (%) PPN Pertumbuhan (%)

PPh Nonmigas naik Cukai naik rata-rata 8,8% PPN naik rata-rata 8,4%
rata-rata 13,6%

Kebijakan
Automatic Exchange of Rp
Data dan Sistem Informasi Rp
SDM dan
Rp
Information (AEoI) Perpajakan Organisasi
meningkatkan basis pajak up to date dan terintegrasi a.l. Peningkatan Pelayanan
mencegah praktik penghindaran melalui e-filing, e-form dan e-faktur. dan efektifitas organisasi
pajak dan erosi perpajakan (Base
Erosion Profit Shifting)

Kepatuhan Insentif
Rp Rp
Wajib Pajak Perpajakan
membangun kesadaran pajak tax holiday dan tax allowance
(sustainable compliance) a.l. melalui reviu kebijakan exemption tax pada
e-service, mobile tax unit, KPP beberapa barang kena PPN.
Mikro, dan outbond call.
11 Informasi APBN 2018

Penerimaan Negara
Bukan Pajak
Rp275,4 T
Pendapatan
PNBP Lainnya BLU
83,8 43,3

(triliun Rupiah)

PNBP Naik
Didukung Langkah Efisiensi
Dan Efektifitas Pengelolaan
SDA, serta perbaikan
pelayanan publik

Pendapatan
Kekayaan Negara SDA
yang Dipisahkan 103,7
44,7

Kebijakan
Penyempurnaan peraturan Peningkatan
Revisi UU PNBP dan PP tentang Pengawasan pengelolaan
jenis dan tarif PNBP.
Penyetoran sesuai
penerimaannya
Penagihan piutang
Menindaklanjuti hasil audit

Optimalisasi PNBP Perbaikan


Efisiensi dan efektifitas Pelayanan Publik
pengelolaan SDA
Peningkatan kinerja BUMN Tranparansi dan kemudahan
Efisiensi operasional PNBP Pemanfaatan IT
Revisi kontrak & efisiensi Perbaikan pengelolaan PNBP
cost recovery
Menggali potensi baru
Informasi APBN 2018 12

Penerimaan Negara
Bukan Pajak
Rp275,4 T

PNBP, PNBP K/L,


2013-2018 2013-2018
(triliun rupiah) (triliun rupiah)

4,5
29,7 15,5 5,4 6,1
7,3
24,6
87,7
69,6 12,9

40,3 43,3
38,5
34,0 35,3
41,9
5,8%
12,4% 2,5%
85,1 89,3
2,5% 118,0
81,7 0,7% 56,7 72,3 74,4 78,7 80,6 77,6

44,7
0,8% 37,6 41,0
37,1

226,4 240,8 101,0 64,9 95,6 103,7

-35,9%

2013 2014 2015 2016 Outlook APBN


2017 2018 2013 2014 2015 2016 Outlook APBN
2017 2018
Penerimaan Bagian Laba PNBP Lainnya
PNBP K/L PNBP DMO
SDA BUMN

Pendapatan Pertumbuhan PNBP K/L ditargetkan sebesar Rp77,6 triliun,


BLU
dengan kontribusi terbesar Kementerian
Pendapatan PNBP SDA cenderung menurun Kominfo dan Kepolisian Negara RI
seiring dengan fluktuasi penurunan harga
komoditas (minyak bumi dan batubara) Potensi PNBP K/L masih dapat ditingkatkan
serta pergerakan nilai tukar dengan tetap menjaga kualitas pelayanan
masyarakat

13,8%
12,6%

SDA Migas
2013-2018
(triliun rupiah) SDA
5,2%
Nonmigas
106,0
97,0 2013-2018
(triliun rupiah) (0,5)

(8,7%)
(4,9%)
49,0
48,0 48,0
40,0

80,3 2013 2014 2015 2016 Outlook APBN


203,6 216,9 78,2
72,2 2017 2018
44,1
Pertambangan 18,6 19,3 17,7 15,8 17,9 17,9
Umum
2013 2014 2015 2016 Outlook APBN Kehutanan 3,1 3,7 4,2 3,8 4,0 4,2
2017 2018
Perikanan 0,2 0,2 0,1 0,4 1,0 0,6
SDA Migas Harga ICP Panas Bumi 0,9 0,8 0,9 0,9 0,7 0,7
13 Informasi APBN 2018

Belanja
Negara
Rp2.220,7 T

Transfer ke Daerah (triliun Rupiah)


dan Dana Desa
766,2
Belanja
K/L
847,4
Belanja Negara
diarahkan mencapai tujuan
pembangunan nasional
antara lain infrastruktur,
pengurangan kemiskinan
dan pengangguran, dalam
rangka pemerataan
pembangunan dan
perbaikan konektivitas
dengan tetap menjaga
efisiensi

Belanja Non-K/L
607,1

Mendukung
Efisiensi & Program
Aparatur Kualitas Prioritas
Belanja
Sinergi program
Mempertahankan tingkat Melalui evaluasi kebijakan, perlindungan sosial dan
kesejahteraan aparatur penghematan belanja mempertajam bantuan
negara antara lain melalui barang non operasional sosial
gaji ke 13 dan pemenuhan dan penajaman belanja
Refocusing anggaran
kewajiban pembayaran barang. Peningkatan
prioritas
manfaat pensiun kualitas belanja modal
diarahkan kepada belanja Sinergi pembangunan
produktif dan tetap antara Pusat dan Daerah
memperhatikan efisiensi Dukungan pemerintah
belanja terhadap creative financing
Informasi APBN 2018 14

Belanja
Pemerintah Pusat
Rp1.454,5 T
1.454.5
(triliun Rupiah)
1.343,1
1.137,2 1.203,6 1.183,3 1.154,0

Naik dan Tumbuh 16,4


Apabila dibandingkan dengan
APBNP 2017, Belanja Pemerintah 12,5
5,8 8,3
Pusat pada APBN 2018
mengalami peningkatan sebesar
(1,7) (2,5)
Rp87,5 T serta mengalami
pertumbuhan sebesar 6,4%
terhadap APBNP 2017.

2014 2014 2015 2016 Outlook APBN


2017 2018
Belanja Pertumbuhan (%)
Pemerintah Pusat
(triiun rupiah)

Outlook 2017 APBN 2018


Rp1.343,1 T Rp1.454,5 T

573,9 607,1
769,2 847,4

Belanja K/L Belanja Non-K/L


(triliun Rupiah) (triliun Rupiah)

Kebijakan Umum Penyelenggaraan Pemerintah


Menjaga kesejahteraan aparatur
diarahkan untuk mendukung
pemerintah dan efektivitas birokrasi
penyelenggaraan pemerintahan,
pencapaian sasaran
pembangunan, dan antisipasi
risiko
Mendukung Program Pembangunan
Mendukung pelaksanaan berbagai program
dan sasaran pembangunan sesuai RKP tahun
2018

Antisipasi Risiko
Mengantisipasi ketidakpastian perekonomian
melalui dukungan cadangan risiko fiskal dan
mitigasi bencana
15 Informasi APBN 2018

Belanja Pemerintah Pusat


Menurut Fungsi & Jenis
Perlindungan Perlindungan Pelayanan
Sosial Pelayanan Sosial Umum
157,8 Umum 162,6 435,9
347,4 Pendidikan
Pendidikan
143,1 147,6

Agama
Pariwisata
7,7 1.343,1 Agama
Pariwisata 9,5
7,5
1.454,5
Kesehatan
3,3 65,1
Perumahan
Kesehatan & Fasilitas Umum
60,8 31,5
Pertahanan
28,5 120,0 Perlindungan
Perumahan Lingkungan Hidup
& Fasilitas Umum Pertahanan
15,7 107,8
Perlindungan Ketertiban
Lingkungan Hidup & Keamanan Ketertiban
11,1 139,8 & Keamanan
Ekonomi 136,0
Ekonomi 335,5
323,5

Outlook 2017 Menurut Fungsi APBN 2018


(triliun Rupiah)
(triliun Rupiah)

Peningkatan Fungsi Pelayanan Umum


untuk pemenuhan berbagai
Fungsi Ekonomi
untuk mendukung upaya
Fungsi Kesehatan
untuk mendukung pelaksanaan
Signifikan kewajiban pemerintah termasuk
pada pihak ketiga
percepatan pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas dengan
Program Kefarmasian dan Alat
Kesehatan melalui penyediaan
pada beberapa fungsi memperkuat daya dorong ekonomi vaksin baru dan pengalihan
disebabkan oleh penyuluh KB dan petugas lapangan
KB dari pemda ke pempus

Belanja
Lain-lain Belanja
56,0 Lain-lain
Bantuan 67,2
Sosial Bantuan
58,1 Sosial
Belanja 81,3
Hibah Belanja
5,6 Hibah Belanja
1,5 Pegawai
Belanja 365,7
Pegawai
Subsidi 330,9
Subsidi
168,9
156,2

1.343,1 1.454,5
Pembayaran Pembayaran
Bunga utang Bunga utang
218,6 238,6

Belanja Belanja
Barang Barang
Belanja 301,8 Belanja 340,1
Modal Modal
203,4 203,9
Outlook 2017
(triliun Rupiah)
Menurut Jenis APBN 2018
(triliun Rupiah)
Informasi APBN 2018 16

Belanja
K/L
Rp847,4 T
847,4 T
000
000

684,2 T 769,2 T 10,2


10,2
000
732,1 T 000
000
000
APBN
000 12,4 2018
Meningkat
000 (6,5) 12,4
(6,5)
26,9 2016 Outlook
26,9
Dalam APBN 2018, belanja K/L 2017
2015
meningkat Rp78,2 T dari 577,2 T
Outlook 2017. Belanja K/L
000
2014-2018 tumbuh rata-rata 000

Pertumbuhan
10,1% per tahun (1,0)
(1,0) Belanja K/L (%)

2014

10 K/L dengan
Anggaran Terbesar
Kementerian 114,2
Pertahanan 107.7
Kementerian 102,7
PU Pera 107.4
96,3
Polri
95,0

Kementerian 60,9
Agama 62,2

Kementerian 54,2
Kesehatan 59,1

Kementerian 36,7
Perhubungan 48,2
Outlook 2017
Kementerian 17,2
Sosial 41,3 APBN 2018

(triliun Rupiah)
Kementerian 36,9
Ristek Dikti 41,3

Kementerian Pendidikan 37,8


dan Kebudayaan 40,1

Kementerian 29,7
Keuangan 32,9
(tidak termasuk
BLU SAWIT dan LPDP)
17 Informasi APBN 2018

Anggaran
Pendidikan
Rp444,1 T
Transfer ke Daerah
279,5 Kebijakan
Meningkatkan akses, distribusi, dan kualitas
pendidikan.
Memperbaiki kualitas sarana dan prasarana
sekolah.
Pembiayaan
15,0 Sinergi Pemerintah Pusat dengan Pemda.
Memperkuat pendidikan kejuruan dan
sinkronisasi kurikulum SMK (link and match).
Sinergi program peningkatan akses (BOS, PKH,
PIP, Bidik Misi dan DPPN) untuk sustainable
education.
Pusat
149,7 Meningkatkan akses pendidikan bagi siswa
Alokasi 2018 miskin.
(triliun Rupiah)

Pertumbuhan (%) 444,1


419,8
(triliun Rupiah)
390,1
370,4
353,4
332,4
Anggaran
Pendidikan
Meningkat 11,8 6,3 10,4 -5,1 13,3 5,8
Komitmen pemerintah terhadap
bidang pendidikan tetap berlanjut.
Anggaran pendidikan meningkat
Rp24,3 T dari Outlook tahun 2017
2013 2014 2015 2016 Outlook APBN
2017 2018

Sasaran
Program Indonesia Pintar Pembangunan/Rehab
19,6 juta jiwa Sekolah/Ruang Kelas
61,2 ribu
Bantuan Operasional Sekolah
56 juta jiwa
Tunjangan Profesi Guru
Beasiswa Bidik Misi - Non-PNS 435,9 ribu guru
401,5 ribu - PNS 257,2 ribu guru
mahasiswa - PNS Daerah 1,2 juta guru

Indikator Pendidikan
Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Murni (APM)
Pendidikan Menengah Pendidikan Menengah
APK 2018: 89,7% APM 2018: 65,3%
2017: 88,1% 2017: 63,4%
Informasi APBN 2018 18

Anggaran
Kesehatan
Rp111,0 T
Transfer
ke Daerah
29,5 Kebijakan
Meningkatkan dan memperbaiki distribusi faskes
dan tenaga kesehatan
Penguatan program promotif dan preventif yang
diarahkan untuk penyakit tidak menular dan
program untuk ibu hamil & menyusui
Meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan
program JKN
Pusat
81,5 Meningkatkan peran Pemda untuk supply side dan
peningkatan mutu layanan

Alokasi 2018
(triliun Rupiah)

Pertumbuhan (%) 111,0


104,9
(triliun Rupiah) 92,3
65,9
59,7
Anggaran 46,1
Kesehatan
Meningkat
anggaran kesehatan meningkat
Rp4,4 T dari Outlook tahun 2017
13,5 29,6 10,3 40,1 13,7 5,8

2013 2014 2015 2016 Outlook APBN


2017 2018
Sasaran
Program Indonesia Sehat Imunisasi untuk anak usia
92,4 juta jiwa 0-11 bulan
92,5%
Kesertaan ber-KB melalui
peningkatan akses dan
kualitas pelayanan KBKR Sertifikasi obat dan makanan
1,8 juta orang 74,0 ribu
Penyediaan sarana fasilitas
kesehatan yang berkualitas
49 RS/Balkes

Indikator Kesehatan
Persalinan di Ketersediaan obat dan
Stunting Fasilitas Kesehatan vaksin di puskesmas
2018: 28,8% 2018: 82% 2018: 86%
2017: 29,6% 2017: 81% 2017: 83%
19 Informasi APBN 2018

Anggaran
Infrastruktur
Rp410,4 T
Kebijakan
Pengembangan konektivitas untuk mendukung
pusat pertumbuhan ekonomi, jalur utama logistik,
dan integrasi antarmoda dalam rangka mendorong
pengembangan wilayah strategis.
Koordinasi lintas sektoral termasuk dengan Pemda
agar pelaksanaanya berjalan lancar dan sesuai
kebutuhan daerah namun selaras dengan target
antara lain:
nasional.
Melalui
Kemen PUPERA 104,7 Perbaikan perencanaan, pola koordinasi yang
Melalui efektif dan penguatan regulasi untuk mengatasi
Kemenhub 44,2 hambatan teknis
Dana Alokasi
Khusus 33,9 Memberdayakan peran swasta, BUMN,BUMD,
Investasi Pemda melalui pengembangan pembiayaan kreatif
Pemerintah 41,5 atau skema KPBU atau non KPBU untuk menutup
(PMN dan LMAN)
financing gap pendanaan infrastruktur.

Alokasi 2018
(triliun Rupiah)

410,4
Pertumbuhan (%) 390,2

Anggaran 269,1
Infrastruktur
(triliun Rupiah) 256,1 5,2

155,9 45,0

Meningkat 154,7
65,6
5,1

anggaran infrastruktur tumbuh 7,2 (0,8)


5,2% dari Outlook tahun 2017,
untuk mengejar ketertinggalan 2013 2014 2015 2016 Outlook APBN
(gap) Indonesia terhadap
penyediaan infrastruktur 2017 2018
Sasaran
Pembangunan dan Preservasi Jalan
- Pembangunan jalan baru 832 km
- Pembangunan jalan tol 33 km
- Pembangunan jembatan 15.373 m

Prasarana perkeretaapian
639 km’sp

Pembangunan bandara udara baru


8 lokasi
(penyelesaian dan lanjutan)

Informasi dan Telekomunikasi


Pembangunan desa 100 Lokasi
broadband terpadu
Pembangunan BTS di daerah 380 Lokasi
blankspot, terutama daerah 3T

Penyediaan dan Peningkatan kualitas Perumahan


Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Pembangunan Rusun 13.405 unit
Bantuan Stimulan
174.300 ribu unit
(peningkatan/pembangunan)
Informasi APBN 2018 20

Anggaran
Perlindungan Sosial
Rp283,8 T
Melalui
Subsidi *)

145,5
*) diluar subsidi pajak

Melalui
Dana Desa
60,0 Kebijakan
Memperkuat program-program
Melalui
Perlindungan Sosial Penanggulangan
Bidik Misi Kemiskinan sebagai dukungan pada
4,1 Masyarakat Berpendapatan Rendah
Melalui
Bantuan Sinergi antar program perlindungan sosial
Pangan
20,8 Bantuan sosial yang tepat sasaran, tepat
jumlah, dan tepat waktu
Melalui
JKN bagi warga
miskin/PBI
25,5
Melalui
Program Alokasi 2018
Indonesia Melalui (triliun Rupiah)
Pintar PKH
10,8 17,1

Anggaran Sasaran
Program Keluarga Harapan
Perlindungan 10 juta KPM
Sosial
(keluarga penerima manfaat)

untuk pemenuhan kebutuhan Bantuan Pangan


dasar (pangan, pendidikan, dan 15,6 juta KPM
(keluarga penerima manfaat)
kesehatan)

Penerima Bantuan Iuran


(PBI) dalam rangka JKN
92,4 juta jiwa

Penyediaan Bantuan Kelompok


Usaha Ekonomi Produktif
117,7 ribu KK
Program Indonesia Pintar
19,6 juta siswa

Bidik Misi
401,7 ribu mahasiswa
In
Dana Desa
74.958 desa
21 Informasi APBN 2018

Subsidi
Rp156,2 T
Subsidi
Non Energi
61,7

Kebijakan
Subsidi yang lebih tepat sasaran untuk
membantu masyarakat yang kurang mampu
Mendukung pengendalian inflasi
Mempertahankan daya beli masyarakat
Subsidi Meningkatkan produksi pangan
Energi
94,5

Alokasi 2018
(triliun Rupiah)

392,0 Perkembangan Subsidi


355,0 10,4 2014-2018
(triliun Rupiah)
2,5

Pertumbuhan (%)

186,0
(52,6)
174,2 168,9 156,2
(6,3)
(3,1) (7,5)

Anggaran
Subsidi 2013 2014 2015 2016 Outlook APBN
Menurun 2017 2018
Alokasi 2018 menurun
341,8
sebesar Rp12,7 T dari
Outlook 2017 310,0
Subsidi Energi

Subsidi Non Energi

(triliun Rupiah)

119,1
106,8 89,9 79,0 94,5
50,2 66,9 67,4 61,7
45,1

2013 2014 2015 2016 Outlook APBN


2017 2018
Informasi APBN 2018 22

Subsidi
Energi
Rp94,5 T
Subsidi
Listrik
47,7

Kebijakan
Diarahkan untuk masyarakat miskin
Subsidi Pengendalian inflasi
BBM & LPG
46,9

Alokasi 2018
(triliun Rupiah)

Subsidi
BBM dan LPG 46,9
BBM Perbaikan penyaluran untuk
memperbaiki ketepatan sasaran

Anggaran Subsidi tertutup untuk LPG


tabung 3 kg
Subsidi
Energi
Anggaran subsidi energi meningkat
5,1% dari outlook 2017
Subsidi
Listrik 47,7
Subsidi tepat sasaran untuk
pelanggan yang kurang mampu
(450 VA dan 900 VA)

240,0
210,0

Perkembangan Subsidi
Energi 2014-2018
(triliun Rupiah)

Subsidi BBM & LPG

Subsidi Listrik
101,8
100,0

60,8 58,3 63,1


43,7 44,5 45,4 46,9 47,7

2013 2014 2015 2016 Outlook APBN


2017 2018
23 Informasi APBN 2018

Subsidi
Non Energi
Rp61,7 T
Subsidi
PSO
4,4

Kebijakan
Integrasi subsidi non energi
Sinergi dengan bantuan sosial dan transfer ke
Subsidi
Bunga Subsidi daerah
Kredit Pupuk
Program 28,5 Pengendalian kebutuhan pokok
18,0 Peningkatan produktifitas pangan

Subsidi
Pajak
10,8

Alokasi 2018
(triliun Rupiah)

Subsidi
Pupuk 28,5 Subsidi
Pajak 10,8
Penyempurnaan data penerima Peningkatan daya saing industri
dengan NIK tertentu didalam negeri
Volume pupuk 9,55 ton Insentif sektor panas bumi dan
obligasi pemerintah

Subsidi Bunga
Kredit Program 18,0 Subsidi
PSO 4,4
Akses permodalan UMKM Pelayanan publik
Perumahan bagi MBR

79,0
67,4 Perkembangan Subsidi
66,9
61,7 Non Energi 2014-2018
(triliun Rupiah)
50,2
45,1 Outlook APBN
2013 2014 2015 2016
2017 2018
Pangan 20,3 18,2 21,8 22,1 19,8 0
Pupuk 17,6 21 31,3 26,9 31,2 28,5
Pajak 4,1 5,8 8,5 9,3 9,4 10,8
PSO 1,5 2,1 3,3 3,7 4,3 4,4
Benih 0,4 0,3 0,1 0,4 1,3 0
Bunga 1,1 2,8 1,9 5,1 13 18,0
2013 2014 2015 2016 Outlook APBN Kredit Program
2017 2018
Informasi APBN 2018 24

Transfer ke Daerah
& Dana Desa
Rp766,2 T
Kebijakan
Dana Otsus
Dana Mengurangi ketimpangan sumber pendanaan
Desa
dan Keistimewaan DIY
60,0 pemerintahan antara Pusat dan Daerah dan
21,1
mengurangi kesenjangan pendanaan pemerintahan
Dana antardaerah
Insentif
Daerah Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan
8,5 publik di daerah dan mengurangi kesenjangan
Dana
Dana Transfer pelayanan publik antardaerah
Transfer Umum
Khusus 490,7 Memprioritaskan penyediaan pelayanan dasar di
185,9 daerah tertinggal, terluar, terpencil, terdepan, dan
pascabencana
Mendorong pertumbuhan ekonomi melalui
pembangunan infrastruktur dasar
Mendorong peningkatan kualitas pengelolaan
Dana keuangan daerah yang lebih efisien, efektif,
Perimbangan transparan, dan akuntabel
676,6
Meningkatkan kualitas pengalokasian Transfer ke
Alokasi 2018 Daerah dan Dana Desa dengan tetap
(triliun Rupiah)
memperhatikan akuntabilitas dan transparansi
Memperbaiki mekanisme penyaluran Transfer ke
Daerah dan Dana Desa berdasarkan pada kinerja
pelaksanaan untuk setiap tahapannya di daerah

Perkembangan Transfer ke Daerah


dan Dana Desa 2014-2018
(triliun Rupiah)

755,9 766,2
710,3
623,1 58,2 60,0
573,7 697,7 706,2
46,7
513,3 663,6
20,8 Transfer ke Daerah
602,4 24,6
573,7 Dana Desa

Pertumbuhan
513,3 TKDD (%)

11,8

8,6
6,8 6,4
1,4

2013 2014 2015 2016 Outlook APBN


2017 2018
25 Informasi APBN 2018

Dana
Transfer Umum
Rp490,7 T
Dana Alokasi
Umum
401,5

Arah Kebijakan
Mempercepat pembangunan, memperluas akses
daerah, meningkatkan kualitas pelayanan publik,
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

DBH Pajak DBH SDA


56,7 32,5

Dana
Alokasi Umum 401,5
Pagu bersifat dinamis;
Dana Alokasi
Bagi Hasil Bobot wilayah laut naik menjadi 100%;
89,2 Alokasi 2018 25% untuk belanja infrastruktur
(triliun Rupiah)

Dana
Bagi Hasil 89,2
Memperluas penggunaan DBH Cukai Hasil
Tembakau;
DBH Dana Reboisasi (DR) selain utk Rehabilitasi
Hutan & Lahan, jg penanganan kebakaran hutan,
penataan batas kawasan & pembenihan.
25% untuk belanja infrastruktur.

Perkembangan Dana Transfer


Umum 2013-2018
(triliun Rupiah)
494,0 490,7
475,9
445,2 89,2
430,9 90,5 95,4
399,6
103,9 78,1
385,4 401,5
88,5 398,6 Dana Alokasi Umum
352,9
341,2 Dana Bagi Hasil
311,1 Pertumbuhan Dana
11,4 Transfer Umum (%)
10,4
-0,7

3,7

3,8

-3,2

2013 2014 2015 2016 Outlook APBN


2017 2018
Informasi APBN 2018

Dana
Alokasi Umum
Rp401,5 T

Aceh
Rp14,7 T Kalimantan Utara
Rp3,7 T
Sumatera Utara
Rp24,1 T Sulawesi Tengah Sulawesi Utara Papua Barat
Kalimantan Barat Kalimantan Timur Rp8,5 T
Rp9,5 T Rp8,0 T
Riau Rp11,8 T Rp5,1 T Maluku Utara
Rp8,4 T
Kepulauan Riau Rp6,4 T
Gorontalo
Rp4,3 T Rp4,0 T

Jambi
Sumatera Barat Rp8,0 T Sulawesi Barat
Rp13,5 T Sulawesi Tenggara
Bangka Belitung Rp4,2 T
Rp9,8 T
Rp4,3 T
Sulawesi Selatan
Papua
Bengkulu Kalimantan Tengah
Sumatera Selatan Rp18,4 T
Rp6,4 T Rp10,2 T Rp22,5 T
Rp12,3 T Kalimantan Selatan
Lampung Rp8,0 T Maluku
Rp12,9 T Rp8,0 T
Jawa Barat
Rp34,4 T Jawa Timur Nusa Tenggara Timur
Rp39,9 T Rp13,5 T
Banten Bali
Rp8,3 T Rp7,1 T
Jawa Tengah
Rp37,1 T DI Yogyakarta
Rp5,6 T Nusa Tenggara Barat

Rp8,6 T
26
27 Informasi APBN 2018

Dana
Transfer Khusus
Rp185,9 T
DAK
Non Fisik
123,5

Arah Kebijakan
Mendanai kegiatan tertentu yang menjadi
kewenangan daerah sesuai dengan prioritas daerah
dan nasional

DAK
DAK Fisik 62,4
Fisik
Mengejar ketertinggalan infrastruktur
62,4 layanan publik
Alokasi 2018 Afirmasi kepada daerah tertinggal,
(triliun Rupiah)
perbatasan, kepulauan, dan transmigrasi

DAK
Non Fisik 123,5
Mengurangi beban masyarakat terhadap
pelayanan publik terutama perbaikan kualitas
pendidikan, kesehatan, serta pelayanan
pemerintah
BOS untuk 47,4 juta siswa
TPG 1,2 juta guru
BOK 9.785 Puskesmas

Kebijakan DAK Fisik Kebijakan DAK Non Fisik


Berdasarkan usulan daerah (proposal Pengalokasian disesuaikan dengan
based) sesuai dengan bidang dan menu kebutuhan riil di daerah, berdasarkan
kegiatan yang ditentukan untuk jumlah sasaran yang dibutuhkan untuk
mencapai sasaran yang menjadi mencapai SPM, terutama di bidang
prioritas pusat dan daerah pendidikan dan kesehatan
Memperhitungkan kinerja pelaksanaan Penyempurnaan pengalokasian melalui
2 tahun sebelumnya pemutakhiran data sasaran penerima
Penajaman alokasi berdasarkan hasil dan unit cost; dan
sinkronisasi kegiatan per bidang Peningkatan kebijakan afirmasi
antardaerah dan antara kegiatan yang terhadap daerah tertinggal, terdepan,
akan didanai DAK dengan yang didanai dan terluar (perbatasan)
dari belanja K/L Peningkatan kualitas DAK Nonfisik
Perbaikan penyaluran melalui penerapan performance based
dan pemantauan penggunaan
Informasi APBN 2018 28

Dana
Transfer Khusus
Rp185,9 T
Anggaran Dana DAK Fisik Rp62,4 T
Mengejar ketertinggalan infrastruktur layanan publik
Transfer Khusus Afirmasi kepada daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan, dan
transmigrasi
Dialokasikan kepada daerah
dengan tujuan untuk membantu (triliun Rupiah)
mendanai kegiatan khusus

DAK Reguler
31,4 DAK Penugasan
24,5
Pendidikan 6,6 T Pendidikan SMK 1,7 T
Kesehatan dan KB 10,5 T Kesehatan 4,2 T T
Air Minum 0,5 T Air Minum 1,1 T
Sanitasi 0,5 T Sanitasi 1,1 T
Perumahanan & Jalan 10,2 T
Pemukiman 0,6 T Pasar 0,9 T
Pasar 0,9 T Irigasi 4,2 T
Industri Kecil dan Energi skala kecil dan
Menengah 0,5 T menengah 0,5 T
Pertanian 1,7 T Lingkungan Hidup dan
Pariwisata 0,6 T DAK Afirmasi kehutanan 0,5 T
Jalan 8,0 T 6,6
Kelautan & Perikanan 0,9 T
Kesehatan 3,2 T T
Perumahanan & Pemukiman 0,5 T
Transportasi 1,1 T
Air Minum 0,5 T
Sanitasi 0,5 T
Pendidikan 0,8 T

DAK Nonfisik Rp123,5 T


Mengurangi beban masyarakat terhadap pelayanan publik terutama
perbaikan kualitas pendidikan, kesehatan, serta pelayanan pemerintah

Bantuan Operasional Tambahan Penghasilan Guru


Sekolah (BOS) PNS Daerah
Rp46,7 T Rp1,0 T
--> 47,4 juta siswa --> 265 ribu guru

Bantuan Operasional
Bantuan Operasional
Kesehatan dan Bantuan
Penyelenggaraan
Operasional Keluarga
Pendidikan Anak Usia Dini
Rp4,1 T Berencana (BOK dan BOKB)
--> 6,2 juta peserta didik Rp10,4 T
--> 9.785 puskesmas dan 5.157 balai

Tunjangan Profesi Guru Peningkatan Kapasitas


PNS Daerah Koperasi, Usaha Kecil dan
Rp58,3 T Menengah (PK2UKM)
--> 1,2 juta guru Rp0,1 T
-->23,5 ribu peserta

Tunjangan Khusus Pelayanan


Guru PNS Daerah di Administrasi
Daerah Khusus Kependudukan
Rp2,1 T Rp0,8 T
--> 50,1 ribu guru --> 34 provinsi dan 508 kab/kota
29 Informasi APBN 2018

Dana Insentif Daerah,


Dana Otonomi Khusus,
& Dana Keistimewaan D.I.Y
Rp8,5 T
Dana Insentif Daerah
Untuk mendorong peningkatkan kualitas
pengelolaaan keuangan daerah dan kesehatan
fiskal daerah, kualitas pelayanan pemerintahan
umum, kualitas pelayanan dasar publik di bidang
pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur, dan
upaya pengentasan kemiskinan

Kriteria Pemberian DID


Kriteria utama Kriteria Kinerja
opini BPK atas LKPD pengelolaan keuangan daerah
penetapan Perda APBD pelayanan pemerintahan umum
tepat waktu pelayanan dasar publik
penggunaan e-government kesejahteraan masyarakat

Rp20,0 T
Dana Otonomi Khusus
Dana Otonomi Khusus Dana Otonomi Khusus
Provinsi Aceh Provinsi Papua dan
Papua Barat
Rp8,0 T Rp8,0 T
untuk membiayai terutama ditujukan untuk
pembangunan dan pembiayaan pendidikan dan
pemeliharaan infrastruktur, kesehatan
pemberdayaan ekonomi
rakyat, pengentasan
Dana Tambahan
kemiskinan, serta Infrastruktur Provinsi
pendanaan pendidikan, Papua dan Papua Barat
sosial, dan kesehatan Rp4,0 T

Rp1,0 T
Dana Keistimewaan D.I. Yogyakarta
Meningkatkan kualitas perencanaan dan ketepatan
penggunaan dana keistimewaan DIY sesuai dengan
program prioritas nasional
Meningkatkan monitoring dan evaluasi dalam
rangka mendukung akuntabilitas penyelenggaraan
urusan keistimewaan DIY
Mendorong percepatan pelaporan pelaksanaan
kegiatan oleh pemerintah daerah, dengan tetap
memperhatikan pencapaian kinerja.
Informasi APBN 2018 30

Dana
Desa
Rp60,0 T
Arah Kebijakan
Mengalokasikan dana desa yang bersumber dari APBN
kepada setiap desa yang dihitung dengan
memerhatikan variabel jumlah penduduk, angka
kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan
geografis
Menyempurnakan formula pengalokasian dana desa,
Prioritas Penggunaan dengan melakukan penyesuaian proporsi AD dan AF,
Dana Desa serta memberikan afirmasi pada desa tertinggal dan
sangat tertinggal yang mempunyai jumlah penduduk
Pembangunan Desa miskin besar
Sarana Prasarana, Pelayanan Memberikan fokus yang lebih besar pada pengentasan
Sosial Dasar, Sarana Ekonomi
kemiskinan dan ketimpangan, yaitu dengan
Desa, Pembangunan Embung,
Pelestarian Lingkungan Hidup, memberikan bobot yang lebih besar kepada variabel
dan Penanggulangan Bencana berbasis angka kemiskinan, dan luas wilayah
Alam. Meningkatkan kualitas penyaluran berdasarkan kinerja
pelaksanaan, yaitu kinerja penyerapan dan capaian
Pemberdayaan Masyarakat output
Peningkatan Kualitas Pelayanan Melakukan penyaluran melalui KPPN di daerah untuk
Sosial Dasar, Pengelolaan mendekatkan pelayanan, meningkatkan efsiensi dan
Sumber Daya Lokal, memudahkan koordinasi dengan pemerintah daerah,
Pengelolaan Usaha Ekonomi serta meningkatkan efektivitas pemantauan dan
Produktif, Penguatan Kapasitas evaluasi
terhadap Bencana, Pelestarian
Lingkungan Hidup dan Mempertajam prioritas penggunaan dana desa untuk
Penguatan Tata Kelola Desa pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, yang
yang Demokratis. diarahkan pada upaya perbaikan peningkatan kualitas
hidup masyarakat desa untuk mengurangi kemiskinan,
mengurangi kesenjangan dalam penyediaan

Prioritas Pelaksanaan

Tenaga kerja Bahan baku Swakelola


setempat lokal

Penyaluran
berdasarkan pada kinerja penyerapan
anggaran dan capaian output yang
dilakukan melalui KPPN setempat.

Dana Desa
74.958 desa
31 Informasi APBN 2018

Defisit
Anggaran
Rp325,9 T
(2,19% thd PDB)

(triliun rupiah)
362,9
323,1 334,5 325,9
248,9
Defisit APBN
Tahun 2018
Defisit APBN tahun 2018 dapat
ditekan atau lebih rendah dari
Outlook 2017 (2,67% terhadap -2,25
-2,19
PDB), tetap diarahkan untuk -2,59 -2,49
memperkuat stimulus fiskal
dalam rangka menjaga -226,7 -2,67
momentum pertumbuhan -298,5 -308,3 -325,9
ekonomi yang berkelanjutan dan
-362,9
berkeadilan
2014 2015 2016 Outlook APBN
2017 2018

Pembiayaan Defisit thd


Defisit
Anggaran PBD (%)

Kanada

Defisit terhadap (1,8)

Amerika Serikat
Britania Raya
Rusia
(1,5)

PDB Beberapa
(2,3)
(3,7)
Perancis

Negara
(3,0) China
-3,7

Meksiko Thailand
(sumber data IMF, Oktober 2017) (2,5%) (1,6)
Malaysia
(2,7) Indonesia
Brazil -2,19
(9,3)

Australia
(1,8)

Kebijakan
Mengendalikan defisit dalam batas aman, melalui
optimalisasi pendapatan, serta efisiensi subsidi dan belanja
konsumtif
Mengendalikan rasio utang terhadap PDB dalam batas yang
terkendali
Mendorong keseimbangan primer menuju positif
Mengembangkan pembiayaan yang inovatif dan kreatif
(creative financing)
Informasi APBN 2018 32

Pembiayaan
Anggaran
Rp325,9 T

Pembiayaan Outlook APBN


(triliun rupiah)
Anggaran 2017 2018
pembiayaran anggaran dilakukan 362,9 Pembiayaan Anggaran 325,9
untuk mendukung prioritas
pembangunan nasional
427,0 Pembiayaan Utang 399,2

433,0 SBN (neto) 414,5


-6,0 Pinjaman (neto) -15,3

-59,7 Pembiayaan Investasi -65,7

-3,7 Pemberian Pinjaman -6,7

-1,0 Kewajiban Penjaminan -1,1

0,3 Pembiayaan Lainnya 0,2

Kebijakan
Rasio utang manageable (27%-29% thd Menyempurnakan kualitas
PDB) perencanaan investasi Pemerintah
Utang untuk kegiatan produktif & Membuka akses pembiayaan
menjaga keseimbangan makro pembangunan dan
ekonomi; investasi kepada masyarakat
SAL sebagai fiscal buffer untuk Mengoptimalkan dana BLU dalam
mengantisipasi ketidakpastian rangka pembiayaan pembangunan,
perekonomian termasuk memperluas akses sektor
Mengembangkan pembiayaan yang UMKM
kreatif dan inovatif untuk Meningkatkan kepemimpinan
mengakselerasi pembangunan Indonesia dalam
infrastruktur
berbagai kerja sama internasional,
Pemenuhan kewajiban negara sebagai melalui pemberian bantuan kepada
anggota organisasi/lembaga keuangan negara sahabat.
internasional;
33 Informasi APBN 2018

Pembiayaan
Utang
Rp399,2 T
Outstanding
Utang Pemerintah
Rp4.227,3 T
(angka sementara) 427,0
403,0 399,2
380,9
Pembiayaan
Utang
(triliun rupiah)

255,7
Pembiayaan 223,2
Utang
Diperoleh dari penerbitan SBN,
Pinjaman Luar Negeri, dan
Pinjaman Dalam Negeri.
Digunakan juga untuk membiayai
pembangunan infrastruktur
melalui pembiayaan investasi

2013 2014 2015 2016 Outlook APBN


2017 2018

Kebijakan Pembiayaan Utang

Prudent Produktivitas
menjaga rasio utang dalam batas yang pemanfaatan utang untuk kegiatan
aman (27,0%-29,0% terhadap PDB) dan produktif dalam mendukung
diupayakan menurun secara bertahap pencapaian target pembangunan,
dalam jangka menengah antara lain melalui pembiayaan
investasi dalam rangka mengakselerasi
pembangunan infrastruktur

Biaya Utang Minimum Keseimbangan


mendorong efisiensi biaya utang pada menjaga komposisi utang dalam batas
tingkat risiko yang terkendali dan terkendali untuk pengendalian risiko
mendukung kesinambungan fiskal sekaligus menjaga keseimbangan
makro ekonomi
Informasi APBN 2018 34

Profil Utang
Pemerintah
Rasio Utang Indonesia terhadap PDB
2005-2018
persen (%)

47,3

39,0
35,1
33,0
28,3 28,9 28,5
28,3 27,4
24,5 24,9 24,7
23,1 23,0

2018*
2009
2008
2006

2017*
2005

2007

2010

2014

2016
2012

2015
2013
2011

*perkiraan

Rasio Utang Beberapa Perbandingan Profil


Negara Berkembang Outstanding SBN
(triliun Rupiah)

2007 (%) 2017 (%)

3.128,5
35,1 2.780,6 SBN
Indonesia 2410,0
28,1 SBN

1.931,2 SBN

38,2 1.661,0
SBN
Turki 1.361,1
SBN
29,8
SBN

44,6
Filipina
32,6

36,0
Thailand
41,8

39,9
Malaysia
56,0

63,7 2012 2013 2014 2015 2016 2017 *


Brazil * s.d Sept

81,2
35 Informasi APBN 2018

Pembiayaan
Investasi
Rp65,7 T

AIIB Investasi kpd BUMN


1,8 PMN kpd PT. KAI
Investasi kpd
3,6
Organisasi/Lembaga
Keuangan Internasional Investasi kpd Badan
ICD
0,04 2,1 /Lembaga Lainnya
IDA PMN kpd BP Tapera
0,15 2,5
IDB
0,07
IFAD
0,05

Investasi kpd BLU

Dana Bergulir 6,0


LPDBI 1,0
57,4 T
Rp
DPPN 15,0

LMAN 35,4

Alokasi 2018
(triliun Rupiah)

Kebijakan
Mendukung pembangunan infrastruktur baik Memberikan kepastian terhadap keberlanjutan
sarana dan prasarana transportasi, pengembangan pendidikan pada masa yang akan
permukiman, air bersih, dan sanitasi, serta datang dengan membentuk SWF di bidang pendidikan
infrastruktur untuk mendukung ketahanan melalui penguatan LPDP
energi Memberikan stimulus bagi KUMKM berupa penguatan
Mendukung peningkatan akses pendanaan modal melalui pembiayaan investasi kepada BLU
dan pembiayaan bagi MBR untuk Mendukung pemenuhan kewajiban negara sebagai
mendapatkan tempat tinggal yang layak anggota organisasi/Lembaga Keuangan Internasional
dengan melanjutkan program dana bergulir (LKI) serta mempertahankan persentase kepemilikan
FLPP dan melakukan pembiayaan investasi modal sebagai bentuk investasi di LKI
melalui dukungan pendanaan modal awal
kepada Badan Pengelola Tabungan Mendorong pembiayaan yang kreatif dan inovatif untuk
Perumahan Rakyat (BP Tapera) mengakselerasi pembangunan serta meningkatkan
akses pembiayaan secara lebih luas bagi UMKM sektor
Mendukung peningkatan akses masyarakat riil yang tepat sasaran
terutama masyarakat miskin pada jenjang
pendidikan tinggi dan peningkatan kualitas Mempercepat realisasi pembiayaan investasi BLU
riset melalui program Dana Pengembangan LMAN untuk pembebasan lahan yang diperlukan
Pendidikan Nasional (DPPN) dalam prioritas pembangunan nasional
Informasi APBN 2018 36

Pembiayaan Untuk
Infrastruktur

PMN kpd BP Tapera LMAN


APBN 2018: Rp2,5 T APBNP 2017: Rp32,1 T
APBN 2018: Rp35,4 T
sebagai modal awal untuk pembentukan BP Tapera. BP mendukung pelaksanaan fungsi penyediaan
Tapera diharapkan akan dapat mendukung program dana uang ganti kerugian untuk pengadaan
pemerintah di bidang perumahan dan kawasan tanah dalam rangka pembangunan
permukiman, sehingga pemenuhan kebutuhan warga infrastruktur proyek strategis nasional
negara atas tempat tinggal yang layak dan terjangkau. Sasaran Output:
12 proyek jalan tol
40 proyek infrastruktur sumber daya air
2 proyek infrastruktur perkeretaapian

BLU Pusat Pengelolaan Kewajiban Penjaminan


Dana Pembiayaan Perumahan APBNP 2017: Rp0,9 T
APBNP 2017: Rp3,1 T APBN 2018: Rp1,1 T
APBN 2018: Rp2,2 T Penugasan percepatan pembangunan
bantuan pembiayaan melalui fasilitas likuiditas infrastruktur nasional, terutama untuk
pembiayaan perumahan (FLPP). percepatan pembangunan pembangkit
Sasaran Output: listrik, percepatan penyediaan air
bantuan pembiayaan KPR Sejahtera untuk
42.000 unit rumah minum, kerjasama Pemerintah dengan
badan usaha melalui BUPI, direct
lending, dan percepatan pembangunan
tol trans Sumatera.

PMN kpd PT KAI


APBNP 2017: Rp2,0 T
APBN 2018: Rp3,6 T
meningkatkan kemampuan leverage sehingga
beban pembiayaan proyek LRT Jabodebek
melalui APBN lebih rendah.
Sasaran Output:
LRT Jabodebek ditargetkan beroperasi pada
pertengahan tahun 2019
37 Informasi APBN 2018

Pemberian Rp(6,7 T)
Pinjaman
Pinjaman kepada BUMN/Pemda Rp(10,6 T)
PT PLN Pemprov DKI
Rp(5,3) T Rp(3,7) T
proyek infrastruktur listrik tahun 2018 yang mendukungpenyelesaian proyek MRT Jakarta
akan dibiayai dengan pinjaman antara lain sebagai proyek infrastruktur strategis nasional
untuk mengatasi permasalahan akut
Pangkalan Susu Coal Fired Power Plant dan
transportasi di Jakarta
Takalar Steam Coal Power Plant in South
Sulawesi

PT SMI PT Pertamina PT PII


Rp(1,2) T Rp(0,4) T Rp(0,01) T

Penerimaan Cicilan Pengembalian Pinjaman Rp3,9 T


kepada BUMN/Pemda

Kewajiban Rp1,1 T
Penjaminan
Kewajiban Penjaminan merupakan kewajiban yang secara potensial menjadi beban Pemerintah akibat
pemberian jaminan kepada Pemda, BUMN, dan BUMD dalam hal Pemda, BUMN, dan BUMD dimaksud
tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada kreditur dan/atau badan usaha sesuai perjanjian pinjaman
atau perjanjian kerjasama

Percepatan pembangunan
jalan tol di Sumatera Percepatan pembangunan
284,7 miliar pembangkit tenaga listrik
yang menggunakan batubara
297,4 miliar

Pembiayaan infrastruktur
melalui pinjaman langsung dari Percepatan penyediaan
lembaga keuangan internasional air minum
kepada BUMN 1,1 miliar
148,6 miliar

Penjaminan infrastruktur dalam proyek


kerja sama Pemerintah dengan badan
usaha yang dilakukan melalui Badan Usaha
Penjaminan Infrastruktur
389,5 miliar
Informasi APBN 2018 38

GLOSSARY
Keseimbangan primer
menggambarkan kemampuan Pemerintah membayar pokok dan bunga utang dengan menggunakan pendapatan
negara. Keseimbangan primer merupakan total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga
utang. Apabila nilai keseimbangan primer negatif, maka Pemerintah harus menerbitkan utang baru untuk membayar
pokok dan bunga utang. Sebaliknya apabila nilai keseimbangan primer positif, maka Pemerintah bisa menggunakan
sumber pendapatan negara untuk membayar sebagian atau seluruh pokok dan bunga utang.

Pajak
Terdiri atas penerimaan PPh Migas, PPh Nonmigas, PPN, PBB, dan pajak lainnya.

Kepabeanan dan Cukai


Terdiri atas penerimaan cukai (hasil tembakau, etil alkohol, dan minuman mengandung etil alkohol), bea masuk, dan
bea keluar.

PNBP
Terdiri atas penerimaan SDA Migas, SDA Nonmigas (pertambangan mineral dan batubara, kehutanan, perikanan, dan
panas bumi), bagian laba BUMN, PNBP lainnya (PNBP yang dipungut oleh K/L), serta Pendapatan BLU.

Penerimaan Hibah
Terdiri atas penerimaan hibah yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri.

Tax ratio

pertambangan minerba dengan PDB nominal. Sedangkan tax ratio


penerimaan perpajakan (pajak pusat) dengan PDB nominal.

Pembayaran Bunga Utang


Belanja Pemerintah Pusat atas penggunaan utang dalam dan luar negeri. Dihitung dari utang yang sudah ada dan
perkiraan utang baru, termasuk biaya yang timbul terkait pengelolaan utang.

Transfer ke Daerah
Dialokasikan untuk mengurangi ketimpangan sumber pendanaan antara pusat dan daerah, mengurangi kesenjangan
pendanaan urusan pemerintahan antar daerah, mengurangi kesenjangan layanan publik antardaerah, mendanai
pelaksanaan otonomi khusus dan keistimewaan daerah.

Belanja Kementerian Negara/Lembaga


Anggaran belanja yang dialokasikan melalui Kementerian Negara/ Lembaga untuk membiayai urusan tertentu dalam
pemerintahan.

Belanja Non-K/L (BA BUN)


Pengeluaran negara untuk Program Pengelolaan Utang Negara, Program Pengelolaan Subsidi, Program Pengelolaan Hibah,
Program Pengelolaan Belanja Lainnya, dan Program Pengelolaan Transaksi Khusus

Dana Desa
Dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui APBD kabupaten/
kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.

Subsidi
Pemberian dukungan dalam bentuk alokasi anggaran kepada perusahaan negara, lembaga pemerintah, atau pihak
ketiga berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk menyediakan barang atau jasa yang bersifat
strategis atau menguasai hajat hidup orang banyak sesuai kemampuan keuangan negara.
39 Informasi APBN 2018

GLOSSARY
Belanja Menurut Fungsi, terdiri dari:
Fungsi Pelayanan Umum a.l. terdiri atas Pembinaan, Pengembangan Pembiayaan dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
(Anggaran PBI Jamkes), Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya,
Pengelolaan dan Konservasi Waduk, Embung, Situ serta Bangunan Penampung Air Lainnya, Penyediaan dan Pengelolaan
Air Baku dan seluruh Belanja Non K/L (Subsidi, Pembayaran Bunga Utang, Belanja Lain-lain);
Fungsi Pertahanan a.l. terdiri atas Pengadaan Barang dan Jasa Militer, Produksi Alutsista Industri dalam Negeri dan
Pengembangan Pinak Industri Pertahanan, Penyelenggaraan Perawatan Personel Matra Darat, Laut dan Udara;
Fungsi Ketertiban dan Keamanan a.l. terdiri atas Penyelenggaraan Pemasyarakatan di Wilayah, Pengembangan Peralatan
Polri, Peningkatan Pelayanan Keamanan dan Keselamatan Masyarakat di Bidang Lantas;
Fungsi Ekonomi a.l. terdiri atas Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian, Pembangunan, Rehabilitasi dan
Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara, Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Pendukung Kereta
Api, Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan, Pelaksanaan Preservasi dan
Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional;
Fungsi Lingkungan Hidup a.l. terdiri atas Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Pelaksanaan Pengembangan
Sanitasi dan Persampahan, dan Pengelolaan Pertanahan Provinsi;
Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum a.l. terdiri atas Fasilitasi Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat,
Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;
Fungsi Kesehatan a.l. terdiri atas Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan, Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan;
Fungsi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif a.l. terdiri atas Pemberdayaan Masyarakat di Destinasi Pariwisata, Peningkatan
Promosi Pariwisata Luar Negeri;
Fungsi Agama a.l. terdiri atas Pengelolaan Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Pengelolaan dan Pembinaan
Urusan Agama Kristen, Katolik, Hindu, Budha;
Fungsi Pendidikan a.l. terdiri atas Penjaminan Kepastian Layanan Pendidikan SD, SMP, dan Peningkatan Penjaminan
Mutu Pendidikan;
Fungsi Perlindungan Sosial a.l. terdiri atas Jaminan Kesejahteraan Sosial (Bantuan Tunai Bersyarat/Program Keluarga
Harapan).

Subsidi Energi
Alokasi anggaran yang disalurkan melalui perusahaan/lembaga yang menyediakan dan mendistribusikan BBM,
LPG tabung 3 kg, dan tenaga listrik sehingga harga jualnya terjangkau oleh masyarakat.

Subsidi Nonenergi
Alokasi anggaran yang disalurkan melalui perusahaan/lembaga yang memproduksi dan/atau menjual barang dan/
atau jasa tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah selain produk energi.

Dana Perimbangan
merupakan dana yang bersumber dari pendapatan dalam APBN yang dialokasikan untuk mendanai kebutuhan
daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

Dana Otonomi Khusus


diberikan kepada daerah-daerah yang menjalankan otonomi khusus, yaitu Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, dan
Provinsi Aceh
Informasi APBN 2018 40

GLOSSARY

Pembiayaan Anggaran
Setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali, penerimaan kembali atas pengeluaran tahun-tahun anggaran
sebelumnya, pengeluaran kembali atas penerimaan tahun-tahun anggaran sebelumnya, penggunaan saldo
anggaran lebih, dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun tahun-tahun anggaran berikutnya.
Surat Berharga Negara
Meliputi surat utang negara dan surat berharga syariah negara.

Surat Utang Negara (SUN)


Surat berharga berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang
dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia sesuai dengan masa berlakunya.
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
SBN yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN,
baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.

Penyertaan Modal Negara (PMN)


Dana APBN yang dialokasikan menjadi kekayaan negara yang dipisahkan atau penetapan cadangan perusahaan
atau sumber lain untuk dijadikan sebagai modal BUMN dan/atau perseroan terbatas lainnya dan dikelola
secara korporasi.
Dana Bergulir
Dana yang dikelola oleh BLU tertentu untuk dipinjamkan dan digulirkan kepada masyarakat/lembaga dengan
tujuan untuk meningkatkan ekonomi rakyat dan tujuan lainnya.

Pinjaman Dalam Negeri


Setiap pinjaman oleh Pemerintah yang diperoleh dari pemberi pinjaman dalam negeri yang harus
dibayar kembali dengan persyaratan tertentu, sesuai dengan masa berlakunya.

Kewajiban Penjaminan
Kewajiban yang secara potensial menjadi beban Pemerintah akibat pemberian jaminan kepada K/L,
Pemerintah Daerah, BUMN, dan BUMD dalam hal K/L, Pemerintah Daerah, BUMN, dan BUMD dimaksud tidak
dapat memenuhi kewajibannya kepada kreditur dan/atau badan usaha sesuai perjanjian pinjaman atau
perjanjian kerjasama

Pinjaman Luar Negeri Neto


Semua pembiayaan yang berasal dari penarikan pinjaman luar negeri yang terdiri atas pinjaman tunai
dan pinjaman kegiatan dikurangi dengan pembayaran cicilan pokok pinjaman luar negeri.

Pemberian Pinjaman
Pinjaman Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, BUMN, Lembaga, dan/atau badan lainnya yang
harus dibayar kembali dengan ketentuan dan persyaratan tertentu.

Anggaran Pendidikan
Alokasi anggaran pada fungsi pendidikan yang dianggarkan melalui K/L, alokasi anggaran pendidikan melalui
Transfer ke Daerah dan Dana Desa, dan alokasi anggaran pendidikan melalui pengeluaran pembiayaan,
termasuk gaji pendidik, tetapi tidak termasuk anggaran pendidikan kedinasan, untuk membiayai penyelenggaraan
pendidikan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah.
43

PORTAL
41 Informasi APBN 2018

PORTAL
DATA
DATA
APBN
APBN
open data for us

data-apbn.kemenkeu.go.id
portaldataapbn
portaldataAPBN
Informasi APBN 2018 42

fgfsgdfgdfg
43 Informasi APBN 2018

KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN
Jalan Dr Wahidin Raya No. 1
Gedung Sutikno Slamet Lt.12 KEMENTERIAN KEUANGAN
www.anggaran.kemenkeu.go.id Direktorat Jenderal Anggaran
Gedung Sutikno Slamet Lantai 12
Jalan DR Wahidin Raya No.1
www.anggaran.depkeu.go.id
-Halaman ini sengaja dikosongkan-

Anda mungkin juga menyukai