Anda di halaman 1dari 9

AYO KENALI APA ITU KENCING MANIS

Hampir semua orang pernah mendengar tentang kencing manis atau sakit gula darah atau yang
disebut juga Diabetes Mellitus (DM). Dan tak jarang kita juga mendengar mitos-mitos tentang
penyakit itu di dalam masyarakat. Tapi, apa sebetulnya penyakit Diabetes? Apa penyebabnya?

Diabetes melitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula
darah adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan insulin atau berkurangnya efektivitas
insulin. Hal ini ditandai dengan hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa melebihi normal
yang berlangsung terus- menerus.

Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab untuk
mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses)
karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin
berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.

Berdasarkan penyebabnya Diabetes Melitus digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:

1. Diabetes mellitus tipe 1


Diabetes melitus tipe 1 disebabkan oleh kegagalan tubuh untuk memproduksi insulin.
Diabetes tipe ini dapat terdeteksi ketika seseorang berusia muda, bahkan anak-anak dan
sebagian besar penderitanya kurus. Penderita akan membutuhkan insulin dari luar tubuh
secara rutin terus-menerus sepanjang hidupnya.
2. Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes melitus tipe 2 disebabkan karena kekurangan insulin, dimana tubuh tidak
menghasilkan insulin dalam jumlah yang cukup atau insulin yang dihasilkan tidak dapat
bekerja secara memadai. Hal ini menyebabkan tubuh memiliki masalah dalam mengubah
karbohidrat menjadi energi sehingga terjadi peningkatan kadar glukosa dalam darah.
Diabetes tipe 2 merupakan jenis penyakit yang dapat menyerang orang dari segala usia,
namun mayoritas terjadi pada orang berusia diatas 30 tahun. Penderita diabetes tipe 2
dapat mengontrol kadar gula darahnya dengan diet, olahraga, antidiabetik oral atau
kadang-kadang memerlukan suntikan insulin. Apabila tidak melakukan terapi pengobatan
dan perubahan gaya hidup yang tepat maka dapat menimbulkan resiko penyakit jantung,
kebutaan, kerusakan saraf dan organ, dan kondisi serius lainnya.

3. Diabetes mellitus gestasional


Wanita hamil yang tidak pernah menderita diabetes melitus sebelumnya tetapi ketika
hamil memiliki kadar glukosa yang tinggi. Diabetes melitus gestasional terjadi karena
adanya hormon kehamilan yang bekerja berlawanan dengan insulin. Diabetes melitus
gestasional biasanya terjadi pada kehamilan trimester ke-2 atau ke-3 (setelah usia
kehamilan 3 atau 6 bulan), dan umumnya menghilang sengan sendirinya setelah proses
melahirkan.

Tanda dan Gejala Diabetes Melitus

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu
dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam
darah mencapai nilai 160 – 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang
mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.
Gejala hiperglikemia/ diabetes yang khusus adalah

1. Cepat merasa haus (polidipsia) dan sering buang air kecil (poliuria).
2. idipsia muncul karena sebagian besar air yang ada di dalam sel tertarik ke dalam darah
(yang mengandung glukosa dalam jumlah yang tinggi) akibat perbedaan tekanan
osmosis. Akibatnya, sel kekurangan cairan.
3. iuria muncul karena air di dalam pembuluh darah terlalu banyak sehingga perlu
dikeluarkan.
4. Sering mengalami kelaparan ekstrim (polifagia).
5. ifagia muncul karena sebagian besar sel-sel tubuh kita kelaparan (tidak mendapatkan
makanan yang dibutuhkan), karena glukosa sebagai hasil penguraian makanan yang kita
makan tidak masuk ke dalam sel.
6. Cepat merasa lelah dan mengantuk
Hal ini terjadi karena sebagian sel-sel tubuh kita tidak mendapatkan glukosa yang
dibutuhkan untuk tetap bugar.
7. Penurunan berat badan yang ekstrim dan tanpa sebab.
8. Emosi tidak stabil.
9. Penglihatan kabur.
10. Pada wanita akan mudah mengalami infeksi jamur pada vagina.
11. Mudah terserang infeksi.
12. Jika mengalami luka akan sulit sembuh karena diabetes mempengaruhi kemampuan
tubuh untuk menyembuhkan diri dan melawan infeksi. Ketika kadar gula dalam tubuh
sudah mencapai kadar yang tinggi biasanya terjadi gekgejala seperti : pusing, .gangguan
penglihatan dan haus.

Faktor Resiko Diabetes Melitus tipe 1

1. Faktor keturunan
Seorang anak dengan ayah pengidap diabetes tipe 1 mempunyai resiko yang lebih besar
menderita diabetes tipe 1 dibandingkan anak dengan ibu pengidap diabetes tipe 1. Karena
resiko ini maka pernikahan antar sesame penderita diabetes sangat tidak dianjurkan, baik
penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.
2. Penyakit autoimun
Penyakit ini menyebabkan sel-sel darah putih menyerang dan menyebabkan kerusakan
organ pancreas. Penderita seperti ini terdeteksi mempunyai antibody terhadap insulin
(menganggap insulin tubuhnya sendiri sebagai benda asing yang harus diserang).
3. Faktor lingkungan
Misalnya: infeksi virus (gondongan, campak jerman, coxsackie – virus yang masuk ke
dalam saluran pencernaan tapi bisa menyebabkan radang selaput otak), bakteri (infeksi
gigi), atau sesuatu yang berkaitan dengan nutrisi (memperkenalkan susu sapi terlalu dini).

Faktor resiko Diabetes Mellitus Tipe 2


Meskipun belum diketahui secara pasti mengapa seseorang menderita diabetes sedangkan yang
lain tidak, namun sudah pasti bahwa beberapa faktor berikut akan meningkatkan resiko anda
untuk terkena diabetes tipe 2:
1. Riwayat keluarga
Orang tua atau saudara kandung menderita diabetes. Hal ini umumnya berkaitan dengan
pola hidup dan pola makan.
2. Kelebihan berat badan
80 – 85% dari penderita diabetes tipe 2 mengalami kelebihan berat badan bahkan
kegemukan/obesitas. Banyaknya jaringan lemak pada mereka yang kelebihan berat badan
menyebabkan sel-sel tubuh makin resisten terhadap insulin. Yang juga penting adalah di
bagian mana kelebihan berat badan tersebut terjadi. Misal: di perut akan beresiko lebih
besar. Kabar baiknya adalah kadar gula darah akan turun seiring dengan penurunan berat
badan.
3. Sedentary lifestyle (kebiasaan tidak banyak bergerak).
Semakin anda kurang aktif bergerak, semakin besar resiko terkena diabetes. Manfaat
aktifitas fisik dan olahraga:
- Membantu menurunkan berat badan
- Membantu menggunakan glukosa sebagai sumber energy.
- Membuat sel-sel tubuh lebih sensitive terhadap insulin.
- Membantu membentuk otot, sehingga sebagian besar glukosa di dalam darah akan
diserap ke dalam otot. Jika anda kekurangan otot akan lebih banyak glukosa yang berada
di dalam darah.
4. Usia
Usia ini sering berkaitan dengan makin jarangnya beraktifitas fisik / berolahraga,
sehingga lebih sedikit jaringan otot yang terbentuk dan bertambahnya berat badan.
5. Pernah menderita GDM atau pernah melahirkan bayi dengan berat > 4,1 kg.
6. Hipertensi (≥ 149 / 90 mmHg)
7. Hiperlipidemia
8. HDL ≤ 35 mg/dL, trigliserida ≥250 mg/dL, atau keduanya
9. Merokok

Diagnosis Diabetes Melitus


Diabetes melitus ditegakan atas dasar pemeriksaan kadar gula darah. Pemeriksaan glukosa darah
yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan bahan darah plasma dari
pembuluh darah vena. Pemeriksaan ini dilakukan di laboratorium.
Berikut rentang normal hasil pemeriksaan glukosa dalam darah :

1. Gula Darah Puasa (GDP)


Puasa adalah suatu kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8 jam. Rentang normal dari
GDP adalah 80mg/dL-126mg/dL.
2. Gula Darah 2jam Setelah Makan
Pemeriksaan Gula Darah 2jam Setelah Makan adalah suatu kondisi dengan beban kalori
75gram. Rentang normal dari Gula Darah 2jam Setelah Makan adalah 80mg/dL-
200mg/dL.
3. Gula Darah Acak (GDA)
Rentang normal dari GDA adalah 80mg/dL-200mg/dL.
4. HbA1c
HbA1c atau Hemoglobin A1c adalah komponen minor dari hemoglobin yang berikatan
dengan glukosa. Pemeriksaan HbA1c adalah pemeriksaan yang dapat menggambarkan
rata-rata gula darah selama 2-3 buan terakhir sehingga dapat digunakan untuk melihat
seberap baik pengobatan diabetes melitus. Nilai normal HbA1c adalah 4-
5,6%,mengindikasikan prediabetes adalah 5,7-6,4% dan mengindikasikan diabetes
>6,5%.

Namun demikian, kadar gula tentu saja terjadi peningkatan setelah makan dan mengalami
penurunan diwaktu pagi hari bangun tidur. Seseorang dikatakan mengalami hyperglycemia
apabila kadar gula dalam darah jauh diatas nilai normal, sedangkan hypoglycemia adalah
suatu kondisi dimana seseorang mengalami penurunan nilai gula dalam darah dibawah
normal.

Banyak alat test gula darah yang diperdagangkan saat ini dan dapat dibeli dibanyak tempat
penjualan alat kesehatan atau apotik seperti Accu-Chek, BCJ Group, Accurate, OneTouch
UltraEasy machine. Bagi penderita yang terdiagnosa Diabetes Mellitus, ada baiknya bagi
mereka jika mampu untuk membelinya

Penanganan Diabetes Melitus .


Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin (Lantus/Levemir,
Humalog, Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu adalah dengan berolahraga
secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet).

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan difokuskan
pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi
kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal
ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan. Bahkan
pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar gula
darah.

Penanganan diabetes tentu harus didasarkan pada rekomendasi dokter dengan hasil pemeriksaan
terlebih dahulu. Namun beberapa hal berikut ini perlu menjadi perhatian agar penanganan
diabetes menjadi lebih maksimal

1. Membuat komitmen untuk dapat menjaga kadar glukosa dalam darah.


Mengkonsumsi obat seperti yang direkomendasikan oleh dokter. Mengkonsumsi
makanan sehat dan melakukan aktifitas fisik setiap hari untuk menjaga kondisi tubuh.
2. Berkonsultasi dengan dokter spesialis mata secara rutin setiap 6 bulan sekali untuk
melihat kemungkinan gejala kerusakan retina mata, katarak, dan glaukoma.
3. Menjaga sistem kekebalan tubuh.
Peningkatan kadar gula darah dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Hal tersebut
dapat menyebabkan tubuh mudah terinfeksi bakteri dan virus.
4. Menjaga kondisi kaki
Mencuci kaki setiap hari dengan menggunakan air hangat lalu keringkan dengan handuk
yang lembut. Melembabkan kaki dengan lotion. Periksa kaki setiap hari untuk melihat
adanya lecet, luka, kemerahan atau bengkak.
5. Menjaga agar tekanan darah dan kadar kolesterol berada pada rentang normal dengan
cara mengkonsumsi makanan sehat dan melakukan olahraga fisik setiap hari.
6. Berhenti merokok
Merokok dapat meningkatkan resiko terjadinya komplikasi diabetes, seperti jantung,
stroke, kerusakan saraf dan penyakit ginjal. Perokok yang menderita diabetes melitus
memiliki resiko tiga kali lebih tinggi dari pada penderita diabetes non- merokok.
7. Berhenti mengkonsumsi alkohol
Minuman yang mengandung alkohol dapat meningkatkan kadar gula dalam darah
terutama jika dikonsumsi bersamaan dengan makan.
8. Mengurangi stress karena hormon tubuh yang keluar karena stress dapat mencegah
insulin bekerja dengan baik.

Komplikasi Diabetes melitus


Dalam beberapa kasus diabetes melitus ditemukan beberapa masalah serius terkait kesehatan
yang terpengaruh karena diabetes melitus. Berikut beberapa contohnya :

1. Mengalami masalah pada jantung dan pembuluh darah.


2. Mengalami kerusakan pada saraf (neuropathy). Neuropathy yang ditandai dengan sering
merasakan gatal tanpa sebab.
3. Kerusakan pada ginjal (nefropathy).
4. Kerusakan pada mata (retinopathy).
5. Kerusakan pada kaki.
Kerusakan saraf di kaki atau aliran darah yang buruk ke kaki sehingga meningkatkan
resiko berbagai komplikasi pada kaki. Luka dan lecet dapat menyebabkan infeksi serius
pada kaki dan dapat memburuk sehingga memerlukan tindakan amputasi.
6. Luka yang lambat untuk disembuhkan atau tertutup.
7. Sering terjadi infeksi .
8. Gangguan pada kehidupan sex.
Diabetes dapat menyebabkan masalah atau merusak pembuluh darah dan saraf pada alat
kelamin. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya perasaan dan membuat sulit untuk
mengalami orgasme. Pada perempuan dapat menyebabkan kekeringan vagina. Sedangkan
pada pria dapat menyebabkan impotensi.

Tindakan Pencegahan Diabetes Melitus


Setiap orang pasti tidak ingin menderita diabetes melitus, satu-satunya cara adalah mengubah
pola hidup.
Berikut adalah pola hidup yang dapat mencegah menderita penyakit diabetes melitus :

1. Jangan merokok atau berhenti merokok.


2. Mengatur pola makan
Seimbangkan kadar gula darah dengan diet dan ikuti cara memasak yang sehat:
- Kurangi asupan kalori: kurangi porsi makan bukan frekuensi makan
- Batasi makanan yang kaya karbohidrat dalam makanan yaitu 55 – 60%
- Pilih karbohidrat kompleks bukan karbohidrat sederhana.
- Perbanyak makanan yang kaya serat
- Batasi konsumsi lemak < 30% dari komposisi makanan
- Pilih makanan yang rendah kadar lemak, misal: ikan, daging tak berlemak, ayam tanpa
kulit. Masak makanan dengan cara direbus atau dipanggang, bukan digoreng.
- Jika ingin membuat kue/cake, gunakan margarine sebagai pengganti mentega.
- Jika mengkonsumsi susu, pilih susu non-fat, low-fat atau skim (susu segar yang bagian
batasnya / kepala susu sudah dibuang).
- Batasi / hindari makanan yang kaya lemak, misal: daging berlemak (pada sate
kambing), sop buntut, soto sulung, cake, keju dan makanan yang rasanya gurih bukan
karena penyedap rasa (MSG).
3. Melakukan aktifitas fisik
Lakukan olahraga setiap hari selama 30 menit, misal: jalan kaki pagi hari. Olahraga
terbukti membantu menurunkan kadar gula darah. Agar tidak terjadi hipoglikemia (kadar
glukosa turun terlalu rendah) pada saat atau setelah berolahraga, maka penderita
dianjurkan untuk makan dulu 1 – 2 jam sebelum melakukan olahraga.
Tetapi perlu diingat bahwa olahraga tidak dianjurkan jika kondisi penderita sebagai
berikut:
- Kadar gula darah puasa > 250 mg/dL: ada bahaya dehidrasi atau denyut jantung terlalu
cepat
- Kadar gula darah sewaktu < 100 mg/dL: ada bahaya hipoglikemia
- Sakit: ada bahaya cedera atau hipoglikemia.
4. Menjaga berat badan ideal
Jika mengalami kegemukan atau obesitas maka diperlukan usaha untuk menurunkan
berat badan hingga mencapai berat badan ideal. Turunkan berat badan agar tercapai
rentang yang sehat. Berat badan yang berlebihan dengan timbunan lemak akan
menyebabkan insulin tidak mampu bekerja efektif.

Sumber :

1. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/type-1-diabetes/basics/symptoms/con-
20019573
2. http://patient.info/doctor/management-of-type-2-diabetes
3. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/type-2-diabetes/symptoms-causes/dxc-
20169861
4. http://sehat.link/data-prevalensi-penderita-diabetes-di-indonesia.info
5. http://mediskus.com/dasar/pengertian-hba1c-pemeriksaan-dan-nilai-normal
6. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/type-2-diabetes/in-depth/diabetes-
prevention/art-20047639?pg=1

Anda mungkin juga menyukai