Anda di halaman 1dari 3

Efek Kesehatan dari Polutan Gas

1. Efek kesehtan yang biasanya terjadi:


a) Peningkatan jumlah kematian, terutama pada orangtua dan orang yang sakit kronis.
b) Memperparah kondisi seseorang yang memang sudah terjangkit penyakit cardiopulmonary terutama
pada orangtua.
c) Memperparah keadaan seseorang yang memiliki penyakit paru-paru kronis dan akut.
d) Peningkatan iritasi mata dan sistem pernafasan, khususnya asma, infeksi pernafasan dan lain-lain.
2. Beberapa penelitian di fokuskan pada polusi udara, seperti sulfur dioksida (SO2) nitrogen oksida (NOx),
aerosol asam (sulfat dan nitrat), karbon monoksida (CO), ozon (O3), Asap dan partikel halus.
3. CO adalah polutan yang selalu ada di setiap hari. CO masuk memlalui paru-paru dan bereaksi dengan
hemoglobin di darah efeknya menurunkan kapasitas darah membawa oksigen. Ketika CO meingkat di
dalam darah bisa menyebabkan sakit kepala, mengantuk, koma, gagal nafas, dan kematian pada
konsentrasi yang sangat tinggi.
4. Terdapat hubungan antara peningkatan kejadian penyakit pernafasan akut dan peningkatan kadar NO2
dan penurunan fungsi paru.
5. Suspend Particulate Matter (SPM) mengacu kepada berbagai macam fine dan ultrafine particle menyerap
ke udara dari proses pembakan, kegiatan industri, polutan akibat kegiatan lalu lintas, dan sumber alami
(tanah, bahan tanaman dll). PM (Particulate Matter) berukuran 0,1 sampai 25 m dengan diameter
aerodinamis (d.a) dan unsur berubah dalam waktu dan ruang.
6. Total Suspend Particulate (TSP) dan asap (diukur dengan kertas filter menggunakan metode reflektansi)
meliputi partikel  10 m. Ketika konsntrasi PM rendah maka efek kesehatan juga relative rendah.
Namun, pada beberapa tahun terakhir peningkatan konsentrasi polutan akibat kegiatan lalu lintas di
perkotaan yang berefek pada sistem peredaran darah dan sitem pernafasan menjadi jelas.

Efek Kesehatan dari Akibat Particulate Matter di Udara


1. Pengenalan mengenai peraturan udara bersih telah berhasil mengurangi polusi. Namun, efek yang
merugikan kesehatan dan peningkatan jumlah kematian belum dapat dikurangi. Tingkat konsentrasi PM
yang tinggi menimbulkan masalah kesehatan, namun pada konsetrasi yang rendah efek kesehatan dari
PM bergabung dengan faktor-faktor lain. Beberapa peneliti tidak setuju dengan pendapat bahwa PM
memiliki efek kesehatan pada konsetrasi yang rendah.
2. Polusi yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil (batu bara, biomassa, kayu, minyak mentah)
sekarang konsetrasinya lebih rendah dari pada 30 sampai 40 tahun yang lalu. Namun, polutan lain
meningkat seperti fine dan ultrafine PM yang merupakan hasil dari peningkatan penggunaan kendaraan
bermotor dengan peningkatan emisi gas buang di perkotaan.

Bukti Epidemiologi
Efek Kesehatan Jangka Pendek
1. Beberapa studi mulai 1980-an mempelajari tentang efek kesehatan jagka pendek dengan menekankan
pada kematian dan administrasi rumah sakit. Adanya hubungan jumlah kematian per harinya dengan efek
jangka pendek perubahn PM yang ada pada polusi udara. Setiap 10 g/m3 terdapat peningkatan di PM10
berkaitan dengan peningkatan kematian sebanyak 0,5% sampai 1,5%.
2. Di negara-negara Eropa, ilmuan melakukan penelitian bernama APHEA-2 (Air Pollution and Health: A
European Approach) meliputi 38 juta orang yang hidup di 8 kota di Eropa, dengan menunjukkan hasil
sebagai berikut.
a) Asma dan penyakit paru kronis pada usia lebih dari 65 tahun meningkat 1% setiap 10 g/m3
peningkatan di PM10.
b) Jumlah orang yang terpapar penyakit pembuluh darah meningkat sekitar 0,5% setiap 10 g/m3
meningkat di PM10 dan sekitat 1,1% setiap 10g/m3 setiap peningkatan asap hitam (lebih kecil dari
10m).
3. Pada 20 kota besar di Amerika Serikat (1987-1994) ditemukan penyebab kematian meningkat 0,5% setiap
10g/m3. Pendaftaran rumah sakit di 10 kota di Amerika Serikat menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan pendaftaran rumah sakit pada umur lebih dari 65 tahun setiap hari karena peningkatan
konsentrasi PM yang tinggi. Penyakit paru kronis terdaftar di rumah sakit meningkat 1,5% dan penyakit
pembuluh darah meningkat 1,1% setiap 10g/m3 di PM10.
Efek Kesehatan Jangka Panjang
1. Penelitian pada efek jangka panjang dapat mengukur efek kesehatan keseluruhan dengan berbagai
konsentrasi dan lamanya paparan.
2. Terdapat hubungan yang konsisten antara paparan jangka panjang dengan berbagai efek kesehatan,
seperti penurunana fungsi paru-paru, gejala pernafasan, bronchitis kronis, peningkatan resiko kanker
paru-paru, kematian akibat penyakit pembuluh darah.
3. Pertikel fine dan ultrafine dari knalpot kendaraan mempengaruhi perubahan denyut jantung, kekentalan
darah dan kemampuan darah untuk mengental, arrhythmia, varises, atherogenesis,
4. Konsentrasi polusi udara fine particulate dan SO2 berhungan dengan peningkatan kematian setian
10g/m3 peningkatan pada fine particulate dihubungkan dengan sekitar 4%, 6%, dan 8% peningkatan
resiko semua penyebab, penyakit pembuluh darah, dan kematian akibat kanker paru-paru. Pada coarse
particle dan TSP tidak konsisten terkait dengan kematian. Data menunjukan bahwa efek kesehatan yang
merugikan tergantung pada konsentari dan lamanya paparan, dan efek jangka panjang PM lebih besar,
lebih berkesinambungan, dan kumulatif dari pada efek paparan jangka pendek.
5. Penelitian data dikumpulkan selama 20 tahun terakhir di beberapa negeri industri yang memiliki banyak
polusi udara, khususnya particulate matter memberikan beberapa dampak kesehatan masyarakat terhadap
kematian dan morbiditas.

Sifat Fisik dan Kimia


Ukuran Particulate Matter di Udara
1. Diameter aerodinamis (ad) dari PM udara dapat berkisar sekitar 0,005 sampai 100m. kategori ukuran
didefinisikan sebagai :
a) Partikel TSP kurang dari 100m
b) Fine particles kurang dari 2,5m atau lebih kecil dari 1 m.
c) Ultrafine particles kurang dari 100 nm atau lebih kecil dari 0,1 m.
d) Coarse particle lebih besar dari 1m.
2. Dalam peraturan polusi udara yang dikeluarkan oleh US Environmental Protection Agency dan instansi
lain mengkategorikan PM menjadi dua ketegori, yaitu PM2,5dan PM10 yang mengacu pada parikel yang
lebih kecil dari 2,5m dan 10m.

Komposisi Kimia Particulate Matter di Udara


Komposisi kimia PM sangan bervariasi dan bergantung pada banyak factor, seperti sumber pembakaran,
iklim, musim, dan jenis polusi perkotaan atau industri. Komponen utama PM adalah senyawa organic yang
menyerap ke partikel yang dapat menjadi jenis organic yang mudah menguap dan semivilatile, logam transisi,
gas yang reaktif, ion, partikel ini dari bahan karbon bahan yang berasal biologis, dan mineral. Komposisi
utama coarse particle terdiri dari kerak yang tidak larut dalam mineral , garam laut, dan bahan yang berasal
dari biologis dan sebagainya.

Mekanisme Biologi dari Toksisitas


Aktivitas Pembangkitan Radikal Bebas dan Tekanan Oksidatif
1. Radikal bebas dapat terjadi akibat paparan asap kendaraan dan proses pembakaran lainnya khususnya
pada kota-kota besar yang mana mengalami peningkatan polusi partikulat tersuspensi secara signifikan.
Radikal bebas memiliki efek yang buruk terhadap kesehatan manusia terutama pada sistem
kardiopulmunari. Mekanisme photofisiologi menjelaskan mengenai hubungan paparan PM dan kejadian
infeksi saluran pernafasan, kanker paru-paru dan penyakit kardiopulmonaris kronis disebut dengan stress
oksidatif.
2. Terdapat hubngan yang kuat antara konsentrasi PM dengan senyawa redoks aktif dalam kerusakan di
makrofage dan sel epitel bronkus.

Resiko Kanker Paru-Paru


1. Studi pertama dilakukan di Amerika Serikat berdasarkan 6.338 orang dewasa tidak merokok selama 15
tahun. Hasilnya adalah peningkatan resiko relative kematian akibat kanker paru-paru diantara pria yang
berhubungan dengan efek jangka panjang paparan PM 10. Meskipun konsentrasi ozon tidak ada
hubungannya dengan kejadian kanker paru-paru, namun terdapat hubungan pada laki-laki yang terkena
paparan dengan peningkatan konsentrasi ozon.
2. Penelitian ketiga dikumpulkan informasi pribadi tentang umur, status perkawinan, ras, merokok, berat
badan, dan lain-lain. Hasil dari penelitiannya adalah terdapatnya kenaikan yang signifikan dari kematian
akibat kanker paru-paru. Kesimpulan dari ketiga penelitian tersebut adalah mereka menghindari
perbandingan geografis dan kurang menguasai informasi pengumpulan tentang factor resiko terutama
mengenai kebiasaan merokok.
3. Terdapat penelitian yang diilakukan di Norwegia, Yunani dan Swedia tidak ada hasil yang konsisten
terhadap hubungan resiko kanker paru-paru dan paparanPM jangka panjang.

Genotoksisitas
Genotoksisitas merupakan kerusakan DNA yang dapat menyebabkan kanker. Genotoksistas mencakup
mutegenesitas dan krsinogenositas. Mutagenesitas pemicu terjadinya mutasi DNA atau kerusakan DNA.
Sedangkan karsinogenesitas merupakan pemicu terjadinya kanker. Mutagenesitas dan karsinogenesitas
dikaitkan dengan emisi pembakaran dari PM di daerah perkotaan, yaitu zat yang cenderung mengandung
nitroaromatik (nitro-PAH), amina aromatic dan keton aromatic yang mana senyawa ini diproduksi di
atmosfer ketika senyawa terkena NOx dan sinar matahari.

Kesimpulan
Terdapat bukti dari beberapa penelitian antatra hubungan fine particulat yang ada di udara dan resiko
kesehatan bagi manusia. Terdapat bukti epidemiologi yang menunjukkan resiko bagi kesehatan manusia di
daerah perkotaan lebih tinggi untuk terkena berbagai penyakit.Logam transisi, zat qinoit, dan radikel
semiquinon dapat terserap ke dalam partikel PM dan dilepaskan di alveoli paru-paru.

Anda mungkin juga menyukai