Bab I Ii Iii
Bab I Ii Iii
PENDAHULUAN
1
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat memahami tentang definisi pemberdayaan masyarakat.
2. Mahasiswa mengerti apa saja tujuan dan siapa saja sasaran dalam pemberdayaan
Masyarakat.
3. Mahasiswa dapat mengerti apa itu pengembangan dan penguatan masyarakat.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
kemandirian masyarakat agar dapat mengembangkan diri dan memperkuat sumber daya
yang dimiliki untuk mencapai kemajuan (Wahyudin, 2012).
Bidang pembangunan biasanya meliputi 3 (tiga) sektor utama, yaitu ekonomi, sosial
(termasuk di dalamnya bidang pendidikan, kesehatan dan sosial-budaya), dan bidang
lingkungan. Sedangkan masyarakat dapat diartikan dalam dua konsep yaitu masyarakat
sebagai sebuah tempat bersama, yakni sebuah wilayah geografi yang sama. Sebagai
contoh, sebuah rukun tetangga, perumahan di daerah pertokoan atau sebuah kampung di
wilayah pedesaan.
UKBM (upaya kesehatan bersumberdaya manusia) adalah salah satu wujud nyata
peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Kondisi ini ternyata mampu
memacu munculnya berbagai bentuk UKBM lainnya seperti Polindes, POD (pos obat
desa), pos UKK (pos upaya kesehatan kerja), TOGA (taman obat keluarga), dana sehat
dan lain-lain.
4
2.2. TUJUAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara,
melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri (Notoadmojdo, 2007).
Batasan pemberdayaan dalam bidang kesehatan meliputi upaya untuk menumbuhkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
sehingga secara bertahap tujuan pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk :
5
makanan, perumahan dan sanitasi, serta bahaya merokok dan zat-zat yang
menimbulkan gangguan kesehatan.
b. Mereka mampu mengatasi masalah kesehatan secara mandiri dengan mengenali
potensi-potensi masyarakat setempat.
c. Mampu memelihara dan melindungi diri mereka dari berbagai ancaman kesehatan
dengan melakukan tindakan pencegahan.
d. Mampu meningkatkan kesehatan secara dinamis dan terus-menerus melalui
berbagai macam kegiatan seperti kelompok kebugaran, olahraga, konsultasi dan
sebagainya.
6
kesadaran, pengetahuan dan keterampilan-keterampilan) yang diperlukan untuk
mengubah kualitas kehidupan komunitas mereka. Kapasitas tersebut seringkali
berkaitan dengan penguatan aspek ekonomi dan politik melalui pembentukan
kelompok-kelompok sosial besar yang bekerja berdasarkan agenda bersama.
2.4.3 Prinsip-prinsip Pengembangan Masyarakat
1. Pengembangan yang terintegrasi
Pembangunan sosial, ekonomi, budaya, lingkungan hidup, kepribadian dan
spiritual merupakan aspek penting dalam kehidupan setiap komunitas. Karena itu,
program pengembangan komunitas hendaklah mencakup keseluruhan aspek
pembangunan tersebut. Meskipun demikian, sering ditemui bahwa suatu komunitas
lebih menonjol di satu atau dua aspek tertentu dari berbagai kebutuhan pembangunan
yang disebut itu. Karenanya aspek-aspek yang paling lemahlah yang lebih
memperoleh prioritas perhatian dalam program pengembangan komunitas. Aspek-
aspek pembangunan prioritas tersebut diatas harus selalu menjadi bahan
pertimbangan sehingga keputusan untuk lebih berkonsentrasi pada satu atau dua
aspek tertentu (misalnya ekonomi atau sosial saja) dilakukan secara sadar dan
sedapatnya merupakan pilihan komunitas sendiri, bukan keputusan yang ditetapkan
oleh para perencana atau pekerja pengembangan komunitas yang didasarkan pada
sekedar asumsi sepihak.
2. Menangani Ketidakberuntungan Struktural
Maksud utama kegiatan program pengembangan komunitas adalah tercapainya
keadilan sosial. Setiap hambatan struktural seperti diskriminasi yang berbasis
ras/etnik, agama, gender dan sebagainya harus diperhitungkan. Dengan demikian
upaya pengembangan komunitas harus selalu dijaga agar tidak justru memperkokoh
atau menciptakan hambatan-hambatan struktural tersebut.
3. Menghargai Hak Asasi Manusia
Praktisi program pengembangan masyarakat (community development) harus
memahami dan berkomitmen terhadap hak-hak dasar manusia dalam 2 cara: yaitu
untuk melindungi terlaksananya hak asasi manusia (HAM) dan untuk
mempromosikan penegakan HAM.
4. Kesinambungan (Sustainability)
Sangat penting agar setiap upaya pengembangan komunitas dilakukan berbasis
pertimbangan keberlanjutan. Jika tidak maka upaya tersebut hanya akan
menghasilkan sesuatu yang bersifat sementara bahkan darisudut pandang ekologis
7
upaya pengembangan komunitas dapat menjadi penyebab kerusakan lingkungan
lebih parah.
5. Pemberdayaan
Pemberdayaan berarti memberikan sumber-sumber, kesempatan, pengetahuan
dan keterampialn kepada orang-orang untuk menentukan diri mereka sendiri dimasa
mendatang, dan untuk berpartisipasi dalam mempengaruhi kehidupan masyarakat itu
sendiri. Pemberdayaan disini dimaksudkan membuat orang-orang (anggota-anggota
masyarakat) merasa lebih baik dan memberi mereka motivasi serta percaya diri.
6. Personal dan politik
Hubungan antara personal dan politik, individual dan struktural atau masalah
individu dan masalah umum merupakan komponen penting dari pemgembangan
masyarakat, hal ini hanya terjadi bila kebutuhan-kebutuhan individu, maksudnya
bahwa didalam personal terdapat issue-issue politik sehinnga dapat diterjemahkan
dalam aksi level masyarakat yang efektif. Menurut C. Wright Miller : “Setiap
masalah pribadi dapat dikaitkan dengan masalah umun dalam hal ini perlu dipahami
jika strategi perubahan yang efektif akan diambi”.
7. Hak milik masyarakat
Dasar bagi pengembangan masyarakat adalah konsep mengenai hak milik
masyarakat atau dikenal dengan memeperluas kekayaan masyarakat serta berusaha
membangun masyarakat bila hal itu belum dimilikinya, prinsip ini dapat dipahami
dalam dua level yang kepemilikannya terhadap barang (material) dan terhadap
kepemilikan struktur dan prose (non material ). Hal yang mendalam dari prinsip ini
adalah akan membantu dalam mendukung masyarakat untuk lebih aktif terlibat
dalam tingkat masyarakat dan akan lebih efisien menggunakan sumber-sumber.
8. Kepercayaan diri
Prinsip ini menyatakan bahwa masyarakat berusaha menggunaka sumber-
sumbernya sendiri, daripada meminta dukungan dari luar. Hal ini diterapkan pada
semua sistem sumber yaitu ; keuangan, teknik, alam dan manusia. Pengembangan
msayarakat akan berusaha mengidentifikasi, memanfaatkan sumber-sumber
semaksimal mungkin untuk masyarakat itu sendiri.
9. Independensi (Dalam Hubungan Komunitas Dengan Pemerintah)
Prinsip kemandirian ini erat kaitannya dengan hubungan komunitas
pemerintah dan pihak lainnya diluar mereka sendiri. Sudah banyak bukti yang
menunjukkan bahwa upaya-upaya pengembangan komunitas yan disponsori oleh
8
Pemerintah bukan memandirikan dan memberdayakan komunitas tetapi malah
sebaliknya menciptakan ketergantungan dan pelemahan.
10. Keselarasan Antara Pencapaian Tujuan Jangka Pendek Dengan Visi Masa Depan.
Seolah-olah selalu ada pertentangan antara keinginan untuk segera mencapai
tujuan jangka pendek yang nyata dan terukur dengan tujuan ideal jangka panjang ke
masa depan yaitu suatu komunitas dan masyarakat yang lebih baik.
11. Pengembangan Organis
Pengembangan organis berarti bahwa suatu rasa hormat dan nilai dari atribut khusus
masyarakat mengijinkan dan mendukung masyarakat untuk berkembang dalam mencari
unitnya sendiri, dengan memahami kompleknya hubungan antara masyarakat dengan
lingkungan.
12. Langkah-langkah Pengembangan
Suatu konsekuensi dari pengembangan organik adalah masyarakat itu sendiri
yang harus menentukan langkah dimana pengembangan itu terjadi. Usaha untuk
menekan, suatu proses pengembangan yang terlalu cepat akan berakibat fatal dalam
proses yang dibicarakan, masyarakat kehilangan rasa memiliki proses dan
kehilangan komitmen untuk terlibat. Pengembangan masyarakat yang berhasil akan
bergerak pada langkah masyarakat itu sendiri dan pekerja masyarakat yang berhasil
akan menilai langkah dan tindakan itu dan bukan menekan masyarakat untuk
bergerak lebih cepat dari dinamikanya sendiri.
13. Keahlian eksternal
Pemerintah dapat membantu pengembangan masyarakat melalui penyediaan
sumber-sumber, komunikasi, dukungan dan jaringan kerja, tetapi mereka tidak dapat
menentukan bagaimana pengembangan masyarakat akan terjadi. Ahli dari luar dapat
menjadi acuan yang paling besar dalam mengurangi nilai dari pengalaman dan
kebijakan lokal, dan memungkinkan solusi yang tidak tepat.
Hal ini tidak berarti suatu proses pengembangan masyarakat tidak
memanfaatkan pengalaman dari tempat lain. Ahli-ahli atau konsultan luar mungkin
memiliki sesuatu yang berharga yang dapat disumbangkan jika mereka
dipersiapakan melakukan hal itu dalam cara yang menghargai ciri khas masyarakat
lokal perlu mendapat perhatian serius.
12
b. Perencanaan Sosial (Social Planning)
Perencanaan sosial berorientasi pada tugas. Keterlibatan masyarakat dalam
proses pembuatan kebijakan, penentuan tujuan dan pemecahan maslahan bukan
merupakan prioritas, karena pengambilan keputusan dilakukan oleh pekerja sosial
di lembaga formal seperti lembaga pemerintahan atau swasta (LSM). Pekerja
komunitas bertugas melakukan penelitian, analisa masalah dan kebutuhan
masyarakat, identifikasi, melaksanakan dan mengevaluassi program pelayanan
kemanusiaan.
c. Aksi Sosial (Social Action)
Pendekatan aksi sosial didasari suatu pandangan bahwa masyarakat adalah
sisstem klien yang seringkali menjadi korban ketidakadilan struktur. Masyarakat
diorganisir melalui proses penyadaran, pemberdayaan dan tindakan-tindakan
actual untuk mengubah struktur kekuasaan agar memenuhi prinsip demokrasi,
kemerataan (equality) dan keadailan (equity). Aksi sosial berorientasi pada proses
dan hasil.
2.4.5 Perencanaan pengembangan masyarakat
Pelaksanaan Pengembangan Masyarakat dapat dilakukan melalui penetapan sebuah
program atau proyek pembangunan. Secara garis besar, perencanannya dapat
dilakukan dengan mengikuti 7 langkah perencanaan. Antara lain:
1. Perumusan masalah. Pengembangan Masyarakat dilaksanakan berdasarkan
masalah atau kebutuhan masyarakat setempat. Beberapa masalah yang biasanya
ditangani oleh PM berkaitan dengan kemiskinan, pengangguran, kenakalan
remaja, pemberantasan buta hurup, dll. Perumusan masalah dilakukan dengan
menggunakan penelitian (survey, wawancara, observasi), diskusi kelompok, rapat
desa, dst.
2. Penetapan program. Setelah masalah dapat diidentifikasi dan disepakati sebagai
prioritas yang perlu segera ditangani, maka dirumuskanlah program penanganan
masalah tersebut.
3. Perumusan tujuan. Agar program dapat dilaksanakan dengan baik dan
keberhasilannya dapat diukur perlu dirumuskan apa tujuan dari program yang
telah ditetapkan. Tujuan yang baik memiliki karakteristik jelas dan spesifik
sehingga tercermin bagaimana cara mencapai tujuan tersebut sesuai dengan dana,
waktu dan tenaga yang tersedia.
13
4. Penentuan kelompok sasaran. Kelompok sasaran adalah sejumlah orang yang akan
ditingkatkan kualitas hidupnya melalui program yang telah ditetapkan.
5. Identifikasi sumber dan tenaga pelaksana. Sumber adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menunjang program kegiatan, termasuk didalamnya adalah
sarana, sumber dana, dan sumber daya manusia.
6. Penentuan strategi dan jadwal kegiatan. Strategi adalah cara atau metoda yang
dapat digunakan dalam melaksanakan program kegiatan.
7. Monitoring dan evaluasi. Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memantau
proses dan hasil pelaksanaan program. Apakah program dapat dilaksanakan sesuai
dengan strategi dan jadwal kegiatan? Apakah program sudah mencapai hasil
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan? suatu kegiatanindikator keberhasilan.
2.4.6 Penerapan Strategi Pengembangan Masyarakat
Dalam ranah pekerjaan sosial, pengembangan masyarakat dilakukan melalui
tiga arah, yaitu:
1. Tingkat Makro
Pada dasarnya, merupakan pembangunan di level normatif di mana
praktisi kesejahteraan sosial dalam arti luas terlibat dalam berbagai pembuatan
perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying,
pengorganisasian masyarakat dan manajemen konflik baik ditingkat provinsi,
regional, dan nasional haruslah juga mempertimbangkan unsur-unsur
kemasyarakatan agar tidak melahirkan kebijakan yang kaku yang hanya
menempatkan masyarakat sebagai objek dari pembangunan namun turut
berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan sosial.
2. Tingkat Mezzo
Pembangunan dilakukan di level komunitas di mana pelaku perubahan
mencoba mengembangkan program yang bersifat preventif, proaktif, dan
kreatif bersama masyarakat melalui pengembangan masyarakat. Di samping
itu, pada tingkat mezzo ini pembangunan dilakukan pada tingkat
organisasional melalui perubahan ditingkat organisasional. Level ini menitik
beratkan pada upaya komunitas peran masyarakat sebagai enterpreneur, yaitu
pelaku perubahan dalam menyediakan beberapa bentuk layanan yang
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Pendidikan dan pelatihan,
dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan
kesadaran, pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
14
3. Tingkat Mikro
Tahapan mikro lebih bersifat rehabilitatif dan remedial
(penyembuhan). Fungsi ini diperlukan, terutama untuk mereka yang perlu
mendapatkan bantuan dengan segera, misalnya para pengungsi yang segera
membutuhkan bantuan sandang, pangan, dan tempat berteduh. Level ini
menitikberatkan pada keluarga maupun individu yang bermasalah. Misalnya
penanganan anak-anak korban kekerasan atau penyalahgunaan NAPZA.
Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui bimbingan,
konseling, stress management, dan crisis intervention.
2.4.7 Hambatan dalam Pengembangan Masyarakat
Walaupun pengembangan masyarakat merupakan proses yang
berkesinambungan dan terencana, namun tetap dalam pelaksanaannya ada hal-hal
yang dirasakan sebagai penghambat atau kendala:
1. Kendala yang berasal dari individu
a. Kestabilan merupakan dorongan internal individu yang berfungsi untuk
menytabilkan dorongan-dorongan dari luar.
b. Kebiasaan (habit)
Teori belajar mengatakan bahwa bila tidak ada perubahan situasi
yang tak terduga maka individu cenderung melakukan kegiatan/aktivitas
sesuai dengan kebiasaannya.
c. Kurang inovatif. Cenderung untuk melakukan hal sama pada berbagai
situasi.
d. Seleksi ingatan dan persepsi.
e. Ketergantungan (dependence)
f. Superego
g. Rasa tidak percaya diri
h. Rasa tidak aman dan regresi
2. Kendala social
a. Kesepakatan terhadap norma tertentu
b. Kesatuan dan kepaduan sistem dan budaya
c. Kelompok kepentingan
d. Hal yang bersifat sacral
e. Penolakan terhadap orang lain
15
2.5. PENGUATAN MASYARAKAT
Dalam upaya memberdayakan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu pertama,
menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang
(enabling).
16
itu justru akan mengerdilkan yang kecil dan melunglaikan yang lemah. Melindungi harus
dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta
eksploitasi yang kuat atas yang lemah. Pemberdayaan masyarakat bukan membuat
masyarakat menjadi makin tergantung pada berbagai program pemberian (charity).
Karena, pada dasarnya setiap apa yang dinikmati harus dihasilkan atas usaha sendiri (yang
hasilnya dapat dipertikarkan dengan pihak lain). Dengan demikian tujuanakhirnya adalah
memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangunkemampuan untuk
memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara berkesinambungan.
17
Pada pokoknya, pendekatan konvensional ini ditandai oleh transplantatif
planning, top down, inductive, capital intensive, west-biased technological transfer,
dansejenisnya. Beberapa paradigma pendekatan pembangunan mulai mengalami
pergeserandari yang konvensional menuju pembangunan alternatif, yaitu :
18
menjadi terlalu luas jika penanganannya dilakukan secara individu. Pendekatan
kelompok ini paling efektif dan dilihat dari penggunaan sumber daya juga lebih efisien.
Implementasi program pembangunan yang menerapkan strategi
pemberdayaandanpenguatan masyarakat tersebut merupakan suatu konsukensi dari
pergeseran paradigm pembangunan nasional yang mengarah pada tercapainya upaya
pembangunan yang berpusat pada manusia (people centered development).
19
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
3.2 SARAN
20