Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat ,melalui beberapa kegiatan antara lain peningkatan prakarsa
dan swadaya masyarakat, perbaikan lingkungan dan perumahan dll serta kegiatan-
kegiatan yang yang dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam meningkatkan
hasil produksinya.
Memberdayakan msyarakat merupakan upaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat lapisan masyarakat bawah yang dalam kondisi sekarang tidak mampu
melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain
pemberdayaan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat. Pemberdayaan
bukan hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat tetapi juga pranata-
pranatanya.
Kemiskinan merupakan salah satu problem sosial yang amat serius. Pada masa lalu,
umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kekurangan pangan tetapi miskin
dalam bentuk minimnya kemudahan atau materi. Indonesia memiliki masalah
kemiskinan dan pengangguran. Program-program pengentasan kemiskinan sudah banyak
dilakukan diberbagai negara. Disamping itu, terlepas dari kemiskinan merupakan
bagaikan mimpi surga ,karena kemiskinan tidak dapat dihilangkan, namun hanya dapat
dikurangi. Oleh karena itu Progam Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Perdesaan hadir untuk meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat
miskin secara mandiri sebagai prioritas mendesak khususnya terhadap masyarakat
pedesaan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Pemberdayaan Masyarakat?
b. Apa tujuan dan sasaran pemberdayaan masyarakat?
c. Apa yang dimaksud dengan pengembangan dan penguatan masyarakat ?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu dan memahami dan menjelaskan mengenai pemberdayaan
komunitas

1
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat memahami tentang definisi pemberdayaan masyarakat.
2. Mahasiswa mengerti apa saja tujuan dan siapa saja sasaran dalam pemberdayaan
Masyarakat.
3. Mahasiswa dapat mengerti apa itu pengembangan dan penguatan masyarakat.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENGERTIAN KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi,
memelihara, melindungi dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran
kemauan dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan (Supardan,
2013).

Berdasarkan tinjauan istilah, konsep pemberdayaan masyarakat mencakup pengertian


community development (pembangunan masyarakat) dan community-based
development (pembangunan yang bertumpu pada masyarakat) dan tahap selanjutnya
muncul istilah pembangunan yang digerakkan masyarakat (Sukandarrumidi, 2007).
Menurut Cornell Empowerment Group Pemberdayaan didefinisikan sebagai suatu proses
sengaja yang berkelanjutan, berpusat pada masyarakat lokal, dan melibatkan prinsip
saling menghormati, refleksi kritis, kepedulian, dan partisipasi kelompok dan melalui
proses tersebut orang-orang yang kurang memiliki bagian yang setara akan sumber daya
berharga memperoleh akses yang lebih besar dan memiliki kendali akan sumber daya
tersebut (Perkin dan Zimmerman, 1995).

Shardlow dalam Jackie Ambadar (2008) menyebutkan pemberdayaan masyarakat


atau community development (CD) intinya adalah bagaimana individu, kelompok atau
komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk
membentuk masa depan sesuai keinginan mereka. Pemberdayaan masyarakat juga
diartikan sebagai upaya yang disengaja untuk memfasilitasi masyarakat lokal dalam
merencanakan, memutuskan, dan mengelola sumberdaya lokal yang dimiliki melalui
collective action dan networking sehingga pada akhirnya mereka memiliki kemampuan
dan kemandirian secara ekonomi, ekologi, dan sosial.
Gerakan pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya dalam peningkatan
kemampuan masyarakat guna mengangkat harkat hidup, martabat dan derajat
kesehatannya. Peningkatan keberdayaan berarti peningkatan kemampuan dan

3
kemandirian masyarakat agar dapat mengembangkan diri dan memperkuat sumber daya
yang dimiliki untuk mencapai kemajuan (Wahyudin, 2012).

Gerakan pemberdayaan masyarakat juga merupakan cara untuk menumbuhkan dan


mengembangkan norma yang membuat masyarakat mampu untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat. Strategi ini tepatnya ditujukan pada sasaran primer agar berperan serta
secara aktif.

Bidang pembangunan biasanya meliputi 3 (tiga) sektor utama, yaitu ekonomi, sosial
(termasuk di dalamnya bidang pendidikan, kesehatan dan sosial-budaya), dan bidang
lingkungan. Sedangkan masyarakat dapat diartikan dalam dua konsep yaitu masyarakat
sebagai sebuah tempat bersama, yakni sebuah wilayah geografi yang sama. Sebagai
contoh, sebuah rukun tetangga, perumahan di daerah pertokoan atau sebuah kampung di
wilayah pedesaan.

Harry Hikmat (2001) menyebutkan pemberdayaan dalam wacana pembangunan selalu


dihubungkan dengan konsep mandiri, partisipasi, jaringankerja, dan keadilan. Pada
dasarnya, pemberdayaan diletakkan pada kekuatan tingkat individu dan sosial. Isbandi
Rukminto Adi (2008) menyatakan pembangunan masyarakat digunakan untuk
menggambarkan pembangunan bangsa secara keseluruhan.

Dalam arti sempit istilah pengembangan masyarakat di Indonesia sering dipadankan


dengan pembangunan masyarakat desa dengan mempertimbangkan desa dan kelurahan
berada pada tingkatan yang setara sehingga pengembangan masyarakat (desa) kemudian
menjadi dengan konsep pengembangan masyarakat lokal (locality development).

UKBM (upaya kesehatan bersumberdaya manusia) adalah salah satu wujud nyata
peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Kondisi ini ternyata mampu
memacu munculnya berbagai bentuk UKBM lainnya seperti Polindes, POD (pos obat
desa), pos UKK (pos upaya kesehatan kerja), TOGA (taman obat keluarga), dana sehat
dan lain-lain.

4
2.2. TUJUAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara,
melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri (Notoadmojdo, 2007).
Batasan pemberdayaan dalam bidang kesehatan meliputi upaya untuk menumbuhkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
sehingga secara bertahap tujuan pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk :

1. Tumbuhnya kesadaran, pengetahuan dan pemahaman akan kesehatan bagi individu,


kelompok atau masyarakat. Pengetahuan dan kesadaran tentang cara – cara memelihra
dan meningkatkan kesehatan adalah awal dari keberdayaan kesehatan. Kesadaran dan
pengetahuan merupakan tahap awal timbulnya kemampuan, karena kemampuan
merupakan hasil proses belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses yang
dimulai dengan adanya alih pengetahuan dari sumber belajar kepada subyek belajar.
Oleh sebab itu masyarakat yang mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan
juga melalui proses belajar kesehatan yang dimulai dengan diperolehnya informasi
kesehatan. Dengan informasi kesehatan menimbulkan kesadaran akan kesehatan dan
hasilnya adalah pengetahuan kesehatan.
2. Timbulnya kemauan atau kehendak ialah sebagai bentuk lanjutan dari kesadaran dan
pemahaman terhadap obyek, dalam hal ini kesehatan. Kemauan atau kehendak
merupakan kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan. Oleh sebab itu, teori lain
kondisi semacam ini disebut sikap atau niat sebagai indikasi akan timbulnya suatu
tindakan. Kemauan ini kemungkinan dapat dilanjutkan ke tindakan tetapi mungkin
juga tidak atau berhenti pada kemauan saja. Berlanjut atau tidaknya kemauan menjadi
tindakan sangat tergantung dari berbagai faktor. Faktor yang paling utama yang
mendukung berlanjutnya kemauan adalah sarana atau prasarana untuk mendukung
tindakan tersebut.
3. Timbulnya kemampuan masyarakat di bidang kesehatan berarti masyarakat, baik
seara individu maupun kelompok, telah mampu mewujudkan kemauan atau niat
kesehatan mereka dalam bentuk tindakan atau perilaku sehat.
Suatu masyarakat dikatakan mandiri dalam bidang kesehatan apabila :
a. Mereka mampu mengenali masalah kesehatan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan terutama di lingkungan tempat tinggal mereka
sendiri. Pengetahuan tersebut meliputi pengetahuan tentang penyakit, gizi dan

5
makanan, perumahan dan sanitasi, serta bahaya merokok dan zat-zat yang
menimbulkan gangguan kesehatan.
b. Mereka mampu mengatasi masalah kesehatan secara mandiri dengan mengenali
potensi-potensi masyarakat setempat.
c. Mampu memelihara dan melindungi diri mereka dari berbagai ancaman kesehatan
dengan melakukan tindakan pencegahan.
d. Mampu meningkatkan kesehatan secara dinamis dan terus-menerus melalui
berbagai macam kegiatan seperti kelompok kebugaran, olahraga, konsultasi dan
sebagainya.

2.3. SASARAN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS


Sasaran dari kegiatan pemberdayaan komunitas yaitu :
a. Individu berpengaruh
b. Keluarga dan perpuluhan keluarga
c. Kelompok masyarakat : generasi muda, kelompok wanita, angkatan kerja
d. Organisasi masyarakat: organisasi profesi, LSM, karang taruna, dll.
e. Masyarakat umum: desa, kota, dan pemukiman khusus.

2.4. PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN MASYARAKAT

2.4.1 Pengembangan Masyarakat

Pengembangan Masyarakat adalah bentuk kerja masyarakat, yang berusaha untuk


melibatkan orang-orang dengan kepentingan bersama biasanya di sebuah wilayah
tertentu untuk datang bersama-sama, mengidentifikasi masalah bersama dan bekerja
bersama-sama untuk mengatasinya (Malcolm Payne).
Pengembangan Masyarakat (community development) terdiri dari dua konsep, yaitu
“pengembangan” dan “masyarakat”. Secara singkat, pengembangan atau
pembangunan merupakan usaha bersama dan terencana untuk meningkatkan kualitas
kehidupan manusia. Bidang-bidang pembangunan biasanya meliputi beberapa sektor,
yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan dan sosial-budaya.
2.4.2 Tujuan Pengembangan Masyarakat

Tujuan utama Pengembangan Masyarakat adalah memberdayakan individu-


individu dan kelompok-kelompok orang melalui penguatan kapasitas (termasuk

6
kesadaran, pengetahuan dan keterampilan-keterampilan) yang diperlukan untuk
mengubah kualitas kehidupan komunitas mereka. Kapasitas tersebut seringkali
berkaitan dengan penguatan aspek ekonomi dan politik melalui pembentukan
kelompok-kelompok sosial besar yang bekerja berdasarkan agenda bersama.
2.4.3 Prinsip-prinsip Pengembangan Masyarakat
1. Pengembangan yang terintegrasi
Pembangunan sosial, ekonomi, budaya, lingkungan hidup, kepribadian dan
spiritual merupakan aspek penting dalam kehidupan setiap komunitas. Karena itu,
program pengembangan komunitas hendaklah mencakup keseluruhan aspek
pembangunan tersebut. Meskipun demikian, sering ditemui bahwa suatu komunitas
lebih menonjol di satu atau dua aspek tertentu dari berbagai kebutuhan pembangunan
yang disebut itu. Karenanya aspek-aspek yang paling lemahlah yang lebih
memperoleh prioritas perhatian dalam program pengembangan komunitas. Aspek-
aspek pembangunan prioritas tersebut diatas harus selalu menjadi bahan
pertimbangan sehingga keputusan untuk lebih berkonsentrasi pada satu atau dua
aspek tertentu (misalnya ekonomi atau sosial saja) dilakukan secara sadar dan
sedapatnya merupakan pilihan komunitas sendiri, bukan keputusan yang ditetapkan
oleh para perencana atau pekerja pengembangan komunitas yang didasarkan pada
sekedar asumsi sepihak.
2. Menangani Ketidakberuntungan Struktural
Maksud utama kegiatan program pengembangan komunitas adalah tercapainya
keadilan sosial. Setiap hambatan struktural seperti diskriminasi yang berbasis
ras/etnik, agama, gender dan sebagainya harus diperhitungkan. Dengan demikian
upaya pengembangan komunitas harus selalu dijaga agar tidak justru memperkokoh
atau menciptakan hambatan-hambatan struktural tersebut.
3. Menghargai Hak Asasi Manusia
Praktisi program pengembangan masyarakat (community development) harus
memahami dan berkomitmen terhadap hak-hak dasar manusia dalam 2 cara: yaitu
untuk melindungi terlaksananya hak asasi manusia (HAM) dan untuk
mempromosikan penegakan HAM.
4. Kesinambungan (Sustainability)
Sangat penting agar setiap upaya pengembangan komunitas dilakukan berbasis
pertimbangan keberlanjutan. Jika tidak maka upaya tersebut hanya akan
menghasilkan sesuatu yang bersifat sementara bahkan darisudut pandang ekologis
7
upaya pengembangan komunitas dapat menjadi penyebab kerusakan lingkungan
lebih parah.
5. Pemberdayaan
Pemberdayaan berarti memberikan sumber-sumber, kesempatan, pengetahuan
dan keterampialn kepada orang-orang untuk menentukan diri mereka sendiri dimasa
mendatang, dan untuk berpartisipasi dalam mempengaruhi kehidupan masyarakat itu
sendiri. Pemberdayaan disini dimaksudkan membuat orang-orang (anggota-anggota
masyarakat) merasa lebih baik dan memberi mereka motivasi serta percaya diri.
6. Personal dan politik
Hubungan antara personal dan politik, individual dan struktural atau masalah
individu dan masalah umum merupakan komponen penting dari pemgembangan
masyarakat, hal ini hanya terjadi bila kebutuhan-kebutuhan individu, maksudnya
bahwa didalam personal terdapat issue-issue politik sehinnga dapat diterjemahkan
dalam aksi level masyarakat yang efektif. Menurut C. Wright Miller : “Setiap
masalah pribadi dapat dikaitkan dengan masalah umun dalam hal ini perlu dipahami
jika strategi perubahan yang efektif akan diambi”.
7. Hak milik masyarakat
Dasar bagi pengembangan masyarakat adalah konsep mengenai hak milik
masyarakat atau dikenal dengan memeperluas kekayaan masyarakat serta berusaha
membangun masyarakat bila hal itu belum dimilikinya, prinsip ini dapat dipahami
dalam dua level yang kepemilikannya terhadap barang (material) dan terhadap
kepemilikan struktur dan prose (non material ). Hal yang mendalam dari prinsip ini
adalah akan membantu dalam mendukung masyarakat untuk lebih aktif terlibat
dalam tingkat masyarakat dan akan lebih efisien menggunakan sumber-sumber.
8. Kepercayaan diri
Prinsip ini menyatakan bahwa masyarakat berusaha menggunaka sumber-
sumbernya sendiri, daripada meminta dukungan dari luar. Hal ini diterapkan pada
semua sistem sumber yaitu ; keuangan, teknik, alam dan manusia. Pengembangan
msayarakat akan berusaha mengidentifikasi, memanfaatkan sumber-sumber
semaksimal mungkin untuk masyarakat itu sendiri.
9. Independensi (Dalam Hubungan Komunitas Dengan Pemerintah)
Prinsip kemandirian ini erat kaitannya dengan hubungan komunitas
pemerintah dan pihak lainnya diluar mereka sendiri. Sudah banyak bukti yang
menunjukkan bahwa upaya-upaya pengembangan komunitas yan disponsori oleh
8
Pemerintah bukan memandirikan dan memberdayakan komunitas tetapi malah
sebaliknya menciptakan ketergantungan dan pelemahan.
10. Keselarasan Antara Pencapaian Tujuan Jangka Pendek Dengan Visi Masa Depan.
Seolah-olah selalu ada pertentangan antara keinginan untuk segera mencapai
tujuan jangka pendek yang nyata dan terukur dengan tujuan ideal jangka panjang ke
masa depan yaitu suatu komunitas dan masyarakat yang lebih baik.
11. Pengembangan Organis
Pengembangan organis berarti bahwa suatu rasa hormat dan nilai dari atribut khusus
masyarakat mengijinkan dan mendukung masyarakat untuk berkembang dalam mencari
unitnya sendiri, dengan memahami kompleknya hubungan antara masyarakat dengan
lingkungan.
12. Langkah-langkah Pengembangan
Suatu konsekuensi dari pengembangan organik adalah masyarakat itu sendiri
yang harus menentukan langkah dimana pengembangan itu terjadi. Usaha untuk
menekan, suatu proses pengembangan yang terlalu cepat akan berakibat fatal dalam
proses yang dibicarakan, masyarakat kehilangan rasa memiliki proses dan
kehilangan komitmen untuk terlibat. Pengembangan masyarakat yang berhasil akan
bergerak pada langkah masyarakat itu sendiri dan pekerja masyarakat yang berhasil
akan menilai langkah dan tindakan itu dan bukan menekan masyarakat untuk
bergerak lebih cepat dari dinamikanya sendiri.
13. Keahlian eksternal
Pemerintah dapat membantu pengembangan masyarakat melalui penyediaan
sumber-sumber, komunikasi, dukungan dan jaringan kerja, tetapi mereka tidak dapat
menentukan bagaimana pengembangan masyarakat akan terjadi. Ahli dari luar dapat
menjadi acuan yang paling besar dalam mengurangi nilai dari pengalaman dan
kebijakan lokal, dan memungkinkan solusi yang tidak tepat.
Hal ini tidak berarti suatu proses pengembangan masyarakat tidak
memanfaatkan pengalaman dari tempat lain. Ahli-ahli atau konsultan luar mungkin
memiliki sesuatu yang berharga yang dapat disumbangkan jika mereka
dipersiapakan melakukan hal itu dalam cara yang menghargai ciri khas masyarakat
lokal perlu mendapat perhatian serius.

14. Membangun masyarakat


9
Semua pengembangan masyarakat akan bertujuan membangun masyarakat.
Membangun masyarakat termasuk memperkuat interaksi sosial dalam masyarakat,
mengajak orang bekerja sama dan membantu mereka untuk komunikasi satu sama
lain dalam satu cara yang mengarah pada dialog yang terbuka, memahami dan aksi
sosial. Kegagalan dalam masyarakat diakibatkan oleh pragaentasi, esolasi, dan
individualisasi.
15. Proses dan Hasil
Penekanan antara hasil dan proses merupakan permasalahan utama pekerja
masyarakat. Proses itu sendiri merupakan hal penting dalam menentukan tujuan dan
proses harus menggambarkan hasil yang dicapai, seperti halnya hasil yang akan
menggambarkan proses yang terjadi masalah etik dan moral dalam proses menjadi
pusat perhatian.
Kemudian penting untuk diketahui bahwa proses dan hasil merupakan hal
yang sangat penting dalam pekerjaan masyarakat dan juga dipahami sebagai hal
yang terintegrasi dari pada fenomena yang terpisah. Untuk itu seorang pekerja sosial
masyarakat dalam prinsip ini harus memperhatikan proses yang terjadi dan hasil
yang dicapai.
16. Integrasi dan Proses
Pendekatan proses yang digunakan dalam membangun masyarakat adalah
merupakan hasil ayng penting dan benar apabila hal tersebut dilakukan melalui arah
yang ingin dicapai, setelah itu membuat proses-proses dalam masyarakat tetap
berlangsung sebagaimana adanya. Oleh karena itu manfaat dari proses ini yaitu
untuk mencapai tujuan sebagai hasil dari pengertian pendukung, keadilan sosial dan
sebagainya.
17. Anti- Kekerasan (Non Violence)
Untuk mencapai komunitas yang kuat berbasis anti kekerasan, maka proses-
proses anti kekerasan harus diutamakan. Mustahil proses yang mengandung
kekerasan dapat menghasilkan sesuatu yang tidak mengandung kekerasan. Dalam hal
ini anti kekerasan tidak saja dipahami sebagai tiadanya kekerasan fisik diantara
sesama anggota komunitas tetapi termasuk tiadanya kekerasan struktural dimana
suatu struktur sosial dan kelembagaan yang ada yang justru menjadi sumber
kekerasan.

18. Keikutsertaan (Inclusivisme)


10
Penggunaan prinsip pengikutsertaan didalam pengembangan komunitas berarti
bahwa sekalipun ada kelompok yang tidak sepakat atas sesuatu hal yang
berhubungan dengan suatu keputusan, kelompok itu tetap harus diikutsertakan dalam
proses bukan malah disingkirkan. Tidak saja perbedaan pandangan bahkan
konfrontasi terkadang diperlukan dan banyak cara yang dapat dipilih untuk
melakukan dan menghadapi konfrontasi.
19. Konsensus tindakan yang benar
Perhitungan dilakukan melalui proses pengembangan masyarakat seharusnya
dilandaskan pada persetujuan bersama dan digunakan untuk membuat keputusan
yang lebih baik. Banyak pendekatan kegiatan masyarakat menurut model konflik
berawal dari persetujuan bersama. Dalam suatu deal konflik yang dipakai untuk
mengatasi masalah-masalah dalam masyarakat seperti kewenangan tuan tanah atau
tindakan lain yang merugikan. Bagaimanapun juga konsensus dilakukan atas
persetujuan seluruh masyarakat dengan maksud untuk mencari jalan keluar atau
pemecahan setiap golongan masyarakat. Konsensus bersama memerlukan waktu
untuk mencapainya. Selain itu, suatu konsensus dilaksanakan dengan melihat
komitmen masyarakat dalam menggunakan ide, gagasan dan pendapat dimana
komitmen-komitmen masayrakat tersebut tidak menjadi rintangan bagi suatu
konsensus yang dibuat.
20. Koperasi atau kerja sama (Cooperation)
Kedua sudut pandang komunitas yaitu sudut pandang ekologis dan sudut
pandang keadilan sosial lebih memerlukan struktur persaingan (kerja sama) daripada
struktur persaingan. Tantangan terberat untuk mewujudkan prinsip ini adalah
kenyataan bahwa sebagian besar kelembagaan yang ada sekarang di setiap
masyarakat (sistem pendidikan, sistem rekrutmen tenaga kerja, sistem ekonomi, dsb)
telah dibentuk berbasis pada struktur persaingan. Apapun bentuknya , persaingan
selalu mengarah pada situasi menang/kalah (win/loose), tetapi persilangan
(kerjasama) selalu lebih mengarah pada situasi menang/menang (win/win).
21. Pasrtisipasi
Pengembangan masyarakat harus selalu mencoba memaksimalkan partisipasi
untuk setiap orang dalam masyarakat yang diwujudkan secara aktif dalam proses
dan kegiatan-kegiatan pengembangan. Namun setiap orang mempunyai partisipasi
yang berbeda-beda tergantung pada keahlian, kepentingan dan kapasitas kerjanya.
Masyarakat yang baik memberikan kesempatan yang luas untuk berpartisipasi dan
11
akan melegitimasi semua orang yang terlibat aktif. Semuanya dapat membantu
kehidupan masyarakat dan semua bentuk pastisipasi perlu didorong dan dianggap
sebagai sesuatu yang berharga. Kelas, jenis kelamin dan suku bangsa diperlukan
untuk berpartisipasi, namun hal tersebut dinilai tradisional untuk mengatasinya oleh
karena itu diperluakn tiga proses:
a. Mengijinkan dan memberikan semangat orang lain untuk berpartisipasi dalam
kegiatan
b. Menegmbalikan watak dalam kegiatan tradisional yang melibatkan orang
banyak agar partisipasi berjalan efektif
c. Kesamaan nilai dalam berpartisipasi
22. Mendefinisikan Kebutuhan
Pengertian kebutuhan merupakan bagian penting dari pengembangan
masyarakat. Ada dua prinsip pengembangan masyarakat yang berkaitan dengan
kebutuhan yaitu :
a. Pengembangan masyarakat harus melihat kebutuhan masyarakat seutuhnya,
konsumen, tenaga kerja dan sumber daya
b. Bermacam-macam kebutuhan baik yang bersifat progresif atau regresif yang
didefinisikan memerlukan peranan semua orang seperti anggota-anggota
kelompok untuk memilih kebutuhan-kebutuhan yang diutamakan.
Mengikutsertakan orang-orang dalam dialog akan mengarahkan mereka pada
kemampuan yang lebih baik untuk mengemukakan kebutuhan mereka.
2.4.4 Model-model Pengembangan Masyarakat
Model pengembangan masyarakat oleh Rothman dalam Suharto (2010, 42-43)
mengembangkan tiga model yang berguna dalam memahami konsepsi pengembangan
masyarakat, yaitu:
a. Pengembangan Masyarakat (Locality Development)
Proses yang ditujukan untuk menciptakan kemajuan sosial dan ekonomi bagi
masyarakat melalui pertisipasi aktif serta inisiatif dari masyarakat itu sendiri.
Anggota masyarakat bukan sebagai klien yang bermasalah melainkan sebagai
masyarakat yang unik dan memiliki potensi yang belum sepenuhnya
dikembangkan. Inti dari proses pengembangan masyarakat adalah pengembangan
kepemimpinan lokal, peningkatan strategi kemandirian, informasi, komunikasi,
relasi dan keterlibatan anggota masyarakat. Orientasinya pada proses.

12
b. Perencanaan Sosial (Social Planning)
Perencanaan sosial berorientasi pada tugas. Keterlibatan masyarakat dalam
proses pembuatan kebijakan, penentuan tujuan dan pemecahan maslahan bukan
merupakan prioritas, karena pengambilan keputusan dilakukan oleh pekerja sosial
di lembaga formal seperti lembaga pemerintahan atau swasta (LSM). Pekerja
komunitas bertugas melakukan penelitian, analisa masalah dan kebutuhan
masyarakat, identifikasi, melaksanakan dan mengevaluassi program pelayanan
kemanusiaan.
c. Aksi Sosial (Social Action)
Pendekatan aksi sosial didasari suatu pandangan bahwa masyarakat adalah
sisstem klien yang seringkali menjadi korban ketidakadilan struktur. Masyarakat
diorganisir melalui proses penyadaran, pemberdayaan dan tindakan-tindakan
actual untuk mengubah struktur kekuasaan agar memenuhi prinsip demokrasi,
kemerataan (equality) dan keadailan (equity). Aksi sosial berorientasi pada proses
dan hasil.
2.4.5 Perencanaan pengembangan masyarakat
Pelaksanaan Pengembangan Masyarakat dapat dilakukan melalui penetapan sebuah
program atau proyek pembangunan. Secara garis besar, perencanannya dapat
dilakukan dengan mengikuti 7 langkah perencanaan. Antara lain:
1. Perumusan masalah. Pengembangan Masyarakat dilaksanakan berdasarkan
masalah atau kebutuhan masyarakat setempat. Beberapa masalah yang biasanya
ditangani oleh PM berkaitan dengan kemiskinan, pengangguran, kenakalan
remaja, pemberantasan buta hurup, dll. Perumusan masalah dilakukan dengan
menggunakan penelitian (survey, wawancara, observasi), diskusi kelompok, rapat
desa, dst.
2. Penetapan program. Setelah masalah dapat diidentifikasi dan disepakati sebagai
prioritas yang perlu segera ditangani, maka dirumuskanlah program penanganan
masalah tersebut.
3. Perumusan tujuan. Agar program dapat dilaksanakan dengan baik dan
keberhasilannya dapat diukur perlu dirumuskan apa tujuan dari program yang
telah ditetapkan. Tujuan yang baik memiliki karakteristik jelas dan spesifik
sehingga tercermin bagaimana cara mencapai tujuan tersebut sesuai dengan dana,
waktu dan tenaga yang tersedia.

13
4. Penentuan kelompok sasaran. Kelompok sasaran adalah sejumlah orang yang akan
ditingkatkan kualitas hidupnya melalui program yang telah ditetapkan.
5. Identifikasi sumber dan tenaga pelaksana. Sumber adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menunjang program kegiatan, termasuk didalamnya adalah
sarana, sumber dana, dan sumber daya manusia.
6. Penentuan strategi dan jadwal kegiatan. Strategi adalah cara atau metoda yang
dapat digunakan dalam melaksanakan program kegiatan.
7. Monitoring dan evaluasi. Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memantau
proses dan hasil pelaksanaan program. Apakah program dapat dilaksanakan sesuai
dengan strategi dan jadwal kegiatan? Apakah program sudah mencapai hasil
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan? suatu kegiatanindikator keberhasilan.
2.4.6 Penerapan Strategi Pengembangan Masyarakat
Dalam ranah pekerjaan sosial, pengembangan masyarakat dilakukan melalui
tiga arah, yaitu:
1. Tingkat Makro
Pada dasarnya, merupakan pembangunan di level normatif di mana
praktisi kesejahteraan sosial dalam arti luas terlibat dalam berbagai pembuatan
perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying,
pengorganisasian masyarakat dan manajemen konflik baik ditingkat provinsi,
regional, dan nasional haruslah juga mempertimbangkan unsur-unsur
kemasyarakatan agar tidak melahirkan kebijakan yang kaku yang hanya
menempatkan masyarakat sebagai objek dari pembangunan namun turut
berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan sosial.
2. Tingkat Mezzo
Pembangunan dilakukan di level komunitas di mana pelaku perubahan
mencoba mengembangkan program yang bersifat preventif, proaktif, dan
kreatif bersama masyarakat melalui pengembangan masyarakat. Di samping
itu, pada tingkat mezzo ini pembangunan dilakukan pada tingkat
organisasional melalui perubahan ditingkat organisasional. Level ini menitik
beratkan pada upaya komunitas peran masyarakat sebagai enterpreneur, yaitu
pelaku perubahan dalam menyediakan beberapa bentuk layanan yang
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Pendidikan dan pelatihan,
dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan
kesadaran, pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
14
3. Tingkat Mikro
Tahapan mikro lebih bersifat rehabilitatif dan remedial
(penyembuhan). Fungsi ini diperlukan, terutama untuk mereka yang perlu
mendapatkan bantuan dengan segera, misalnya para pengungsi yang segera
membutuhkan bantuan sandang, pangan, dan tempat berteduh. Level ini
menitikberatkan pada keluarga maupun individu yang bermasalah. Misalnya
penanganan anak-anak korban kekerasan atau penyalahgunaan NAPZA.
Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui bimbingan,
konseling, stress management, dan crisis intervention.
2.4.7 Hambatan dalam Pengembangan Masyarakat
Walaupun pengembangan masyarakat merupakan proses yang
berkesinambungan dan terencana, namun tetap dalam pelaksanaannya ada hal-hal
yang dirasakan sebagai penghambat atau kendala:
1. Kendala yang berasal dari individu
a. Kestabilan merupakan dorongan internal individu yang berfungsi untuk
menytabilkan dorongan-dorongan dari luar.
b. Kebiasaan (habit)
Teori belajar mengatakan bahwa bila tidak ada perubahan situasi
yang tak terduga maka individu cenderung melakukan kegiatan/aktivitas
sesuai dengan kebiasaannya.
c. Kurang inovatif. Cenderung untuk melakukan hal sama pada berbagai
situasi.
d. Seleksi ingatan dan persepsi.
e. Ketergantungan (dependence)
f. Superego
g. Rasa tidak percaya diri
h. Rasa tidak aman dan regresi
2. Kendala social
a. Kesepakatan terhadap norma tertentu
b. Kesatuan dan kepaduan sistem dan budaya
c. Kelompok kepentingan
d. Hal yang bersifat sacral
e. Penolakan terhadap orang lain

15
2.5. PENGUATAN MASYARAKAT

Dalam upaya memberdayakan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu pertama,
menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang
(enabling).

Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering).


Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif, selain dari hanya menciptakan
iklim dan suasana. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan menyangkut
penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan akses ke dalam berbagai peluang
(opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi berdaya. Dalam rangka
pemberdayaan ini, upaya yang amat pokok adalah peningkatan taraf pendidikan, dan
derajat kesehatan, serta akses ke dalam sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal,
teknologi, informasi, lapangan kerja, dan pasar. Masukan berupa pemberdayaan ini
menyangkut pembangunan prasarana dan sarana dasar fisik, seperti irigasi, jalan, listrik,
maupun sosial seperti sekolah dan fasilitas pelayanan kesehatan, yang dapat dijangkau
oleh masyarakat pada lapisan paling bawah, serta ketersediaan lembaga-lembaga
pendanaan, pelatihan, dan pemasaran di perdesaan, dimana terkonsentrasi penduduk yang
keberdayaannya amat kurang. Untuk itu, perlu ada program khusus bagi masyarakat yang
kurang berdaya, karena program-programumum yang berlaku tidak selalu dapat
menyentuh lapisan masyarakat ini.Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan
individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-nilai
budaya modern, seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, dan kebertanggung jawaban
adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan ini. Demikian pula pembaharuan institusi-
institusi sosial dan pengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan serta peranan
masyarakat didalamnya. Yang terpenting disini adalah peningkatan partisipasi rakyat
dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan masyarakatnya. Oleh
karena itu, pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan,
pembudayaan, pengamalan demokrasi.

Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam proses


pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena
kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan dan
pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan
masyarakat. Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi, karenahal

16
itu justru akan mengerdilkan yang kecil dan melunglaikan yang lemah. Melindungi harus
dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta
eksploitasi yang kuat atas yang lemah. Pemberdayaan masyarakat bukan membuat
masyarakat menjadi makin tergantung pada berbagai program pemberian (charity).
Karena, pada dasarnya setiap apa yang dinikmati harus dihasilkan atas usaha sendiri (yang
hasilnya dapat dipertikarkan dengan pihak lain). Dengan demikian tujuanakhirnya adalah
memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangunkemampuan untuk
memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara berkesinambungan.

2.6. TUJUAN PEMBERDAYAAN DAN PENGUATAN MASYARAKAT


Tujuan pemberdayaan dan penguatan masyarakat adalah memampukan dan
memandirikan masyarakat terutama dari kemiskinan dan keterbelakangan/kesenjangan
/ketidakberdayaan. Kemiskinanan dapat dilihat dari indicator pemenuhan kebutuhan dasar
yang belum mencukupi/layak. Kebutuhan dasar itu, mencakup pangan, pakaian, papan,
kesehatan, pendidikan, dan transportasi. Sedangkan keterbelakangan, misalnya
produktivitas yang rendah, sumber daya manusia yang lemah, terbatasnya akses pada
tanah padahal tergantung pada sector pertanian masih sangat kuat, melemahnya pasar-
pasar local/ tradisional karena dipergunakan untuk memasok kebutuhan dagangan
internasional. Dengan perkataan lain masalah keterbelakangan menyangkyt structural
(kebijakan) dan cultural (Suntoyo Usman,2004)

2.7. PENDEKATAN PEMBERDAYAAN DAN PENGUATAN MASYARAKAT


Kekurangtepatan pemilihan strategi pembangunan terhadap negara dan masyarakatnya
telah menghasilkan paradoks dan tragedi pembangunan seperti yang terjadi pada negara
sedang berkembang sebagai berikut :
1. Pembangunan tidak menghasilkan kemajuan, melainkan justru semakin meningkatkan
keterbelakangan (the development of underdevelopment).
2. Melahirkan ketergantungan (dependency) negara sedang berkembang terhadap negara
maju.
3. Melahirkan ketergantungan (dependency) pheriphery terhadap center.
4. Melahirkan ketergantungan (dependency) masyarakat terhadap negara / pemerintah.
5. Melahirkan ketergantungan (dependency) masyarakat kecil (buruh, usahakecil, tani,
nelayan dll) terhadap pemilik modal.

17
Pada pokoknya, pendekatan konvensional ini ditandai oleh transplantatif
planning, top down, inductive, capital intensive, west-biased technological transfer,
dansejenisnya. Beberapa paradigma pendekatan pembangunan mulai mengalami
pergeserandari yang konvensional menuju pembangunan alternatif, yaitu :

1. Pembangunan wilayah (regional development)


2. Pembangunan berwawasan lingkungan (environmental development).
3. Pembangunan berbasis komunitas (community-based development).
4. Pembangunan berpusat pada rakyat (people-centered development).
5. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
6. Pembangunan berbasis kelembagaan ( institution – based develop).

Ciri mencolok yang membedakan pendekatan alternatif ini adalah penekanannya


terhadap lokalitas, baik dalam pengertian kelembagaan, komunitas, lingkungan, maupun
kultur. Implikasi kebijakan pendekatan ini adalah penekanan pada transformative
andtransactive planning, bottom up, community empowerment, dan participative,
semuanya ini terkenal dengan Pembangunan Komunitas (Community Development).
Strategi pembangunan yang bertumpu pada pemihakan dan pemberdayaan
dipahami sebagai suatu proses transformasi dalam hubungan sosial, ekonomi, budaya,
dan politik masyarakat.
Pendekatan utama dalam konsep pemberdayaandanpenguatan adalah bahwa
masyarakat tidak dijadikan objek dari berbagai proyek pembangunan, tetapi merupakan
subjek dari upaya pembangunannya sendiri. Berdasarkan konsep demikian, maka
pemberdayaandanpenguatan masyarakat harus mengikuti pendekatan sebagai berikut:
pertama, upaya itu harus terarah. Ini yang secara populer disebut pemihakan. Upaya ini
ditujukan langsung kepada yang memerlukan, dengan program yang dirancang untuk
mengatasi masalahnya dan sesuai kebutuhannya. Kedua, program ini harus langsung
mengikutsertakan atau bahkan dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi
sasaran.Mengikut sertakan masyarakat yang akan dibantu mempunyai beberapa tujuan,
yakni agar bantuan tersebut efektif karena sesuai dengan kehendakdan mengenali
kemampuan serta kebutuhan mereka. Selain itu, sekaligus meningkatkan kemampuan
masyarakat dengan pengalaman dalam merancang, melaksanakan, mengelola, dan
mempertanggungjawabkan upaya peningkatan diri dan ekonominya. Ketiga,
menggunakan pendekatan kelompok, karena secara sendiri-sendiri masyarakat miskin
sulit dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Juga lingkup bantuan

18
menjadi terlalu luas jika penanganannya dilakukan secara individu. Pendekatan
kelompok ini paling efektif dan dilihat dari penggunaan sumber daya juga lebih efisien.
Implementasi program pembangunan yang menerapkan strategi
pemberdayaandanpenguatan masyarakat tersebut merupakan suatu konsukensi dari
pergeseran paradigm pembangunan nasional yang mengarah pada tercapainya upaya
pembangunan yang berpusat pada manusia (people centered development).

19
BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Pemberdayaan Komunitas adalah proses pembangunan jejaring interaksi dalam


rangka meningkatkan kapasitas dari semua komunitas, mendukung pembangunan
berkelanjutan, dan pengembangan kualitas hidup masyarakat.Tujuan dari pemberdayaan
komunitas adaah meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, misalnya dengan
peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, pembukaan lapangan pekerjaan, pengentasan
kemiskinan, sehingga kesenjangan sosial dapat diminimalkan.Pemberdayaan masyarakat
hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi.

Dalam pemberdayaan komunitas, dituntut pula partisipasi masyarakat dalam


keseluruhan proses pembangunan mulai perencanaan sampai implementasi di lingkungan
mereka tinggal. Keterlibatan masyarakat baik secara fisik, material, maupun finansial
diharapkan akan meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa memiliki proses dan hasil
pembangunan yang dilakukan pada masyarakat tersebut.

3.2 SARAN

Diharapkan setelah membaca makalah ini dan memahaminya dapat menambah


wawasan tentang pemberdayaan masyarakat khususnya dibidang kesehatan.

20

Anda mungkin juga menyukai