PENDAHULUAN
Transportasi Laut di Jawa Timur. Konsep tersebut dibuat dengan tujuan agar
bongkar muat kapal tidak lagi terpusat di Surabaya, menekan biaya transportasi,
menumbuhkan pusat ekonomi baru, dan secara umum akan menaikkan daya saing
Jawa Timur. Dalam konsep zonasi tersebut, transportasi laut Jawa Timur dibagi
menjadi beberapa zonasi. Zonasi Jawa Timur bagian utara (Lamongan, Tuban,
dilayani oleh Pelabuhan Tanjung Perak, Gresik, Java Integrated Industrial and
Probolinggo.
dengan tujuan sebagai cadangan sistem transportasi akibat terputusnya jalur Pantai
Utara Jawa Timur akibat bencana lumpur Sidoarjo (Lapindo). Namun dalam
1
2
salah satu motor penggerak ekonomi. Hal itu dibuktikan dengan perkembangan
arus bongkar muat barang di Pelabuhan Probolinggo yang cukup signifikan dan
terus meningkat dari tahun ke tahun. Tercatat rata-rata kunjungan kapal pada
Tahun 2016 sebanyak 25 kapal per bulan, pada Juli 2017 jumlah itu meningkat
menjadi 36 kapal per bulan atau naik 44 persen. Sedangkan rata-rata volume
bongkar muat per bulan pada Tahun 2016 sebesar 36.048 ton per meter kubik.
Kemudian pada Juli 2017 jumlah itu meningkat 137,70 persen menjadi 85.686 ton
Pelindo III kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam hal ini
dengan panjang 783 meter dan lebar 9,6 meter; pembangunan jetty 3 dengan
panjang 290 meter dan lebar 41 meter; serta pembangunan tugboat jetty
direncanakan memiliki sistem deck on piles, yaitu balok dan pelat lantai
dengan diameter 812 mm tebal 14 mm untuk jetty dan diameter 711 mm tebal
sheet pile atau open pile panjang ≥ 200 m atau luas ≥ 6.000 m2, maka rencana
Tahun 2012. Tentang Izin Lingkungan Pasal 8 ayat (2), disebutkan bahwa
kerja pemerintah provinsi, atau satuan kerja pemerintah kabupaten/ kota, maka
studi AMDAL Tunggal. Studi AMDAL ini hanya akan mengkaji rencana
1. Apa dampak penting hipotetik (DPH) pada penurunan kinerja jalan dalam
2. Parameter apa saja yang di uji pada saat analisis dampak penting hipotetik
Probolinggo ?
1.3 Tujuan
2. Mengetahuni parameter apa saja yang di uji pada saat analisis dampak
Kabupaten Probolinggo.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mendasar yang diakibatkan oleh suatu Usaha dan/atau Kegiatan. Dampak yang di
a. Pencemaran laut
b. Kebisingan
c. Pencematan tanah
e. Privatisasi lahan
1. Komponen Geo-Fisik-Kimia
A. Geografi
6
7
timur. Luas kota Probolinggo adalah berupa daratan seluas 56.667 km2.
Kecamatan Kademangan
Kecamatan Kadopok
Kecamatan Wonasih
Kecamatan Kanigaran
B. Klimatologi
1. Curah Hujan
mm. Pada tahun 2015, hujan mulai turun pada bulan November
November - -
Desember 96 7
Sumber Kecamatan mayangan Dalam angka 2016
bulan Desember, Januari,dan Februari. Sedangkan angin timur pada bulan Juli,
2. Suhu Udara
hingga Juni 2017 dari jam 7.00 WIB- 19.00 WIB . Hasil
3. Angin
yang sudah ada yang tertera pada dokumen Adendum ANDAL dan
dengan 2012. Data angin di catat dengan interval waktu satu jam.
11
4. Arus Laut
sebagai berikut.
326,67o
302,33o
12
NO2, PM20, PM2.5, Pb dan Dustfall. Hasil uji kualitas udara ambien
D. Morfologi
kurang dari 50 meter dia atas permukaan air laut. Apabila ketinggian
ketinggian 0-20 m.
13
E. Geologi
Kanigaran.
1. Jenis tanah
2. Kemampuan tanah
pembatasnya.
a) Kedalaman efektif
b) . Tekstur Tanah
c) Drainase
di daerah tengah..
F. Hidrologi
berkala memeriksa kualitas air laut. Hasil pengujian kualitas air laut
memenuhi baku mutu. Namun, pada hasil uji parameter DO dan BOD5
TSS, NO3, dan PO4 di tiga titik lokasi pengambilan sampel hasilnya
1 Depan - Tidak -
Gerbang Berbau
Dermaga
(Kedala
man 1m)
2 Depan - Tidak 0,85
dermaga Berbau
(kedala
man5m)
3 Mangrov <0,258 Tidak 4,95
e Berbau
Pariwisa
ta
Probolin
ggo
H. Penggunaan Lahan
2. Komponen Biologi
A. Flora
vegetasi/ha
20
B. Fauna
yang relatif aman dari keberadaan proyek seperti jenis : Aves; Ayam
jawa; Burung walet; dan jenis mamalia : tikus, kucing, dan kambing.
Salah satu satwa yang menarik warga probolinggo adalah Hiu paus.
a. Hiu Paus
salah satu jalur migrasi dan habitat hiu paus. Terbukti dari sering
dan informasi yang akurat dan terkini. Adapun data dan informasi
bebas melayang atau hanyut dalam air, daya renangnya sangat lemah
dengan indeks 2,20 dan 1,87. Hal ini diakibatkan oleh kegiatan reklamasi
D. Terumbu Karang
serta tempat berkembang biak. Selain itu secara fisik, terumbu karang
2014 dan meingkat pada titik 0,0184 ha. Hal ini di akrenakan kegiatan
budi daya terumbu karang yang semakin meluas dan di gencarkan oleh
pihak setempat.
3. Komponen Sosial-Ekonomi-Budaya
A. Demografi
62.162 Jiwa yang terdiri atas laki laki sebanyak 30.507 Jiwa dan
km2, artinya setiap satu kilo meter persegi wilayah di huni sebanyak
7.82.
23
B. Sosial Ekonomi
berikut :
C. Sosial Budaya
2005
7 Lainnya -
Jumlah 72
25
1 BKIA 1
2 Bidan BKIA 5
3 Pembantu Bidan -
4 Dukun dalam Daerah 6
5 Dukun yang terlatih 6
6 Unit Bersalin 11
7 Pengunjung Rumah -
8 Posyandu 55
5. Komponen Transportasi
A. Transportasi Darat
1. Jaringan Jalan
kewenangan jalan tersebut terdiri atas jalan negara 22.04 km, jalan
jalan aspal.
2. Dimensi Jalan
Lama
3. Pola Pergerakan
4. Angkutan Kota
5. Sistem Terminal
6. Kondisi Parkiran
parkir di jalan dan di luar jalan. Ruang parkir untuk ruang jalan
atau yang perlu di iikuti agar pemakai jalan menjadi lebih efesien
dan marka jalan yang di tentukan secara hati hati akan menunjang
wilayah.
B. Trasportasi Laut
Perikanan Mayangan.
petikemas :
ruang.
6. Komponen Hindrooseanografi
tahun
yang bersumber dari google earth dari tahun 2012 hingga 2017,
kegiatan. Dalam kurun waktu 5 tahun, yaitu antara 2012 hingga 2017,
326,67o
34
-
Arus Kedalaman 0,9 d
-
Kecepatan arus maksumim 0,215 m/s dengan arah 266,67o
302,33o
Pasang surut merupakan naik turunnya muka air laut akibat adanya
gaya tarik benda benda di langit terutama matahari dan bulan terhadap
pasang dan 2 kali surut dengan periode yang tidak sama. Analisa pasang
perencanaan fasilitas laut, untuk mengetahui tipe pasang surut yang terjadi
besar, yaitu 2,2 meter. Dari arah barat laut setinggi 1,4 meter
- Pemukiman
lingkungan.
37
hadiri kurang lebih 103 orang yang berasal dari masyarakat lokal. Pada acara
Konsultasi Publik, maka unsur masyarakat yang akan mewakili pada komisi
penilai AMDAL sejumlah 7 (tujuh) orang yang terdiri dari tokoh masyarakat
Mangunrahardjo.
3 Pelabuhan Probolinggo
kepada masyarakat yang terlibat dalam proses AMDAL berupa iklan di surat
cetak Hari Pagi ‘Surya’ edisi kamis,31 agustus 2015 dengan jangkauan
kecamatan Mayangan.
- Diskusi Interaktif
selanjurnya di dokumentasi
- Evaluasi terhadap hasil diskusi dan pengolahan data hasil kuesioner serta
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan kegiatan studi lapangan dalam bidang
3.1.1 Tempat
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan kurang lebih 3 bulan yaitu bulan Juni – Agustus
tahun 2018 pada hari Senin-Jumat dengan mengikuti jam kerja perusahaan. Pelaksanaan
dimulai dari pengenalan perusahaan, pengumpulan data, pengolahan data, dan pelaporan hasil
Praktek Kerja Lapangan. Laporan akhir yang telah selesai dikerjakan diberikan kepada
perusahaan sebagai laporan pertanggung jawaban, serta dosen pembimbing sebagai bukti
40
41
Cara kerja dari praktek kerja lapangan disajikan dalam bentuk bagan pada Gambar 3.2
Survey Pendahuluan :
Survey Relevansi identifikasi resiko di lapangan
Studi Literatur
Menganalisis data :
Analisis Dampak
Ide praktek kerja lapangan ini adalah mengenai Kajian AMDAL di Dermaga 3 Kabupaten
Probolinggo.
42
Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari informasi yang mendukung dari Praktek Kerja
Lapangan ini
Pada tahap ini dilakukan dengan mengumpulakan data. Data yang di ambil selama Praktek
Kerja Lapangan ( PKL) adalah data volume lalu lintas dan ruas jalan.
Metoda pengambilan data volume arus lalu lintas dilakukan dengan pencacahan
arus lalu lintas tiap jenis kendaraan (traffic counting) pada ruas jalan, dengan perlengkapan
form isian dan alat hitung. Pencacahan dilakukan dengan interval waktu 15 (lima belas)
menit yang mencakup periode jam sibuk. Prakiraan jam sibuk didasarkan pada kondisi tata
guna lahan di sekitar jalan/simpang yang akan diamati. Dari hasil pengamatan ditentukan
periode jam pencacahan adalah pukul 06.00 – 17.00. Klasifikasi kendaraan yang disurvai
adalah :
- Light Vehicle (LV) : Kendaraan ringan, meliputi mobil pribadi, pickup, dan
angkutan kota
- Heavy Vehicle (HV) : Kendaraan berat, meliputi bus sedang, bus besar, truk 2 As,
Data geometri ruas diperoleh dengan cara pengukuran langsung di lapangan maupun
- Lebar lajur
Data lain yang diperlukan meliputi fasilitas kelengkapan jalan, yaitu meliputi
pelayanan yang ada saat ini dan kondisi setelah ada perubahan kondisi arus lalulintas
𝑉
DS = ....................................................................(2)
𝐶
- Tundaan Lalulintas ( DT )
Keterangan :
PEMBAHASAN
Metode pengumpulan dan analisis data yang disampaikan dalam hal ini
data yang relevan dan representatif dengan Dampak Penting Hipotetik (DPH)
yang akan dianalisis. Dalam Tabel 4.1 berikut ini adalah pengelompokan DPH
TAHAP OPERASI
1 Peluang kerja Pemenuhan Tenaga Kerja
46
47
data tersebut digunakan sebagai masukan dalam memprakirakan besaran dan sifat
diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari kegiatan proyek.
hidupsekitarnya.
Jenis data yang diperlukan untuk studi AMDAL ini berupa data primer
lapangan. Data sekunder didapatkan dari data penelitian orang lain (pendekatan
pengambilan data.
lainnya.
budaya.
lingkungannya.
c) Pendekatan Instansional
lingkungan yang akan terkena dampak besar dan penting oleh kegiatan
Baku Mutu Udara Ambien Dan Emisi Sumber Tidak Bergerak Di Jawa
Jawa Timur No 10 Tahun 2009 Tentang Baku Mutu Udara Ambien Dan
matematis.
B. Kebisingan
No. 1 dan 3 Tahap Konstruksi, dan DPH No. 4 Tahap Operasi (Tabel 4.1).
kebisingan.
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat
kawasan permukiman .
dan peralatan yang digunakan dalam menelaah kualitas air permukaan dapat
dilihat pada Tabel 3.2. yang kemudian hasil analisa disajikan dalam bentuk
Mutu Air Laut khususnya Baku Mutu Air Laut Untuk Perairan Pelabuhan
(Lampiran I).
54
( Lampiran )
(dua) lokasi:
meteran jahit untuk pohon (diameter >4 cm), sapling (diameter < 4 cm,
Untuk sub-kuadrat tiap tegakan, antara lain pohon (10 m x 10 m), sapling
kuadrat
55
lokasi:
Komponen fauna darat yang diamati dan diinventarisasi adalah satwa liar
yang
mungkin ada maupun satwa budidaya, baik dari jenis mammalia, jenis-jenis
kelimpahan.
Benthos )
plankton dan bentos ada sama dengan lokasi pengambilan sampel kualitas air
laut . Pengoperasian plankton net adalah dengan cara ditarik pada sisi
samping atau belakang perahu dengan kecepatan rendah, sekitar 2 knot (3.8
km/jam) selama beberapa menit. Volume air tersaring dapat dicari melalui
persamaan berikut;
𝑉 =𝐴𝑥𝑑
bentosnya dari dasar perairan, yaitu dengan bantuan alat van Veen grab atau
adalah penyaringan dari sampel. Pada dasarnya sampel yang diperoleh saat
ukuran mata saringan terkecil yang biasa digunakan adalah 0.5 mm (English
kemudian dialiri air hingga materi lain selain benda berukuran diatas 0.5
mm akan tertahan.
58
Indeks
Keanekaragaman Kondisi struktur komunitas Kategori
> 2.41 Sangat stabil Sangat baik
Jumlah dan lokasi pengambilan sampel secara rinci dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut.
3. Permukiman sekitar
lokasi rencana 7°44,15.12" S
kegiatan 113°12'50.04" T
Satu titik
terletak pada
3 Kualitas Air Laut 1. lokasi 7°42'29.84" S
rencana jetty 113°13'2.01"T
Satu titik terletak
2. pada titik awal 7°42'53.27"S
lokasi rencana
trestle 113°12'50.16"T
Satu titik terletak
3. pada rencana 7°42'13.63"S
alur kapal 113°13'2.23"T
Satu titik di
daerah mangrove
5. Flora Fauna Darat 1. di 7°44'20.11"S
60
Kelurahan
Sukabumi 113°12'27.71"T
Satu titik di
daerah mangrove
2. di 7°44'21.36"S
Kelurahan
Mangunharjo 113°13'50.68"T
Satu titik
Plankton dan terletak pada
6. Benthos 1. lokasi 7°42'29.84" S
rencana jetty 113°13'2.01"T
Satu titik terletak
2. pada titik awal 7°42'53.27"S
lokasi rencana
trestle 113°12'50.16"T
Satu titik terletak
3. pada rencana 7°42'13.63"S
dapat berupa metode formal maupun metode non formal. Metode formal
timbul, yang telah diakui secara nasional dan/ atau internasional. Termasuk
menjadi dasar. Termasuk dalam metode ini adalah pembobotan, analogi, dan
penilaian pakar.
61
lingkungan sebelum adanya kegiatan dan yang diperkirakan akan ada setelah
yang timbul akibat kegiatan proyek yang sejenis pada daerah tertentu
dan pengalaman para tim ahli sesuai dengan keahlian dari masing-
sikap masyarakat.
lingkungan.
digunakan adalah metode formal dalam hal ini Box Model (Rau dan
pengadukan horizontal.
Dimana :
C = Konsentrasi partikulat, µg/m3
2. Kebisingan
Digunakan untuk memprakirakan besaran dampak pada DPH No. 1
dan 3 tahap konstruksi dan DPH No. 4 tahap operasi (Tabel 4.1).
formal matematis.
diperkirakan akan ada tanpa adanya kegiatan pembangunan dan yang diperkirakan
akan ada dengan adanya kegiatan pembangunan tersebut, pada tataran waktu yang
sama. Munn berpendapat bahwa sifat kondisi lingkungan tidak stabil di waktu
mendatang meski tidak ada kegiatan pembangunan, karena sebagian besar sifat
Dimana :
KL2 = Nilai parameter lingkungan hidup yang akan datang dengan
adanya rencana kegiatan
KL1 = Nilai parameter lingkungan hidup yang akan datang tanpa
adanya rencana kegiatan.
Satuan dari besaran dampak adalah sesuai dengan satuan dari parameter
lingkungan yang ditinjau. Sebagai titik acuan digunakan nilai parameter lingkungan
65
dalam rona awal lingkungan (KL0). Dengan demikian secara praktek bisa
dikatakan bahwa KL1 adalah KL0 yang diproyeksikan dengan nilai pertumbuhan
alami pada suatu jangka waktu tertentu dari suatu parameter lingkungan hidup.
Sedangkan KL2 adalah KL0 yang diproyeksikan dengan nilai pertumbuhan yang
diakibatkan suatu rencana kegiatan pada suatu jangka waktu tertentu dari suatu
Secara umum metode prakiraan dampak besar dan penting dapat dilakukan
dengan metode formal ataupun non-formal. Penggunaan data runtun waktu (time
series) yang tersedia akan menunjukkan perubahan kualitas lingkungan dari waktu
kualitas lingkungan hidup yang diprakirakan dengan adanya rencana kegiatan dan
mengacu pada pasal 22 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, yaitu:
dampak;
dampak, maka
kepentingan dampak yang digunakan adalah Dampak Penting (P) dan Dampak
Tidak Penting (TP). Kriteria penetapan tingkat kepentingan dampak adalah sebagai
berikut :
Penting (P).
berdasarkan
kriteria pasal 22 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 ditunjukkan pada
tabel dibawah ini. Namun tidak menutup kemungkinan terdapat pertimbangan lain
Khusus untuk komponen sosial, ekonomi dan budaya, sifat penting atau tidak
penting
sebab unsur sarana dan prasarananya masih tersedia, meski telah terjadi
gejolak.
4) Dampak tidak penting menunjuk pada tidak terjadinya perubahan yang berarti
lingkungan hidup. Pada tingkat ini tingkat reaksi masyarakat sangat kecil dan
tidak berarti.
rencana kegiatan.
sebagai satu kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga
diketahui sampai sejauh mana perimbangan antara resiko dan manfaat yang
tindakan tersebut.
aliran dampak, sehingga bisa diketahui dimana dan kapan upaya pengelolaan
apa saja yang terkena dampak. Sementara itu dengan informasi ini
perundang-undangan.
dan/atau
j. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari
lokasi rencana kegiatan, dalam hal terdapat perhitungan daya dukung dan
BAB V
SIMPULAN
a. Peningkatan kebisingan
c. Peningkatan kebisingan
e. Peluang kerja
f. Persepsi masnyarakat
a. Kebisingan
b. Kualitas udara
72
Daftar Pustaka
BPS. 2016. Kota Probolinggo Dalam Angka Tahun 2016. Probolinggo : Badan
Pusat Statistik
BPS. 2016. Kecamatan Mayangan Dalam Angka Tahun 2016. Probolinggo : Badan
Pusat Statistik
Champion, Dean J. 1981. Basic Statistic for Social Research. New York :
Macmillan Publisher. Co. Inc.
Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan Provinsi Jawa Timur. 2013.
Laporan Akhir Penyusunan Addendum AMDAL Pelabuhan Laut Tanjung
Tembaga Probolinggo.
Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan Provinsi Jawa Timur. 2016.
Laporan Akhir Penyusunan Kajian Teknis Pembangunan Dermaga III
Pelabuhan Probolinggo.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 1996 tentang Baku
Tingkat Kebisingan
73
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 49 Tahun 1996 tentang Baku
Tingkat Getaran
Lampiran