Anda di halaman 1dari 14

SPO

(STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL)


BEDAH

RSIA ANUGRAH PONTIANAK


2018
KEPALA KAMAR OPERASI
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

1/2

Tanggal Terbit : Ditetapkan


Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. HIlmi K Riskawa,Sp.A.,M.Kes

PENGERTIAN Proses kegiatan mengkoordinasi jalannya operasi dan keselamatan pasiennya.


Untuk memastikan proses kesiapan, pelaksanaan (pre, intra, Post Op)
TUJUAN
Selama jalannya operasi
KEBIJAKAN
A. Melaksanakan Fungsi Perencanaan (P1)
1. Menerima input kegiatan pembedahan dari ruang rawat/
poliklinik/dokter/ luar.
2. Menyusun rencana kegiatan pembedahan berdasarkan jenis, jumlah
dan kemampuan kamar operasi.
3. Menentukan macam dan jumlah alat yang dipergunakan serta
kegunaannya dalam pelayanan pembedahan.
4. Membagi harian dengan memperhatikan jumlah dan tingkat
kemampuyan tenaga keperawatan.
5. Menyusun program pengembangan staf.
6. Membuat pola ketenagaan di kamar bedah.
7. Mengelola ketenagaan di unit kamar beda sesuai dengan jenis
pelayanan pembedahan yang direncanakan.
8. Bersama staf menentukan jumlah pegawai yang dibutuhkan di kamar
operasi.
PROSEDUR 9. Menyusun program alat dan obat sesuai kebutuhan.
10. Berperan aktif menyusun prosedur/ tata kerja kamar operasi
(termasuk menyusun pedoman penggunaan alat)

B. Melaksanakan Fungsi Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)


1. Memantau seluruh staf dalam penerapan dan pelaksanaan peraturan /
etik yang berlaku di kamar operasi.
2. Mengatur pelayanan pembedahan sesuai dengan kebutuhan tim dan
kemampuan tenaga kamar operasi.
3. Membuat jadwal kegiatan:
a. Pemanfaatan tenaga seefektif mungkin
b. Mengatur pekerjaan secara merata
c. Menerapkan kebijaksanaan yang berlaku
4. Memantau pelaksanaan tugas yang dibebankan
5. Mengatur pemanfaatan sumber daya secara efektif dan efisien:
a. Mengadakan pelatihan untuk pegawai secara berkesinambungan
KEPALA KAMAR OPERASI
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

2/2

b. Memberi orientasi kepada pegawai baru di kamar operasi.


c. Mengatur pengadaan, pemeliharaan dan penggunaan bahan-
bahan/alat-alat di kamar operasi.
6. Menciptakan suasana kerja yang harmonis.
7. Melakukan supervisi terhadap tenaga/ staf.

C. Melaksanakan Fungsi Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3)


1. Mengawasi pelaksanaan tugas masing-masing pegawai.
2. Mengawasi penggunaan alat dan bahan agar diguanakn secara tepat
guna dan hasil guna.
3. Mempertahankan kelengkapan bahan dan alat.
4. Mengatur agar alat tetap di invertarisasi secara periodik.
5. Mengawasi pelaksanaan inventarisasi secara periodik.
PROSEDUR 6. Mengawasi kegiatan tim bedah sehubungan dengan perkembangan
tindakan yang ada dan mengadakan peninjauan kembali tentang:
a. Rencana pelayanan tindakan pembedahan.
b. Kebutuhan pelayanan pembedahan.
c. Masalah-masalah yang timbul
d. Fungsi kegiatan pegawai di kamar operasi.
7. Secara kontinyu menganalisa kegiatan tatalaksana kamar operasi
yang ada hubungannya dengan penggunaan alat/ bahan secara efektif
dan efisien, dengan jalan meninjau kembali tentang:
a. Program kamar operasi
b. Rencana pengawasan
c. Penggunaan alat/ bahan sesuai dengan tatalaksana kamar operasi.
d. Masalah-masalah yang timbul dalam menjalankan tatalaksana
kamar operasi.
UNIT Ruang Operasi
TERKAIT
ASISTEN OPERATOR
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan


Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. HIlmi K Riskawa,Sp.A.,M.Kes

Bertanggung jawab atas asistensi dokter ahli beda dalam melaksanakan


PENGERTIAN tindakan pembedahan sesuai dengan kode etik, standar pelayanan dan
prosedur teknik tindakan pembedahan.
TUJUAN Untuk membantu operator dalam operasi.
KEBIJAKAN
1. Memanggil, mengecek, mempersiapkan pasien yang akan dioperasi.
2. Mempelajari operasi yang akan dilakukan.
3. Diskusi dengan operator tindakan apa yang akan dilakukan.
4. Mengecek kelengkapan alat operasi.
5. Melakukan cuci tangan steril.
6. Menggunakan handscoon steril.
7. Menggunakan jas steril.
8. Melakukan scrubbing atau memberi antiseptik area operasi.
9. Melakukan drapping atau memasang duk steril untuk membatasi area
insisi.
PROSEDUR
10. Membantu operator dalam pelaksanaan pembedahan.
11. Melakukan heacting sub kutis dan epidermis.
12. Melakukan dressing menggunakan sufratule, kassa steril dan hypafix.
13. Membantu instrumentator dalam mengecek kelengkapan alat,
instrumen, kasa sebelum dan sesudah operasi.
14. Merapikan pasien setelah selesai dilakukan pembedahan.
15. Membantu membereskan, merapikan kembali alat-alat dan lingkungan
kamar beda agar siap dipakai untuk tindakan pembedahan berikutnya.
16. Membuat asuhan keperawatan.

UNIT Ruang Operasi


TERKAIT
SCRUB NURSE
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

1/2

Tanggal Terbit : Ditetapkan


Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. HIlmi K Riskawa,Sp.A.,M.Kes

Seorang tenaga perawat profesional yang diberi wewenang dan tugas dalam
pengelolaan asuhan keperawatan, paket alat pembedahan, selama intra
PENGERTIAN
operatif, tindakan pembedahan berlangsung sesuai dengan kode etik dan
standar profesi serta prosedur teknis keperawatan.
Untuk menyediakan atau membantu operator dalam menyediakan alat
TUJUAN
atau instrumen dalam operasi.
KEBIJAKAN
A. Sebelum Pembedahan
1. Melakukan Kunjungan pasien yang akan dibedah minimal sehari
sebelum pembedahan untuk memberikan penjelasan/
memperkenalkan tim bedah.
2. Menyiapkan ruangan operasi dalam keadaan siap pakai meliputi:
kebersihan ruang operasi dan peralatan, meja mayo/ instrumen, meja
operasi lengkap, lampu operasi, mesin anatesi lengkap, suction pump,
gas medis.
3. Menyiapkan set instrumen steril sesuai jenis pembedahan.
4. Menyiapkan cairan antiseptic dan bahan-bahan sesuai keperluan
pembedahan.

B. Saat Pembedahan
1. Melakukan cuci tangan bedah
2. Memasang jas steril.
PROSEDUR
3. Memasang sarung tangan steril
4. Membantu mengenakan jas steril dan sarung tangan steril untuk ahli
bedah dan asisten.
5. Menata instrument steril dimeja mayo sesuai dengan urutan prosedur
pembedahan.
6. Memberikan cairan antiseptik kulit yang akan diinsisi.
7. Memberikan laken steril untuk tindakan drapping.
8. Bersama perawat sirkuler atau perawat anestesi untuk melakukan
time out dan sign out.
9. Memberikan instrument ke ahli bedah sesuai urutan prosedur dan
kebutuhan tindakan pembedahan secara tepat dan benar.
10. Memberikan kain kassa yang telah digunakan dengan menggunakan
alat.
11. Menyiapkan benang jahitan sesuai kebutuhan, dalam keadaan siap
pakai.
SCRUB NURSE
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

2/2

12. Mempertahankan instrumen selama pembedahan dalam keadaan


tersusun secara sistematis untuk memudahkan saat bekerja.
13. Membersihkan instrumen dari darah pada saat pembedahan untuk
mempertahankan sterilisasi alat dari meja mayo.
14. Menghitung kain kassa, jarum dan instrumen. Memberitahukan hasil
penghitungan jumlah alat, kain kassa dan jarum pada ahli bedah
sebelum operasi dimulai dan sebelum luka ditutup lapis demi lapis.
15. Menyiapkan cairan untuk mencucui luka.
16. Membersihkan kulit sekitar luka, setelah luka dijahit.
17. Menutup luka dengan kain kassa steril.
18. Menyiapkan bahan pemeriksaan laboratorium/ patologi jika ada.

C. Setelah Pembedahan
1. Memfiksasi drain, dan kateter (jika terpasang)
2. Membersihkan dan memeriksa adanya kerusakan kulit pada daerah
PROSEDUR yang dipasang electrode (wajib dikerjakan)
3. Mengganti alat tenun, baju pasien dan penutup serta memindahkan
pasien dari meja operasi ke kereta dorong.
4. Memeriksa dan menghitung semua instrumen sebelum dikeluarkan
dari kamar operasi.
5. Memeriksa ulang catatan dan dokumentasi pembedahan dalam
keadaan lengkap.
6. Membersihkan instrumen bekas pakai.
7. Membungkus instrumen sesuai jenis macam, bahan, kegunaan dan
ukuran. Memasang indikator autoclave, dan membuat label nama
alat-alat (set) pada setiap bungkusan instrument dan selanjutnya sap
untuk disterilkan sesuai prosedur yang berlaku.
8. Membersihkan kamar operasi setelah tindakan pembedahan selesai
agar siap pakai.

UNIT Ruang Operasi


TERKAIT
CIRCULATING NURSE
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

1/2

Tanggal Terbit : Ditetapkan


Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. HIlmi K Riskawa,Sp.A.,M.Kes

Tenaga perawat professional yang diberi wewenang dan tanggung jawab


PENGERTIAN
membantu kelancaran pelaksanaan tindakan pembedahan.
TUJUAN Untuk membantu kelancaran operasi.
KEBIJAKAN
A. Sebelum Pembedahan
1. Menerima pasien yang akan dibedah.
2. Melakukan serah terima pasien dan perlengkapan sesuai isian check
list, dengan perawat ruang rawat.
3. Memeriksa dengan menggunakan formulir “check list” meliputi:
a. Kelengkapan dokumen medis antara lain:
(1) Izin Operasi
(2) Hasil pemeriksaan laboratorium terakhir
(3) Hasil pemeriksaan radiologi/ foto rontgen
(4) Hasil pemeriksaan ahli bedah/anastesi (pra visit anastesi)
(5) Hasil konsultasi ahli lain sesuai kebutuhan.
b. Kelengkapan obat-obatan, cairan, alat kesehatan
c. Persediaan darah bila perlu
4. Melakukan pengkajian keperawatan
5. Memeriksa persiapan fisik
6. Menyusun Askep Pre Operatif
PROSEDUR
7. Memberikan penjelasan ulang kepada pasien sebatas kewenangan
tentang:
a. Gambaran rencana tindakan pembedahan yang akan dilakukan
b. Tim bedah yang akan menolong
c. Fasilitas yang ada di dalam kamar bedah, antara lain lampu operasi
dan mesin pembiusan
d. Tahap-tahap anastesi
B. Saat Pembedahan
1. Mengatur posisi pasien sesuai dengan jenis pembedahan dan
bekerjasama dengan petugas anastesi.
2. Memasang sarung tangan steril.
3. Membuka set steril dengan teknik aseptik.
4. Mengingatkan tim bedah jika mengetahui adanya penyimpangan
penerapan teknik aseptik.
5. Mengikat tali jas steril tim bedah.
6. Mengingatkan waktu time out.
CIRCULATING NURSE
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

2/2

7. Membantu mengukur dan mencatat kehilangan darah dan cairan,


dengan cara mengetahui jumlah produksi urine, jumlah perdarahan,
jumlah cairan yang hilang.
8. Mencatat jumlah cairan yang hilang dengan cara menjumlahkan
perdarahan yang berasal dari kassa, suction, dan urine dikurangi oleh
pemakaian cairan untuk pencucian luka selama pembedahan.
9. Melaporkan hasil pemantauan hemodinamik kepada ahli anastesi.
10. Menghubungi petugas penunjang medis (radiologi, laboratorium),
bila perlu selama pembedahan.
11. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan pemeriksaan.
12. Menghitung dan mencatat pemakaian kassa bekerjasama dengan
scrub nurse.
13. Mengukur dan mencatat tanda-tanda vital.
14. Mengambil instrument yang jatuh dengan menggunakan alat dan
memisahkan dari instrument yang steril.
15. Memeriksa kelengkapan instrument dan kain kassa, bersama perawat
instrument agar tidak tertinggal dalam tubuh pasien sebelum luka
operasi ditutup.
PROSEDUR 16. Merawat bayi untuk kasus section caesaria.

C. Setelah Pembedahan
1. Membersihkan dan merapikan pasien yang sudah selesai dilakukan
pembedahan.
2. Memindahkan pasien dari meja operasi ke kereta dorong yang telah
disediakan.
3. Mengatur dan mencatat tanda-tanda vital.
4. Mengukur tingkat kesadaran, dengan cara memanggil nama pasien,
memberikan stimulus, memeriksa reaksi pupil.
5. Meneliti, menghitung dan mencatat obat-obatan serta cairan yang
diberikan ke pasien.
6. Memeriksa kelengkapan dokumen medik (laporan operasi, anastesi
dan PA)
7. Mendokumentasikan tindakan keperawatan selama pembedahan.
8. Melakukan evaluasi askep pre, intra, post operasi di kamar bedah.
9. Melakukan serah terima dengan perawat/ petugas di ruang pemulihan.

UNIT Ruang Operasi


TERKAIT
ALUR PROSEDUR DI RUANGAN
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan


Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. HIlmi K Riskawa,Sp.A.,M.Kes

Suatu proses menerima, mempersiapkan, melaksanakan dan menyerahkan


PENGERTIAN
pasien yang dioperasi.
Untuk menerangkan langkah-langkah penerapan, penerimaan, persiapan,
TUJUAN
pelaksanaan dan penyerahan pasien selama proses operasi.
KEBIJAKAN
1. Pasien masuk kamar dioperasi melalui rawat jalan atau rawat inap
diantar oleh perawat dari ruangan rawat jalan atau rawat inap ke kamar
operasi.
2. Perawat ruangan menyerahkan pasien ke perawat kamar operasi dengan
menyerahkan status rekam medis yang lengkap (status rekam medis
pasien, laboratorium, foto rontgen, darah, formulir inform concern dan
keterangan puasa pasien) dan formulir serah terima pasien yang sudah
ditanda tangani oleh kedua belah pihak (perawat yang mengatar dan
menerima)
3. Dokter anestesi menjelaskan ulang resiko operasi yang akan dilakukan
kepada pasien dengan mengisi format inform concern pasien.
4. Perawat kamar operasi melakukan sign in di ruang persiapan pasien.
PROSEDUR 5. Pasien dimasukan ke kamar operasi dengan melakukan time out selama
operasi.
6. Dokter operator membuat laporan operasi, membuat pengantar cek Lab
Patologi (bila perlu) dan rontgen (bila perlu)
7. Dokter anestesi membuat laporan anestesi.
8. Perawat bedah dan perawat anestesi mencatat pemakaian bahan habis
pakai bedah dan anestesi.
9. Menyerahkan pasien ke ruangan pemulihan (Recovery Room)
10. Setelah sadar, pasien dipindahkan ke ruangan perawatan atau ke
ruangan intensive dengan serah terima pasien post operasi serta
menyerahkan status yang lengkap.

UNIT Ruang Operasi


TERKAIT
ALUR PROSEDUR
DI INSTALASI BEDAH SENTRAL
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

2/2

PENANGGUNG REFERENSI
ALUR PROSEDUR
JAWAB

Pasien Rawap Jalan


Pasien Rawap Inap

Perawat Ruangan Ruang Transfer Status Rekam


IGD / Rawat Inap Medis
(Serah Terima Perawat Formulir Serah
Ruangan dan Perawat Terima Data Pra
Ruang Operasi) Bedah

Dokter Operator
Dokter Anestesi Time Out
Kamar Operasi Laporan Operasi
Scrub Nurse
Laporan Anestesi
Circulating Nurse Laporan Pemakaian Bahan
Habis Pakai
Dokter Anastesi Bedah dan Anestesi
Ruang Pemulihan Form Patologi
Perawat Anastesi
Form Rontgen
Sign Out

Ruang Rawat Inap Form Serah Terma Post


Operasi

Status RekamMedis
PERSIAPAN PASIEN OPERASI
DI RUANG RAWAT INAP
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

1/2
Tanggal Terbit : Ditetapkan
Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. HIlmi K Riskawa,Sp.A.,M.Kes

Suatu tindakan persiapan yang dilakukan di ruang rawat inap sebelum


PENGERTIAN
dilakukan operasi.
Memberikan pelayanan persiapan sebelum operasi elektif pada pasien –pasien
TUJUAN rawat inap secara elektif sesuai dengan indikasi untuk melakukan tindakan
operasi.
KEBIJAKAN
A. Persiapan Status Pasien
1. Hasil laboratorium terlampir yaitu darah rutin, BTCT, HbsAg, Anti
HIV, Anti HCV dan kimia darah bila diperlukan.
2. Hasil radiologi (Foto Thorax, Foto Fraktur, Foto Panoramik (untuk
bedah mulut), USG, CT-Scan, MRI)
3. Hasil PA (Patologi Anatomi) bila ada pemeriksaan sebelumnya
(untuk operasi elektif)
4. Konsul penyakit dalam, anak, paru (sesuai indikasi)
5. Konsul anestesi
6. Persiapan darah sesuai kebutuhan (di hari H harus tersedia minimal 1
kantong di bank darah)
PROSEDUR 7. Tempat NICU/ HCU harus disiapkan bila diperlukan
8. Surat Jaminan Pelayanan BPJS
9. Konfirmasi ulang ke Dokter DPJP dan Dokter Anestesi
10. Format persetujuan tindakan pembiusan dan format persetujuan
tindakan kedokteran (operasi/ invasif) telah ditandatangani oleh DPJP
dan Dokter Anestesi serta pasien, keluarga dan perawat.
11. Format assesment pra operasi telah diisi oleh Dokter DPJP dan
Dokter Anestesi.
12. Daftar titik verifikasi penandaan gambar sudah di tandai oleh operator
sesuai indikasi dan format verifikasi awal pre operasi sudah diisi oleh
perawat sebelum di antar ke kamar operasi.
PERSIAPAN PASIEN OPERASI
DI RUANG RAWAT INAP
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

2/2

B. Persiapan Fisik Pasien


1. Puasa
- Dewasa (6 – 8 jam pre op)
- Bayi dan anak-anak (3 – 4 jam pre op)
2. Obat yang sudah diprogramkan dikonfirmasi ulang ke dokter DPJP/
Dokter anestesi untuk pemberian pre operasi.
3. Lapangan operasi di cukur di pagi hari sebelum mandi dengan
ketentuan:
- Bedah umum diameter 2-3 inci atau 5-8 cm/ sesuai kebutuhan
- Laparatomi, hernia, dilakukan pencukuran sampai
dengan daerah genitalia.
4. Kebersihan pasien (mandi dengan menggunakan sabun , cuci rambut,
sikat gigi, potong kuku)
5. Gigi palsu, kacamata, kontak lensa, perhiasan, wig telah dilepas dan
disimpan.
PROSEDUR
6. Tata rias dan cat kuku dihapus
7. Penandaan (mark site) sudah diberikan di area operasi dengan tanda
anak panah sesuai indikasi (anak usia < 1 tahun tidak diberikan
penandaan)
8. Pemberian cairan infus sesuai kebutuhan dengan menggunakan IV
catheter nomor 18 dan set tranfusi. (bayi dan anak-anak
menggunakan IV catheter nomor 22-24 dengan menggunakan set
infuse) pemberian cairan infus dilaksanakan pada saat pasien mulai
dipuasakan.
9. Pemasangan folley kateter sesuai kebutuhan.
10. Konfirmasi ulang ke Petugas OK/ operator bila ada hasil tanda vital
sign dan laboratorium yang tidak normal.
C. Khusus untuk operasi yang sifatnya emergensi, persiapan status dan fisik
pasien disesuaikan dengan situasi dan kondisi pasien untuk tujuan
keselamatan pasien

- Ruang Operasi
UNIT - Ruang VK
TERKAIT - Ruang Nifas
- Ruang Anak
PERSIAPAN PASIEN OPERASI LOKAL
DI RUANG RAWAT INAP
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

1/1
Tanggal Terbit : Ditetapkan
Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. HIlmi K Riskawa,Sp.A.,M.Kes

Suatu tindakan persiapan yang dilakukan di ruang rawat inap sebelum


PENGERTIAN
dilakukan operasi dengan anestesi lokal.
Memberikan pelayanan persiapan sebelum operasi dengan anestesi lokal
TUJUAN pada pasien –pasien rawat inap secara elektif sesuai dengan indikasi untuk
melakukan tindakan operasi.
KEBIJAKAN
A. Persiapan Status Pasien
1. Hasil laboratorium terlampir yaitu darah rutin, BTCT, serta kimia
darah bila diperlukan.
2. Hasil radiologi sesuai kebutuhan
3. Surat Jaminan Pelayanan BPJS
4. Informed consent bedah telah ditandatangani oleh DPJP dan pasien,
keluarga dan perawat

B. Persiapan Fisik Pasien


1. Pasien dipuasakan
PROSEDUR
2. Lapangan operasi di cukur sesuai kebutuhan
3. Kebersihan pasien (mandi dengan menggunakan sabun, cuci rambut,
sikat gigi, potong kuku)
4. Tata rias dan cat kuku dihapus
5. Penandaan (mark site) sudah diberikan di area operasi dengan tanda
anak panah sesuai indikasi
6. Pemberian cairan infus sesuai kebutuhan

- Ruang Operasi
UNIT - VK
TERKAIT - Nifas
- R. Anak
PERSIAPAN PASIEN ONE DAY CARE
DI RAWAT JALAN
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

1/1
Tanggal Terbit : Ditetapkan
Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. HIlmi K Riskawa,Sp.A.,M.Kes

Suatu tindakan persiapan yang dilakukan di ruang rawat jalan sebelum


PENGERTIAN
dilakukan operasi dengan anestesi lokal.
Memberikan pelayanan persiapan sebelum operasi dengan anestesi lokal
TUJUAN pada pasien –pasien rawat jalan sesuai dengan indikasi untuk melakukan
tindakan operasi.
KEBIJAKAN
A. Persiapan Status Pasien
1. Hasil laboratorium terlampir yaitu darah rutin, BTCT, serta kimia
darah bila diperlukan.
2. Hasil radiologi sesuai kebutuhan
3. Surat Jaminan Pelayanan BPJS
4. Informed consent bedah telah ditandatangani oleh DPJP dan pasien,
keluarga dan perawat
PROSEDUR
B. Persiapan Fisik Pasien
1. Pasien tidak dipuasakan
2. Lapangan operasi di cukur sesuai kebutuhan
3. Penandaan (mark side) sudah diberikan di area operasi dengan tanda
anak panah sesuai indikasi

UNIT - Ruang Operasi


TERKAIT - Ruang Rawat Jalan

Anda mungkin juga menyukai