PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan salah satu penyakit system kardiovaskuler yang banyak
( pengerasan arteri ) adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk
penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah tinggi juga
dan gejala, sebab akibat, komplikasi ) dan juga perawatannya. Saat ini, angka
seluruh dunia diperkirakan 972 juta jiwa atau setara dengan 26,4 persen populasi
kesehatan dasar) 2007 mencapai 30 persen dari populasi. Dari jumlah itu, 60 persen
penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal
ginjal, dan kebutaan. Sementara di dunia Barat, hipertensi justru banyak menimbulkan
gagal ginjal, oleh karena perlu di galakkan pada masyarakat mengenai pengobatan
dan perawatan Hipertensi. Data survey dari Tim Kesehatan Pada tanggal 24 Januari
2005 jumlah pasien 5 rumah sakit di Kota Banda Aceh Menunjukkan Tingkat
Penderita Hipertensi Mencapai 3%. Sisanya ISPA 30%, Gatal-gatal 25%, Nyeri
lambung 12%, Kejiwaan 10%, Luka-luka 9%, Malaria 5%, Diare 3%, Radang paru-
hipertensi ini dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian karena hipertensi
1
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Menganalisis asuhan keperawatan yang diberikan pada klien (lansia) dengan
penyakit hipertensi.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi proses terjadinya hipetensi pada lanjut usia
b. Mengetahui definisi, tanda dan gejala, komplikasi pada hipertensi,
penatalaksanaan, dan evaluasi dalam asuhan keperawatan pada klien (lansia)
dengan hipertensi
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan
konsisten diatas 140/90 mmHg.1 Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan
peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau
tekanan diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg.
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.( Smith Tom,
1995 )
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih
besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar
95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ).
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104
mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan
hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini
berdasarkan peningkatan tekanan diastolic karena dianggap lebih serius dari
peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ).
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan
hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada mekanisme pengaturan
tekanan darah (Mansjoer,2000 : 144)
Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik melebih dari 140 mmHg atau
tekanan diastolic lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostic ini dapat dipastikan dengan
mengukur rata-rata tekanan darah pada 2 waktu yang terpisah (FKUI, 2001 : 453)
Patologi utama pada hipertensi adalah peningkatan tekanan vesikalis perifer
arterior (Mansjoer, 2000 : 144)
3
Tabel 2.1
Kategori Hipertensi pada Dewasa
Kategori Tekanan sistolik (mmHg) Tekanan Diastolik (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prahipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi :
Derajat 1 140 – 159 90 – 99
Derajat 2 >160 > 100
Sumber : Gunawan, Lany. 2001
4
B. ETIOLOGI
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar
yaitu :
1. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya. Faktor resiko hipertensi esensial yaitu :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi.
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah
umur (jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-
laki lebih tinggi dari perempuan) dan ras (ras kulit hitam lebih banyak
dari kulit putih).
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr), kegemukan
atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok,
minum alcohol, minum obat-obatan (ephedrine, prednison, dan
epineprin).
d. Usia
Pada Usia lanjut, penyebab perubahan tekanan darah adalah karena
adanya ateroslerosis, hilangnya elastisitas pembuluh darah,
menurunnya distensi dan daya regang pembuluh darah.
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain
5
Tabel 2.2
menyempit, menyebabkan
meningkat
Kelenjar adrenal
berkurangnya perpusi
6
C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
di pusat vasomotor, pada mendula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula dari saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhirespon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan
steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler.
Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi untuk pertimbangan
gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer
bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya,
aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah
yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ), mengakibatkan penurunan curang
jantung dan peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).
7
D. PATHWAY
Vasokonstriksi
Gangguan sirkulasi
Pembuluh
8
E. TANDA DAN GEJALA (MANIFESTASI KLINIS)
1. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanandarah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berartihipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan
gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan
medis.
2. Manifestasi klinis
Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang
menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan,
Sesak nafas, Gelisah,Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun.6
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan gejala sampai
bertahun-tahun. Gejala, bila ada biasanya menunjukkan kerusakan vaskuler,
dengan manifestasi yang khas sesuai system organ yang divaskularisasi oleh
pembuluh darah yang bersangkutan. penyakit arteri koroner dengan angina
adalah gejala yang paling menyertai hipertensi. Hipertrofi ventrikel kiri terjadi
sebagai respons peningkatan beban kerja ventrikel saat dipaksa berkontraksi
melawan tekanan sistemik yang meningkat. Apabila jantung tidak mampu lagi
menahan peningkatan beban kerja maka terjadi gagal jantung kiri. Perubahan
patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan
urinasi pada malam hari) dan azotemia (peningkatan nitrogen urea darah dan
kretinin). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau
serangan iskemik trasien yang termanifestasi sebagai paralysis sementara pada
satu sisi (hemiplegia) atau gangguan ketajaman penglihatan.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
3. Pemeriksaan retina
9
4. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan
jantung
5. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
6. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
6. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan
fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urine.
7. Foto dada dan CT scan
G. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
Adakah sumbatan atau penumpukan sekret
2. Breathing
a. Sesak napas pada aktifitas
b.Tachipnea, orthopnea, PND
c. Batuk
d.Riwayat merokok
3. Circulation
a. Peningkatan Tekanan darah
b. Postural hipotensi
c. Nadi : kuat pada karotis, jugural dan radial.
d. Tachicardi
e. Bunyi jantung III atau IV.
f. JVP meningkat
g. Ekstermitas : dingin, capillary refill meningkat, pucat, sianosis, diaporesis.
4. Disability
Kecemasan, depresi, euphoria, mudah marah. (+ kesadaran, kemampuan
beraktifitas).
5. Exposure
Adanya jejas atau luka pada seluruh permukaan kulit.
6. Aktifitas
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
7. Sirkulasi
Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup
dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.
Tanda:Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis,
tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat,
10
sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisiankapiler mungkin lambat/
bertunda.
8. Integritas Ego
Gejala:Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress
multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda:Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue
perhatian,tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela,
peningkatan pola bicara.
9. Eliminasi
Gejala:Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau
riwayatpenyakit ginjal pada masa yang lalu).
10. Makanan/cairan
Gejala:Maanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi
garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir
akhir ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan diuretic
Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.
11. Neurosensori
Genjala ening/pusing, berdenyu, sakit kepala,subojksipital (terjadi
saat bangun dan menghilangkan secara spontansetelah beberapa jam)
Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur,epistakis).
Tanda:Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi
bicara,efek, proses piker, penurunan keuatan genggaman tangan.
11
H. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Kepala
2. Muka pucat
3. Mata
a. Konjungtiva anemis
b. Reflek pupil ada atau tidak ada
c. Reflek kornea postif atau negative
d. Adakah edema papil
e. Pupil isokor atau anisokor
4. Telinga
Terdapat serumen atau sekret atau tidak
5. Mulut
a. Terdapat perdarahan di mulut atau tidak
b. Bibir sianosis atau tidak
c. Membran mukosa bibir kering atau lembab
d. Gigi lengkap atau tanggal
e. Lidah jatuh kebelakang atau tidak
6. Leher
a. Terdapat fraktur leher atau tidak
b. Terdapat pembesaran kelenjar tiroid atau limfe atau tidak
c. Adakah deviasi trakea atau tidak
7. Dada
a. Jantung : bunyi tambahan
b. Paru : bunyi tambahan
c. Penggunaan otot bantu dada
d. Sesak nafas ( diipnea )Ekstremitas
a.Akral dingin
b. Capiraly refil > 2 detik
c.Kelemahan
d. Pucat
8. Genitaurinarius
Riwayat obstruksi atau penyakit ginjal.
12
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
13
J. INTERVENSI
KEPERAWATAN
Berikan lingkungan
tenang dan nyaman.
Pertahankan
pembatasan
aktivitas.
Anjurkan teknik
relaksasi.
Kolaborasi
pemberian obat
antihipertensi.
Atur posisi pasien
agar aman.
14
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Tanggal masuk : 29 Desember 2013 pukul 17.30 WIB
Tanggal pengkajian : 30 Desember 2013 pukul 09.25 WIB
Identitas Pasien
1. Nama : Ny. M
2. Usia : 50 tahun
3. Jenis kelamin : perempuan
4. Alamat : Ledok, salitaga
5. Agama : Islam
6. Diagnosa medis : Hipertensi
7. No registrasi : 12-13-22893
8. Bahasa : Jawa
9. Pendidikan : SD
10. Suku : Jawa
11. Status Mariatal : Menikah
Identitas penanggung jawab
1. Nama : Ny.F
2. Usia : 30 thn
3. Hub dengan pasien : Anak
4. Alamat : Ledok, salitaga
Pengkajian Primer
1. Airway
Jalan nafas Ny. M tampak patensi jalan nafas baik, tidak terdapat penumpukan
sekret dan benda asing yang menyumbat jalan nafas.
2. Breathing
Ny. M tidak mengalami sesak nafas, bernafas seperti biasa dan spontan, tidak
menggunakan alat bantu pernafasan, RR = 18 kali/menit dengan kekuatan
normalmnya 16- 24 kali / menit.
3. Circulation
Tekanan Darah
Jam Tekanan Darah
08.34 216/100 mmHg
09.20 190/60 mmHg
09.27 184/80 mmHg
10.16 191/62 mmHg
11.22 166/75 mmHg
11.50 150/80 mmHg
Tidak terdapat edema, capilarry refill <2 detik, konjunctiva anemis dan kulit pucat
4. Disability
Nilai GCS pada Ny. T adalah 15, dengan E=4, M=6, V=5 (14-15 = compos mentis).
5. Exposure
Tidak terdapat jejas pada kulit dan tidak terdapat trauma benturan dislokasi pada
klien.
Pengkajian Sekunder
1. Keluhan Utama
Ny. M mengeluh sakit pada daerah kepala hingga leher dengan skala nyeri
8. P = pasien mengatakan nyeri saat berdiri
Q = nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk
R = pasien mengatakan nyeri terasa dari kepala bagian atas hingga leher
S = skala nyeri 8
T = nyeri tekan dan nyeri gerak dirasakan ± 2 jam secara terus - menerus. Nyeri
akan semakin hebat jika bergerak.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Ny. M datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada kepala bagian atas
dari kepala hingga leher, tampak pucat dan lemas karena Ny. M sudah 2 hari tidak
makan, kepala pusing sudah dari tanggal 27 Desember 2013, Sebelumnya Pasien
sudah memeriksakan diri di puskesmas terdekat. Kemudian oleh puskesmas dirujuk
ke RSUD Kota Salatiga.
a. Kepala
Bentuk mesochepal, rambut panjang dan lurus, warna rambut hitam bercampur
putih dan berbau, penyebaran rambut merata, kulit kepala kurang bersih, tidak
ada lesi.
b. Mata
Mata simetris, sclera tidak ikterik, konjungtiva anemis, tidak menggunakan alat
bantu penglihatan.
c. Telinga
Simetris, tidak ada serumen yang keluar, tidak ada benjolan maupun lesi, tidak
menggunakan alat bantu pendengaran
d. Mulut dan gigi
Mulut bersih, gigi berwarna agak kekuningan, tidak ada lesi dan sariawan,
terdapat karies, jumlah gigi 4.
e. Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak tampak pembesaran vena
jugularis.
f. Jantung
h. Abdomen
I= Tidak terdapat lesi, warna kulit merata, tidak terdapat jaringan parut, perut rata
(datar)
Au = bising usus 10 x/menit,
Pa = tidak terdapat nyeri tekan
Pe = tympani
i. Genetalia
Look = tidak terdapat lesi, tidak ada edema, warna kulit kecoklatan, capillary
reffil < 2 detik.
Feel = tidak terasa nyeri tekan, tidak terasa baal.
Move = tidak terasa nyeri gerak, kekuatan otot tangan kanan/kiri = 5/5.
k. Ektremitas bawah
Look = tidak terdapat lesi, tidak ada edema, warna kulit kecoklatan, capillary
reffil <2 detik
Feel = tidak terasa nyeri tekan, tidak terasa baal.
Move = tidak terasa nyeri gerak, kekuatan otot kaki kanan/kiri = 5/5
Ny. M mengatakan sudah 2 hari tidak nafsu makan dikarenakan mual dan
ketika habis makan pasien muntah, pasien hanya makan 2 sendok bubur, minum air
mineral 3 gelas per hari. Pasien diberikan terapi intra vena dengan cairan ringer
laktat 20 tpm. Turgor kulit normal, abdomen normal dan bibir tidak kering.
7. Eliminasi
Klien mandi 1xsehari, sebelum masuk rumah sakit klien dibantu keluarga,
klien mengganti pakaian dan menggosok setelah mandi.
11. Konsep diri
a. Body image
b. Identitas diri
c. Peran
Klien mengatakan dia adalah seorang ibu rumah tangga dan istri.
d. Ideal diri
e. Harga diri
C. INTERVENSI
D. IMPLEMENTASI
S: klien bersedia
di TTV
O: TD = 166/75
mmHg, N = 82
x/menit, S = 37o
C,
RR = 20 x/menit
S: pasien
mengatakan
bersedia untuk
diajarkan nafas
dalam
O : pasen
nampak
mengikuti
S : Klien
bersedia
membatasi
aktivitas
O : Klien
mengikuti
Instruksi
S : Klien
11.00 3 Memberikan obat bersedia
menerima obat
O : Obat
diberikan,
klien kooperatif
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA