Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan salah satu penyakit system kardiovaskuler yang banyak

dijumpai di masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit menular, namun harus

senantiasa diwaspadai. Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan arteriosclerosis

( pengerasan arteri ) adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk

penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah tinggi juga

menyebabkan gangguan ginjal.Sampai saat ini, usaha-usaha baik mencegah maupun

mengobati penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya, karena adanya factor-

faktor penghambat seperti kurang pengetahuan tentang hipertensi (pengertian, tanda

dan gejala, sebab akibat, komplikasi ) dan juga perawatannya. Saat ini, angka

kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi. Jumlah penderita hipertensi di

seluruh dunia diperkirakan 972 juta jiwa atau setara dengan 26,4 persen populasi

orang dewasa. Angka prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan riskesdas (riset

kesehatan dasar) 2007 mencapai 30 persen dari populasi. Dari jumlah itu, 60 persen

penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal

ginjal, dan kebutaan. Sementara di dunia Barat, hipertensi justru banyak menimbulkan

gagal ginjal, oleh karena perlu di galakkan pada masyarakat mengenai pengobatan

dan perawatan Hipertensi. Data survey dari Tim Kesehatan Pada tanggal 24 Januari

2005 jumlah pasien 5 rumah sakit di Kota Banda Aceh Menunjukkan Tingkat

Penderita Hipertensi Mencapai 3%. Sisanya ISPA 30%, Gatal-gatal 25%, Nyeri

lambung 12%, Kejiwaan 10%, Luka-luka 9%, Malaria 5%, Diare 3%, Radang paru-

paru 1%, Sakit kepala 1%, Penyakit lain 1 %.

Diharapkan dengan di buatnya Asuhan Keperawatan keluarga resiko tinggi

hipertensi ini dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian karena hipertensi

dalam masyarakat khususnya dalam keluarga.

1
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Menganalisis asuhan keperawatan yang diberikan pada klien (lansia) dengan
penyakit hipertensi.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi proses terjadinya hipetensi pada lanjut usia
b. Mengetahui definisi, tanda dan gejala, komplikasi pada hipertensi,
penatalaksanaan, dan evaluasi dalam asuhan keperawatan pada klien (lansia)
dengan hipertensi

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan
konsisten diatas 140/90 mmHg.1 Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan
peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau
tekanan diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg.
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.( Smith Tom,
1995 )
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih
besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar
95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ).
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104
mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan
hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini
berdasarkan peningkatan tekanan diastolic karena dianggap lebih serius dari
peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ).
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan
hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada mekanisme pengaturan
tekanan darah (Mansjoer,2000 : 144)
Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik melebih dari 140 mmHg atau
tekanan diastolic lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostic ini dapat dipastikan dengan
mengukur rata-rata tekanan darah pada 2 waktu yang terpisah (FKUI, 2001 : 453)
Patologi utama pada hipertensi adalah peningkatan tekanan vesikalis perifer
arterior (Mansjoer, 2000 : 144)

3
Tabel 2.1
Kategori Hipertensi pada Dewasa
Kategori Tekanan sistolik (mmHg) Tekanan Diastolik (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prahipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi :
Derajat 1 140 – 159 90 – 99
Derajat 2 >160 > 100
Sumber : Gunawan, Lany. 2001

4
B. ETIOLOGI
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar
yaitu :
1. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya. Faktor resiko hipertensi esensial yaitu :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi.
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah
umur (jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-
laki lebih tinggi dari perempuan) dan ras (ras kulit hitam lebih banyak
dari kulit putih).

c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr), kegemukan
atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok,
minum alcohol, minum obat-obatan (ephedrine, prednison, dan
epineprin).
d. Usia
Pada Usia lanjut, penyebab perubahan tekanan darah adalah karena
adanya ateroslerosis, hilangnya elastisitas pembuluh darah,
menurunnya distensi dan daya regang pembuluh darah.
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain

5
Tabel 2.2

Penyebab Hipertensi Sekunder

Area yang terganggu ginjal Mekanisme


a. Penyakit prenkim ginjal a. Sering kali menyebabkan

b. Penyakit renovaskuler hipertensi denpendin renin atau

natrium. Perubahan fisiologis

dipengaruhi insufisiesi ginjal

b. Berkurangnya perfusi ginjal

karena ateroskloris atau fibrosis

yang membuat arteri renalis

menyempit, menyebabkan

tahanan vaskuler perifer

meningkat

Kelenjar adrenal

a. Sindrom cushing a. Meningkatnya volume darah

b. Aldosteronisme b. Aldesteron menyebabnkan retensi

c. Fenokromositoma natrium dan air yang membuat

volume drah meningkat

c. Sekresi yang berlebihan dari

katekolamin (norepinefrin membuat

tahanan vaskuler perifer neningkat)

Koarktasi Aorta Menyebabkan tekanan darah

meningkat pada eksemitas atas dan

berkurangnya perpusi

6
C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
di pusat vasomotor, pada mendula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula dari saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhirespon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan
steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler.
Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi untuk pertimbangan
gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer
bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya,
aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah
yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ), mengakibatkan penurunan curang
jantung dan peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).

7
D. PATHWAY

Umur Jenis kelamin Gaya hidup Obesitas

Stimulasi baroreceptor dari sinus korotis & arkus aorta

Saraf simpatis (pelepasan kolekolamin)

Aktivitas epineprin dan norepineprin

Vasokonstriksi

Peningkatan tekanan darah

Gangguan sirkulasi

Otak Retina Sistemik

Resistensi Suply O2 Spasme artriole Vasokontriksi

Pembuluh

Darah otak Sinkop Diplopia after load

Resti injury/ciedra COP


Nyeri kepala Gangguan
Perfusi
Jaringan

8
E. TANDA DAN GEJALA (MANIFESTASI KLINIS)
1. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanandarah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berartihipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan
gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan
medis.
2. Manifestasi klinis
Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang
menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan,
Sesak nafas, Gelisah,Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun.6
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan gejala sampai
bertahun-tahun. Gejala, bila ada biasanya menunjukkan kerusakan vaskuler,
dengan manifestasi yang khas sesuai system organ yang divaskularisasi oleh
pembuluh darah yang bersangkutan. penyakit arteri koroner dengan angina
adalah gejala yang paling menyertai hipertensi. Hipertrofi ventrikel kiri terjadi
sebagai respons peningkatan beban kerja ventrikel saat dipaksa berkontraksi
melawan tekanan sistemik yang meningkat. Apabila jantung tidak mampu lagi
menahan peningkatan beban kerja maka terjadi gagal jantung kiri. Perubahan
patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan
urinasi pada malam hari) dan azotemia (peningkatan nitrogen urea darah dan
kretinin). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau
serangan iskemik trasien yang termanifestasi sebagai paralysis sementara pada
satu sisi (hemiplegia) atau gangguan ketajaman penglihatan.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
3. Pemeriksaan retina

9
4. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan
jantung
5. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
6. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
6. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan
fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urine.
7. Foto dada dan CT scan
G. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
Adakah sumbatan atau penumpukan sekret
2. Breathing
a. Sesak napas pada aktifitas
b.Tachipnea, orthopnea, PND
c. Batuk
d.Riwayat merokok
3. Circulation
a. Peningkatan Tekanan darah
b. Postural hipotensi
c. Nadi : kuat pada karotis, jugural dan radial.
d. Tachicardi
e. Bunyi jantung III atau IV.
f. JVP meningkat
g. Ekstermitas : dingin, capillary refill meningkat, pucat, sianosis, diaporesis.
4. Disability
Kecemasan, depresi, euphoria, mudah marah. (+ kesadaran, kemampuan
beraktifitas).
5. Exposure
Adanya jejas atau luka pada seluruh permukaan kulit.
6. Aktifitas
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
7. Sirkulasi
Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup
dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.
Tanda:Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis,
tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat,

10
sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisiankapiler mungkin lambat/
bertunda.
8. Integritas Ego
Gejala:Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress
multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda:Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue
perhatian,tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela,
peningkatan pola bicara.
9. Eliminasi
Gejala:Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau
riwayatpenyakit ginjal pada masa yang lalu).
10. Makanan/cairan
Gejala:Maanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi
garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir
akhir ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan diuretic
Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.
11. Neurosensori
Genjala ening/pusing, berdenyu, sakit kepala,subojksipital (terjadi
saat bangun dan menghilangkan secara spontansetelah beberapa jam)
Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur,epistakis).
Tanda:Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi
bicara,efek, proses piker, penurunan keuatan genggaman tangan.

12. Nyeri/ ketidaknyaman


Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan
jantung),sakitkepala.
13. Pernafasan
Gejala:Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja
takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum,
riwayat merokok.
Tanda:Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyi
nafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.
14. Keamanan
Gejala. Gangguan koordinasi cara berjalan, hipotensi postural.

11
H. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Kepala
2. Muka pucat
3. Mata

a. Konjungtiva anemis
b. Reflek pupil ada atau tidak ada
c. Reflek kornea postif atau negative
d. Adakah edema papil
e. Pupil isokor atau anisokor
4. Telinga
Terdapat serumen atau sekret atau tidak
5. Mulut
a. Terdapat perdarahan di mulut atau tidak
b. Bibir sianosis atau tidak
c. Membran mukosa bibir kering atau lembab
d. Gigi lengkap atau tanggal
e. Lidah jatuh kebelakang atau tidak
6. Leher
a. Terdapat fraktur leher atau tidak
b. Terdapat pembesaran kelenjar tiroid atau limfe atau tidak
c. Adakah deviasi trakea atau tidak
7. Dada
a. Jantung : bunyi tambahan
b. Paru : bunyi tambahan
c. Penggunaan otot bantu dada
d. Sesak nafas ( diipnea )Ekstremitas
a.Akral dingin
b. Capiraly refil > 2 detik
c.Kelemahan
d. Pucat
8. Genitaurinarius
Riwayat obstruksi atau penyakit ginjal.

12
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Gangguan rasa nyaman : nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan


tekanan pembuluh darah otak.
b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
afterload vasokontriksi.
c. Resiko injuri berhubungan dengan kesadaran menurun.
d. Resiko ketidakefektifan perpusi jaringan otak berhubungan dengan sirkulasi
darah yang kurang ke otak

13
J. INTERVENSI
KEPERAWATAN

Dioagnosa Tujuan Intervensi Rasional

Gangguan rasa Rasa nyeri Teliti keluhan nyeri, Mengidentifikasi


nyaman : nyeri berkurang - catat intensitasnya, karakteristik nyeri
Kepala setelah dilakukan lokasinya dan merupakan factor
berhubungan tindakan lamanya. yang penting untuk
Dengan keperawatan Pertahankan tirah menentukan terapi
Peningkatan selama 2 X 24 jam baring selama fase yang cocok serta
tekanan dengan KH : akut. Mengevaluasi
pembuluh darah - Pasien kefektifan dari
otak. mengatakan terapi.
. nyeri berkurang. Minimalkan Meminimalkan
- Ekspresi wajah aktivitas stimulasi/
klien rileks. vasokontriksi yang Meningkatkan
TD dalam rentang dapat meningkatkan relaksasi.
normal setelah sakit kepala.
dilakukan tindakan
keperawatan
selama
2 X 24 jam.
Kolaborasi Aktivitas yang
pemberian Meningkatkan
analgetik. Vasokontriksi
Pantau tekanan menyebabkan sakit
darah. kepala pada adanya
Peningkatan
Amati warna kulit, tekanan vaskuler
kelembaban dan serebral.
suhu. Menurunkan/
mengontrol nyeri.

Berikan lingkungan
tenang dan nyaman.

Pertahankan
pembatasan
aktivitas.

Anjurkan teknik
relaksasi.
Kolaborasi
pemberian obat
antihipertensi.
Atur posisi pasien
agar aman.

14
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
Tanggal masuk : 29 Desember 2013 pukul 17.30 WIB
Tanggal pengkajian : 30 Desember 2013 pukul 09.25 WIB
Identitas Pasien
1. Nama : Ny. M
2. Usia : 50 tahun
3. Jenis kelamin : perempuan
4. Alamat : Ledok, salitaga
5. Agama : Islam
6. Diagnosa medis : Hipertensi
7. No registrasi : 12-13-22893
8. Bahasa : Jawa
9. Pendidikan : SD
10. Suku : Jawa
11. Status Mariatal : Menikah
Identitas penanggung jawab
1. Nama : Ny.F
2. Usia : 30 thn
3. Hub dengan pasien : Anak
4. Alamat : Ledok, salitaga

Pengkajian Primer
1. Airway

Jalan nafas Ny. M tampak patensi jalan nafas baik, tidak terdapat penumpukan
sekret dan benda asing yang menyumbat jalan nafas.
2. Breathing
Ny. M tidak mengalami sesak nafas, bernafas seperti biasa dan spontan, tidak
menggunakan alat bantu pernafasan, RR = 18 kali/menit dengan kekuatan
normalmnya 16- 24 kali / menit.
3. Circulation

Nadi = 105x/menit kekuatan takikardi. Normal nadi 60-100x /


menit Suhu = 37,5

Tekanan Darah
Jam Tekanan Darah
08.34 216/100 mmHg
09.20 190/60 mmHg
09.27 184/80 mmHg
10.16 191/62 mmHg
11.22 166/75 mmHg
11.50 150/80 mmHg
Tidak terdapat edema, capilarry refill <2 detik, konjunctiva anemis dan kulit pucat

4. Disability

Nilai GCS pada Ny. T adalah 15, dengan E=4, M=6, V=5 (14-15 = compos mentis).

5. Exposure

Tidak terdapat jejas pada kulit dan tidak terdapat trauma benturan dislokasi pada
klien.

Pengkajian Sekunder
1. Keluhan Utama

Ny. M mengeluh sakit pada daerah kepala hingga leher dengan skala nyeri
8. P = pasien mengatakan nyeri saat berdiri
Q = nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk
R = pasien mengatakan nyeri terasa dari kepala bagian atas hingga leher
S = skala nyeri 8
T = nyeri tekan dan nyeri gerak dirasakan ± 2 jam secara terus - menerus. Nyeri
akan semakin hebat jika bergerak.
2. Riwayat Penyakit Sekarang

Ny. M datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada kepala bagian atas
dari kepala hingga leher, tampak pucat dan lemas karena Ny. M sudah 2 hari tidak
makan, kepala pusing sudah dari tanggal 27 Desember 2013, Sebelumnya Pasien
sudah memeriksakan diri di puskesmas terdekat. Kemudian oleh puskesmas dirujuk
ke RSUD Kota Salatiga.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Ny. M mengatakan sebelumnya tidak pernah DM dan jantung. Ny. M hanya


menderita tekanan darah tinggi sejak 2 tahun yang lalu, Ny M jarang minum obat
hanya mengkonsumsi minuman seperti rebusan daun alpokat sehari 3 x.
4. Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan di dalam keluarganya tidak terdapat penyakit yang cukup


serius, seperti hipertensi, jantung atau diabetes melitus.
5. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

Bentuk mesochepal, rambut panjang dan lurus, warna rambut hitam bercampur
putih dan berbau, penyebaran rambut merata, kulit kepala kurang bersih, tidak
ada lesi.
b. Mata

Mata simetris, sclera tidak ikterik, konjungtiva anemis, tidak menggunakan alat
bantu penglihatan.
c. Telinga

Simetris, tidak ada serumen yang keluar, tidak ada benjolan maupun lesi, tidak
menggunakan alat bantu pendengaran
d. Mulut dan gigi

Mulut bersih, gigi berwarna agak kekuningan, tidak ada lesi dan sariawan,
terdapat karies, jumlah gigi 4.
e. Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak tampak pembesaran vena
jugularis.
f. Jantung

I = Tidak tampak sianosis, IC tidak tampak,


Pa = IC teraba di intercosta ke 5
Pe = konfigurasi jantung dalam batas normal
Au = tidak terdengar bunyi jantung tambahan.
g. Dada dan paru

I = simetris kanan dan kiri


Pa = pengembangan paru simetris kanan dan kiri,
Pe = suara redup 1/3 basal paru kanan dan kiri. Normal sonor vasikuler
Au = vesikuler

h. Abdomen

I= Tidak terdapat lesi, warna kulit merata, tidak terdapat jaringan parut, perut rata
(datar)
Au = bising usus 10 x/menit,
Pa = tidak terdapat nyeri tekan
Pe = tympani
i. Genetalia

Tidak terpasang DC cateter


j. Ekstremitas atas

Look = tidak terdapat lesi, tidak ada edema, warna kulit kecoklatan, capillary
reffil < 2 detik.
Feel = tidak terasa nyeri tekan, tidak terasa baal.
Move = tidak terasa nyeri gerak, kekuatan otot tangan kanan/kiri = 5/5.
k. Ektremitas bawah

Look = tidak terdapat lesi, tidak ada edema, warna kulit kecoklatan, capillary
reffil <2 detik
Feel = tidak terasa nyeri tekan, tidak terasa baal.
Move = tidak terasa nyeri gerak, kekuatan otot kaki kanan/kiri = 5/5

6. Nutrisi dan Cairan

Ny. M mengatakan sudah 2 hari tidak nafsu makan dikarenakan mual dan
ketika habis makan pasien muntah, pasien hanya makan 2 sendok bubur, minum air
mineral 3 gelas per hari. Pasien diberikan terapi intra vena dengan cairan ringer
laktat 20 tpm. Turgor kulit normal, abdomen normal dan bibir tidak kering.
7. Eliminasi

Ny. M mengatakan biasanya BAB 2 hari sekali dengan konsistensi lunak,


tidak keras dan tidak ada darah, warna feses kuning kecoklatan. Sebelum sakit
pasien BAK secara spontan ke kamar mandi 4 x sehari dengan warna urin jernih,
tidak terdapat darah dan tidak terasa nyeri saat BAK.
8. Aktivitas dan Latihan

Ny. M mengatakan pusing setiap bangun tidur

Bathing Dressing Toileting Transfering Continance feeding


Mandiri Madiri Mandiri Mandiri Mandiri mandiri Keterangan
INDEKS KATZ: angka ketergantungan A
9. Stres dan koping

Klien mengatakan merasa cemas dengan kesehatannya (ringan, sedang,


berat=tidak bisa tidur, takut mati?), klien mengaku belum pernah masuk rumah sakit
selama menderita hipertensi.

10. Hiegine dan integritas kulit

Klien mandi 1xsehari, sebelum masuk rumah sakit klien dibantu keluarga,
klien mengganti pakaian dan menggosok setelah mandi.
11. Konsep diri

a. Body image

Klien mengatakan tidak menyukai badannya yang lemah.

b. Identitas diri

Klien mengatakan dia adalah seorang wanita berusia 67 tahun.

c. Peran

Klien mengatakan dia adalah seorang ibu rumah tangga dan istri.
d. Ideal diri

Klien berharap segera sembuh dan bisa beraktivitas kembali.

e. Harga diri

Klien mengatakan tidak merasa malu dengan keadaannya.

12. Pemeriksaan penunjang:

EKG Tanggal 30 DESEMBER 2013 jam 11.00 wib

Hasilnya : sinus takikardia

B. ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI DIAGNOSA


1 DS : Nyeri sakit kepala Peningkatan Nyeri ( sakit
a. Ny. M tekanan vaskular kepala)
Mengatakan kepala serebral berhubungan
terasa nyeri dengan
b. Nyeri pada skala 8 dari peningkatan
1-10 tekanan vaskular
c. Ny. M serebral
Mengatakan pusing,
nyeri dan pusing
dirasakan pada saat
baru beranjak dari
tempat tidur
DO:
a. Ny. M terlihat meringis
kesakitan
b. Ny. M terlihat
memegang kepalanya

2 DS: Resiko terhadap Perubahan


Pasien mengatakan merasakan penurunan curah Afterload Resiko Tinggi
pusing jantung terhadapn
DO: penurunan curah
a. Nadi :105x/menit cantung
b. TD: 201/100mmHg berhubungan
c. Capiraly refil kurang dengan
dari 2 detik perubahan
afterload

3 DS: Resiko Sirkulasi darah


a. Ny. M Mengataklan ketidakefektifan yang kurang ke
merasa pusing perfusi jaringan otak Resiko
b. Ny. M Mengatakan otak ketidakefektifan
mual perfusi jaringan
DO: otak
a. TD : 216/100 berhubungan
b. RR : 18X/ menit dengan sirkulasi
darah yang
kurang ke otak

C. INTERVENSI

DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


KEPERAWATAN HASIL
Nyeri (sakit kepala) Setelah dilakukan tindakan Enviromental manajement
bwerhubungan dwngan keperawatan selama 3x24 comfort
peningkatan tekanan darah jam tekanan vaskuler serebral a. Pertahankan tirah
tidak meningkat dengan baring
kriteria hasil : b. Sediakan lingkungan
yang tenang
a. Pasien c. Berikan sedikit
mengungkapkan peneranagan
sakitb kepala d. Minimalkan
berkurang dari skala 8 gangguan lingkungan
menjadi 1 dan rangsangan
b. Pasien tampak e. Batasi aktivitas
nyaman
c. TTV pasien dalam
keadaan normal

Resiko tinggi terhadap Setelah dilakukan tindakan a. Berikan posisi


penurunan curah jantung keperawatan selama 3x24 nyaman
berhubungan dengan jam resiko tinggi terhadap b. Berikan teknik
perubahan afterload penurunan curah jantung relaksasi nafas dalam
\ dapat diatasi dengan kriteria c. Ajarkan keluarga
hasil : melakukan teknik
a. Tekanan darah relaksasi nafas dalam
menurun atau normal d. Lakukan pemeriksaan
b. Tidak terjadi TTV
vasokontriksi
c. Tidak terjadi iskemia
miokard
d. Memenuhi kebutuhan
perawatan diri

Resiko ketidakefektikan Setelah dilakukan tindakan a. Pantau TTV 1 jam


perfusi jaringan otak keperaweatan selama 3 jam sekali
resiko ketidakeftifan perfusi b. Catat edema umum
jarangan otak dengan kriteria c. Pertahankan
hasil : pembatasan aktivitas
a. Kesadaran baik seperti istirahat di
b. Tanda vital stabil tempat tidur
c. Nyeri kepala d. Anjurkan tejnik
berkurang hilang relaksasi
d. Tidak ada tanda PTIK e. Kolaborasi pemberian
obat

D. IMPLEMENTASI

Waktu No Implementasi Evaluasi TTD


Dx
09.00 1 Enviromental management S: Pasien
confront mengatakan
a. Menyediakan lingkungan sedikit nyaman
yang terang dengan ruangan
b. Mempertahankan tirah yang disediakan
baring
c. Memberikan sedikit O: Pasien
penerangan tampak nyaman
d. Meminimalkan gangguan
lingkungan yang S: pasian
rangsangan mengatakn
e. Membatasi aktivitas sudah nyaman
f. Memberikan posisi dengan posisi
nyaman tidurnya
g. Mengobservasi TTV
h. Mengarkan teknik relaksi O: pasien
nafas dalam tampak nyaman
dan enakan

S: klien bersedia
di TTV

O: TD = 166/75
mmHg, N = 82
x/menit, S = 37o
C,
RR = 20 x/menit

S: pasien
mengatakan
bersedia untuk
diajarkan nafas
dalam
O : pasen
nampak
mengikuti

a. Mencatat edema S : Klien


10.30 2 Umum bersedia
Dikaji
b. Mempertahankan
pembatasan aktivitas O : Tidak ada
edema

S : Klien
bersedia
membatasi
aktivitas

O : Klien
mengikuti
Instruksi

S : Klien
11.00 3 Memberikan obat bersedia
menerima obat

O : Obat
diberikan,
klien kooperatif
BAB IV
PEMBAHASAN

Kita tidak boleh menganggap sepele penyakit hipertensi. Karena hipertensi


yang tidak ditangani secara serius akan dapat berakibat fatal, dan dapat terjadi
berbagai komplikasi penyakit lainnya juga. Banyak cara untuk melakukan
pencegahan penyakit ini, salah satu caranya adalah dengan pola hidup sehat.
Dengan pola hidup sehat akan memperkecil kemungkinan kita terkena suatu
penyakit, tak hanya hipertensi tetapi juga semua penyakit dapat kita cegah dengan
pola hidup sehat.
Dalam penanganan hipertensi tentunya diperlukan asuhan keperawatan
yang tepat. Asuhan keperawata yang terdapat dala buku-buku keperawatan dapat
menjadi pedoman kita untuk melakukan asuhan keperawatan pada pasien
hipertensi. Pasien hipertensi tentunya akan banyak mengalami ganguan
keperawatan, tetapi dengan pemberian asuhan keperawatan yang tepat kepada
pasien kita akan dapat membantu pasien dalam menangani masalah keperawatan
yang dialami pasien.
Dalam kasus diatas diagnosa utama adalah nyeri. Salah satu intervensi
yang diberikan adalah mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam. Karena dengan
memberikan teknik relaksasi nafas dalam klien akan merasa lebih nyaman dan
rasa sakit yang dialami diharapkan akan berkurang. Keluarga juga harus diajarkan
teknik ini, sebab jika sewaktu- waktu klien atau keluarga mengalami nyeri maka
mereka dapat melakukan sendiri tanpa didampingi oleh perawat. Kami
memberikan intervensi ini untuk memberikan penanganan yang efektif pada klien.

BAB V
KESIMPULAN

Dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien dengan hipertensi,


kami tidak lepas dari buku pedoman asuhan keperawatan. Pada kasus klien diatas,
kami memberika asuhan keperawatan selama 3 hari dengan harapan masalah
keperawatan yang dialami klien dapat teratasi sebagian atu teratasi sepenuhnya.
Pada masalah keperawatan yang pertama yaitu nyeri b.d peningkatan
tekanan vaskuler serebral, setelah kami berikan asuhan keperawatan selama 3 hari
nyeri pada klien dapat berkurang. Saat awal pengkajian skala nyeri pada klien
menunjukkan skala 8, setelah kami memberikan asuhan keperawatan selama 3
hari nyeri pada klien berkurang menjadi skala 3. Ini menunjukkan maslah teratasi
sebagian.
Pada masalah keperawatan yang kedua yaitu resiko tinggi terhadap
penurunan curah jantung b.d perubahan afterload, setelah kami berikan asuhan
keperawatan selama 3 hari masalah belum teratasi. Tekanan darah klien masih
tinggi yaitu 166/75 mmHg. Intervensi akan dilanjutkan hingga masalah teratasi
sebagian atau teratasi sepenuhnya.
Pada masalah keperawatan yang ketiga, yaitu resiko ketidakefektifan
perpusi jaringan otak b.d sirkulasi darah yang kurang ke otak, setelah kami
melakukan asuhan keperawatan selama 3 hari masalah teratasi sebagian. Ini dapat
terlihat dari klien yang sudah mulai berkurang rasa pusingnya.
Dari hasil implementasi yang kami berikan kepada klien, menunjukkan 2
dari 3 masalah keperawatan yang terjadi pada klien sudah teratasi sebagian dan 1
dari 3 masalah keperawatan pada klien masih belum teratasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Baradero Marry, Marry Wilfrid Dayrit, dan Yakobus Siswadi. 2008.


Klien Gangguan Kardiovaskular: Seri Asuhan Keperawatan.
Jakarta: EGC.
2. Kodim Nasrin. 2003. Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @
tempointeraktif.com
3. Jackson M. dan Lee Jackson. 2009. Seri Panduan Praktis:
Keperawatan Klinis. Jakarta: Erlangga
4. Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi ,
Yogyakarta: Kanisius
5. Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal
Bedah Vol 2. Jakarta : EGC
6. Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar asuhan keperawatan klien dengan
gangguan sistem kardiovaskular. Jakarta : Salemba Medika.
7. Herdman, T. Heather. 2010. Diagnosis Keperawatan NANDA :
definisi dan klasifikasi 2009-2011, alih bahasa : Made Sumarwati (et.
al). Jakarta: EGC.
8. Tambayong, jan. 2000. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta:
EGC
9. Moorhead, Sue dkk. 2008.Nursing Outcomes Classification
(NOC),Fourth Edition.UnitedState:Mosby
10. Bulecheck,Gloria dkk. 2008.Nursing Interventions Classification
(NIC),Fifth Edition.UnitedState : Mosby

Anda mungkin juga menyukai