Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

I. Informasi Jurnal
1. Judul jurnal
Blood Pressure Profile 1 Year After Severe Preeclampsia

2. Penulis
Laira Benschop, Johannes J. Duvekot, Jorie Vermissen, Valeska van
Broekhoven, Eric A.P. Steegers, Jeanine E. Roeters van lennep

3. Tahun
Received September 18, 2017; first decision October 9, 2017; revision
accepted December 7, 2017.

II. Gambaran Umum

a. Latar Belakang

Preeklampsia mempengaruhi 3% hingga 5% kehamilan di negara


berkembang dan ditandai dengan adanya hipertensi dan munculnya onset
proteinuria atau disfungsi organ setelah kehamilan 20 minggu.
Preeklampsia berat ditandai dengan kegagalan organ dan pertumbuhan
janin terhambat. Preeklampsia tidak hanya berisiko jangka pendek pada
morbiditas dan mortalitas Ibu dan janin tetapi juga berisiko seumur hidup
pada penyakit kardiovaskular. Perempuan dengan preeklampsia berat 7x
lebih rentan untuk berkembang menjadi cardiovascular disease (CVD)
dibandingkan dengan perempuan dengan kehamilan normotensif.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa perempuan dengan preeklampsia
lebih sering memiliki hipertensi setelah kehamilan, yang mana
berkontribusi besar untuk terjadinya risiko penyakit kardiovaskular dan
stroke. Diagnosis hipertensi dan tatalaksana dini sangatlah penting karena
hipertensi dapat menjelaskan hingga setengah risiko seseorang untuk
terjadinya penyakit kardiovaskular. Penelitian sebelumnya memeriksa
tekanan darah dan prevalensi hipertensi setelah preeklampsia biasanya

1
hanya diukur tekanan darah pada umumnya. Namun, pemantauan tekanan
darah rawat jalan 24 jam adalah baku emas untuk menyingkirkan
hipertensi yang tersamarkan atau white coat hypertension (WCH) dan
untuk menilai rasio tekanan darah malam hari, juga dikenal sebagai Pola
Pencelupan (Dipping Pattern).

b. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prevalensi hipertensi dan pola
tekanan darah dalam 24 jam pada perempuan 1 tahun setelah
preeklampsia berat.

c. Metode
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Kriteria inklusi
pada penelitian ini yaitu perempuan yang termasuk dalam follow up
pasien preeklampsia rawat jalan di Erasmus Medical Center, Netherlands
antara April 2011 dan September 2017, perempuan dengan preeklamsia
berat sebelumnya dan data yang tersedia pada pemantauan tekanan darah
rawat jalan 24 jam dan tekanan darah yang diukur dalam 9 sampai 15
bulan setelah melahirkan. Kriteria eksklusi penelitian ini yaitu perempuan
yang didiagnosis acute fatty liver disease atau preeklampsia ringan selama
indeks kehamilan. Populasi pada penelitian ini yaitu terdiri dari 200
perempuan. Analisis statistik yang dilakukan yaitu dengan uji t-test dan X2
test. Analisis regresi logistik dilakukan untuk menentukan potensi faktor
risiko untuk terjadinya hipertensi postpartum.

d. Hasil
Rata-rata usia kehamilan saat didiagnosis preeklampsia onset dini pada
usia kehamilan 30 minggu. Persentasi besar (48,6%) yaitu pada
perempuan dengan pendidikan akademi. Hubungan antara prevalensi
hipertensi, prevalensi hipertensi dengan ABPM, diagnosis hipertensi
sebelumnya, dan adanya riwayat minum obat antihipertensi. Sebanyak
41,5% perempuan telah memiliki hipertensi (hipertensi yang
berkelanjutan (14,5%), hipertensi yang tersamarkan (17,5%), atau white

2
coat hypertension (9,5%). Prevalensi hipertensi lebih tinggi selama malam
hari dengan ABPM (42,5%) daripada selama siang hari dengan ABPM
(32%) atau pengukuran tekanan darah biasa (24%). Penulis memeriksa
hubungan antara semua karakteristik dan berbagai resiko hipertensi
setelah kehamilan melalui analisis logistik regresi multivariat. Hanya
hipertensi yang telah ada sebelum kehamilan dan indeks massa tubuh
yang berhubungan dengan hipertensi setelah kehamilan. Hipertensi yang
telah ada sebelumnya dihubungan dengan peningkatan risiko hipertensi
selama siang hari dengan ABPM (odd ratio 2,8; 95 confidence interval
1,0-7,7; P=0,048), hipertensi (odds ratio 3,2; 95% confidence interval 1,0-
9,3; P=0,042) dan hipertensi berkelanjutan (odds ratio 7,5; 95%
confidence interval 1,7-32; P=0,007). Indeks massa tubuh pada trimester
pertama dikaitkan dengan peningkatan risiko pada hipertensi (odds ratio
1,1; 95% confidence interval 1-1,2; P=0,04). Hubungan antara tekanan
darah sistolik malam ke siang hari pada dipping pattern dan status
hipertensi dengan ABPM siang hari. Kerugian dipping pattern dapat
dilihat sebesar 45,6% pada perempuan dengan normotensi dengan ABPM
siang hari dan sebesar 45,3% perempuan dengan hipertensi dengan
ABPM siang hari. Tidak ada perbedaan yang diamati dari segi etnis dan
level edukasi antara perempuan yang diinklusikan dan dieksklusikan dari
penelitian ini.

e. Pembahasan
Pada penelitian ini 200 perempuan dengan preeklampsia berat
sebelumnya menunjukkan bahwa sebanyak 41,5% perempuan telah
memiliki hipertensi 1 tahun setelah melahirkan berdasarkan ABPM. Telah
diketahui bahwa perempuan dengan preeklampsia sebelumnya memiliki
risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya penyakit kardiovaskular
dikemudian hari, terutama pada perempuan dengan preeklampsia onset
dini atau preeklampsia berat. Berkaitan dengan metode pengukuran
tekanan darah, penelitian ini menunjukkan bahwa pemantauan tekanan
darah rawat jalan setelah preeklampsia berat memberikan informasi

3
tambahan penting disamping pengukuran tekanan darah biasa. Berbagai
macam tipe hipertensi (seperti hipertensi yang tersamarkan, white coat
hypertension, dan hipertensi malam hari) bisa didiagnosis dengan ABPM.
Pada penelitian ini, 17,5% perempuan dengan hipertensi
tersamarkan yang telah dihubungkan pada penelitian lain dengan risiko
peningkatan untuk berkembangnya menjadi hipertensi yang
berkelanjutan, dan penyakit kardiovaskular. Prevalensi perempuan dengan
hipertensi tersamarkan diantara populasi umum yaitu 9,5%. Diketahui
faktor risiko untuk terjadinya hipertensi tersamarkan yaitu prehipertensi
(tekanan darah 130-139/85-89 mmHg) yang berpengaruh pada 15%
perempuan di penelitian ini. Sebagian besar (38%) perempuan dengan
preeklampsia berat sebelumnya akan didiagnosis hipertensi (berdasarkan
pengukuran tekanan darah biasa) 9-6 tahun setelah melahirkan.
Kemungkinan masih dalam tahap prehipertensi selama 10 tahun awal
setelah melahirkan, yang mana membuat mereka lebih rentan untuk
berkembang menjadi hipertensi yang tersamarkan. White coat
hypertension merupakan diagnosis yang penting karena individu ini
memiliki risiko tinggi untuk berkembang menjadi hipertensi yang
berkelanjutan dan berakhir pada kerusakan organ (seperti mikroalbumin
dan hipertrofi ventrikel kiri) dibandingan dengan individu yang
normotensi.
Hasil dari penelitian ini seharusnya diinterpretasikan dalam
beberapa keterbatasan. Pertama karena penelitian ini menggunakan desain
deskriptif, perbedaan pada prevalensi hipertensi dan dipping pattern
antara perempuan dengan preeklampsia sebelumnya dan perempuan
dengan normotensi dalam kehamilan atau gangguan hipertensi dalam
kehamilan lainnya (hipertensi gestasional atau preeklampsia ringan) tidak
bisa diperiksa. Kedua, temuan ini mungkin tidak dapat digeneralisasikan
untuk semua perempuan dengan preeklampsia berat karena sebagian besar
perempuan berkulit putih dan berpendidikan tinggi. Ketiga, 15,7% dan
3,4% perempuan dengan peningkatan sedang dan berat albuminuria 1
tahun setelah kehamilan, yang mana tidak berpengaruh terhadap tekanan

4
darah. Keempat, pengukuran tekanan darah dan ABPM yang hanya sekali,
yang mungkin mengurangi keakuratan diagnosis dari tekanan darah yang
sebenarnya. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tekanan darah
diperoleh dari ABPM dapat lebih akurat daripada tekanan darah yang
diperoleh dari pengukuran tekanan darah biasa dan bahwa diagnosis
hipertensi tersamarkan dan white coat hypertension dapat diulang kembali
dalam jangka pendek tetapi cenderung untuk bergeser kearah hipertensi
berkelanjutan dalam jangka panjang.

f. Simpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa 41,5% perempuan dengan
preeklampsia berat sebelumnya dapat terjadi hipertensi 1 tahun setelah
melahirkan (hipertensi berkelanjutan, hipertensi tersamarkan atau white
coat hypertension) dan bahwa 45,5% perempuan memiliki sebuah
kekurangan pada rasio tekanan sistolik malam-siang hari pada dipping
pattern yang mana tidak bisa didiagnosis tanpa ABPM. Hipertensi
tersamarkan dan white-coat hypertension adalah faktor risiko
untuk terjadinya penyakit kardiovaskular dikemudian hari
dan hanya bisa didiagnosis dengan ABPM. Oleh karena itu,
ABPM sebaiknya dianjurkan pada semua perempuan
dengan risiko tinggi untuk terjadinya hipertensi dan
penyakit kardiovaskular dikemudian hari.

BAB II
TELAAH JURNAL

5
Telaah jurnal merupakan bagian dari kedokteran berbasis bukti (evidence-
based medicine) yang diartikan sebagai suatu proses evaluasi secara cermat dan
sistematis suatu artikel penelitian untuk menentukan reabilitas, validitas, dan
kegunaannya dalam praktik klinis. Komponen utama yang dinilai dalam critical
appraisal adalah validity, importancy, applicability. Tingkat kepercayaan hasil
suatu penelitian sangat bergantung dari desain penelitian dimana uji klinis
menempati urutan tertinggi. Telaah kritis meliputi semua komponen dari suatu
penelitian dimulai dari komponen pendahuluan, metodologi, hasil, dan diskusi.
Masing-masing komponen memiliki kepentingan yang sama besarnya dalam
menentukan apakah hasil penelitian tersebut layak atau tidak digunakan sebagai
referensi.
Telaah kritis meliputi semua komponen dari suatu penelitian dimulai dari
komponen pendahuluan, metodologi, hasil, dan diskusi. Masing-masing
komponen memiliki kepentingan yang sama besarnya dalam menentukan apakah
hasil penelitian tersebut layak atau tidak digunakan sebagai referensi.

I. Telaah Kelengkapan Jurnal


 Judul jurnal : Ada
 Pengarang dan institusi : Ada
 Abstrak : Ada
 Pendahuluan : Ada
 Metode : Ada
 Hasil : Ada
 Pembahasan : Ada
 Kesimpulan dan saran : Ada
 Daftar pustaka : Vancouver
 Lampiran : Tidak ada

II. Penilaian PICO VIA (Population, Intervention, Comparison, Outcome, Validity,


Importancy, Applicability)
1. Population
Penelitian ini menggunakan populasi pada perempuan yang termasuk dalam
follow up pasien preeklampsia rawat jalan di Erasmus Medical Center,
Netherlands antara April 2011 dan September 2017, perempuan dengan
preeklamsia berat sebelumnya dan data yang tersedia pada pemantauan
tekanan darah rawat jalan 24 jam dan tekanan darah yang diukur dalam 9

6
sampai 15 bulan setelah melahirkan. Kriteria eksklusi penelitian ini yaitu
perempuan yang didiagnosis acute fatty liver disease atau preeklampsia
ringan selama indeks kehamilan. Total populasi pada penelitian ini yaitu
terdiri dari 200 perempuan.

2. Intervention
Pada penelitian ini tidak dilakukan intervensi subjek penelitian.

3. Comparison
Penelitian ini mencari prevalensi hipertensi (hipertensi berkelanjutan,
hipertensi tersamarkan, dan white coat hypertension) dan ratio tekanan darah
sistolik malam sampai siang hari (dipping patter) dengan cara
membandingkan pengukuran tekanan darah biasa (office blood pressure) dan
pengukuran dengan ABPM (Ambulatory Blood Pressure Monitoring). Office
BP (Office blood pressure) dilakukan dengan cara penggukuran tekanan darah
dengan posisi duduk dengan setidaknya setelah istirahat 5 menit, yang mana
manset lengan diletakkan di lengan atas untuk mengukur tekanan darah
dengan alat oscillometric yang tervalidasi dan koresponden tidak dizinkan
berbicara selama pengukuran. Pengukuran dengan ABPM (Ambulatory Blood
Pressure Monitoring) dilakukan dengan cara menggunakan alat tekanan darah
portabel dengan teknik oscillometric tertanam.

4. Outcome
Berdasarkan penelitian ini, didapatkan hasil yaitu sebagai berikut:
 Pada tabel 1 menunjukkan hasil karakteristik ibu selama indeks kehamilan
dan follow up. Selama indeks kehamilan, rata rata perempuan berusia
31,6 tahun (SD 4.8) dan sebagian besar nullipara (70%). Usia kehamilan
rata rata didiagnosis saat usia 30.5 minggu (SD 5.0) dengan sebagian
besar perempuan telah mengalami preeklampsia onset dini (73%). Tabel 1

7
juga menyajikan fungsi ginjal yang dilihat dari berat ringannya penurunan
glomerulus filtration rate.

 Persentasi sebagian besar (48,6%) yaitu pada perempuan dengan


pendidikan akademi. Hubungan antara prevalensi hipertensi, prevalensi
hipertensi dengan ABPM, diagnosis hipertensi sebelumnya, dan adanya
riwayat minum obat antihipertensi. Sebanyak 41,5% perempuan telah
memiliki hipertensi (hipertensi yang berkelanjutan (14,5%), hipertensi
yang tersamarkan (17,5%), atau white coat hypertension (9,5%).
Prevalensi hipertensi lebih tinggi selama malam hari dengan ABPM
(42,5%) daripada selama siang hari dengan ABPM (32%) atau
pengukuran tekanan darah biasa (24%).

 Hipertensi yang telah ada sebelumnya dihubungan dengan peningkatan


risiko hipertensi selama siang hari dengan ABPM (odd ratio 2,8; 95
confidence interval 1,0-7,7; P=0,048), hipertensi (odds ratio 3,2; 95%
confidence interval 1,0-9,3; P=0,042) dan hipertensi berkelanjutan (odds
ratio 7,5; 95% confidence interval 1,7-32; P=0,007). Indeks massa tubuh
pada trimester pertama dikaitkan dengan peningkatan risiko pada
hipertensi (odds ratio 1,1; 95% confidence interval 1-1,2; P=0,04).
Hubungan antara tekanan darah sistolik malam ke siang hari pada dipping
pattern dan status hipertensi dengan ABPM siang hari. Kerugian dipping
pattern dapat dilihat sebesar 45,6% pada perempuan dengan normotensi
dengan ABPM siang hari dan sebesar 45,3% perempuan dengan
hipertensi dengan ABPM siang hari. Tidak ada perbedaan yang diamati
dari segi etnis dan level edukasi antara perempuan yang diinklusikan dan
dieksklusikan dari penelitian ini.

5. Validity
 Research question
a) Is the data collected in accordance with the purpose of the research?
Iya. Data yang diambil sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini
merupakan studi deskriptif dengan menjelaskan prevalensi hipertensi dan

8
pola tekanan darah 24 jam dengan cara pengukuran menggunakan ABPM
dan office Blood Pressure.

b) Are the inclusion and exclusion criteria in this research clearly


defined?
Iya. Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu perempuan yang
termasuk dalam follow up pasien preeklampsia rawat jalan di Erasmus
Medical Center, Netherlands antara April 2011 dan September 2017,
perempuan dengan preeklamsia berat sebelumnya dan data yang tersedia
pada pemantauan tekanan darah rawat jalan 24 jam dan tekanan darah
yang diukur dalam 9 sampai 15 bulan setelah melahirkan. Kriteria
eksklusi penelitian ini yaitu perempuan yang didiagnosis acute fatty liver
disease atau preeklampsia ringan selama indeks kehamilan.

c) Are the research subjects explained in detail?


Iya. Subjek pada penelitian ini adalah wanita nullipara dan multipara,
usia ≥18 tahun dengan usia kehamilan 39 hari (rata-rata, 4-91 hari).
Subjek penelitian akan dimasukkan ke dalam kelompok sesuai dengan
kriteria inklusi.

 Randomization
Was the randomization list concealed from patients, clinicians, and
researchers?
Iya. Pada penelitian ini baik pasien, peneliti maupun tenaga kesehatan
tidak mengetahui kelompok perlakuan yang telah ditentukan.

 Interventions and co-interventions


Were the perfomed interventions described in sufficent detail to be
followed by other?
Pada penelitian ini tidak dilakukan intervensi subjek penelitian.

6. Importancy
Is this study is important?

9
Ya, penelitian ini penting karena hasil penelitian ini mencari seberapa
besar prevalensi terjadinya hipertensi pada perempuan 1 tahun setelah
mengalami preeklampsia berat dalam kehamilan, yang mana hipertensi
tersebut dapat menjadi faktor risiko untuk terjadinya penyakit kardiovaskular
di kemudian hari.

7. Applicability
Is your environment so different from the one in study that the methods could
not be use there?
Lingkungan pada penelitian ini berbeda dengan lingkungan di Indonesia.
Akan tetapi metode yang sama tetap dapat digunakan pada penelitian yang
dilakukan di Indonesia, namun harus dipertimbangkan dengan kesediaan alat
yang digunakan.

BAB III
SIMPULAN

Berdasarkan telaah jurnal yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan


bahwa jurnal ini valid, penting dan dapat diterapkan sehingga jurnal ini dapat
digunakan sebagai referensi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Benschop L, et al. 2017. Blood Pressure Profile 1 Year After Severe Preeclampsia.
Diakses di http://ahajournals.org pada tanggal 22 September 2018

11

Anda mungkin juga menyukai