Bahan CBR 2
Bahan CBR 2
NPM : 17.11.029
BAB 1 PENDAHULUAN
Alasan dibuatnya CBR ini adalah sebagai salah satu persyaratan penyelesaian tugas,khusunya
mata kuliah Kewarganegaraan ,serta untuk menambah wawasan yang luas akan pengetahuan
khususnya di bagian evaluasi dalam bidang pendidikan.Meningkatkan daya kritis serta
menguatkan materi HAM.
C.Manfaat CBR
Untuk menambah wawasan luas khususnya tentang mater HAM ,penulis dapat lebih berpikir
kritis dari yang ia tahu,pembaca dapat mengetahui bahwa ada kekurangan dan kelebihann dari
buku yang di kritisi oleh penulis,untuk memenuhi tugas Critical Book Review materi
Kewarganeggaraan.
Konvensi eropa untuk perlindungan hak –hak asasi manusia dan kebebasan fundamental
ditandatangani oleh lima belas anggota dewan eropa di Roma,pada tanggal 4 november
1950.Konvensi ini berisi jaminan pihak-pihak penanda tangan bagi setiap orang yang berada
di yurisdiksi mereka tentang sejumlah hak dan kebebasan sebagai berikut:
Kovenan internasional tentang hak-hak ekonomis,social dan cultural berisi 15 pasal yang
terbagi ke dalam 3 bagian.kelima belas pasal tersebut menjamin hak-hak setiap orang,dan
mengakui kewajiban Negara-negara berdasarkan piagam PBB untuk memajukan rasa hormat
terhadap ,dan menaati hak-hak dan kebebasan insani.konvenan ini pun menegasan kewajiban
individu terhadap individu lainnya terhadap masyarakatnya ,untuk berusaha kea rah dimajukan
dan ditaatinya hak-hak yang diakui dalam konvenan ini.
Teori Hak Kodrati Ajaran teori hak kodrati muncul pada abad prtengahan dengan tokoh paling
meonjol Santo Thomas Aquinas . Ajaran hukum kodrati mengandung dua filsafat,yakni (1) ide
bahwa posisi masing-masing kehidupan manusia ditentukan oleh Tuhan dan semua manusia
tunduk pada otoritas Tuhan;(2) ide bahwa setiap orang adalah individu yang otonom.Para
pendukung teori hokum kodrati memilih pendekatan rasional sekuler,dengan memandang
semua permasalah an hokum sebagai ketentuan yang dapat diketahui dengan menggunakan
nalar yang benar dan kesahihannya tidak bergantung pada Tuhan.
Realisme HukumPara penganut teori ini adalah Karl Liewellyn dan Roscoe Pound. Menurut
pandangan penganut teori ini,hak dipandang sebagai produk akhir proses interaksi ,dan
mencerminkan nilai moral masyarakat yang berlaku pada segala waktu tertentu.Kemunculan
teori tentang ham yang beragam ,telah menjadi salah satu penyebab kemajemukan pandangan
tentang mekanisme perlindungan ham pada suatu Negara.sekurang-kurangnya terdapat 4
kelompok pandangan tentang ham yang masing-masing memiliki pengikut yang luas :
Seseorang dapat menjadi warga Negara apabila telah memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan
undang-undang atau peraturan lain yang mengatur masalah kewarganegaraan .Dikenal dua
asas yang dianut bangsa di dunia yakni asas ius soli status kewarganegaraan seseorang
ditentukan oleh tempat dimana ia dilahirkan ,tanpa memandang asal usul,kewarganegaraan
orang tua.asas ius sanguinis menetapkan status kewarganegaraan orang tualah yang
menentukan kewarganegaraan seseorang,bukan tempat ia dilahirkan .kewarganegaraan
bipatride atau rangkap apabila seorang warga dari suatu Negara menganut asas ius sanguinis
melahirkan anak di wilayah Negara yang menganut asas ius soli.aptride terjadi apabila
seorang anak dari keluarga yang menjadi warga dari suatu Negara yang menganut asas ius soli
dilahirkan di wilayah yang menganut asas ius sanguinis
2. Hak-hak Sipil dan Politik dalam Konvenan Internasional Hak- hak Sipil dan Politik
Sejak tanggal 23 Maret 1976 konvenan internasional hak- hak sipil dan politik dan protokol
manasuka pada konvenan tersebut telah berlaku bagi 35 negara peserta konvenan dan bagi 10
peserta protokol. Jumlah Negara peserta meningkat menjadi 44 peserta konvenan dan 16
peserta protokol pada tanggal 31 agustus 1977.Dengan bersandarkan pada prinsip-prinsip
yang dideklarasikan piagam PBB, Negara-negara peserta konvenan internasional hak-hak sipil
dan politik diawali mengakui pentingnya pelindungan hak-hak sebagai berikut: hak atas
hidup,hak untuk bebas dari siksaan atau perlakuan kejam,tak berprikemanusiaan atau
merendahkan martabat ;hak untuk bebas dari perbudakan , perdagangan budak, kerja paksa,
hak atas kebebasab dan keselamatan pribadi (persona) , dan penangkapan, hak untuk bebas
bergerak , termasuk meninggalkan atau memasuki negara ; hak untuk sama diperlakukan
sama di depan pengadilan ; hak untuk diakui sebagai pribadi di depan hukum , hak untuk tidak
dicampuri pribadinya,keluarga,rumah atau surat-suratnya, hak atas kebebasan
berpikir,kepercayaann dan beragama, hak atas kebebasan menyatakan pendapat; dan hak
untuk berkumpul secara damai.
3. Hak- hak Warga Negara Indonesia dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
Jaminan hak- hak asasi manusia dalam UUD 1945 bukan hanya tercantum di dalam pasal-
pasalnya , tetapi juga terdapat di dalam pembukaan dan penjelasannya. Di alinea pertama ,
ditegaskan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa . Sebagai konsekuensinya , segala
bentuk penjajahan harus dihapuskan , karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan. Jaminan hak asasi termuat pula dalam rumusan pancasila yang terdapat pada
setiap silanya. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, merupakan jaminan sekaligus bukti bahwa
kemerdekaan beragama seperti ditegaskan dalam pasal 29 ,setiap orang dituntut untuk
menghargai agama yang dianut orang lain agar tercipta keselarasan kehidupan bernegara.Sila
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab sangat erat kaitannya dengan hak asasi manusia dan
kebebasan fundamental.Hubungan antarmanusia dalam bernasyarakat dan bernegara diatur
agar berlandaskan moralitas secara adil dan beradab.Sila Persatuan Indonesia mengandung ide
dasar bahwa rakyat Indonesia meletakkan kepentingan dan keselamatan bangsa di atas
kepentingan dan keselamatan pribadi.Sila Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan merupakan inti ajaran demokrasi pancasila ,baik
dalam arti formal maupun material.Demokrasi yang dikembangkan berintikan nilai-nilai
kontemporer,dengan mengedepankan pengambilan keputusan secara musyawarah , bukan
pada suara mayoritas. Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia berkaitan erat
dengan nilai- nilai kemanusiaan . Sila ini mengandung prinsip- prinsip usaha bersama dalam
mencapai cita- cita masyarakat yang adil dan makmur.Ketentuan di dalam penjelasan UUD
1945 menegaskan implikasi status kewarganegaraan bagi perolehan hak dan kewajiban
sebagai warga Negara . Namun demikian perlindungan hak asasi bukan hanya diberikan
kepada warga Negara, tetapi meliputi seluruh penduduk, khususnya dalam hal kebebasan
berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran, beragama dan memperoleh kesejahteraan.
Dalam maknanya sebagai kekuasaan yang tertinggi, makna kedaulatan telah diakui sejak
Aristoteles dan sarjana hukum romawi. Pengertian ini sampai batas-batas tertentu masih dianut
hingga abad menengah dengan memahami kedaulatan sebagai wewenang tertinggi dari suatu
kesatuan politik.Makna kedaulatan dalam kontes hubungan antarnegara menjadi semakin
penting setelah ditandatangani konferensi Montevideo tahun 1933.Menurut konferensi ini,
sebagai subjek hukum internasional , Negara harus memiliki kualifikasi berikut :(1) penduduk
yang tetap, (2) wilayah tertentu (3) pemerintah (4) kemampuan mengadakan hubungan dengan
Negara-negara lain. Unsur keempat merupakan unsur yang khusus dalam kaitannya dengan
Negara sebagai subjek hukum internasional . Bagi sarjana hukum internasional , unsur ini
pula yang menjadi unsur konstitutif yang terpenting.Pandangan ini berbeda dengan konstitutif
suatu Negara.Sebagai kekuasaan Negara tertinggi , pengertian kedaulatan mengandung dua
pembatasan penting yaitu(1) kekuasaan itu terbatas pada batas wilayah Negara yang memiliki
kekuasaan itu, dan (2) kekuasaan itu berakhir di mana kekuasaan suatu Negara lain
mulai.Dalam konteks perlindungan yang terbatas tadi mengandung konsekuensi khusus.
Semua Negara sama-sama merdeka dan memiliki derajat yang sama, sehingga masing-masing
Negara tidak diwajibkan untuk tunduk pada keputusan Mahkamah Internasional, kecuali jika
Negara itu memberitahukan terlebih dahulu persetujuannya untuk mematuhi keputusan itu.
Pendapat yang menyatakan bahwa Negara merupakan subjek hukum internasional yang utama
masih memiliki pengikut banyak . Sejalan dengan itu tumbuh pula pengakuan bahwa Negara
bukan lagi satu-satunya subjek hukum internasional.Pendapat terakhir berkembang pesat sejak
usainya perang dunia II. Disamping Negara,tahta suci,palang merah internasional,organisasi
internasional,orang per orang,bahkan pemberontak dan pihak dalam sengketa diangkat
sebagai subjek hukum internasional.Untuk sebagian besar, hukum internasioanl masih
mengatur hubungan antarnegara,dan munculnya individu dan badan hukum lain sebagai
subjek hukum internasional sebagai suatu pengecualian.Sejalan dengan kecenderungan di
atas,pengakuan individu sebagai subjek hukum internasional mengalami perkembangan
cukup pesat . kini individu bukan saja dapat mengajukan perkara ke mahkamah internasional ,
tetapi dapat dianggap langsung bertanggungjawab sebagai individu bagi kejahatan perang dan
terhadap perikemanusiaan dan tidak dapat berlindung di balik negaranya.
a. Kebiasaan Internasional
Kebiasaan internasional adalah kebiasaan umum yang diterima sebagai hukum. Untuk menjadi
sumber hukum, kebiasaan internasional harus memenuhi dua unsure berikut :(1) Terdapat
kebiasaan yang bersifat umum,dan (2) Kebiasaan itu harus diterima sebagai hukum. Contoh
hukum internasional yang timbul melalui proses kebiasaan internasional adalah penggunaan
bendera putih sebagai bendera parlementer, maksudnya sebagai bendera yang member
perlindungan kepada utusan yang dikirim untuk mengadakan hubungan dengan musuh.
Keputusan pengadilan dan pendapat para sarjana sebagai sumber hukum tambahan bersifat
tidak mengikat, artinya tidak dapat menimbulkan suatu kaidah hukum. Meskipun tidak
memiliki kekuatan mengikat ,keputusan pengadilan internasional,terutama mahkamah
internasional,memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan hukum internasional.
Sebagaimana diketahui piagam PBB lahir berdasarkan konferensi San Fransisco yang
ditandatangani pada tanggal 26 juni 1945. Dan baru secara resmi dinyatakan berlaku pada
tanggal 24 oktober 1945, setelah diratifikasi oleh Negara-negara peserta konferensi tersebut.
Yang dimaksud dengan ratifikasi adalah persetujuan dari dewan legislatif,karena setiap
perjanjian internasional tidak begitu saja berlaku setelah ditandatangani Negara peserta,
tetapi juga membutuhkan persetujuan dari dewan legislatif Negara yang bersangkutan .Pasal 1
(3) dalam piagam ini mencantumkan bahwa salah satu tujuan PBB adalah menggalakkan dan
mendorong penghormatan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan asasi bagi semua orang
tanpa membedakan jenis kelamin,ras bahasa atau agama.Ada dua argumen para ahli hukum
internasional dalam menyikapi piagam PBB ini,yakni pertama,bahwa pasal 55 dan 56 yang
memprasyaratkan menggalakkan dan penghormatan serta ketaatan terhadap HAM hanyalah
bersifat anjuran,sebab Deklarasi tidak membuat daftar HAM dan tidak pula adanya lembaga
atau mekanisme jaminan pelaksanaan HAM tersebut. Kedua,menyatakan bahwa pasal 56
mengenakan kewajiaban yang jelas pada semua Negara anggota untuk mengambil tindakan
positif menuju penghormatan dan ketaatan terhadap HAM .Scott Davidson mengemukakan
bahwa status deklarasi dewasa ini adalah sebagai berikut:
a. Deklarasi tetap berstatus sebagai resolusi yang tidak mempunyai kekuatan mengikat
b. Deklarasi dapat diartikan sebagai tafsiran resmi piagam oleh Majelis Umum PBB
c. Deklarasi dipostulatkan sebagai bagian dari prinsip hukum umum yang diakui bangsa
beradab
d. Deklarasi dipostulatkan telah menjadi bagian hukum kebiasaan internasional
Ius Cogens adalah norma-norma yang harus dipatuhi dan tidak boleh dikurangi contohnya
larangan penggunaan kekerasan menurut hukum internasional.
Organ-organ PBB yang lebih banyak berkiprah dalam memperjuangkan HAM diantaranya
yang menonjol adalah Majelis Umum,Dewan ECOSOC,CHR,Komisi tentang Status Wanita
,Sekretariat , Dewan Keamanan UNESCO dan ILO.
A.Majelis Umum
Merupakan organ pleno PBB dan mempunyai kewajiban luas menurut Piagam untuk
mempertimbangkan HAM atas inisiatif sendiri dan usulan ketujuh komite utamanya.
Kewajiaban utama organ ini,menurut pasal 13 (1)(b) adalah mengadakan studi dan membuat
rekomendasi dalam rangka memnbantu merealisasikan HAM bagi setiap orang.
B.Dewan ECOSOC
Merupakan organ politik PBB yang bertugas membuat rekomendasi untuk menggalakkan
penghormatan dan ketaatan terhadap HAM dan kebebasan asasi.
C.Komisi HAM (CHR)
Adalah suatu badan politik yang berdimrnsi pilitis,yang kepada ECOSOC menyampaikan
proposal,rekomendasi dan laporan tentang:
1. Suatu bill of rights ( pernyataan tertulis mengenai hak-hak asasi manusia terpenting)
internasional
2. Deklarasi atau konvensi internasional mengenai kebebasan sipil (civil liberties) ,status
wanita kebebasan informasi dan hal-hal serupa
3. Perlindungan bagi kaum Minoritas
4. Pencegahan diskriminasi berdasarkan ras,jenis kelamin,bahasa atau agama
5. Hal-hal lain mengenai hak-hak asasi manusia yang tidak dicakup oleh butir – butir 1-4
G.Dewan Keamanan
Dewan ini diberi hak dan wewenang untuk menentukan mengenai suatu hal atau masalah yang
dianggap mengganggu perdamaian,mengancam perdamaian atau suatu tindakan agresif.
Dewan ini bertanggung jawab atas pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.
H.Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris jenderal yang bertugas mengepalai administrasi
PBB. Sekretaris jenderal ini dapat meminta perhatian dewan keamanan PBB tentang sesuatu
masalah yang menurut pendapat mereka dapat membahayakan perdamaian dan keamanan
internasional.
Hak-hak asasi manusia sebagai konsepsi yang mencakup hak-hak rakyat memiliki pengaruh
terhadap masyarakat internasional.Pengaruh tersebut dapat dicermati dalam hal:
Prinsip resiprositas menekanakn sebuah Negara harus memenuhi kewajibannya selama pihak
lain juga melakukan kewajiban yang sama,sebaliknya bila Negara lain tidak memenuhi
kewajibannya,maka tak ada alasan bagi suatu Negara mematuhi kewajibannya.Dalam hal
prinsip resiprositas perkembangan yang paling menonjol adalah pergeseran orientasi
kebangsaan menjadi kemanusiaan.Bila kebangsaan sekarang telah digantikan tempatnya oleh
keinginan untuk menjaga menusia sebagaimana adanya.
Rakyat dan individu telah menggeser kedudukan Negara sebagai satu-satunya pusat
kekuasaan.
Terdapat kecenderungan untuk menempatkan rakyat dan individu sebagai subjek hukum
internasional.Namun kedudukannya tidak setara betul dengan Negara berdaulat,sehingga
peranannya dalam masyarakat internasional masih jauh tertinggal bila dibandingkan dengan
peranan Negara berdaulat .
Perlindungan ham hanya berlaku ketika manusia menjadi warga Negara.Ketika ia memilih
menjadi orang asing atau bukan warga Negara maka ia berada di luar perlindungan tadi.Hal ini
terjadi karena dua sebab:(1) Sangat sedikit peraturan mengenai hak-hak asasi manusia yang
memperoleh kesahihan universal atau yang menjadi hukum biasa,kebanyakan masih tetap
sebagai hukum perjanjian.(2) Alasan subjektif,seperti Negara berkembang menganggap hak-
hak orang asing timbul dari keinginan untuk menjaga warga Negara dari suatu Negara besar
ketika berada di luar negerinya,dan karenanya telah mendorong Negara- Negara berkembang
untuk menempatkan warga asing sama dengan warga negaranya.Namun secara perlahan hak
asasi manusia telah mengubah tujuan peraturan tentang orang asing.
Pengaruh doktrin hak asasi manusia dan hak menentukan nasib sendiri terhadap hukum
internasional bersifat instrumental,bukanlah dalam hal tatanan atau metode pembuatan hukum
internasional.Doktrin hak asasi manusia dan hak menentukan nasib sendiri telah mendorong
lahirnya perangkat prinsip dan criteria baru dan memutuskan pengaruh prinsip dan criteria
lama.Pengaruh tadi dapat dapat dilihat pada tiga bidang:
a. Munculnya kesadaran bahwa prinsip-prinsip pokok hak –hak asasi manusia tidak ada
hubungannya dengan resiprositas.
b. Kesadaran masyarakat internasional untuk mengakui nilai-nilai tertentu yang harus
dimenangkan dari segala bentuk kepentingan nasional mana pun .
c. Berkenaan dengan”kematian” perjanjian yang merujuk pada pasal 60 Konvensi Wina
tahun 1969.
e..Pengawasan Internasional
Berkembangnya doktrin hak-hak asasi manusia menjelang berakhirnya perang dunia II telah
mendorong munculnya mekanisme pengawasan dengan dua cciri menonjol: (1) Ia dapat
digerakkan oleh badan-badan yang lain dari Negara,seperti organisasi buruh,serikat pekerja
dan lain-lain dan dapat diaktifkansecara otomatis tanpa suatu permintaan khusus (2) Ia hanya
membuktikan kejadian-kejadian pelanggaran yang mungkin terjadi dan menganjurkan Negara
yang bersangkutan untuk menghentikan tingkah lakunya yang melanggar peraturan
tersebut,tanpa mengeluarkan suatu pengutukan resmi atau mewajibkan suatu ganti rugi.
f.Pertanggungjawaban Internasional
Doktrin hak-hak asasi manusia telah berpengaruh pula terhadap pertanggungjawaban suatu
Negara akibat pelanggaran yang dilakukannya terhadap peraturan internasional.Pengaruh ini
tampak dalam dua hal berikut : (a)hak-hak asasi manusia ikut serta dalam mengecilkkan
peranan kerugian dalam gagasan (b)hak-hak asasi manusia ikut serta dalam menciptakan
suatu kategori pelanggaran khusus dalam hukum internasional.
g.Hukum Perang
Peristilahan hukum perang,sebagai seperangkat peraturan dan prinsip yang berusaha mengatur
jalannya perang antara dua Negara atau lebih,sebagaimana juga perang saudara atau perang
kemerdekaan nasional,dalam besenjata.Pergeseran terminologi ini jelas
menggambarkan,perubahan fokus masalah dari aspek legal ke arah aspek kemanusiaan.
1.Dimensi Persamaan
Istilah persamaan didefinisikan sebagai suatu keadaan yang sama atau serupa.Keadaan mana
dapat dilihat dari unsur-unsur yang terdapat padanya.Sebuah benda dikatakan memiliki
persamaan dengan benda lain apabila unsur0unsur dari kedua benda tersebut memiliki unsure
yang sama.Pemahaman istilah persamaan ini akan lebih mudah dengan cara memahami pula
makna yang terkandung dari lawan kata yang bersangkutan,yakni perbedaan dan atau
ketidaksesuaian.
Adanya persamaan bahwa setiap manusia berhak untuk mendapat kedudukan sosial ekonomi
yang sama yang dijamin oleh hukum dan undang-undang . Hal ini dapat kita lihat dari
berbagai piagam,maupun konvensi serta beberapa pasal yang berkenaan dengan hak-hak asasi
manusia.Beberapa ukuran yang sering dijadikan pedoman oleh masyarakat dalam
menempatkan seorang dalam kelompok yang lebih tinggi,sedang maupun rendah yaitu: (a)
ukuran kekayaan (b)ukuran kekuasaan (c) ukuran kehormatan (d0 ukuran ilmu pengetahuan.
Bahwa setiap manusia secara hukum dan undang-undang mempunyai hak-hak ,kewajiban-
kewajiban dan perlindungan hukum yang sama.Kedudukan yang sama tersebut didasarkan
atas kesamaan manusia secara kodrati sebagai makhuluk yang sama-sama diciptakan Tuhan
dan diberikan hak-hak dasar kepadanya.
Adapunn yang dimaksud dengan persamaan dalam perlindungan undang-undang adalah suatu
kedudukan di mana setiap manusia mendapat perlakuan sama di depan undang-undang dan
hukum.Persamaaan dalam perlindungan undang-undang juga mengandung pengertian bahwa
setiap manusia laki-laki maupun perempuan,warga Negara maupun asing,serta dengan tidak
memandang agama,suku bangsa warana kulit,dan berbagai bentuk diskriminasi lainnya adalah
sama dapat bertindak sebagai subjek hukum,yakni sebagai pembawa hak atau yang memiliki
hak dan kewajiban.
a. Hak atas kebebasan berkumpul dan mengeluarkan pendapat terdapat dalam undang-
undang dasar 1945 pasal 28.
b. Hak atas pekerjaan dan penghidupkan yang layak dalam UUD 1945 terdapat dalam
pasal 27 ayat 2.
c. Hak untuk memeluk agama yang diyakini ,dalam UUD 1945 dijamin sebagaimana
terdapat pada pasal 29 ayat 2.
d. Hak mendapatkan pengajaran dalam UUD 1945 dijamin berdasarkan pasal 31 ayat (1)
dan ayat (2).
e. Hak pembelaan Negara dalam UUD 1945 dinyatakan dalam pasal 30.
Pada buku terbitan universitas terbuka yang ditulis oleh Idrus Affandi dan Karim Suryadi
berjudul”Hak Asasi Manusia” berisi 6 bab pembahasan . Di setiap akhir pembahasan tiap bab
terdapat soal-soal latihan disertai tugas guna memaksimalkan materi di setiap pembahasan.
Bab 1 membahas tentang(1) sejarah perkembangan hak asasi manusia dimana membahas
(2)periode-periode hak asasi manusia,(3)pandangan dan praktek pelaksanaan hak asasi
manusia yang membahas tentang teori-teori hak kodrati,positivisme,dan teori realisme
hukum(4)hak asasi manusia dan warga Negara yang menjelaskan asas ius soli dan ius
sanguinis serta kewarganegaraan apatide dan bipatride.
Bab 2 membahas tentang(1) hak-hak sipil dan politikseperti hak-hak sipil dan politik dalam
konvenan internasional ,lalu (2)hak-hak Negara Indonesia dalam pancasila dan undang
undang dasar 1945.
Bab3 membahas tentang hak asasi internasional meliputi(1)hakikat kedaulatan Negara dalam
masyarakat internasional,(2)individu sebagai subjek hukum internasional,(3)perjanjian dan
proses pembuatannya(4)kebiasaan internasional,prinsip hukum umum,dan resolusi majelis
umum PBB dalam rangka perlindungan hak asasi manusia internasional.
Bab 4 membahas tentang perserikatan bangsa-bangsa dan ham yang meliputi (1)piagam
perserikatan bangsa-bangsa(2)organ-organ PBB dan ham.
Bab 5 membahas tentang hak asasi manusia di dunia yang semakin bersatu meliputi (1)nilai-
nilai hak asasi manusia di dunia kontemporer(2) dampak hak-hak manusia terhadap
masyarakat internasional.
Jika dilihat dari aspek berikut,buku karya tulis oleh Idrus Affandi dan Karim Suryadi ini
adalah buku “Pendidikan Kewarganegaraan”.Buku ini ditulis bertujuan untuk mendapatkan
alat bantu pembelajaran kewarganegaraan sebagai pengembang kepribadian bagi mahasiswa
perguruan tinggi.Semua penjelasan dalam buku ini juga sangat lengkap.
Secara garis besar buku ini sudah lengkap membahas tentang materi pendidikan
kewarganegaraan yaitu HAM itu sendiri.Mulai dari perkembangan Ham sampai persamaan
Ham di depan undang-undang.Selain itu di akhir pembahasan tiap bab disuguhkan latihan soal
beserta kunci jawaban di akhir guna memantapkan materi yang telah diulas dan memiliki
rangkuman di setiap babnya.Buku yang diterbitkan pada januari 2013 ini terdiri dari 6
bab.materi pokok yang dibahas dalam buku ini adalah perkembangan Ham, hak-hak politik
dan sipil,Ham dalam internasional , dan persamaan Ham di depan undang-undang.
Dilihat dari aspek tata bahasa pada buku terbitan universitas terbuka ini juga sangat baku.Jadi
tidak banyak hal yang mengganjal dalam memahami isi materinya.Jadi saya simpulkan dari
aspek tata bahasa ini bahwa yang digunakan singkat,padat,jelas.
Jadi dalam menganalisis kelebihan dan kekurangan pada buku ini saya dapat menarik
keesimpulan bahwasanya buku ini secara keseluruhan lebih banyak keunggulannya dari pada
kelemahannya.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Mata kuliah Kewarganegaraan pada perguruan tinggi memiliki posisi strategis dalam
melakukan perubahan sikap dan prilaku mahasiswa Indonesia melalui proses pembelajaran
mata kuliah kewarganegaraan.Terutama saat mempelajari lebih dalam tentang Hak Asasi
Manusia ,dalam upaya meningkatkan mutu dan pembentukan karakter bangsa yang senantiasa
dilakukan peningkatan dan perbaikan materi yang dinamis mengikuti perubahan zaman,materi
HAM dalam buku ini sangat cocok untuk pembelajaran kewarganegaraan dimana kita
mengetahui bagaimana sejarah perkembangan Ham,pelaksanaan Ham dalam kehidupan,Ham
internasional dan persamaan Ham di depan undang-undang bagi setiap orang.a gar kita saling
menghargai setiap hak kita masing –masing.
B.Rekomendasi
Menurut saya buku ini cocok untuk bahan pengejaran dan media pembelajaran antar guru
dengan siswa atau dosen dengan mahasiswa atau untuk belajar mandiri di kalangan umum.
Karena selain buku ini mudah dipahami,buku ini juga membahas secara rinci tentang Hak
Asasi Manusia. Buku ini juga tidak sepenuhnya lengkap saran saya jangan berpatok hanya
pada buku ini saja sebab sumber-sumber lain juga amatlah penting seperi media masa atau
media elektronik (internet).