Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL BOOK REVIEW

HAK ASASI MANUSIA

(IDRUS AFFANDI,KARIM SURYADI 2013)

NAMA MAHASISWA : CICI INDRAYANI

NPM : 17.11.029

DOSEN PENGAMPUH : RIDA KURNIATI,S.Psi,M.Psi.

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN


KEBIDANAN INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA SUMATERA
UTARA JANUARI 2018

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya CBR


CBR sangatlah penting,karena bukan hanya sekedar laporan atau tulisan tentang isi sebuah
buku ,tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi mengenai keunggulan dan kelemahan buku
dan apa yang menarik dari buku tersebut. Oleh karena itu,penulis membuat Critical Book
Review ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku,referensi,terkhusus pada
pokok bahasa tentang HAM.

B. Tujuan Penulisan CBR

Alasan dibuatnya CBR ini adalah sebagai salah satu persyaratan penyelesaian tugas,khusunya
mata kuliah Kewarganegaraan ,serta untuk menambah wawasan yang luas akan pengetahuan
khususnya di bagian evaluasi dalam bidang pendidikan.Meningkatkan daya kritis serta
menguatkan materi HAM.

C.Manfaat CBR

Untuk menambah wawasan luas khususnya tentang mater HAM ,penulis dapat lebih berpikir
kritis dari yang ia tahu,pembaca dapat mengetahui bahwa ada kekurangan dan kelebihann dari
buku yang di kritisi oleh penulis,untuk memenuhi tugas Critical Book Review materi
Kewarganeggaraan.

D. Identitas Buku yang Dilaporkan

1. Judul :Hak Asasi Manusia


2. Edisi :1
3. Pengarang :Idrus Affandi dan Karim Suryadi
4. Penerbit :Universitas Terbuka
5. Kota terbit :Tangerang Selatan
6. Tahun terbit :2013
7. ISBN :979-689-024-0

BAB II . RINGKASAN ISI BUKU

A.BAB I SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA

1.Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia


Hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada manusia kodrati. Pengakuan hak asasi
manusia lahir dari kenyataan bahwa semua umat manusia dilahirkan bebas dan memiliki
martabat dan hak-hak yang sama. Sejak abad ke -13 usaha perlindungan hak asasi manusia
telah dimulai. Usaha melindungi hak-hak asasi manusia telah ditempuh bangsa inggris sejak
1215 dengan ditandatanganinya Magna Charta oleh Raja John Lackland. Piagam ini berisi
beberapa hak yang diberikan Raja John kepada beberapa bangsawan bawahannya dan kaum
gerejania atas sejumlah tuntutan yang diajukan mereka. Dengan demikian , piagam ini
melindungi kaum bangsawan dan gerejania dari kekuasaan Raja John yang amat luas.
Perkembangan selanjutnya ditandai dengan penandatanganan Petition of Rights pada 1628
yang dilakukan Raja Charles 1 . Dibandingkan dengan Magna Charta , kandungan petition of
rights banyak mengalami kemajuan.Bila penandatanganan Magna Charta dilatarbelakangi oleh
sejumlah tuntutan yang diajukan kaum bangsawan dan gerejani , maka kelahiran Petition of
Rights dilatarbelakangi oleh munculnya sejumlah tuntutan rakyat yang diwakili oleh Parlemen
( House of Common ).Perjuangan perlindungan hak asasi manusia tidak lepas dari perrjuangan
rakyat di Negara – Negara tersebut dalam menghadapi kesewenang-wenangan penguasanya.
Diakui oleh berkembangnya ajaran kenegaraan yang mengarah pada pertumbuhan ajaran
demokrasi menjadikan sejarah perlindungan hak asasi manusia memiliki kaitan erat dengan
usaha pembentukan tatanan Negara hukum yang demokrasi . Hal ini antara lain tampak dari
tumbuhnya kesadaran rakyat Inggris , Prancis dan Amerika Serikat untuk meletakkan
pembatasan kekuasaan para penguasanya dalam sebuah undang-undang atau bahkan
konstitusi,sekaligus mewajibkan pemimpin suatu Negara melindungi sejumlah hak yang
melekat secara kodrati pada individu-individu yang menjadi warga negaranya.

2. Periode-Periode Hak Asasi Manusia

Konvensi eropa untuk perlindungan hak –hak asasi manusia dan kebebasan fundamental
ditandatangani oleh lima belas anggota dewan eropa di Roma,pada tanggal 4 november
1950.Konvensi ini berisi jaminan pihak-pihak penanda tangan bagi setiap orang yang berada
di yurisdiksi mereka tentang sejumlah hak dan kebebasan sebagai berikut:

1. Hak setiap orang atas hidup dilindungi oleh undang-undang.


2. Menghilangkan hak hidup orang tak dianggap bertentangan,apabila diakibatkan
penggunaan kekerasan yang dipaksakan oleh keadaan.
3. Tak seorang pun boleh dikenakan siksaan atau perlakuan tak berprikemanusiaan atau
merendahkan martabat manusia.

Kovenan internasional tentang hak-hak ekonomis,social dan cultural berisi 15 pasal yang
terbagi ke dalam 3 bagian.kelima belas pasal tersebut menjamin hak-hak setiap orang,dan
mengakui kewajiban Negara-negara berdasarkan piagam PBB untuk memajukan rasa hormat
terhadap ,dan menaati hak-hak dan kebebasan insani.konvenan ini pun menegasan kewajiban
individu terhadap individu lainnya terhadap masyarakatnya ,untuk berusaha kea rah dimajukan
dan ditaatinya hak-hak yang diakui dalam konvenan ini.

3.Pandangan dan Praktek Pelaksanaan Hak Asasi Manusia

Teori Hak Kodrati Ajaran teori hak kodrati muncul pada abad prtengahan dengan tokoh paling
meonjol Santo Thomas Aquinas . Ajaran hukum kodrati mengandung dua filsafat,yakni (1) ide
bahwa posisi masing-masing kehidupan manusia ditentukan oleh Tuhan dan semua manusia
tunduk pada otoritas Tuhan;(2) ide bahwa setiap orang adalah individu yang otonom.Para
pendukung teori hokum kodrati memilih pendekatan rasional sekuler,dengan memandang
semua permasalah an hokum sebagai ketentuan yang dapat diketahui dengan menggunakan
nalar yang benar dan kesahihannya tidak bergantung pada Tuhan.

PositivismeTeori ini menggunakan pendekatan yang mencerminkan suasana ilmiah zaman


pencerahan di eropa pada abad ke -18. Salah seorang penganut teori ini adalah David
Hume,yang mengungkapkan bahwa penelitian terhadap fenomena social dapat dikelompokkan
dakam dua kategori ,yakni:( 1) kategori fakta,yang dapat dibuktikan dengan “ada” secara
empiris dan yang “benar”atau”salah”-nya dapat diperlihatkan . inilah yang dimaksud dengan
“seharusnya”.

Realisme HukumPara penganut teori ini adalah Karl Liewellyn dan Roscoe Pound. Menurut
pandangan penganut teori ini,hak dipandang sebagai produk akhir proses interaksi ,dan
mencerminkan nilai moral masyarakat yang berlaku pada segala waktu tertentu.Kemunculan
teori tentang ham yang beragam ,telah menjadi salah satu penyebab kemajemukan pandangan
tentang mekanisme perlindungan ham pada suatu Negara.sekurang-kurangnya terdapat 4
kelompok pandangan tentang ham yang masing-masing memiliki pengikut yang luas :

1. Pandangan Universal Absolut melihat HAM sebagai nilai-nilai universal sebagaimana


dirumuskan dalam dokumen-dokumen hak asasi manusia internasional.
2. Pandangan Universal Relatif melihat persoalan HAM sebagai masalah
universal,namun dalam pelaksanaannya mengenal perkecualian yang didasarkan atas
asa-asas hukum internasional.
3. Pandangan Partikularistik Absolut melihat persoalan HAM sebagai masalah intern
masing-masing bangsa
4. Pandangan Partikularistik Relatif melihat persoalan HAM disamping sebagai masalah
universal juga merupakan masalah nasional masing-masing bangsa.

4.Hak Asasi Manusia dan Warga Negara

Seseorang dapat menjadi warga Negara apabila telah memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan
undang-undang atau peraturan lain yang mengatur masalah kewarganegaraan .Dikenal dua
asas yang dianut bangsa di dunia yakni asas ius soli status kewarganegaraan seseorang
ditentukan oleh tempat dimana ia dilahirkan ,tanpa memandang asal usul,kewarganegaraan
orang tua.asas ius sanguinis menetapkan status kewarganegaraan orang tualah yang
menentukan kewarganegaraan seseorang,bukan tempat ia dilahirkan .kewarganegaraan
bipatride atau rangkap apabila seorang warga dari suatu Negara menganut asas ius sanguinis
melahirkan anak di wilayah Negara yang menganut asas ius soli.aptride terjadi apabila
seorang anak dari keluarga yang menjadi warga dari suatu Negara yang menganut asas ius soli
dilahirkan di wilayah yang menganut asas ius sanguinis

B. BAB II HAK – HAK POLITIK DAN SIPIL

1.Hak-hak sipil dan politik dalam Deklarasi Hak-hak Asasi Manusia

Kesadaran umat manusia untuk memajukan usaha perlindungan HAM mengalami


perkembangan pesat sejak berakhirnya perang dunia ke II. Penegasan ini tertuang di dalam
pasal 68 piagam PBB yang menyatakan dewan ekonomi dan social mendirikan panitia di
bidang ekonomi dan sosial untuk memajukan hak- hak manusia.Memenuhi ketentuan pasal
68 tersebut,pada tahun 1946 telah terbentuk komisi hak-hak manusia beranggotakan 18
orang.setelah dua tahun bekerja,akhirnya komisi menghasilkan deklarasi universal tentang
HAM. Deklarasi berisi 30 pasal. Hak- hak sipil dan politik diatur dalam pasal 3 sampai pasal
21. Hak-hak tersebut meliputi : hak atas hidup,kebebasan dan keamanan pribadi,kebebasan
dari perbudakan dan perdagangan budak : kebebasan dari penyiksaan atau perlakuan kejam
tak berprikemanusiaan merendahkan martabat atau dikenakan hukuman, hak atas pengakuan
dimana-mana sebagai pribadi (person) di hadapan hukum , hak diperlakukan sama dan
mendapat perlindungan hukum yang sama , hak mendapat penyelesaian efektif oleh
pengadilan dijamin konstitusinya, hak untuk didengar secara adil dan terbuka oleh sebuah
mahkamah yang bebas dan tidak memihak.

2. Hak-hak Sipil dan Politik dalam Konvenan Internasional Hak- hak Sipil dan Politik

Sejak tanggal 23 Maret 1976 konvenan internasional hak- hak sipil dan politik dan protokol
manasuka pada konvenan tersebut telah berlaku bagi 35 negara peserta konvenan dan bagi 10
peserta protokol. Jumlah Negara peserta meningkat menjadi 44 peserta konvenan dan 16
peserta protokol pada tanggal 31 agustus 1977.Dengan bersandarkan pada prinsip-prinsip
yang dideklarasikan piagam PBB, Negara-negara peserta konvenan internasional hak-hak sipil
dan politik diawali mengakui pentingnya pelindungan hak-hak sebagai berikut: hak atas
hidup,hak untuk bebas dari siksaan atau perlakuan kejam,tak berprikemanusiaan atau
merendahkan martabat ;hak untuk bebas dari perbudakan , perdagangan budak, kerja paksa,
hak atas kebebasab dan keselamatan pribadi (persona) , dan penangkapan, hak untuk bebas
bergerak , termasuk meninggalkan atau memasuki negara ; hak untuk sama diperlakukan
sama di depan pengadilan ; hak untuk diakui sebagai pribadi di depan hukum , hak untuk tidak
dicampuri pribadinya,keluarga,rumah atau surat-suratnya, hak atas kebebasan
berpikir,kepercayaann dan beragama, hak atas kebebasan menyatakan pendapat; dan hak
untuk berkumpul secara damai.

3. Hak- hak Warga Negara Indonesia dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

Jaminan hak- hak asasi manusia dalam UUD 1945 bukan hanya tercantum di dalam pasal-
pasalnya , tetapi juga terdapat di dalam pembukaan dan penjelasannya. Di alinea pertama ,
ditegaskan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa . Sebagai konsekuensinya , segala
bentuk penjajahan harus dihapuskan , karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan. Jaminan hak asasi termuat pula dalam rumusan pancasila yang terdapat pada
setiap silanya. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, merupakan jaminan sekaligus bukti bahwa
kemerdekaan beragama seperti ditegaskan dalam pasal 29 ,setiap orang dituntut untuk
menghargai agama yang dianut orang lain agar tercipta keselarasan kehidupan bernegara.Sila
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab sangat erat kaitannya dengan hak asasi manusia dan
kebebasan fundamental.Hubungan antarmanusia dalam bernasyarakat dan bernegara diatur
agar berlandaskan moralitas secara adil dan beradab.Sila Persatuan Indonesia mengandung ide
dasar bahwa rakyat Indonesia meletakkan kepentingan dan keselamatan bangsa di atas
kepentingan dan keselamatan pribadi.Sila Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan merupakan inti ajaran demokrasi pancasila ,baik
dalam arti formal maupun material.Demokrasi yang dikembangkan berintikan nilai-nilai
kontemporer,dengan mengedepankan pengambilan keputusan secara musyawarah , bukan
pada suara mayoritas. Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia berkaitan erat
dengan nilai- nilai kemanusiaan . Sila ini mengandung prinsip- prinsip usaha bersama dalam
mencapai cita- cita masyarakat yang adil dan makmur.Ketentuan di dalam penjelasan UUD
1945 menegaskan implikasi status kewarganegaraan bagi perolehan hak dan kewajiban
sebagai warga Negara . Namun demikian perlindungan hak asasi bukan hanya diberikan
kepada warga Negara, tetapi meliputi seluruh penduduk, khususnya dalam hal kebebasan
berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran, beragama dan memperoleh kesejahteraan.

C. BAB III HAK ASASI MANUSIA INTERNASIONAL

1. Hakikat Kedaulatan Negara dalam Masyarakat Internasional

Dalam maknanya sebagai kekuasaan yang tertinggi, makna kedaulatan telah diakui sejak
Aristoteles dan sarjana hukum romawi. Pengertian ini sampai batas-batas tertentu masih dianut
hingga abad menengah dengan memahami kedaulatan sebagai wewenang tertinggi dari suatu
kesatuan politik.Makna kedaulatan dalam kontes hubungan antarnegara menjadi semakin
penting setelah ditandatangani konferensi Montevideo tahun 1933.Menurut konferensi ini,
sebagai subjek hukum internasional , Negara harus memiliki kualifikasi berikut :(1) penduduk
yang tetap, (2) wilayah tertentu (3) pemerintah (4) kemampuan mengadakan hubungan dengan
Negara-negara lain. Unsur keempat merupakan unsur yang khusus dalam kaitannya dengan
Negara sebagai subjek hukum internasional . Bagi sarjana hukum internasional , unsur ini
pula yang menjadi unsur konstitutif yang terpenting.Pandangan ini berbeda dengan konstitutif
suatu Negara.Sebagai kekuasaan Negara tertinggi , pengertian kedaulatan mengandung dua
pembatasan penting yaitu(1) kekuasaan itu terbatas pada batas wilayah Negara yang memiliki
kekuasaan itu, dan (2) kekuasaan itu berakhir di mana kekuasaan suatu Negara lain
mulai.Dalam konteks perlindungan yang terbatas tadi mengandung konsekuensi khusus.
Semua Negara sama-sama merdeka dan memiliki derajat yang sama, sehingga masing-masing
Negara tidak diwajibkan untuk tunduk pada keputusan Mahkamah Internasional, kecuali jika
Negara itu memberitahukan terlebih dahulu persetujuannya untuk mematuhi keputusan itu.

2. Individu Sebagai Subjek Hukum Internasional

Pendapat yang menyatakan bahwa Negara merupakan subjek hukum internasional yang utama
masih memiliki pengikut banyak . Sejalan dengan itu tumbuh pula pengakuan bahwa Negara
bukan lagi satu-satunya subjek hukum internasional.Pendapat terakhir berkembang pesat sejak
usainya perang dunia II. Disamping Negara,tahta suci,palang merah internasional,organisasi
internasional,orang per orang,bahkan pemberontak dan pihak dalam sengketa diangkat
sebagai subjek hukum internasional.Untuk sebagian besar, hukum internasioanl masih
mengatur hubungan antarnegara,dan munculnya individu dan badan hukum lain sebagai
subjek hukum internasional sebagai suatu pengecualian.Sejalan dengan kecenderungan di
atas,pengakuan individu sebagai subjek hukum internasional mengalami perkembangan
cukup pesat . kini individu bukan saja dapat mengajukan perkara ke mahkamah internasional ,
tetapi dapat dianggap langsung bertanggungjawab sebagai individu bagi kejahatan perang dan
terhadap perikemanusiaan dan tidak dapat berlindung di balik negaranya.

3.Perjanjian Internasional dan Proses Pembuatannya

Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan oleh subjek-subjek hukum


internasional dan bertujuan untuk melahirkan akibat-akibat hukum tertentu.Termasuk ke
dalam perjanjian internasional adalah perjanjian yang dibuat oleh Negara dengan Negara
,antara Negara dengan organisasi internasional,antara organisasi internasional yang satu
dengan yang lainnya,danperjanjian yang dibuat antara tahta suci dengan Negara-negara.Jika
dilihat dari pihak yang terlibat perjanjian internasional dibedakan atas perjanjian Birateral
adalah perjanjian yang diadakan oleh dua pihak,seperti perjanjian antara Republik Indonesia
dan Filipina tentang pemberantasan penyeludupan dan pajak laut.Dan perjanjian
Multilateral,adalah perjanjian yang diadakan oleh banyak pihak. Perjanjian ini biasanya tidak
hanya mengatur kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian.contoh perjanjian
multilateral adalah konvensi Winna tentang hubungan diplomatik. Sedangkan jika dilihat dari
sifat yang mengikatnya perjanjian internasional dibedakan atas treaty contract adalah
perjanjian yang dimaksudkan untuk melhirkan akibat-akibat hukum yang hanya mengikat
pihak-pihak yang mengadakan perjanjian. Adapun law making treaty adalah perjanjian yang
akibat-akibatnya menjadi dasar ketentuan atau kaidah hukum internasional. Perjanjian
internasional dibuat melalui tiga proses berikut: (1) perundingan (2)penandatanganan dan (
3) pengesahan. Tahap perundingan akan diakhiri dengan penerimaan naskah dan pengesahan
bunyi naskah. Dalam praktek perjanjian internasional,peserta biasanya menetapkan ketentuan
mengenai jumlah suara yang harus dipenuhi untuk memutuskan apakah naskah perjanjian
diterima atau tidak. Demikian pula menyangkut pengesahan bunyi naskah yang diterima akan
dilakukan menurut cara yang disetujui semua pihak . Bila konferensi tidak menentukan cara
pengesahan ,maka pengesahan dapat dilakukan dengan penandatanganan,sementara atau
dengan pembubuhan paraf. Pengesahan naskah perjanjian internasional yang diberikan oleh
badan yang berwenang di suatu Negara.

4.Kebiasaan Internasional,Prinsip Hukum Umum,dan Resolusi Majelis Umum PBB dalam


rangka Perlindungan Hak Asasi Manusia Internasional

a. Kebiasaan Internasional

Kebiasaan internasional adalah kebiasaan umum yang diterima sebagai hukum. Untuk menjadi
sumber hukum, kebiasaan internasional harus memenuhi dua unsure berikut :(1) Terdapat
kebiasaan yang bersifat umum,dan (2) Kebiasaan itu harus diterima sebagai hukum. Contoh
hukum internasional yang timbul melalui proses kebiasaan internasional adalah penggunaan
bendera putih sebagai bendera parlementer, maksudnya sebagai bendera yang member
perlindungan kepada utusan yang dikirim untuk mengadakan hubungan dengan musuh.

b. Prinsip Hukum Umum


Dimaksudkan dengan prinsip hukum umum adalah asas hukum yang mendasari system hukum
modern . sistem hukum modern banyak didasarkan atas asas dan lembaga hukum Negara barat
yang sangat dipengaruhi oleh asas dan lembaga hukum romawi. Prinsip hukum umum
memberi keleluasaan kepada mahkamah internasional dalam membentuk dan menemukan
hukum baru sehingga semakin leluasa dalam mengadili perkara yang diajukan kepadanya.

c. Keputusan Pengadilan,Pendapat Sarjana,dan Keputusan Organisasi Internasional

Keputusan pengadilan dan pendapat para sarjana sebagai sumber hukum tambahan bersifat
tidak mengikat, artinya tidak dapat menimbulkan suatu kaidah hukum. Meskipun tidak
memiliki kekuatan mengikat ,keputusan pengadilan internasional,terutama mahkamah
internasional,memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan hukum internasional.

d. Keputusan Badan Perlengkapan Organisasi Internasional

Meskipun belum disepakati sebagai sumber hukum internasional,namun keputusan badan


perlengkapan organisasi internasional mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam
melahirkan kaidah-kaidah yang mengatur pergaulan antaranggota masyarakat internasional.
Keputusan badan tersebut sekurangnya akan berlaku di lingkungan Negara yang menjadi
anggota badan tersebut.Resolusi Majelis Umum PBB contoh keputusan akibat yang luas.

BAB IVPERSERIKATAN BANGSA-BANGSA DAN HAK ASASI MANUSIA

1.Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa

Sebagaimana diketahui piagam PBB lahir berdasarkan konferensi San Fransisco yang
ditandatangani pada tanggal 26 juni 1945. Dan baru secara resmi dinyatakan berlaku pada
tanggal 24 oktober 1945, setelah diratifikasi oleh Negara-negara peserta konferensi tersebut.
Yang dimaksud dengan ratifikasi adalah persetujuan dari dewan legislatif,karena setiap
perjanjian internasional tidak begitu saja berlaku setelah ditandatangani Negara peserta,
tetapi juga membutuhkan persetujuan dari dewan legislatif Negara yang bersangkutan .Pasal 1
(3) dalam piagam ini mencantumkan bahwa salah satu tujuan PBB adalah menggalakkan dan
mendorong penghormatan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan asasi bagi semua orang
tanpa membedakan jenis kelamin,ras bahasa atau agama.Ada dua argumen para ahli hukum
internasional dalam menyikapi piagam PBB ini,yakni pertama,bahwa pasal 55 dan 56 yang
memprasyaratkan menggalakkan dan penghormatan serta ketaatan terhadap HAM hanyalah
bersifat anjuran,sebab Deklarasi tidak membuat daftar HAM dan tidak pula adanya lembaga
atau mekanisme jaminan pelaksanaan HAM tersebut. Kedua,menyatakan bahwa pasal 56
mengenakan kewajiaban yang jelas pada semua Negara anggota untuk mengambil tindakan
positif menuju penghormatan dan ketaatan terhadap HAM .Scott Davidson mengemukakan
bahwa status deklarasi dewasa ini adalah sebagai berikut:

a. Deklarasi tetap berstatus sebagai resolusi yang tidak mempunyai kekuatan mengikat
b. Deklarasi dapat diartikan sebagai tafsiran resmi piagam oleh Majelis Umum PBB
c. Deklarasi dipostulatkan sebagai bagian dari prinsip hukum umum yang diakui bangsa
beradab
d. Deklarasi dipostulatkan telah menjadi bagian hukum kebiasaan internasional

Ius Cogens adalah norma-norma yang harus dipatuhi dan tidak boleh dikurangi contohnya
larangan penggunaan kekerasan menurut hukum internasional.

2. Organ-Organ PBB dan Hukum

Organ-organ PBB yang lebih banyak berkiprah dalam memperjuangkan HAM diantaranya
yang menonjol adalah Majelis Umum,Dewan ECOSOC,CHR,Komisi tentang Status Wanita
,Sekretariat , Dewan Keamanan UNESCO dan ILO.

A.Majelis Umum

Merupakan organ pleno PBB dan mempunyai kewajiban luas menurut Piagam untuk
mempertimbangkan HAM atas inisiatif sendiri dan usulan ketujuh komite utamanya.
Kewajiaban utama organ ini,menurut pasal 13 (1)(b) adalah mengadakan studi dan membuat
rekomendasi dalam rangka memnbantu merealisasikan HAM bagi setiap orang.

B.Dewan ECOSOC

Merupakan organ politik PBB yang bertugas membuat rekomendasi untuk menggalakkan
penghormatan dan ketaatan terhadap HAM dan kebebasan asasi.
C.Komisi HAM (CHR)

Adalah suatu badan politik yang berdimrnsi pilitis,yang kepada ECOSOC menyampaikan
proposal,rekomendasi dan laporan tentang:

1. Suatu bill of rights ( pernyataan tertulis mengenai hak-hak asasi manusia terpenting)
internasional
2. Deklarasi atau konvensi internasional mengenai kebebasan sipil (civil liberties) ,status
wanita kebebasan informasi dan hal-hal serupa
3. Perlindungan bagi kaum Minoritas
4. Pencegahan diskriminasi berdasarkan ras,jenis kelamin,bahasa atau agama
5. Hal-hal lain mengenai hak-hak asasi manusia yang tidak dicakup oleh butir – butir 1-4

D.Komisi mengenai status wanita memiliki fungsi ganda :

a. Menyiapkan laporan dan rekomendasi kepada ECOSOC mengenai penggalakan HAM


wanita baik hak politik,ekonomi,sipil,sosial,dan pendidikan
b. Menyampaikan saran kepada ECOSOC mengenai masalah hak wanita yang menuntut
perhatian segera.
E.UNESCO
Adalah badan khusus PBB yang bermarkas di Paris, mempunyai tujuan untuk
menyumbangakan pada perdamaian dan keamanan dengan menggalakkan kolaborasi di
antara bangsa – bangsa melalui pendidikan , sains, dan budaya dalam rangka mendorong maju
penghormatan universal tentang keadilan, rule of law serta hak asasi manusia dan kebebasan
fundamental yang ditegaskan bagi bangsa – bangsa di dunia , tanpa membedakan ras, jenis
kelamin, bahasa atau agama .

F.Organisasi buruh internasional ( ILO )


Didirikan tahun 1919 dengan Traktat Versailles , bermarkas di Jewana , Swiss yang perhatian
utamanya terletak pada keadilan sosial dan kesejahteraan sosial lewat penggalakkan hak
kesejahteraan sosial buruh. Adapun prosedur pengawasan pencapaian tujuan ILO diatur dalam
pasal 22 , 24 dan 25 Anggran Dasar I ILO. Sedangkan alat perangkat kelengkapan yang
terdapat pada ILO, terdiri dari:
a. Konferensi
b. Dewan Pengurus
c. Sekretariat Jenderal

G.Dewan Keamanan

Dewan ini diberi hak dan wewenang untuk menentukan mengenai suatu hal atau masalah yang
dianggap mengganggu perdamaian,mengancam perdamaian atau suatu tindakan agresif.
Dewan ini bertanggung jawab atas pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.

H.Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris jenderal yang bertugas mengepalai administrasi
PBB. Sekretaris jenderal ini dapat meminta perhatian dewan keamanan PBB tentang sesuatu
masalah yang menurut pendapat mereka dapat membahayakan perdamaian dan keamanan
internasional.

BAB V HAK ASASI MANUSIA DI DUNIA YANG SEMAKIN BERSATU


1.Nilai-nilai Hak Asasi Manusia di Dunia Kontemporer
Terdapat dua reaksi yang salah arah dalam memandang kontradiksi antara keseriusan usaha
perlindungan hak asasi manusia dengan kondisi nyata penegakan hak- hak asasi di dunia.
Reaksi pertama menyebabkan timbulnya rasa penderitaan yang pasif dan mencari “jalan
keluar yang gampang”,sedangkan reaksi kedua menyebabkan timbulnya rasa percaya yang
berlebihan dan suatu harapan yang palsu bahwa hak-hak asasi lambat laun akan menang
disebabkan oleh nilai intristiknya. Hak asasi merupakan suatu bentuk dari hukum alami bagi
umat manusia, yakni terdapatnya sejumlah aturan yang dapat mendisiplinkan dan menilai
tingkah laku kita. Konsep ini disarikan dari berbagai ideologi dan filsafat,ajaran agama dan
pandangan dunia,dan terlambang dengan Negara-negara itu dalam suatu kode prilaku
internasional.Dengan demikian,konsep hak asasi tidak lain adalah komitmen bangsa-bangsa di
dunia tentang pentingnya penghormatan terhadap sesamanya sebagaimana diisyaratkan
berbagai ideology,filsafat,dan agama sebagai perbuatan luhur dan terpuji.

2.Dampak Hak-hak Asasi Manusia terhadap Masyarakat Internasional

Hak-hak asasi manusia sebagai konsepsi yang mencakup hak-hak rakyat memiliki pengaruh
terhadap masyarakat internasional.Pengaruh tersebut dapat dicermati dalam hal:

a.Prinsip Resiprositas Versus Tuntutan-tuntutan Masyarakat Internasional

Prinsip resiprositas menekanakn sebuah Negara harus memenuhi kewajibannya selama pihak
lain juga melakukan kewajiban yang sama,sebaliknya bila Negara lain tidak memenuhi
kewajibannya,maka tak ada alasan bagi suatu Negara mematuhi kewajibannya.Dalam hal
prinsip resiprositas perkembangan yang paling menonjol adalah pergeseran orientasi
kebangsaan menjadi kemanusiaan.Bila kebangsaan sekarang telah digantikan tempatnya oleh
keinginan untuk menjaga menusia sebagaimana adanya.

b.Rakyat dan Individu sebagai Warga Masyarakat Internasional

Rakyat dan individu telah menggeser kedudukan Negara sebagai satu-satunya pusat
kekuasaan.

Terdapat kecenderungan untuk menempatkan rakyat dan individu sebagai subjek hukum
internasional.Namun kedudukannya tidak setara betul dengan Negara berdaulat,sehingga
peranannya dalam masyarakat internasional masih jauh tertinggal bila dibandingkan dengan
peranan Negara berdaulat .

c.Hak-hak Asasi Manusia dan Hak-hak Orang Asing

Perlindungan ham hanya berlaku ketika manusia menjadi warga Negara.Ketika ia memilih
menjadi orang asing atau bukan warga Negara maka ia berada di luar perlindungan tadi.Hal ini
terjadi karena dua sebab:(1) Sangat sedikit peraturan mengenai hak-hak asasi manusia yang
memperoleh kesahihan universal atau yang menjadi hukum biasa,kebanyakan masih tetap
sebagai hukum perjanjian.(2) Alasan subjektif,seperti Negara berkembang menganggap hak-
hak orang asing timbul dari keinginan untuk menjaga warga Negara dari suatu Negara besar
ketika berada di luar negerinya,dan karenanya telah mendorong Negara- Negara berkembang
untuk menempatkan warga asing sama dengan warga negaranya.Namun secara perlahan hak
asasi manusia telah mengubah tujuan peraturan tentang orang asing.

1. Perjanjian internasional tentang hak-hak asasi manusia mengandung persyaratan


mengenai masalah yang secara khusus berkaitan dengan orang asing,terutama
sepanjang ada hubungannya dengan kemungkinan mengeluarkan mereka.
2. Peraturan-peraturan yang telah lama berlaku harus ditafsirkan dan dilaksanakan
berdasarkan hak-hak asasi manusia.
3. Kenyataan bahwa gagasan hak-hak asasi manusia telah diterima luasnya dan telah
mendorong diterimanya deklarasi tentang hak-hak orang asing dengan suara bulat oleh
siding umum PBB tahun 1985.

d.Teknik Menciptakan Standar Hukum Internasional

Pengaruh doktrin hak asasi manusia dan hak menentukan nasib sendiri terhadap hukum
internasional bersifat instrumental,bukanlah dalam hal tatanan atau metode pembuatan hukum
internasional.Doktrin hak asasi manusia dan hak menentukan nasib sendiri telah mendorong
lahirnya perangkat prinsip dan criteria baru dan memutuskan pengaruh prinsip dan criteria
lama.Pengaruh tadi dapat dapat dilihat pada tiga bidang:

a. Munculnya kesadaran bahwa prinsip-prinsip pokok hak –hak asasi manusia tidak ada
hubungannya dengan resiprositas.
b. Kesadaran masyarakat internasional untuk mengakui nilai-nilai tertentu yang harus
dimenangkan dari segala bentuk kepentingan nasional mana pun .
c. Berkenaan dengan”kematian” perjanjian yang merujuk pada pasal 60 Konvensi Wina
tahun 1969.

e..Pengawasan Internasional

Berkembangnya doktrin hak-hak asasi manusia menjelang berakhirnya perang dunia II telah
mendorong munculnya mekanisme pengawasan dengan dua cciri menonjol: (1) Ia dapat
digerakkan oleh badan-badan yang lain dari Negara,seperti organisasi buruh,serikat pekerja
dan lain-lain dan dapat diaktifkansecara otomatis tanpa suatu permintaan khusus (2) Ia hanya
membuktikan kejadian-kejadian pelanggaran yang mungkin terjadi dan menganjurkan Negara
yang bersangkutan untuk menghentikan tingkah lakunya yang melanggar peraturan
tersebut,tanpa mengeluarkan suatu pengutukan resmi atau mewajibkan suatu ganti rugi.

f.Pertanggungjawaban Internasional

Doktrin hak-hak asasi manusia telah berpengaruh pula terhadap pertanggungjawaban suatu
Negara akibat pelanggaran yang dilakukannya terhadap peraturan internasional.Pengaruh ini
tampak dalam dua hal berikut : (a)hak-hak asasi manusia ikut serta dalam mengecilkkan
peranan kerugian dalam gagasan (b)hak-hak asasi manusia ikut serta dalam menciptakan
suatu kategori pelanggaran khusus dalam hukum internasional.

g.Hukum Perang

Peristilahan hukum perang,sebagai seperangkat peraturan dan prinsip yang berusaha mengatur
jalannya perang antara dua Negara atau lebih,sebagaimana juga perang saudara atau perang
kemerdekaan nasional,dalam besenjata.Pergeseran terminologi ini jelas
menggambarkan,perubahan fokus masalah dari aspek legal ke arah aspek kemanusiaan.

BAB VI PERSAMAAN DI DEPAN UNDANG-UNDANG

1.Dimensi Persamaan

Istilah persamaan didefinisikan sebagai suatu keadaan yang sama atau serupa.Keadaan mana
dapat dilihat dari unsur-unsur yang terdapat padanya.Sebuah benda dikatakan memiliki
persamaan dengan benda lain apabila unsur0unsur dari kedua benda tersebut memiliki unsure
yang sama.Pemahaman istilah persamaan ini akan lebih mudah dengan cara memahami pula
makna yang terkandung dari lawan kata yang bersangkutan,yakni perbedaan dan atau
ketidaksesuaian.

a.Persamaan secara kodrati dan persamaan secara biologis


Secara kodrati sebagai mana yang diungkapkan di atas pada dasarnya setiapa manusia adalah
sama sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Pencipta Alam Semesta yang
menganugerahkan manusia beberapa hak yang tidak dapat dirampas dari padanya,yakni
berupa hak-hak asasi manusia lain halnya bila dilihat secara biologis bahwa tidak dapat
diragukan lagi tidak ada persamaan antara manusia yang bersifat biologis.

b.Persamaan secara sosial dan ekonomi

Adanya persamaan bahwa setiap manusia berhak untuk mendapat kedudukan sosial ekonomi
yang sama yang dijamin oleh hukum dan undang-undang . Hal ini dapat kita lihat dari
berbagai piagam,maupun konvensi serta beberapa pasal yang berkenaan dengan hak-hak asasi
manusia.Beberapa ukuran yang sering dijadikan pedoman oleh masyarakat dalam
menempatkan seorang dalam kelompok yang lebih tinggi,sedang maupun rendah yaitu: (a)
ukuran kekayaan (b)ukuran kekuasaan (c) ukuran kehormatan (d0 ukuran ilmu pengetahuan.

c.Persamaan secara hukum dan undang-undang

Bahwa setiap manusia secara hukum dan undang-undang mempunyai hak-hak ,kewajiban-
kewajiban dan perlindungan hukum yang sama.Kedudukan yang sama tersebut didasarkan
atas kesamaan manusia secara kodrati sebagai makhuluk yang sama-sama diciptakan Tuhan
dan diberikan hak-hak dasar kepadanya.

2.Persamaan dalam Perlindungan Undang-undang

Adapunn yang dimaksud dengan persamaan dalam perlindungan undang-undang adalah suatu
kedudukan di mana setiap manusia mendapat perlakuan sama di depan undang-undang dan
hukum.Persamaaan dalam perlindungan undang-undang juga mengandung pengertian bahwa
setiap manusia laki-laki maupun perempuan,warga Negara maupun asing,serta dengan tidak
memandang agama,suku bangsa warana kulit,dan berbagai bentuk diskriminasi lainnya adalah
sama dapat bertindak sebagai subjek hukum,yakni sebagai pembawa hak atau yang memiliki
hak dan kewajiban.

3.Persamaan dalam Hak dan Kewajiban


Setiap warga Negara mempunyai kewajiban untuk mengerjakan atau melakukan sesuatu
dengan sebaik-baiknya,dan ia pun berhak untuk mendapatkan hasil yang seimbang dari apa
yang telah diperbuat/dilakukannya. Inti dari suatu kewajiban adalah keharusan untuk
melakukan,memenuhi atau berbuat terhadap hal-hal yang diberikan kepadanya.Kita wajib
membayar pajak berarti kita harus melaksanakan pembayaran tersebut. Sedangkan hak berarti
boleh.Jadi hak merupakan sesuatu yang boleh dimiliki oleh manusia atau wewenang yang
dimiliki manusia untuk melakukan sesuatu.Ada dua jenis hak,yakni hak yang bersifat ambolut
dan hak yang bersifat relatif.Prinsip keseimbangan antara hak dan kewajiban inilah yang
merupakan prinsip dasar pelaksanaan hak-hak asasi manusia.macam –macam hak sebagai
berikut:

a. Hak atas kebebasan berkumpul dan mengeluarkan pendapat terdapat dalam undang-
undang dasar 1945 pasal 28.
b. Hak atas pekerjaan dan penghidupkan yang layak dalam UUD 1945 terdapat dalam
pasal 27 ayat 2.
c. Hak untuk memeluk agama yang diyakini ,dalam UUD 1945 dijamin sebagaimana
terdapat pada pasal 29 ayat 2.
d. Hak mendapatkan pengajaran dalam UUD 1945 dijamin berdasarkan pasal 31 ayat (1)
dan ayat (2).
e. Hak pembelaan Negara dalam UUD 1945 dinyatakan dalam pasal 30.

BAB III PEMBAHASAN/ANALISIS

A.Pembahasan Umum Isi Buku

Pada buku terbitan universitas terbuka yang ditulis oleh Idrus Affandi dan Karim Suryadi
berjudul”Hak Asasi Manusia” berisi 6 bab pembahasan . Di setiap akhir pembahasan tiap bab
terdapat soal-soal latihan disertai tugas guna memaksimalkan materi di setiap pembahasan.

Bab 1 membahas tentang(1) sejarah perkembangan hak asasi manusia dimana membahas
(2)periode-periode hak asasi manusia,(3)pandangan dan praktek pelaksanaan hak asasi
manusia yang membahas tentang teori-teori hak kodrati,positivisme,dan teori realisme
hukum(4)hak asasi manusia dan warga Negara yang menjelaskan asas ius soli dan ius
sanguinis serta kewarganegaraan apatide dan bipatride.

Bab 2 membahas tentang(1) hak-hak sipil dan politikseperti hak-hak sipil dan politik dalam
konvenan internasional ,lalu (2)hak-hak Negara Indonesia dalam pancasila dan undang
undang dasar 1945.

Bab3 membahas tentang hak asasi internasional meliputi(1)hakikat kedaulatan Negara dalam
masyarakat internasional,(2)individu sebagai subjek hukum internasional,(3)perjanjian dan
proses pembuatannya(4)kebiasaan internasional,prinsip hukum umum,dan resolusi majelis
umum PBB dalam rangka perlindungan hak asasi manusia internasional.

Bab 4 membahas tentang perserikatan bangsa-bangsa dan ham yang meliputi (1)piagam
perserikatan bangsa-bangsa(2)organ-organ PBB dan ham.

Bab 5 membahas tentang hak asasi manusia di dunia yang semakin bersatu meliputi (1)nilai-
nilai hak asasi manusia di dunia kontemporer(2) dampak hak-hak manusia terhadap
masyarakat internasional.

Bab 6 membahas tentang persamaan di depan undang-undang meliputi (1)dimensi persamaan


(2)persamaan dalam perlindungan undang-undang(3)persamaan dalam hak dan kewajiban.

B.Kelebihan dan Kekurangan Isi Buku

1. Dilihat Dari Aspek Tampilan Buku

Jika dilihat dari aspek berikut,buku karya tulis oleh Idrus Affandi dan Karim Suryadi ini
adalah buku “Pendidikan Kewarganegaraan”.Buku ini ditulis bertujuan untuk mendapatkan
alat bantu pembelajaran kewarganegaraan sebagai pengembang kepribadian bagi mahasiswa
perguruan tinggi.Semua penjelasan dalam buku ini juga sangat lengkap.

2.Dilihat Dari Aspek tata penulisan


Banyak di jumpai penulisan bahasa asing yang dibuat garis miring sehingga membantu
pembaca,namun huruf dalam buku ini terlalu rapat –rapatdan kecil sehingga saat membaca
membutuhkan konsentrasi yang penuh.

3.Dilihat Dari Aspek Isi Buku

Secara garis besar buku ini sudah lengkap membahas tentang materi pendidikan
kewarganegaraan yaitu HAM itu sendiri.Mulai dari perkembangan Ham sampai persamaan
Ham di depan undang-undang.Selain itu di akhir pembahasan tiap bab disuguhkan latihan soal
beserta kunci jawaban di akhir guna memantapkan materi yang telah diulas dan memiliki
rangkuman di setiap babnya.Buku yang diterbitkan pada januari 2013 ini terdiri dari 6
bab.materi pokok yang dibahas dalam buku ini adalah perkembangan Ham, hak-hak politik
dan sipil,Ham dalam internasional , dan persamaan Ham di depan undang-undang.

4.Dilihat Dari Aspek Tata Bahasa

Dilihat dari aspek tata bahasa pada buku terbitan universitas terbuka ini juga sangat baku.Jadi
tidak banyak hal yang mengganjal dalam memahami isi materinya.Jadi saya simpulkan dari
aspek tata bahasa ini bahwa yang digunakan singkat,padat,jelas.

Jadi dalam menganalisis kelebihan dan kekurangan pada buku ini saya dapat menarik
keesimpulan bahwasanya buku ini secara keseluruhan lebih banyak keunggulannya dari pada
kelemahannya.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Mata kuliah Kewarganegaraan pada perguruan tinggi memiliki posisi strategis dalam
melakukan perubahan sikap dan prilaku mahasiswa Indonesia melalui proses pembelajaran
mata kuliah kewarganegaraan.Terutama saat mempelajari lebih dalam tentang Hak Asasi
Manusia ,dalam upaya meningkatkan mutu dan pembentukan karakter bangsa yang senantiasa
dilakukan peningkatan dan perbaikan materi yang dinamis mengikuti perubahan zaman,materi
HAM dalam buku ini sangat cocok untuk pembelajaran kewarganegaraan dimana kita
mengetahui bagaimana sejarah perkembangan Ham,pelaksanaan Ham dalam kehidupan,Ham
internasional dan persamaan Ham di depan undang-undang bagi setiap orang.a gar kita saling
menghargai setiap hak kita masing –masing.

B.Rekomendasi

Menurut saya buku ini cocok untuk bahan pengejaran dan media pembelajaran antar guru
dengan siswa atau dosen dengan mahasiswa atau untuk belajar mandiri di kalangan umum.
Karena selain buku ini mudah dipahami,buku ini juga membahas secara rinci tentang Hak
Asasi Manusia. Buku ini juga tidak sepenuhnya lengkap saran saya jangan berpatok hanya
pada buku ini saja sebab sumber-sumber lain juga amatlah penting seperi media masa atau
media elektronik (internet).

Anda mungkin juga menyukai