Definisi
Hernia Adalah suatu benjolan/penonjolan isi perut dari rongga normal melalui lubang
kongenital atau didapat.
Hernia Adalah penonjolan usus melalui lubang abdomen atau lemahnya area dinding
abdomen.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hernia adalah penonjolan dari isi perut
dalam rongga normal melalui lubang yang kongenital ataupun didapat.
Klasifikasi
H. Pantrolan adalah hernia inguinalis dan hernia femoralis yang terjadi pada satu sisi dan
dibatasi oleh rasa epigastrika inferior.
H. Skrotalis adalah hernia inguinalis yang isinya masuk ke skrotum secara lengkap.
H. Littre adalah hernia yang isinya adalah divertikulum Meckeli.
Etiologi
Beberapa factor yang dapat menjadi pencetus hernia adalah sebagai berikut :
1. Umur
Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria maupun wanita. Pada
Pasien – pasien penyakit ini disebabkan karena kurang sempurnanya procesus
vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis. Pada orang dewasa
khususnya yang telah berusia lanjut disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga
usus atau karena adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam
rongga perut (Giri Made Kusala, 2009).
2. Jenis Kelamin
Hernia yang sering diderita oleh laki – laki biasanya adalah jenis hernia Inguinal.
Hernia Inguinal adalah penonjolan yang terjadi pada daerah selangkangan, hal ini
disebabkan oleh proses perkembangan alat reproduksi. Penyebab lain kaum adam
lebih banyak terkena penyakit ini disebabkan karena faktor profesi, yaitu pada buruh
angkat atau buruh pabrik. Profesi buruh yang sebagian besar
pekerjaannya mengandalkan kekuatan otot mengakibatkan adanya peningkatan
tekanan dalam rongga perut sehingga menekan isi hernia keluar dari otot yang lemah
tersebut (Giri Made Kusala, 2009).
3. Penyakit penyerta
Penyakit penyerta yang sering terjadi pada hernia adalah seperti pada kondisi
tersumbatnya saluran kencing, baik akibat batu kandung kencing atau pembesaran
prostat, penyakit kolon, batuk kronis, sembelit atau konstipasi kronis dan lain-lain.
Kondisi ini dapat memicu terjadinya tekanan berlebih pada abdomen yang dapat
menyebabkan keluarnya usus melalui rongga yang lemah ke dalam kanalis inguinalis.
4. Keturunan
Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena hernia.
5. Obesitas
Berat badan yang berlebih menyebabkan tekanan berlebih pada tubuh, termasuk di
bagian perut. Ini bisa menjadi salah satu pencetus hernia. Peningkatan tekanan
tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan organ melalui
dinding organ yang lemah.
6. Kehamilan
Kehamilan dapat melemahkan otot di sekitar perut sekaligus memberi tekanan lebih di
bagian perut. Kondisi ini juga dapat menjadi pencetus terjadinya hernia.
7. Pekerjaan
8. Kelahiran prematur
Bayi yang lahir prematur lebih berisiko menderita hernia inguinal daripada bayi yang
lahir normal karena penutupan kanalis inguinalis belum sempurna, sehingga
memungkinkan menjadi jalan bagi keluarnya organ atau usus melalui kanalis
inguinalis tersebut. Apabila seseorang pernah terkena hernia, besar kemungkinan ia
akan mengalaminya lagi. (Giri Made Kusala, 2009).
Patofisiologi
Hernia dapat dijumpai pada setiap usia. Lebih banyak pada laki-laki ketimbang pada
perempuan. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk
hernia pada anulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan
isi hernia. Selain itu, diperlukan pula faktor yang dapat mendorong isi hernia melewati
pintu yang sudah terbuka cukup lebar itu.
Faktor yang dipandang berperan kausal adalah adanya prosesus vaginalis yang
terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut
karena usia.Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8
kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut
akan menarik peritonium ke daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum
yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonei.
Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi
sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun dalam beberapa
hal, kanalis ini tidak menutup. Karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis
inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang
kanan juga terbuka.
Dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bila
prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi) akan timbul hernia
inguinalis lateralis kongenital (Erfandi, 2009).Pada orang tua kanalis inguinalis telah
menutup. Namun karena merupakan lokus minoris resistensie, maka pada keadaan
yang menyebabkan tekanan intra-abdominal meningkat, kanal tersebut dapat terbuka
kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis akuisita. Kelemahan otot dinding perut
antara lain terjadi akibat kerusakan Nervus Ilioinguinalis dan Nervus Iliofemoralis
setelah apendiktomi(Erfandi, 2009).
Pathway Hernia
Tanda dan Gejala
Umumnya penderita menyatakan turun berok, burut atau kelingsir atau menyatakan
adanya benjolan di selakanganya/kemaluan.bnjolan itu bisa mengecil atau
menghilang, dan bila menangis mengejan waktu defekasi/miksi, mengangkat benda
berat akan timbul kembali. Dapat pula ditemukan rasa nyeri pada benjolan atau gejala
muntah dan mual bila telah ada komplikasi.
Menurut Arief Mansjoer (2004), manifestasi klinis dari hernia adalah sebagai berikut :
Pemeriksaan Penunjang
Pada hernia inguinalis lateralis reponibilis maka dilakukan tindakan bedah efektif karena
ditakutkan terjadi komplikasi.
Pada yang ireponibilis, maka diusahakan agar isi hernia dapat dimasukkan kembali.
Pasien istirahat baring dan dipuasakan atau mendapat diit halus. Dilakukan tekanan yang
kontinyu pada benjolan misalnya dengan bantal pasir. Baik juga dilakukan kompres es
untuk mengurangi pembengkakan. Lakukan usaha ini berulang-ulang sehingga isi hernia
masuk untuk kemudian dilakukan bedah efektif di kemudian hari atau menjadi
inkarserasi.
Pada inkerserasi dan strangulasi maka perlu dilakukan bedah darurat. Tindakan bedah
pada hernia ini disebut herniotomi (memotong hernia dan herniorafi (menjahit kantong
hernia). Pada bedah efektif manalis dibuka, isi hernia dimasukkan,kantong diikat dan
dilakukan “bassin plasty” untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Pada
bedah darurat, maka prinsipnya seperti bedah efektif. Cincin hernia langsung dicari dan
dipotong. Usus dilihat apakah vital/tidak. Bila tidak dikembalikan ke rongga perut dan
bila tidak dilakukan reseksi usus dan anastomois “end to end”.
Pengkajian
a. Status Respiratori
Kebebasan saluran nafas, kedalaman bernafas, kecepatan, sifatnya. Bunyi nafas : ada
dan sifatnya.
b. Status Sirkulatori
c. Status Neurologis
Tingkat kesadaran, penurunan tingkat kesadaran merupakan gejala shock dan harus
segera dilaporkan kepada ahli bedah dan disertai gejala lain yang jelas.
d. Balutan
Keadaan balutan, terdapat drain, terdapat selang yang harus disambung dengan system
drainase.
e. Kenyamanan
Terdapat nyeri, mual, muntah, sikap tidur yang nyaman dan memperlancar ventilasi.
f. Keamanan
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri (khususnya dengan mengedan) yang berhubungan dengan kondisi hernia atau
intervensi pembedahan.
2. Retensi urine (resiko terhadap hal yang sama) yang berhubungan dengan nyeri, trauma
dan penggunaan anestetik selama pembedahan abdomen.
3. Kurang pengetahuan : potensial komplikasi GI yang berkenaan dengan adanya hernia dan
tindakan yang dapat mencegah kekambuhan mereka.
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan. 1
Nyeri (khususnya dengan mengedan) yang berhubungan dengan kondisi hernia atau
intervensi pembedahan.
Kriteria Hasil :
Intervensi
Diagnosa Keperawatan. 2
Retensi urine (resiko terhadap hal yang sama) yang berhubungan dengan nyeri,
trauma dan penggunaan anestetik selama pembedahan abdomen.
Kriteria Hasil :
Diagnosa Keperawatan. 3
Intervensi
Ajarkan pasien untuk waspada dan melaporkan nyeri berat, menetap, mual dan muntah,
demam dan distensi abdomen, yang dapat memperberat awitan inkarserasi/strangulasi
usus.
Dorong pasien untuk mengikuti regumen medis : penggunaan dekker atau penyokong
lainnya dan menghindari mengejan meregang, konstipasi dan mengangkat benda yang
berat.
Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi diit tinggi residu atau menggunakan suplement
diet serat untuk mencegah konstipasi, anjurkan masukan cairan sedikitnya 2-3 l/hari
untuk meningkatkan konsistensi feses lunak.
Beritahu pasien mekanika tubuh yang tepat untuk bergerak dan mengangkat.
Daftar Pustaka