PENDAHULUAN
A. Judul
Karbohidrat
B. Tujuan
Mengenali beberapa sifat monosakarida, disakarida, dan polisakarida
II. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Marks dkk. (2000), uji fehling memiliki 2 pereaksi yang dapat direduksi
selain oleh karbohidrat yang memiliki sifat mereduksi, juga dapat direduksi oleh
reduktor lain. Pereaksi fehling ini terdiri atas fehling A dan fehling B. Larutan
fehling A adalah larutan CuSO4 dalam air, sedangkan fehling B adalah larutan
garam K Nartartat dan NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan
terpisah. Dalam rekasi ini, ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasan
basa akan diendapkan sebagai Cu2O. Reaksinya :
2 Cu+ + 2OH- Cu2O + H2O
(endapan)
Uji Iod pelarutnya adalah iodin. Iodin membentuk adsorpsi warna yang
kompleks dengan polisakarida. Kanji akan menunjukan warna biru bila ditambah
iodin. Sementara itu glikogen dan hidrolisa sebagian dari kanji akan bereaksi untuk
membentuk warna merah kecoklatan. Iodin terdiri dari larutan iodin sebanyak 30
gr/l dan selulosa, glikogen, kanji, dan inulin sebanyak 10 gr/l (Plummer, 1982).
Menurut Poedjiadi (1994), uji molisch, pereaksinya terdiri atas larutan L-nafbal
dalm alkohol. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan glukosa, kemudian
secara hati-hati ditambahkan asam sulfat pekat, akan terbentuk dua lapisan zat cair.
Pada batas anatara kedua lapisan itu akan terjadi warna ungu karena terjadi reaksi
kondensasi antara furfural dengan L-naftol. Walaupun reaksi ini tidak spesifik
untuk karbohidrat, namun dapat digunakan sebagai reaksi pendahuluan dalam
analisis kualitatif karbohidrat. Hasil negatif merupakan suatu bukti bahwa tidak ada
karbohidrat.
Menurut Plummer (1982), uji moore disebut reaksi pendamaran yaitu suatu
reaksi yang memisahkan sifat-sifat karbohidrat. Pada uji moore ini, pereaksinya
adalah NaOH. Selain ditambah NaOH juga dilakukan pemanasan. Hal ini dilakukan
supaya reaksi yang terjadi lebih cepat agar dihasilkan warna.
Hidrolisis merupakan reaksi pengikatan gugus hidroksil / OH oleh suatu
senyawa. Di dalam larutan yang kondisinya asam, karbohidrat jenis polisakarida
dan disakarida akan terhidrolisis parsial menjadi sebagian kecil monomernya
sehingga terjadi kondensasi yang akhrinya membentuk kompleks warna tertentu
(Riawan, 1990).
Menurut Plummer (1982), uji Luff adalah uji kimia kualitatif yang bertujuan
menguji adanya gugus aldehid (-CHO). Komponen utama reagent Luff adalah CuO.
Uji ini dilakukan dengan menambahkan reagen luff pada sampel, kemudian
dipanaskan. Reaksi positif pada uji Luff ditandai dengan adanya endapan merah.
III. METODE
B. Cara Kerja
1. Fehling test
Masing-masing sampel (glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa dan amilum)
yang telah disiapkan diambil dan dimasukan ke dalam masing-masing
tabung reaksi sebanyak 2 ml. Kemudian ditambah Fehling A dan Fehling B
masing-masing sebanyak 2 ml. Lalu larutan diteteskan larutan NaOH 10%
sebanyak 2 tetes. Setelah itu larutan dipanaskan sampai mendidih.
Perubahan warna pada larutan diamati.
2. Moore test
Masing-masing sampel (glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa dan amilum)
yang telah disiapkan diambil dan dimasukan ke dalam masing-masing
tabung reaksi sebanyak 5 ml. Kemudian larutan ditambahkan larutan NaOH
10% sebanyak 5 ml. Lalu larutan dipanaskan hingga mendidih. Setelah
dipanaskan, perubahan warna pada larutan diamati.
3. Hidrolisa
Masing-masing sampel (glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa dan amilum)
yang telah disiapkan diambil dan dimasukan ke dalam masing-masing
tabung reaksi sebanyak 5 ml. Kemudian ditambah larutan H2SO4 10%
sebanyak 1 ml. Larutan dipanaskan hingga mendidih lalu didinginkan.
Setelah dingin, ditambah larutan NaOH 10% sebanyak 2 ml dan indikator
PP sebanyak 2 tetes. Kemudian ditambah Fehling A dan Fehling B masing-
masing sebanyak 2 ml. Lalu larutan dipanaskan hingga mendidih dan
diamati perubahan warnanya.
4. Iod test
Masing-masing sampel (glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa dan amilum)
yang telah disiapkan diambil dan dimasukan ke dalam masing-masing
tabung reaksi sebanyak 5 ml. Kemudian ditambahkan larutan Iod sebanyak
5 tetes dan diamati perubahan warna pada larutan.
5. Molisch test
Masing-masing sampel (glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa dan amilum)
yang telah disiapkan diambil dan dimasukan ke dalam masing-masing
tabung reaksi sebanyak 5 ml. Lalu ditambahkan reagen Molisch sebanyak 2
ml. Kemudian larutan divortex. Setelah itu, ditambahkan larutan H2SO4
pekat sebanyak 1 ml dengan hati-hati melalui dinding tabung reaksi.
6. Luff test
Masing-masing sampel (glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa dan amilum)
yang telah disiapkan diambil dan dimasukan ke dalam masing-masing
tabung reaksi sebanyak 5 ml. Kemudian ditambah reagen Luff sebanyak 2
ml. Lalu larutan dipanaskan hingga mendidih dan perubahan warna pada
larutan diamati.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Warna Dipanaskan
Sampel Warna +Fehling +NaOH
Endapan Warna
A+B 10%
A
Bening Biru tua Biru tua Ada Coklat (+)
(Glukosa)
B
Bening Biru tua Biru tua Ada Coklat (+)
(Fruktosa)
C Kuning
Bening Biru tua Biru tua Ada
(Maltosa) kunyit (+)
D Keruh
Biru tua Biru tua Ada Tidak ada (-)
(Amilum) (putih)
E
Bening Biru tua Biru tua Ada Jingga (-)
(Sukrosa)
Setelah dilakukan percobaan, hasil Moore test yang didapatkan sebagai
berikut :
Warna Dipanaskan
Sampel Warna
Endapan Warna
+NaOH 10%
Coklat
A
Bening Bening - kemerahan
(Glukosa)
(+)
Coklat
B
Bening Bening - kekuningan
(Fruktosa)
(+)
Coklat
C
Bening Bening - kekuningan
(Maltosa)
(+)
D Keruh Kuning
Putih keruh -
(Amilum) (putih) bening (+)
E
Bening Bening - Bening (-)
(Sukrosa)
Setelah dilakukan percobaan, hasil Molisch test yang didapatkan sebagai
berikut :
Pada Uji Moore ini sampel glukosa, fruktosa, dan maltosa ketika
ditambah larutan NaOH 10% berwarna bening dan setelah dipanaskan
berwarnacoklat kemerahan, coklat kekuningan, dan coklat kekuningan.
Hal ini menunjukan bahwa reaksi ketiga sampel tersebut positif dan
mengandung gugus alkali. Pada sampel sukrosa ketika ditambah larutan
NaOH 10% berwarna bening dan setelah dipanaskan sukrosa berwarna
bening. Pada amilum ketika ditambah larutan NaOH 10% berwarna
putih keruh. Setelah dipanaskan berwarna kuning bening. Hal ini
menunjukan reaksi yang negatif. Sukrosa bukan termasuk gula
pereduksi.
5. Uji Luff
Menurut Plummer (1982), uji Luff adalah uji kimia kualitatif yang
bertujuan menguji adanya gugus aldehid (-CHO). Komponen utama
reagent Luff adalah CuO. Uji ini dilakukan dengan menambahkan
reagen luff pada sampel, kemudian dipanaskan. Reaksi positif pada uji
Luff ditandai dengan adanya endapan merah. Uji Luff atau uji
kualitatif digunakan untuk mengetahui ada tidaknya disakarida, apabila
setelah dipanaskan larutan berwarna merah bata atau kecoklatan.
Demikian itu, menunjukan bahwa larutan tersebut mengandung
disakarida. Komponen utama reagen Luff adalah CuO. Uji ini
dilakukan dengan menambahkan reagen Luff pada sampel, kemudian
dipanaskan. Reaksi positif ditandai dengan adanya endapan merah.
Reaksi yang terjadi adalah :
Kuchel, P., dan Ralston, G.B. 2006. Biokimia. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Marks, D.B., Marks, A.D., dan Smith, C.M. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar:
Sebuah Pendekatan Klinis. Penerbit EGC, Jakarta.
Pontoh, J. 2013. Penentuan Kandungan Sukrosa pada Gula Aren dengan Metode
Enzimatik. Jurnal Chemistry Progress. 6(1):1.
Stansfield, W.D., Colome, J.S., dan Cano, R.J. 2006. Biologi Molekuler dan Sel.
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan Mahasiswa Kedokteran dan
Program Strata I. Penerbit EGC. Jakarta.
1. Uji Molisch
3. Uji Moore
4. Uji Luff sebelum dipanaskan
6. Uji Iod
7. Uji Hidrolisis