Anda di halaman 1dari 19

BAB III

PENGUJIAN KEKERASAN
3.1. Tujuan
1. Mengetahui harga kekerasan suatu spesimen melalui pengujian kekerasan
2. Mengetahui jenis – jenis metode pengujian kekerasan
3. Mengetahui prosedur dan standar pengujian kekerasan
4. Mengetahui sistem kerja dan bagian bagian pada alat uji kekerasan
5. Mengetahui jenis jenis indentor pada mesin uji kekerasan

3.2. Teori Dasar


Kekerasan suatu bahan pada umumnya, menyatakan terhadap deformasi dan
untuk logam dengan sifat tersebut merupakan ukuran ketahanannya terhadap
deformasi plastik atau deformasi permanen. apabila yang menyatakan kekerasan
sebagai ukuran terhadap lekukan dan ada pula yang mengartikan kekerasan
sebagai ukuran kemudahan dan kuantitas khusus yang menunjukkan sesuatu
mengenai kekuatan dan perlakuan panas dari suatu loga
Terdapat 3 jenis ukuran kekerasan secara umum, yang bergantung pada cara
pengujian ketiga jenis tersebut adalah:
1. Kekerasan goresan ( Stracht Hardness ), adalah kekerasan yang diukur dari
hasil goresan yang terdapat pada benda kerja. misalnya cara pengujian MOHS.
2. Kekerasan Lekukan ( Identation Hardness ), adalah harga kekerasan yang
diukur dari hasil lekukan yang terdapat pada benda kerja.
3. Kekerasan Pantulan ( Rebound ) atau kekerasan dinamik ( Dinamic
Hardness ), adalah harga kekerasan yang diukur dari hasil pantulan yang lakukan
pada saat pengujian.
Misalnya cara penekanan : BRINELL, MEYER, VICKERS, ROCKWELL,
dan lain-lain. Penentuan kekerasan untuk keperluan industri biasanya
digunakan metode. Pengukuran ketahanan penetrasi bola kecil, kerucut atau
piramida. Pengujian kekerasan adalah salah satu dari sekian banyak pengujian
yang dipakai. Karena dapat dilaksanakan pada benda uji yang kecil tanpa
kesukaran mengenai spesifikasinya.

30
BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 3

Pengukuran kekerasan digolongkan dalam kelompok pengujian tak


merusak. dan diterapkan untuk inspeksi sebagai suku cadang karena kekerasan
dengan kekuatan tarik sedang ketahanan aus berbanding terbalik dengan
kekerasan.
1. Pengujian Brinell
Metoda uji kekerasan yang di ajukan oleh J.A Brinell pada tahun 1900an ini
merupakan uji kekerasan lekukan yang pertamakali banyak digunakan dan di
susun pembakuannya. Uji kekerasan ini berupa pembentukan lekukan pada
permukaan logam menggunakan indentor. Indentor untuk brinell berbentuk bola
dengan diameter 10mm, diameter 5mm, diameter 2,5mm, dan diameter 1mm, itu
semua adalah diameter bola standar internasional.
Bola brinell yang standar internasional tersebut ada 2 bahan pembuatannya.
Ada yang terbuat dari baja yang di keraskan atau dilapis chrom, dan ada juga yang
terbuat dari tungsten carbide. Tungsten carbide lebih keras dari baja, jadi tungsten
carbide biasanya dipakai untuk pengujian benda yang keras yang dikhawatirkan
akan merusak bola baja. Namun untuk pengujian bahan yang tingkat
kekerasannya belum diketahui, alangkah baiknya jika kita mengujinya terlebih
dahulu menggunakan metoda rockwell c, dengan menggunakan indentor kerucut
intan, untuk menghindari rusaknya indentor. Seperti yang kita ketahui bahwa
intan adalah logam yang paling keras saat ini, jadi intan tidak akan rusak jika di
indentasikan ke material yang keras.
Untuk bahan atau material pengujian brinell harus disiapkan terlebih
dahulu. Material harus bersih dan diusahakan halus (minimal N6 atau digerinda).
Harus rata dan tegak lurus, bersih dari debu, karat, dan terak.
Cara atau metoda pengujian Brinell
1. persiapkan alat dan bahan pengujian :
a) mesin uji kekerasan Brinell (Brinell Hardness Test)
b) indentor bola (bola baja atau bola carbide)
c) benda uji yang sudah di gerinda di. amplas halus
d) stop watch
e) mikroskop pengukur

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 31


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 3

2. indentor di tekankan ke benda uji atau material dengan gaya tertentu.


(untuk base ferro biasanya menggunakan 3000 kgf)
3. tunggu hingga 10 – 30 detik (biasanya 20 detik)
4. bebaskan gaya dan lepaskan indentor dari benda uji
5. ukur diameter lekukan yang terjadi menggunakan mikroskop pengukur.
(ukur beberapa kali di beberapa tempat dan posisi dan ambil nilai
pengukuran yang paling besar)
6. masukkan data-data tersebut ke rumus

Gambar 3.1 Pengujian brinell

Rumus penghitungan pengujian metoda Brinell:

Dimana : BHN = Brinell Hardness Number


P = Beban yang diberikan (kgf)
D = Diameter indentor (mm)
d = Diameter lekukan rata-rata hasil indentasi

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 32


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 3

rumus untuk mencari beban yang sesuai

Dimana: P = Beban yang diberikan


C = Konstanta bahan yang akan di uji ( jika bahannya base ferro maka
konstantanya 30)
D = Diameter indentor
Kelebihan metoda Brinell :
1. Sangat dianjurkan untuk material-material atau bahan-bahan uji yang
bersifat heterogen
2. Menghasilkan nilai yang kurang akurat
Kekurangan metoda Brinell :
1. Butuh ketelitian saat mengukur diameter lekukan hasil indentasi
2. Lama, sekali pengujian bisa menyita waktu hingga 5 menit, belum
termasuk persiapan dan perhitungannya.

2. Pengujian Vickers

Gambar 3.2 Indentor Vickers


Uji Vickers dikembangkan di inggris tahun 1925an. Dikenal juga sebagai
Diamond Pyramid Hardness test (DPH).uji kekerasan Vickers menggunakan
indentor piramida intan, besar sudut antar permukaan piramida intan yang saling
berhadapan adalah 136 derajat . Ada dua rentang kekuatan yang berbeda, yaitu
micro (10g – 1000g) dan macro (1kg – 100kg).
Cara/metoda pengujian Vickers

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 33


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 3

1. persiapkan alat dan bahan pengujian


a. mesin uji kekerasan Vickers (Vickers Hardness Test)
b. indentor piramida intan (diamond pyramid)
c. benda uji yang sudah di gerinda amplas halus
d. stop watch
e. mikroskop pengukur (biasanya satu set dengan alatnya)
2. di tekankan ke benda uji atau material dengan gaya tertentu. (rentang micro
10g – 1000g dan rentang micro 1kg – 100kg)
3. tunggu hingga 10 – 20 detik (biasanya 15 detik)
4. bebaskan gaya dan lepaskan indentor dari benda uji
5. ukur 2 diagonal lekukan persegi (belah ketupat) yang terjadi menggunakan
mikroskop pengukur. (ukur dengan teliti dan cari rata-ratanya)
6. masukkan data-data tersebut ke rumus

Gambar 3.3 Pengujian Vickers

Rumus penghitungan pengujian metoda vickers:

Dimana : VHN = Vickers Hardness Number


P = Beban yang diberikan (kgf)
d = Panjang diagonal rata-rata hasil indentasi

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 34


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 3

Kelebihan metoda Vickers :


1. dianjurkan untuk pengujian material yang sudah di proses case hardening,
dan proses pelapisan dengan logam lain yang lebih keras
2. tidak merusak karena hasil indentasi sangat kecil, dan biasanya bahan uji
bisa dipakai kembali
Kekurangan metoda Vickers :
1. Butuh ketelitian saat mengukur diameter lekukan hasil indentasi
2. Lama, sekali pengujian bisa menyita waktu hingga 5 menit, belum
termasuk persiapan dan perhitungannya.

3. Pengujian Rockwell

Gambar 3.4 Pengujian Rockweel

Pengujian Rockwell menggunakan indentor bola baja diameter standar


(diameter 10mm, diameter 5mm, diameter 2.5mm, dan diameter 1mm) dan
indentor kerucut intan. pengujian ini tidak membutuhkan kemampuan khusus
karena hasil pengukuran dapat terbaca langsung. tidak seperti metoda pengujian
Brinell dan Vickers yang harus dihitung menggunakan rumus terlebih dahulu.
Pengujian ini menggunakan 2 beban, yaitu beban minor atau minor load (F0)
= 10 kgf dan beban mayor atau mayor load (F1) = 60kgf sampai dengan 150kgf
tergantung material yang akan di uji dan tergantung menu Rockwell yang dipilih
(ada HRC, HRB, HRG, HRD), untuk menguji material yang kekerasannya sama
sekali belum diketahui kita harus menggunakan Rockwell HRC. HRC

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 35


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 3

menggunakan indentor kerucut intan dan beban 150kgf. ini dimaksudkan untuk
mencegah rusaknya indentor karena kalah keras dibandingkan material yang di
uji. seperti yang kita tahu bahwa intan adalah logam paling keras saat ini.
beban minor sebesar 10kgf diberikan dengan tujuan untuk menyamaratakan
semua permukaan benda uji. dengan adanya sedikit penekanan tersebut membuat
material yang akan di uji tidak perlu di persiapkan sehalus dan semengkilap
mungkin, cukup bersih dan tidak berkarat. perbedaan kedalaman hasil indentasi
berdampak pada tingkat kekerasan material. semakin dalam indentasi semakin
lunak material yang kita uji.

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 36


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 3

3.3. Metodelogi Praktikum


3.3.1. Skema Proses

Persiapkan alat dan bahan

• r

Memilih indentor

Simpas spedimen uji

Putar handwhell

• r

Kalibrasi mesin uji rockweel

• r

Tarik crank handle kedepan

• r

Tarik tuas kedepan

• r

Baca nilai kekerasan

• r

Lakukan 3 percobaan pada 3 spesimen uji

Lakukan analisa dan berikan kesimpulan

• r
Gambar 3.4 Skema Proses Pengujian kekerasan rockwell

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 37


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 3

Persiapkan alat dan bahan

• r

Memilih indentor

Simpas spedimen uji

Putar handwhell

• r

Tarik tuas kedepan

• r

Lakukan 3 percobaan pada 3 spesimen uji

Lakukan analisa dan berikan kesimpulan

• Gambar
r 3.4 Skema Proses Pengujian kekerasan brinell

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 38


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 3

3.3.2. Penjelasan Skema Proses


3.3.2.1. Penjelasan Skema Proses Pengujian Rockwell
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Memilih indentor yang sesuai dengan spesimen uji yang akan di uji
3. Menyimpan spesimen uji pada meja di mesin uji kekersan rockwell
4. Memutar handwhell agar spesimen uji mendekati indentor
5. Mengkalibrasi mesin uji kekerasan rockwell ke skala 0 (nol)
6. Menarik crank handle kedepan
7. Menarik tuas kedepan sesuai keadaan awal
8. Membaca nilai kekerasan yang di tunjukan mesin uji kekerasan rockwell
9. Melakukan 3 (tiga) kali penekanan pada 3 (tiga) spesimen uji
10. Melakukan analisan dan berikan kesimpulan

3.3.2.2. Penjelasan Skema Proses Pengujian Brinelll


1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Memilih indentor yang sesuai dengan spesimen uji yang akan di uji
3. Menyimpan spesimen uji pada meja di mesin uji kekersan brinell
4. Memutar handwhell agar spesimen uji mendekati indentor
5. Menarik tuas untuk memberikan titik indentasi pada spesimen uji
6. Melakukan 3 (tiga) kali penekanan pada 3 (tiga) spesimen uji
7. Melakukan analisan dan berikan kesimpulan

3.4. Alat Dan Bahan


3.4.1 Alat
1. Kaca Pembesar (Loop) : 1 buah
2. Mesin Rockwell : 1 buah
3. Mesin Brinell : 1 buah
4. Kerucut Intan : 1 buah
5. Bola Baja : 1 buah
6. Jangka Sorong : 1 buah

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 39


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 3

3.4.2 Bahan
1. Spesimen Uji (Al-7000) : 1 buah
2. Spesimen Uji (Paduan Al-Mg-Zn) : 1 buah
3. Spesimen Uji (Besi Cor Kelabu) : 1 buah
4. Spesimen Uji (8407 2M) : 1 buah
5. Spesimen Uji (SKD 60) : 1 buah
6. Spesimen Uji (HSS Co8) : 1 buah

3.5. Pengumpulan dan Pengolahan Data


3.5.1. Pengumpulan Data
1. Metode Pengujian Kekerasan Rockwell
Standar Pengujian : ASTM E18
Jenis Indentor : Kerucut Intan
Beban Minor : 10 kg
Beban Mayor : 150 kg
Waktu Penekanan : 10 detik
2. Metode Pengujian Kekerasan Brinell
Standar Pengujian : ASTM E10
Jenis Indentor : Bola Baja
Diameter Indentor : 5mm
Beban : 250 kg
Waktu Penekanan : 10 detik

Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Kekerasan


No Spesimen Uji Nilai Kekerasan (HRc/BHN) Rata – rata
1 2 3
1 Al – 7000 159,25 171,82 185,87 172,3 BHN
2 Paduan Al-Mg-Zn 66,6 66,6 85,03 72,74 BHN
3 Besi Cor Kelabu 52,3 34,61 63,69 50,1 BHN
4 8407 2M 36,5 35,5 38,5 36,83 HRc
5 SKD 60 63,5 65 60 62,83 HRc
6 HSS Co8 68,5 65,8 69 68,66 HRc

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 40


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 3

4. Foto Spesimen

Gambar 3.9 Spesimen Uji Brinell

Gambar 3.10 Spesimen Uji Rockwell skala C

3.5.1 Pengolahan Data


a. Nilai kekerasan spesimen besi cor kelabu
2𝑃
Titik Pengujian 1 : 𝜋.𝐷 (𝐷−√𝐷2−𝑑2)
2(250)
: 3,14 . 5 (5−√25−5,76)

: 52,02 BHN
2𝑃
Titik Pengujian 2 : 𝜋.𝐷 (𝐷−√𝐷2−𝑑2)
2(250)
: 3,14 . 5 (5−√25−8,41)

: 32,61 BHN
2𝑃
Titik Pengujian 3 : 𝜋.𝐷 (𝐷−√𝐷2−𝑑2)
2(250)
: 3,14 . 5 (5−√25−4,41)

: 63,69 BHN
52,2 + 34,61 +63,69
Rata – rata : 3

: 50,1 BHN

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 41


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 3

b. Nilai kekerasan spesimen Al-7000


2𝑃
Titik Pengujian 1 : 𝜋.𝐷 (𝐷−√𝐷2−𝑑2)
2(250)
: 3,14 . 5 (5−√25−1,96)

: 159,23 BHN
2𝑃
Titik Pengujian 2 : 𝜋.𝐷 (𝐷−√𝐷2−𝑑2)
2(250)
: 3,14 . 5 (5−√25−1,82)

: 171,82 BHN
2𝑃
Titik Pengujian 3 : 𝜋.𝐷 (𝐷−√𝐷2−𝑑2)
2(250)
: 3,14 . 5 (5−√25−1,69)

: 185,87 BHN
159,23+171,82+185,87
Rata – rata : 3

: 172,3 BHN

c. Nilai kekerasan paduan Al – Mg – Zn


2𝑃
Titik Pengujian 1 : 𝜋.𝐷 (𝐷−√𝐷2−𝑑2)
2(250)
: 3,14 . 5 (5−√25−4,62)

: 66,6 BHN
2𝑃
Titik Pengujian 2 : 𝜋.𝐷 (𝐷−√𝐷2−𝑑2)
2(250)
:
3,14 . 5 (5−√25−4,62)

: 66,6 BHN
2𝑃
Titik Pengujian 3 : 𝜋.𝐷 (𝐷−√𝐷2−𝑑2)
2(250)
: 3,14 . 5 (5−√25−3,61)

: 85,03 BHN
66,6+66,6+85,03
Rata – rata : 3

: 72,74 BHN

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 42


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 3

d. Nilai rata – rata kekerasan spesimen SKD 60


63,2 +65 + 60
Rata – rata : 3

: 62,83HRc
e. Nilai rata – rata kekerasan spesimen HSS Co8
68,5 +68,5 + 69
Rata – rata : 3

: 68,66HRc
f. Nilai rata – rata kekerasan spesimen 8407 2M
36,5 +35,5 + 38,5
Rata – rata : 3

: 36,83HRc
g. Diagram kekerasan Al-7000 (metode brinell)
190
180
170
BHN

160
150
140
Titik Uji 1 Titik Uji 2 Titik Uji 3
Pengujian ke-n

h. Diagram kekerasan Paduan Al-Mg-Zn (metode brinell)


100
80
60
BHN

40
20
0
Titik Uji 1 Titik Uji 2 Titik Uji 3
Pengujian ke-n

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 43


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 3

i. Diagram kekerasan Besi Cor Kelabu (metode brinell)


70
60
50
40
BHN 30
20
10
0
Titik Uji 1 Titik Uji 2 Titik Uji 3
Pengujian ke-n

j. Diagram kekerasan 8047 2M (metode rockwell c)


39
38
37
HRc

36
35
34
Titik Uji 1 Titik Uji 2 Titik Uji 3
Pengujian ke-n

k. Diagram kekerasan SKD 60 (metode rockwell c)


66
64
62
HRc

60
58
56
Titik Uji 1 Titik Uji 2 Titik Uji 3
Pengujian ke-n

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 44


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 3

l. Diagram kekerasan HSS Co8 (metode rockwell c)


69.2
69
68.8
HRc 68.6
68.4
68.2
Titik Uji 1 Titik Uji 2 Titik Uji 3
Pengujian ke-n

m. Diagram kekerasan rata - rata metode brinell


200

150
BHN

100

50

0
Al-7000 Paduan Al- Besi cor
Mg-Zn kelabu
Pengujian ke-n

n. Diagram kekerasan rata – rata metode rockwell c


80

60
HRc

40

20

0
8407 2M SKD 60 HSS Co8
Pengujian ke-n

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 45


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 3

3.6. Analisa Dan Pembahasan


Pengujian kekerasan adalah salah satu jenis pengujian destructive test
dimana pengujian yang dilakukan memberikan pembebanan kepada permukaan
spesimen uji. Banyak metode yang dapat dilakukan untuk melakukan pengujian
kekerasan. Yaitu dengan metode goresan, metode pembebanan (indentasi) dan
pantulan. Dimana untuk metode goresan menggunakan standar skala yaitu skala
mohs dimana pengujian dilakukan dengan menggoreskan permukaan spesimen uji
menggunakan perbandingan skala mohs. Untuk metode indentasi dilakukan
dengan cara pemberian beban kepada permukaan spesimen uji hingga terciptanya
lubang indentasi akibat pembebanan. Sedangkan metode pantulan dilakukan
dengan cara memantulkan bola baja pada permukaan spesimen uji dan mengukur
ketinggian pantulan
Pada praktikum kali ini praktikan menggunakan metode pembebanan
(indentasi), karena metode ini sangat mudah dilakukan dang sangat mudah pula
untuk memperoleh harga kekerasan dari suatu material. Didalam pengujian
kekerasan metode pembebanan (indentasi) pula memiliki berbagai jenis metode
sperti metode vickers, rockwell dan brinell. Namun untuk kali ini praktikan
mengunakan metode brinell dan rockwell.
Sebelum melakukan pengujian kekerasan praktikan menyiapkan spesimen
berupa logam yang sudah dilakukan perlakuan panas (heatreatmeant). Spesimen
uji yang praktikan gunakan berjumlah 6 (enam) buah spesimen uji yaitu Al–7000,
paduan Al-Mg-Zn, besi cor kelabu, 8407M, SKD 60 dan HSS Co8.dimana dari
ke-6 spesimen uji akan dibagi menjadi 2 (dua) pengujian kekerasan yaitu
pengujian kekerasan brinell dan pengujian kekerasan rockwell C.
Dimana untuk pengujian brinell praktikan menggunakan standar Astm E10
yang menggunakan indentor berupa bola baja dengan diameter 5mm, beban yang
diberikan 250Kg selama 10 detik sebanyak 3 (tiga) kali percobaan pada setiap
spesimen uji. Untuk spesimen yang dilakukan pengujian kekerasan brinell adalah
Al-7000, paduan Al-Mg-Zn dan besi cor kelabu. Ketika dilakuakn pengujian
brinell praktikan hanya memperoleh titik- titik hasih indentasi oleh sebab itu
untuk memperoleh harga kekerasannya praktikan harus mencari dengan
menggunakan rumus yang sudah diketahui. Setelah menghitung msing masing

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 46


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 3

harga kekerasan maka diperoleh harga kekerasan untuk spesimen uji Al-7000
yaitu sebesar 159,23BHN, 171,82 BHN dan 185,87 BHN. untuk spesimen uji
padual Al-Mg-Zn sebesar 66,6 BHN, 66,6 BHN dan 85,03 BHN dan untuk
spesimen uji besi cor kelabu sebesar 52,2 BHN, 34,61 BHN dan 63,69 BHN.
untuk pengujian ke-2 yaitu rockwell c praktikan menggunakan standar
Astm E18 yang menggunakan indentor berupa kerucut intan dengan beban minor
yang diberikan sebesar 10Kg dan beban mayor sebesar 150Kg selama 10 detik
sebanyak 3 (tiga) kali percobaan pada setiap spesimen uji. Untuk spesimen yang
dilakukan pengujian kekerasan rockweel c adalah 8407 2M, SKD 60 dan HSS
Co8. Ketika dilakukan pengujian rockwell c praktikan langsung memperoleh
harga kekerasannya praktikan tidak perlu harus mencari dengan menggunakan
rumus. Dimana harga kekerasan diperoleh untuk spesimen 8407 2M yaitu sebesar
36,5 HRc,35,5 HRc dan 38,5 HRc. untuk spesimen uji SKD sebesar 63,5 HRc , 65
HRc dan 60 HRc dan untuk spesimen uji HSS Co8 sebesar 68,5 HRc, 68,5 HRc
dan 69 HRc.
Pengujian kekerasan metode brinell dalah metode pengujian yang paling
sering mengalami kesalahn dalam perhitungan harga kekerasan. Hal ini terjadi
karna adanya kesalahan dalam faktor pengukuran besar diameter indentasi yang
dihasilkan, karena hasil indentasi yang dihasilkan berbentuk lingkaran yang sulit
mengetahui ukuran pasti diameternya berbenda dengan pengujian vickers yang
dimana hasil indentasinya berbentuk persegi dan mudah untuk dilakukan
pengukuran dan perhitungan. Sedangkan untuk pengujian rockwell lebih mudah
dan menghasilkan harga kekerasan yang akurat dikarenan dalam proses
pembebanannya terdapat beban mayor dan minor yang dapat menghancurkan atau
membersihkan pengokor di permukaan spesimen uji yang mau dilakukan
pembebanan dan pada pengujian rockwell ini akan langsung memperoleh
besarnya nilai harga kekerasan.

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 47


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 3

3.7. KESIMPULAN
1. Pengujian kekerasan adalah jenis pengujian destructive test
2. Pengujian kekerasan dilakukan dengan memberikan pembebanan kepada
permukaan spesimen uji
3. Metode pengujian brinell merupakan pengujian yang nilai kekeraasan
yang dipeoleh kurang akurat dibandingkan dengan pengujian kekerasan
yang lain
4. Metode pengujian brinell menggunakan indentor berupa bola baja yang
memiliki diameter 5mm
5. Metode pengujian rockwell menggunakan indentor berupa kerucut intan
dan pembebanan dibantu dengan beban minor dan mayor sehingga harga
kekerasan yang di peroleh lebih akurat
6. Harga kekerasan untuk spesimen uji Al-7000 yaitu sebesar 159,23BHN,
171,82 BHN dan 185,87 BHN. untuk spesimen uji padual Al-Mg-Zn
sebesar 66,6 BHN, 66,6 BHN dan 85,03 BHN dan untuk spesimen uji besi
cor kelabu sebesar 52,2 BHN, 34,61 BHN dan 63,69 BHN
7. Harga kekerasan diperoleh untuk spesimen 8407 2M yaitu sebesar 36,5
HRc,35,5 HRc dan 38,5 HRc. untuk spesimen uji SKD sebesar 63,5 HRc ,
65 HRc dan 60 HRc dan untuk spesimen uji HSS Co8 sebesar 68,5 HRc,
68,5 HRc dan 69 HRc.

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 48

Anda mungkin juga menyukai