Anda di halaman 1dari 8

BAB III

ANALISIS MASALAH

Pencegahan Demam Berdarah sangat penting untuk dilakukan. Hal ini


penting karena dapat memberikan manfaat yang besar terutama apabila dilakukan
pada anak anak. Anak-anak yang terbiasa melakukan kegiatan pencegahan
Demam Berdarah, secara tidak langsung ikut membantu dalam pengendalian
penyakit Demam Berdarah baik di lingkungan sekolah maupun tempat tinggal.
Oleh sebab itu kegiatan pendidikan kesehatan tentang Pencegahan Demam
Berdarah sangat penting dilakukan di SDN Padang Panjang.
Penyakit demam berdarah dengue atau yang disingkat sebagai DBD adalah
penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke
peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes,
misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Terdapat empat jenis virus
dengue berbeda, namun berelasi dekat, yang dapat menyebabkan demam
berdarah. Virus dengue merupakan virus dari genus Flavivirus, famili Flavivir
idae. Penyakit demam berdarah ditemukan di daerah tropis dan subtropis di
berbagai belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembap. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahunnya terdapat 50-100
juta kasus infeksi virus dengue di seluruh dunia suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti betina
lewat gigitan saat menghisap darah manusia (Brooks, 2007).
A. Deskripsi Hasil Uji Coba Media
1. Deskripsi Lokasi Uji Coba Media

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Padang Panjang yang beralamat di Jalan


Ir. P. M Noor ini berada pada wilayah strategis, yang mana wilayah ini
berada di dekat jalan raya sehingga mudah dijangkau. Kondisi lingkungan
yang tenang serta berbagai fasilitas yang memadai mendukung siswa SDN
Padang Panjang untuk belajar dengan lancar.
SDN Padang Panjang terdapat pengajar serta siswa dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah. Tenaga pengajar di SDN
Padang Panjang berjumlah 11 orang, termasuk satu kepala . Seluruh siswa
SDN Padang Panjang berjumlah 122 siswa, terdiri dari 21 siswa kelas I, 18
siswa kelas II, 14 siswa kelas III, 22 siswa kelas IV, 18 siswa kelas V dan 30
siswa kelas VI.

SDN Padang Panjang memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung


pembelajaran. Fasilitas tersebut berupa ruangan dan media pembelajaran.
Ruangan yang dimiliki oleh antara lain: 6 ruang kelas, ruang kepala sekolah,
ruang Tata Usaha (TU), ruang guru, mushala/ruang ibadah. Fasilitas tersebut
sudah memadai untuk menunjang proses belajar mengajar. Media pembelajaran
yang terdapat di SDN Padang Panjang antara lain: meja, kursi, papan tulis
whiteboard, spidol, penghapus, buku paket, LCD proyektor, dan sound
system. Media pembelajaran yang lengkap ini dapat dimanfaatkan dengan
baik oleh siswa untuk pembelajaran.

2. Pelaksanaan Uji Coba Media

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September 2018 dikelas VI SDN


Padang Panjang. Kelas VI yang dijadikan sampel penelitian mendapatkan
materi dan materi tersebut disampaikan oleh penyuluh yang sama untuk
berbagai media. Data uji coba diperoleh dari hasil pengisian form. Isian form
masing-masing terdiri dari 16 butir isian untuk media poster, 12 butir isian
untuk media leaflet, 10 isian untuk media booklet, 9 isian untuk media alat peraga,
dan 13 isian untuk media video.

Sebelumnya kelas diberikan penjelasan mengenai tujuan penyampaian


informasi dengan berbagai media. Selanjutnya dilakukan penyuluhan mengenai
Pencegahan DBD melalui Aksi Jumantik Cilik dengan 5 media secara berurutan,
yaitu Poster, Leaflet, Booklet, Alat Peraga dan Video. Masing-masing media
menggunakan estimasi waktu 7 menit, dengan jeda persiapan peralihan media
sekitar 3 menit.
3. Deskripsi Data Hasil Uji Coba Media

Analisis data hasil dalam penelitian ini melalui pendeskripsian data.


Deskripsi data penelitian melalui hasil pengolahan data form checklist evaluasi
efektivitas media.

a. Data Form Checklist Evaluasi Efektivitas Media

Data form checklist evaluasi efektivitas media diperoleh dengan


menjumlahkan skor pada tiap butir-butir pernyataan dari 5 media yang akan di uji
coba yang terdiri dari 16 butir isian untuk media poster, 12 butir isian untuk
media leaflet, 10 isian untuk media booklet, 9 isian untuk media alat peraga, dan
13 isian untuk media video. Setiap butir pernyataan memiliki rentang skor 1-
4. Skor minimal adalah 1 dan skor maksimal adalah 4.

1) Data Hasil Skor Form Checklist Evaluasi Uji Coba Media

Hasil analisis statistik deskriptif data hasil skor form checklist


evaluasi diperoleh dengan menggunakan Program SPSS 17 for
Windows. Berikut ini merupakan tabel statistika deskriptif data hasil
skor form checklist evaluasi uji coba ke-5 media:

Tabel 3.1. Statistika Deskriptif


Data Hasil Skor Form Checklist Evaluasi Uji Coba ke-5 Media di SDN
Padang Panjang 2018
No. Jenis Media Mean Persen (%) Peringkat
1. Poster 61,1875 17,4 % 4
2. Leaflet 68,9 19,5 % 2
3. Booklet 65,67 18,6 % 3
4. Alat Peraga 48,78 13,9 % 5
5. Video 107,384 30,6 % 1
Total 351,9215 100 %
Berdasarkan table di atas, didapatkan hasil bahwa media yang
mendapatkan skor paling tinggi dari jawaban siswa SDN Padang Panjang
adalah video sebesar 30,6%, sedangkan media yang mendapatkan skor
paling rendah adalah alat peraga sebesar 13,9%.

Menurut Azhar Arsad (2009:9) menyatakan bahwa ,”Video


sebagai salah satu penunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran”.
Dapat diketahui bahwa penggunaan video pembelajaran
memudahkan penyampaian pesan pembelajaran dari guru kepada siswa.
Menurut Cheppy Riyana (2007:8) menyatakan bahwa, “Melalui media video,
seseorang mampu memahami pesan pembelajaran secara lebih
bermakna sehingga informasi yang disampaikan melalui media tersebut
dipahami secara utuh, sehingga dengan sendirinya informasi akan tersimpan
dalam memori jangka panjang”. Penelitian ini melihat hasil belajar siswa,
yang digunakan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan video
pembelajaran siswa benar-benar bisa mengingat materi yang disampaikan
dalam jangka panjang.

Penelitian tersebut sama hasilnya dengan pengolahan data form checklist


evaluasi media, yaitu media video sebagai media paling efektif dalam
penyampaian pesan Pencegahan DBD melalui Aksi Jumantik Cilik.

Hal ini dinilai dapat menghemat penggunaan waktu pemberian


materi. Materi pelajaran yang disusun kedalam video pembelajaran merupakan
materi yang telah disusun secara sistematis dan dengan menggunakan
bahasa yang mudah dipahami. Hal ini akan mempermudah dalam
menyampaikan pembelajaran secara sistematis pula.

Dengan demikian, siswa SDN Padang Panjang lebih memilih media


video sebagai media paling efektif untuk topik Pencegahan DBD melalui Aksi
Jumantik Cilik. Penggunaan media video pembelajaran efektif untuk
menarik perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran. Jika dibandingkan,
nilai persentase antara jawaban siswa yang menyatakan pemberian materi
menggunakan video lebih menarik dengan jawaban siswa yang
menyatakan kurang/tidak menarik, perbedaannya sangat signifikan.
Berdasarkan pengamatan, ketika menggunakan video pembelajaran,
sebagian besar siswa lebih tertarik ketika bagian dari video yang diputar
merupakan gambar atau cuplikan video, dibandingkan tayangan yang
hanya menampilkan teks. Tujuan penggunaan media video
pembelajaran adalah untuk menyampaikan pesan kesehatan. Sehingga
diharapkan dengan siswa tertarik dengan video, gambar, maupun animasi
yang terdapat didalam media, siswa lebih mengingat dan memahami materi
yang disampaikan melalui video. Sebab itu, penggunaan animasi, gambar
dan cuplikan video harus diperhatikan dalam menyusun media video
pembelajaran.

Media kedua yang efektif menurut hasil olah data form checklist
evaluasi media yaitu media leaflet. Hasil pengolahan data ini menunjukkan
bahwa leaflet sebagai alat bantu dalam memberikan menunjukkan hasil
peningkatan pengetahuan yang lebih tinggi jika di bandingkan dengan
penggunaan booklet. Diantara kedua media tedapat perbedaan yang
memungkinkan untuk mempengaruhi hasil dari peningkatan pengetahuan dari
kedua kelompok. Pada kedua media terdapat isi materi yang sama, dan yang
membedakannya adalah dalam hal penyajian materinya. Penyajian materi pada
media leaflet lebih singkat, padat, dan detail jika dibandingkan dengan media
booklet, karena dalam booklet materi dijabarkan secara jelas dan rinci. Dilihat
dari ukuran huruf dalam media booklet, huruf dalam media booklet lebih kecil
jika dibandingkan dengan media leaflet, hal ini juga berpengaruh terhadap
ketertarikan anak untuk ingin membacanya. Jumlah halaman yang banyak
pada media booklet juga mempengaruhi minat anak untuk membacanya
hingga selesai, hal ini berkaitan dengan kemauan dan kemampuan anak dalam
membaca buku tersebut.

Berdasarkan pendapat James W. Brown dalam buku media pengajaran


yang menyatakan bahwa usia anak-anak cenderung lebih menyukai dan
tertarik sesuatu hal yang penuh gambar dan memiliki kalimat yang singkat dan
jelas jika dibandingkan dengan penjelasan kalimat yang panjang. (Femy
Azela, Fadil Oenzil, Deli Mona. Perbedaan pengaruh media leaflet dan
booklet sebagai alat bantu pendidikan terhadap perubahan tingkat
pengetahuan kesehatan gigi siswa kelas 3. Andalas Dental Journal. 19-
26). Hal ini pun sesuai dengan hasil olah data form checklist evaluasi media
yang menunjukkan hasil dimana media booklet memiliki efektivitas yang
lebih rendah (18,6%) daripada leaflet (19,6%).

Media yang menjadi pilihan nomor 4 yaitu poster (17,4%). Hasil olah
data menunjukkan bahwa poster lebih rendah di banding video, leaflet dan
booklet. Hasil olah data ini menguatkan penelitian yang telah dilakukan oleh
Mustikaning Prihatin Dewi (2014) tentang pelaksanaan pembelajaran PKn
dengan menggunakan media poster dan papan tulis untuk meningkatkan
partisipasi siswa. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa penggunaan media
poster tidak mampu meningkatkan partisipasi peserta didik serta ada beberapa
kendala proses pembelajaran dengan menggunakan media poster. Dalam
penelitian ini, partisipasi peserta didik termasuk salah satu indikator minat
belajar yaitu adanya perhatian peserta didik dalam pembelajaran PPKn. Oleh
karena itu, penggunaan media poster kurang dapat meningkatkan minat belajar
peserta didik.

Selain penelitian tersebut, ada penelitian lain yang juga menguatkan


pengolahan data ini yaitu yang telah dilakukan oleh Eka Safitri Kusumadewi
(2011) tentang penggunaan media visual dan metode mengajar konvensional
dalam meningkatkan minat belajar IPS siswa di SDN Pondok Pinang 012 Pagi
Jakarta. Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa media visual tidak
mampu meningkatkan minat belajar

Hal ini sejalan dengan hasil pengolahan data form checklist evaluasi
media yang ada, yaitu dengan kedudukan poster yang lebih rendah di banding
media video, booklet dan leaflet.
Media alat peraga adalah media yang memiliki nilai paling rendah
disbanding 4 media lainnya. Media poster tidak menarik minat siswa seperti 4
media lain. Hal ini bertentangan dengan teori Piaget, Burner dan Dienes (
Ruseffendi, 1992: 147 ) bahwa manfaat alat peraga yaitu dapat meningkatkan
minat belajar peserta didik, dapat melihat hubungan antara ilmu yang
dipelajari dengan lingkungan alam sekitar, mengundang berdiskusi, berfikir,
berpartisipasi aktif, memecahkan masalah dan lain sebagainya dan peserta
didik lebih banyak bias memaksimalkan alat indranya.

Berdasarkan data yang didapat, media alat peraga tidak mampu menarik
minat siswa seperti pada media video, leaflet, booklet dan poster. Hal ini
dikarenakan siswa lebih menyukai media visual yang 2 dimensi, karena lebih
menyukai animasi dan gambar-gambar yang ada di 4 media tersebut.

Ada beberapa kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran alat


peraga itu, antara lain terlalu menekankan bahan-bahan peraganya sendiri
dengan tidak menghiraukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan
desain, pengembangan, produksi, evaluasi, dan pengelolaan bahan-bahan itu.
Kelemahan lain adalah alat peraga dipandang sebagai’alat Bantu’semata-mata
oleh siswa dalam menyimak materi yang diberikan sehingga keterpaduan
antara materi yang disampaikan dan alat peraga tersebut diabaikan. Di
samping itu terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses
pengembangannya dan tetap memandang materi audiovisual alat yang lebih
baik disbanding alat peraga.

Anda mungkin juga menyukai