PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mengambil suatu tindakan medis seringkali dokter maupun institusi
Kesehatan meminta pasien untuk menandatangani surat pernyataan yang dikenal
sebagai “Informed Concent” atau “ persetujuan tindakan medis”. Surat pernyataan
tindakan medis ini juga dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk komunikasi antara
dokter dan pasien maupun keluarga pasien. Namun selain surat persetujuan tindakan
medis dikenal juga dengan surat pernyataan “penolakan pengobatan” atau “informed
refusal”.
Penolakan tindakan medis ini merupakan hak pasien yang berarti suatu
penolakan yang dilakukan pasien sesudah diberi informasi oleh dokter. Penolakan
tindakan medis ini pada dasarnya adalah hak asasi dari seseorang untuk menentukan
apa yang hendak dilakukan terhadap dirinya sendiri.
Masih banyaknya berbagai pihak baik masyarakat umum terutama pasien dan
keluarga pasien dan bahkan dokter ataupun institusi yang kurang memahami arti dari
penolakan tindakan medis, sehingga seringkali menjadi suatu hal yang tidak
diinginkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Dokter maupun pasien hendaknya memahami akan hak dan kewajiban
masing-masing serta mengetahui implikasi hukum yang timbul akibat ersetujuan
ataupun penolakan tindakan medis terutama terhadap hukum yang berlaku di
Indonesia.
Dalam hal pengobatan, pasien berhak untuk menolak diberikan pengobatan.
Merupakan tanggungjawab dokter dan perawat bila memngkinkan untuk menentukan
alasan penolakan dan mengambil langkah-langkah yang perlu untuuk mengusahakan
agar pasien mau menerima pengobatan.
B. Pengertian
Penolakan pengobatan merupakan suatu keputusan pasien atau keluarga
untuk memberikan suatu penolakan terhadap pengobatan setelah pasien atau keluarga
tersebut mendapatkan penjelasan dari dokter penangungjawab selama menjalani
perawat di Rumah Sakit Mulia Amuntai.
Penolakan pengobatan juga diartikan dengan keputusan yang dilakukan
pasien atau keluarga setelah melalui pertimbangan-pertimbangan dari pihak pasien
atas keluarga.
C. Tujuan
a. Pasien atau keluarga diharapkan dapat mengerti hak-haknya dalam menentukan
pengobatan yang diperlukan terhadap dirinya selama dalam perawatan di Rumah
Sakit Mulia Amuntai.
b. Pasien atau keluarga dapat mengerti tentang risiko dari keputusan yang telah
diambil dalam hal menolak pengobatan yang diperlukan untuk dirinya selama
perawatan di Rumah Sakit Mulia Amuntai.
c. Selurh perawat Rumah Sakit Mulia Amuntai mampu untuk mendokumentasikan
penolakan pengobatan pasien atau keluarga dalam status rekam medis pasien.
Surat penolakan tindakan kedokteran diberikan kepada semua pasien yang menolak untuk
dilakukan tindakan kedokteran dan tindakan penunjang diagnostik, yaitu :
1. Pasien rawat inap
2. Pasien one day care
Beberapa hal yang menghambat pasien atau keluarga dalam pengambilan keputusan
terhadap pengobatan:
1. Pertimbangan biaya yang harus dikeluarkan selama pasien menjalani perawatan di
rumah sakit tidak sesuai dengan kemampuan.
2. Pasien atau keluarga kurang mengerti dan memahami penjelasan dokter dalam hal
pengobatan yang akan diberikan.
3. Pasien dan keluarga ingin mencari alternatif atau second opnion atau tindakan medis
lain diluar rumah sakit.
4. Pasien dan keluarga masih menunggu pertimbangan anggota keluarga yang lain.
5. Pasien dan keluarga mempunyai pertimbangan terhadap kondisi pasien yang sudah
terminal atau menjelang kematian.
Penjelasan yang diberikan oleh dokter atau tim medis tentang pengobatan
tindakan, pendokmentasian dilakukan dengan format penolakan tindakan atau pengobatan
setelah pasien, keluarga, atau wali medapatkan penjelasan dari dokter atau tim medis dan
format tersebut ditandatangani oleh kedua belah pihak disertai saksi.
Format pendokumentasian tersebut disimpan di berkas rekam medis pasien
1. Formulir rekam medis Penolakan Tindakan Medis
2. Formulir rekam medis Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
Ditetapkan di : Amuntai
Pada Tanggal :
Direktur,
PEMBERIAN INFORMASI
Pemberi Informasi
Amuntai,Tanggal .......................................Pukul.................