Anda di halaman 1dari 2

https://www.goriau.

com/berita/riau/andi-rachman-minta-rumah-sakit-di-riau-tingkatkan-
pelayanan-kesehatan.html

Minggu, 25 September 2016 12:58 WIB

Andi Rachman Minta Rumah Sakit di Riau Tingkatkan


Pelayanan Kesehatan
Ratna Sari Dewi

PEKANBARU - Gubernur Riau, H Arsyadjuliandi Rachman mengingatkan seluruh rumah


sakit milik pemerintah maupun swasta yang ada di Provinsi Riau untuk meningkatkan
kualitas pelayanan publiknya. Ia mengakui, untuk mewujudkan pembangunan kesehatan yang
berkualitas, merata dan menjangkau sampai ke daerah pedesaan, Pemerintahan Provinsi
(Pemprov) Riau harus melakukan berbagai program untuk merealisasikan rencana tersebut.

"Kita belum bisa memuaskan masyarakat, ini yang menjadi tugas kita untuk memperbaiki
kualitas dan pelayanan. Apa lagi setiap harinya ada sekitar 250 seat penerbangan ke
Malaysia. Kalau masyarakat tidak puas, mereka bisa terbang berobat ke sana (Malaysia)
dengan mudah," ungkap Gubernur Riau yang kerap disapa Andi Rachman ini ketika
membuka gelaran Riau Health Vaganza 2016 tajaan Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau,
Minggu (21/8/2016) di halaman Pustaka Wilayah Soeman HS, Jalan Cut Nyak Dien.
Di hadapan peserta Riau Health Vaganza yang diikuti beberapa rumah sakit dan perguruan
tinggi kesehatan ini, Andi menjelaskan betapa vitalnya kebutuhan kesehatan bagi masyarakat.
Ia pun menyebutkan, akibat tidak puasnya masyarakat terhadap sebuah pelayanan kesehatan
dapat menyebabkan kerugian pada pendapatan daerah.
"Itung aja, kalau ada 50 orang yang berobat ke Malaysia dan bawa uang rata-rata sepuluh
juta. Dalam sebulan sudah Rp15 miliar. Berapa kalau setahun?" sebut Politisi Partai Golkar
ini.

Andi Rachman menegaskan, supaya masing-masing rumah sakit secepatnya mengevaluasi


kinerja dan sistem pelayanan publik yang disediakannya. Ia tidak mau mendengar ada lagi
masyarakat mengeluh karena tidak mendapat pelayanan yang baik dari rumah sakit lokal.
"Kalau rumah sakit nggak ada niat untuk meningkatkan kualitasnya, ya kita mau gimana.
Sebagai birokrat, ini yang perlu kita integrasikan. Dikomunikasikan bersama agar hak
masyarakat mendapat pelayanan kesehatan yang baik terpenuhi," ungkapnya.
Andi Rachman juga sempat menuturkan, salah satu program yang diharapkan dapat
membantu masyarakat ekonomi lemah ialah program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).
Sebagai buktinya, Pemprov Riau memasukkan program-program pelayanan kesehatan
masyarakat miskin ke dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Riau. Sehingga
masyarakat bisa memilih pelayanan kesehatan yang menurutnya sesuai dan nyaman untuk
berobat.
“Selain Jamkesda, Dinas Kesehatan (Dinkes) Riau juga sudah menerapkan layanan Pusat
Kesehatan Mayarakat (Puskesmas) 24 jam. Jadi, masyarakat bisa berobat kapan saja sehingga
tidak perlu khawatir lagi,― ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Riau, Andra Syafril, menjelaskan, untuk menciptakan
derajat kesehatan manusia setinggi-tingginya, pihaknya telah mengadakan pertemuan dan
evaluasi dengan Dinkes kabupaten dan kota serta Puskesmas se-Riau dalam rangka
meningkatkan akreditasinya.
“Pertemuan itu membahas masalah kinerja pelayanan di Puskesmas. Kalau selama ini
Puskemas hanya ada petugas hingga jam 12 siang, sementara klinik berobat melayani hingga
24 jam. Bisa-bisa Puskesmas ditinggalkan masyarakat kalau pelayanannya tidak dirubah,―
lanjutnya.
Bukan hanya itu, tantangan lain yang harus dirasakan oleh pelaku kesehatan dalam
meningkat pelayanannya kepada masyarakat harus mampu bersaing dengan Rumah Sakit
yang dikelola swasta. Karena, mereka mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi
masyarakat.
“Masyarakat sampai rela antre berobat di RS swasta. Kita harusnya iri dengan pelayanan
mereka, bagaimana kita berupaya membenahi pelayanan kesehatan kita, baik itu di
Puskesmas maupun RS milik pemerintah,― terang Andra kembali.
Selama ini, masalah biaya sering menjadi kendala masyarakat untuk berobat. Dengan adanya
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang diketahui mampu memberikan jaminan
kesehatan.
Tidak hanya untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tentara Negara Indonesia (TNI), Polisi
Republik Indonesia (Polri), badan usaha saja, namun masyarakat biasa pun bisa merasakan
program dari pemerintah pusat ini.
“Dan masyarakat sekarang ini pun tidak akan sayang mengeluarkan uangnya untuk
berobat, jikalau pelayanan kesehatan yang diterimanya juga memuaskan,― terangnya.

Anda mungkin juga menyukai