Anda di halaman 1dari 8

FISIKA EKSPERIMEN I

MUATAN ELEMNTER

disusun oleh :

HUSNA DHIA
1510442027

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
Muatan Elementer
I. Tujuan

 Mempelajari cara menentukan muatan elementer

II. Landasan Teori

1. Muatan elementer (pengertian dan nilainya).


Muatan elemter adalah bagian terkecil dari suatu zat atau energy yang
tidak bisa dibagi lagi. Nilainya 1,6022 x 10-19 C.

2. Percobaan milikan (Konsep secara teori)


Percobaan milikan atau dikenal pula sebagai percobaan, saat itu dirancang
untuk mengukur muatan listrik elektron. Robert Milikan melakukan
percobaan tersebut dengan menyumbangkan gaya-gaya antara gravitasi
dan gaya listrik pada suatu tetes kecil minyak yang berada diantara dua
buah pelat elektrode. Dengan mengetahui besarnya medan listrik, muatan
pada tetes minyak yang dijatuhkan dapat ditentukan. Dengan mengulangi
eksperimen ini sampai beberapa kali, ia menemukan bahwa nilai-nilai
yang terukur selalu kelipatan dari suatu bilangan yang sama. Ia selalu
menginterpretasikan bahwa bilangan ini adalah muatan dari satu elektron
1.602x10-19 C.

3. Gaya – gaya yang mempengaruhi pergerakan tetesan butiran

Gambar a: gaya yang bekerja pada tetesan ketika jatuh dan mencapai
kecepatan termalnya.

Gambar b: gaya yang bekerja pada tetesan ketika gaya meningkat dibawah
pengaruh medan listrik.
4. Turunan rumus (persamaannya) untuk nilai r dan Q

.
Untuk menentukan r
Hukum stokes
𝐹𝑠 = 6𝜋𝑟ƞ𝑣
𝐹𝑎 = 𝞺𝒇. 𝑽𝒃. 𝒈
𝑊 = 𝑚. 𝑔 = 𝞺𝒃. 𝑽𝒃. 𝒈
Ʃ𝐹 = 0
𝐹𝑎 + 𝐹𝑠 − 𝑊 = 0
6𝜋𝑟ƞ𝑣 = 𝞺𝒃. 𝑽𝒃. 𝒈 − 𝞺𝒇. 𝑽𝒃. 𝒈
6𝜋𝑟ƞ𝑣 = 𝑽𝒃. 𝒈(𝞺𝒃 − 𝞺𝒇)
4
𝑉𝑏 = 𝜋𝑟 3
3
4
6𝜋𝑟ƞ𝑣 = 𝜋𝑟 3 . 𝒈(𝞺𝒃 − 𝞺𝒇)
3
4 2
6𝜋ƞ𝑣 = 𝜋𝑟 . 𝒈(𝞺𝒃 − 𝞺𝒇)
3
𝞺𝒇 = 𝞺𝒖
𝞺𝒃 = 𝞺𝒔

3
6ƞ𝑣. = 𝑟2
4𝑔(𝞺𝒔 − 𝞺𝒖)
√9ƞ𝑣
𝑟=
√2𝑔(𝞺𝒔 − 𝞺𝒔)
Untuk menentukan q
Hukum stokes
𝐹𝑠 = 6𝜋𝑟ƞ𝑣
𝑞. 𝐸 = 6𝜋𝑟ƞ (𝑣2(𝑛𝑎𝑖𝑘) − 𝑣1(𝑡𝑢𝑟𝑢𝑛))
𝑉
𝐸=
𝑑
𝑑
𝑞 = 6𝜋𝑟ƞ (𝑣2(𝑛𝑎𝑖𝑘) − 𝑣1(𝑡𝑢𝑟𝑢𝑛)) ( )
𝑉
5. Aplikasi (terlampir)
III. Prosedur Kerja
a. Alat dan bahan
- Kotak elektroda, dilengkapi lampu penerang dan mikroskop
- Statip
- Kotak kontrol
- Atomizer
- Power supply
- Minyak silikon atau gliserin
- Kawat halus
- Stopwatch
b. Langkah kerja
- Power supply dihidupkan
- Hubungkan power supply dengan alat percobaan milikan
menggunakan kabel penghubung
- Hidupkan seperangkat alat percobaan milikan
- Atur fokus lensa mikroskop dengan memperhatikan bayangan kawat
halus yang dimasukkan melalui lobang lempeng elektroda. Bila
sepanjang kawat halus terlihat bayangan butiran minyak, bersihkan
lempengan menggunakan tissue. Perhatikan lensa mikroskop, bila
miring luruskan dengan cara mengaturnya melalui okuler.
- Semprotkan minyak silikon dari atomizer, amati butiran melalui
mikroskop.
- Bila butiran sudah nampak, maka untuk mengionisasinya, hidupkan
sumber zat radioaktif dengan cara menekan saklar pada sisi sebelah kiri
alat ke posisi ON.
- Bila butiran telah terionizer, pilih salah satu dari sekian banyak butiran
dan kendalikan butiran tersebut dengan mengubah potensio melalui
kotak kontrol ( + dan -).
- Lihat pergerakan butiran itu, untuk melihat saat dia turun dan naik
harus 2 skala dari titik awal acuan
- Bersamaan dengan itu, hitung nilai t1( saat butiran turun) dan t2 (saat
butiran naik) dengan menggunakan stopwatch.
- Ulangi percobaan sebanyak 10 kali
Perhatian: satu butiran untuk 1 percobaan, jika butiran hilang sebelum
didapatkan t1 dan t2, maka percobaan diulangi kembali.
c. Skema Kerja
IV. Hasil dan Pembahasan
1. Tabel data
No Tegangan (V) t1 (turun) (s) t2 (naik) (s)
1 5 7,97 7,77
2 10 12,73 11,23
3 15 8,02 7,90
4 20 14,49 13,39
5 25 11,69 10,79
6 30 7,25 8,63
7 35 8,43 7,72
8 40 7,98 10,12
9 45 7,84 10,33
10 50 9,66 10,0

2. Perhitungan
Data 1:
𝑠 1,06 × 10−4 𝑚
𝑣1 (𝑡𝑢𝑟𝑢𝑛) = = = 0,133 × 10−4 𝑚⁄𝑠
𝑡1 (𝑡𝑢𝑟𝑢𝑛) 7,97 𝑠
𝑠 1,06 × 10−4 𝑚
𝑣2 (𝑛𝑎𝑖𝑘) = = = 0,136 × 10−4 𝑚⁄𝑠
𝑡2 (𝑛𝑎𝑖𝑘) 7,77 𝑠
9𝑣2  9 × 0,136 × 10−4 × 1,86 × 10−5
𝑟= √ = √
2𝑔(𝑠 − 𝑢 ) 2 × 9,8 (2330 − 1,225)

= √4,988 × 10−14

= 2,233 × 10−7 𝑚

𝑑
𝑞 = 6r(𝑣2 (𝑛𝑎𝑖𝑘) − 𝑣1 (𝑡𝑢𝑟𝑢𝑛))
𝑉
0,006
= 6 (3,14) 2,23 × 10−7 × 1,86 × 10−5 (0,133. 10−4 − 0,136. 10−4 )
5

= −0,281 . 10−19 𝐶

3. Tabel Hasil
No Tegangan t1 (s) t2 (s) v1 v2 r q
(V) (10-4m/s) (10-4 m/s) (10-7m) -19
(10 C)
1 5 7,97 7,77 0,133 0,136 2,233 -0,281
2 10 12,73 11,23 0,083 0,094 1,857 0,231
3 15 8,02 7,90 0,132 0,134 2,217 0,062
4 20 14,49 13,39 0,073 0,079 1,702 0,107
5 25 11,69 10,79 0,091 0,098 1,899 0,112
6 30 7,25 8,63 0,146 0,123 2,124 -0,343
7 35 8,43 7,72 0,126 0,137 2,242 0,233
8 40 7,98 10,12 0,133 0,105 1,962 -0,289
9 45 7,84 10,33 0,135 0,103 1,944 -0,291
10 50 9,66 10,0 0,110 0,106 1,972 -0,033

1. Analisa Tabel ( waktu t , jari- jari butiran yang didapat)


Pada tabel dapat diketahui bahwa waktu yang dibutuhkan oleh partikel untuk
bergerak keatas dan kebawah bervariasi. Hal ini tergantung pada ukuran butiran minyak
dan tegangan yang diberikan.Jari- jari butiran yang didapatkan untuk 10 kali percobaan
hampir sama. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel.
2. Pengaruh tegangan terhadap kecepatan turunpartikel

Hubungan kecepatan turun partikel


terhadap tegangan
0.160
Kecepatan turun(m/s)

0.140 y = 0.0004x + 0.1038


0.120 R² = 0.0718
0.100
0.080
0.060
0.040
0.020
0.000
0 10 20 30 40 50 60
Tegangan (V)

Gambar 1 Hubungan kecepatan turun partikel terhadap tegangan

Pada gambar 1 memperlihatkan hubungan antara kecepatan turun partikel terhadap


tegangan yang fluktuatif. Seharusnya semakin besar nilai tegangan yang diberikan, maka
kecepatan partikel untuk bergerak kebawah semakin lambat. Pergerakan partikel kebawah
dipengaruhi oleh gaya gravitasi, gaya gesek udara dan gaya listrik. Seharusnya partikel
bergerak lebih cepat kebawah karena ada pengaruh gaya gravitasi, tapi karena ada gaya
listrik maka pergerakannya lebih lambat. Berdasarkan nilai regresi yang didapatkan, data
diatas belum bisa dikatakan akurat.
3. Pengaruh tegangan terhadap kecepatan naik partikel
Hubungan kecepatan naik partikel
terhadap tegangan
0.160
0.140
Kecepatan naik (m/s)
0.120 y = -0.0002x + 0.1171
0.100 R² = 0.0228
0.080
0.060
0.040
0.020
0.000
0 10 20 30 40 50 60
Tegangan (V)

Gambar 2 Hubungan kecepatan naik partikel terhadap tegangan

Pada gambar 2 dapat dilihat hubungan antara kecepatan naik partikel terhadap
tegangan yaitu mengalami fluktuasi. Seharusnya semakin besar tegangan yang diberikan,
maka kecepatan partikel untuk bergerak keatas semakin lambat. Karena pergerakan
partikel keatas dipengaruhi oleh gaya gesek udara dan gaya listrik. Jadi, dapat dikatakan
data yang didapat tidak akurat. Hal ini dapat dilihat dari nilai regresinya, yaitu kecil dari
0,2. Seharusnya data itu dapat dipakai jika regresinya berkisar 0,2<R<1,0

4. Perbandingan nilai Q yang didapat saat praktikum dengan literatur


Nilai muatan elementer yang didapat saat praktikum, berbeda dengan nilai pada literatur,
yaitu 1,06 x 10-19 C. Sedangkan pada praktikum didapatkan nilai rata-ratanya yaitu 0,198
x 10-19 C. Nilai Q yang didapatkan saat praktikum ada yang bernilai positif dan negatif.
Hal ini tergantung pada peng-ionnya. Jika butiran terionisasi oleh muatan positif, maka
butira itu bermuatan positif, dan sebaliknya.

5. Analisa kesalahan
Pada saat praktikum dapat terjadi beberapa kesalahan. Kesalahan ini dapat terjadi karena
mata kelelahan, sehingga tidak fokusnya penglihatan pengamat ketika mengamati
pergerakan butiran. Selain itu bisa juga karena atomizer disemprotkan terlalu dekat ke
kotak elektroda, sehingga elektron terlihat besar pada mikroskop dan pergerakannya
cepat, sehingga sulit diamati.

V. Kesimpulan
1. waktu yang dibutuhkan oleh partikel untuk bergerak keatas dan kebawah
bervariasi. Hal ini tergantung pada ukuran butiran minyak dan tegangan yang
diberikan.
2. semakin besar nilai tegangan yang diberikan, maka kecepatan partikel untuk
bergerak kebawah semakin lambat. Pergerakan partikel kebawah dipengaruhi
oleh gaya gravitasi, gaya gesek udara dan gaya listrik.
3. Pergerakan partikel keatas mengalami fluktuasi. Seharusnya semakin besar
tegangan yang diberikan, maka kecepatan partikel untuk bergerak keatas semakin
lambat
4. Nilai Q yang didapat saat praktikum berbeda dengan literatur.
5. Terdapat kesalahan saat praktikum : tidak fokusnya mata pengamat dan
menyemprotkan atomizer terlalu dekat, sehingga butiran tampak besar dan
sulit diamati.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulllah, I., Fisika Inti dan Nuklir, IPB, Bogor, 2005


Berser, A.,Konsep-Konsep Fisika Modern, Erlangga, Jakarta, 1999
Zainal, Fisika Inti Untuk Universitas, Universitas Brawijaya, Palembang, 2005

Anda mungkin juga menyukai