Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................................1
BAB II ISI ................................................................................................................................. 2
I. Jalur, Jenjang, Jenis Pendidikan ............................................................................................. 2
A. Pendidikan Formal ...................................................................................................... 3
B. Pendidikan Non-Formal .............................................................................................. 3
C. Pendidikan Informal .................................................................................................... 4
II. Standar Pendidikan Nasional.................................................................................................6
III. Dasar, Fungsi, Tujuan dan Prinsip Pendidikan Nasional......................................................8
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 10
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................................................. 10
C. Daftar Pustaka ................................................................................................................... 10

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha untuk memanusiakan manusia. Subjek, objek atau
sasaran pendidikan adalah manudia. Pendidikan bermaksud membantu manusia untuk
menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Oleh karena itu keberadaan
manusia tidak dapat terlepas dari lingkungannya, maka berlangsungnya proses
pendidikan itu selamanya akan berkaitan erat dengan lingkungan dan akan saling
memengaruhi secara timbal balik.
Potensi potensi manusia dapat dikembangkan melalui pengalaman. Pengalaman
itu terjadi karena adanya interaksi secara efektif dan efisien antara manusia dan
lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial manusia. Interaksi
manusia dengan lingkungannya secara efektif dan efisien yang memberikan
pengalaman yang dapat mengembangkan potensi potensi kemanusiaan itulah yang
disebut pendidikan.
Interaksi manusia dengan lingkungannya dalam ruang lingkup pendidikan
mengandung banyak aspek atau elemen elemen yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi dalam ruang lingkup pendidikan itu membentuk suatu sitem.

B. Rumusan Masalah
a. apa yang dimaksud dengan penyelenggaraan sistem pendidikan nasional?
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan dasar, tujuan dan prinsip pendidikan nasional
c. apa yang dimakud dengan jalur, jenjang dan jenis pendidikan serta standar
pendidikan nasional

C. Tujuan
Menjelaskan dan memberikan pemahaman tentang bagaimana penyelenggaraan
sistem pendidikan nasional Indonesia sesuai dengan Perundang-Undangan yang telah
ditetapkan

1
BAB II
ISI
A. Pengertian sistem pendidikan nasional
a) Pengertian Sistem
Kata sistem berasal dari bahasa Yunani ”systema”, yang berarti sehimpunan bagian
atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu
keseluruhan. Sedangkan menurut Zahara Idris (1987) mengemukakan bahwa
sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-
elemen atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan
fungsional yang teratur, tidak sekedar acak, yang saling membantu untuk mencapai
suatu hasil (produk).
b) Pengertian Pendidikan Nasional
Menurut Sunarya Pendidikan Nasional adalah suatu sistem pendidikan yang berdiri
di atas landasan dan dijiwai oleh falsafah hidup suatu bangsa dan tujuannya bersifat
mengabdi kepada kepentingan dan cita-cita nasional bangsa tersebut.
Sedangkan menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan merumuskan bahwa
pendidikan nasional ialah suatu usaha untuk membimbing para warga negara
Indonesia menjadi Pancasila, yang berpribadi, berdasarkan akan Ketuhanan,
berkesadaran masyarakat dan mampu membudayakan alam sekitar.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989, tentang Sistem
Pendidikan Nasional dikemukakan Pendidikan Nasional adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi
peranannya di masa yang akan datang
c) Pengertian Sistem Pendidikan Nasional
Makna sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang berpadu dari
semua satuan dan aktivitas pendidikan yang berkaitan satu dengan yang lainnya
untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional. Dalam hal ini, sistem
pendidikan nasional tersebut merupakan suatu suprasistem, yaitu suatu sistem yang
besar dan kompleks, yang didalamnya tercakup beberapa bagian yang juga
merupakan sistem-sistem.
Menurut UU No.2 thn 1989 Sistem Pendidikan Nasional : Suatu keseluruhan yang
terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan untuk
mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional.

I. Jalur, Jenjang, Jenis Pendidikan


Menurut UU No.20 tahun 2003 Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin
pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevasi dan efesiensi
manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan
perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan
pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.

2
1. Jalur Pendidikan

Dalam UU No. 20 tahun 2003 Pasal 13 ayat 1 dinyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri
dari pendidikan formal, non-formal dan informal.
A. Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan anak usia dini (TK/RA), pendidikan dasar (SD/MI), pendidikan menengah
(SMP/mts dan SMA/MA), dan pendidikan tinggi (Universitas). Pendidikan formal terdiri
dari pendidikan formal berstatus negeri dan pendidikan formal berstatus swasta.
Ciri-ciri Pendidikan Formal antara lain:
- Tempat pembelajaran di gedung sekolah.
- Ada persyaratan khusus untuk menjadi peserta didik.
- Kurikulumnya jelas.
- Materi pembelajaran bersifat akademis.
- Proses pendidikannya memakan waktu yang lama.
- Ada ujian formal.
- Penyelenggara pendidikan adalah pemerintah atau swasta.
- Tenaga pengajar memiliki klasifikasi tertentu.
- Diselenggarakan dengan administrasi yang seragam
B. Pendidikan Non-Formal

Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai
setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan
oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada
standar nasional pendidikan. Seperti Lembaga Kursus dan Pelatihan, Kelompok Belajar,
Sanggar, dll.

Ciri-ciri Pendidikan Non-Formal antara lain :

- Tempat pembelajarannya bisa di luar gedung.


- Kadang tidak ada persyaratan khusus.
- Umumnya tidak memiliki jenjang yang jelas.
- Adanya program tertentu yang khusus hendak ditangani.
- Bersifat praktis dan khusus.
- Pendidikannya berlangsung singkat.
- Terkadang ada ujian.
- Dapat dilakukan oleh pemerintah atau swasta

3
C. Pendidikan Informal

Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk
kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan
formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional
pendidikan. Seperti : Pendidikan Agama, Budi Pekerti, Etika, Sopan Santun, Moral dan
Sosialisasi.

Ciri-ciri Pendidikan Informal antara lain :

- Tempat pembelajaran bisa di mana saja.


- Tidak ada persyaratan.
- Tidak berjenjang.
- Tidak ada program yang direncanakan secara formal.
- Tidak ada materi tertentu yang harus tersaji secara formal.
- Tidak ada ujian.
- Tidak ada lembaga sebagai penyelenggara.

2. Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang diterapkan berdasarkan tingkat


perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang akan
dikembangkan. Menurut UU No. 20 tahun 2003 pasal 14, jenjang pendidikan formal terdiri
atas:

 Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah jenjang paling dasar pada
pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai
dari kelas 1 sampai kelas 6.
 Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTS) adalah jenjang
pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus sekolah dasar (atau
sederajat). Sekolah menengah pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun.
 Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA) adalah jenjang pendidikan
menengah pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Menengah
Pertama (atau sederajat). Sekolah menengah atas ditempuh dalam waktu 3 tahun.
 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal
yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah
sebagai lanjutan dari SMP, mts, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil
belajar yang diakui sama/setara SMP/mts. SMK sering disebut juga STM (Sekolah
Teknik Menengah). Di SMK,terdapat banyak sekali Program Keahlian.

4
 Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal
dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan dengan
kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP,
mts, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui
sama/setara SMP/mts.
 Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta
didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi
disebut dosen. Di Indonesia ada beberapa jenis perguruan tinggi, antara lain:
1) Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam
satu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni tertentu.

2) Politeknik atau sering disamakan dengan institut teknologi adalah penamaan yang
digunakan dalam berbagai institusi pendidikan yang memberikan berbagai jenis gelar
dan sering beroperasi pada tingkat yang berbeda-beda dalam sistem pendidikan.
Politeknik dapat merupakan institusi pendidikan tinggi dan teknik lanjutan serta
penelitian ilmiah ternama dunia atau pendidikan vokasi profesional, yang memiliki
spesialiasi dalam bidang ilmu pengetahuan, teknik, dan teknologi atau jurusan-jurusan
teknis yang berbeda jenis.

3) Institut adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik


dan/atau vokasi dalam sekelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni
dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.

4) Universitas adalah suatu institusi pendidikan tinggi dan penelitian, yang memberikan
gelar akademik dalam berbagai bidang. Sebuah universitas menyediakan pendidikan
sarjana dan pascasarjana.

5) Sekolah tinggi dalam pendidikan di Indonesia adalah perguruan tinggi yang


menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau vokasi dalam lingkup satu disiplin
ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan jika memenuhi syarat dapat
menyelenggarakan pendidikan profesi.

3. Jenis Pendidikan

a. PendidikanUmum

Pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang


diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi.

b. pendidikan Kejuruan

Pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja dalam bidang
tertentu.

5
c. Pendidikan Akademik

Pendidikan tinggi yang diarahkan terutama pada penguasaan dan pengembangan


disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau seni tertentu (program sarjana dan
pascasarjana).

d. Pendidikan Profesi

Pendidikan tinggi yang diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki
pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.

e. Pendidikan Vokasi

Pendidikan tinggi yang diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki
pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana.

f. Pendidikan Keagamaan

Pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat
menjalankan peranan yang menuntut penguasaan ilmu pengetahuan tentang ajaran
agama atau menjadi ahli ilmu agama. Contohnya : Pesantren, MI, MTS, MA, MAK,
Sekolah Tinggi Theologia.

g. Pendidikan Khusus

Pendidikan yang diselenggarakan bagi peserta didik yang berkelainan atau peserta didik
yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif. Contohnya :
Sekolah Luar Biasa.

II. Standar Pendidikan Nasional


Untuk mewujudkan cita-cita luhur tesebut, pemerintah menetapkan 8 Standar Nasional
Pendidikan Indonesia yang menjadi pedoman bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Berikut ini penjelasan 8
Standar Nasional Pendidikan Indonesia:
1. Standar Proses
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain

6
itu, dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan. Setiap satuan
pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
2. Standar Isi
Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk
mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Standar isi tersebut memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar,
kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan.
3. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik.
Standar Kompetensi Lulusan tersebut meliputi standar kompetensi lulusan minimal
satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok
mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang dimaksudkan di atas adalah
tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan
dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: Kompetensi Pedagogik,
Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional, dan Kompetensi Sosial.
Pendidik meliputi pendidik pada TK/RA, SD/MI, SMP/mts, SMA/MA,
SDLB/SMPLB/SMALB, SMK/MAK, satuan pendidikan Paket A, Paket B dan Paket C,
dan pendidik pada lembaga kursus dan pelatihan. Tenaga kependidikan meliputi kepala
sekolah/madrasah, pengawas satuan pendidikan, tenaga administrasi, tenaga
perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi, pengelola kelompok belajar, pamong belajar,
dan tenaga kebersihan.
5. Standar Sarana dan Prasarana
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta
perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur
dan berkelanjutan. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi
lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha,
ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang
kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain,
tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan

7
6. Standar Pengelolaan Pendidikan
Standar Pengelolaan terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni standar pengelolaan oleh satuan
pendidikan, standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah dan standar pengelolaan oleh
Pemerintah
7. Standar Pembiayaan Pendidikan
Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal.
Biaya investasi satuan pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana,
pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap. Biaya personal meliputi
biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses
pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Biaya operasi satuan pendidikan meliputi:
Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji,
Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan Biaya operasi pendidikan tak langsung
berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,
transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.
8. Standar Penilaian Pendidikan
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
Penilaian hasil belajar oleh pendidik, Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan
Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan
tinggi terdiri atas: Penilaian hasil belajar oleh pendidik, dan Penilaian hasil belajar oleh
satuan pendidikan tinggi. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi
sebagaimana dimaksud di atas diatur oleh masing-masing perguruan tinggi sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

III. Dasar, Fungsi, Tujuan dan Prinsip Pendidikan Nasional


Yang dimaksud dengan dasar di sini adalah sesuatu yang menjadi kekuatan bagi tetap
tegaknya suatu bangunan atau lainnya, seperti pada rumah atau gedung, maka pondasilah
yang menjadi dasarnya.Begitu pula halnya dengan pendidikan, dasar yang dimaksud
adalah dasar pelaksanaannya, yang mempunyai peranan penting untuk dijadikan pegangan
dalam melaksanakan pendidikan di sekolah-sekolah atau di lembaga-lembaga pendidikan
lainnya.
Adapun dasar pendidikan di negara Indonesia secara yuridis formal telah dirumuskan
antara lain sebagai berikut:
A. Undang-Undang tentang Pendidikan dan Pengajaran No. 4 tahun 1950, Nomor 2
tahun 1945, Bab III Pasal 4 Yang Berbunyi: Pendidikan dan pengajaran berdasarkan atas
asas-asas yang termaktub dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar RI dan kebudayaan
bangsa Indonesia.
B. Ketetapan MPRS No. XXVII/ MPRS/ 1966 Bab II Pasal 2 yang berbunyi: Dasar
pendidikan adalah falsafah negara Pancasila.

8
C. Dalam GBHN tahun 1973, GBHN 1978, GBHN 1983 dan GBHN 1988 Bab IV bagian
pendidikan berbunyi: Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila.
D. Tap MPR Nomor II/MPR/1993 tentang GBHN dalam Bab IV bagian Pendidikan yang
berbunyi: Pendidikan Nasional (yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
E. Undang-undang RI No 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
F. Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dengan demikian jelaslah bahwa dasar pendidikan di Indonesia adalah Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 sesuai dengan UUSPN No. 2 tahun 1989 dan UU Sisdiknas
No. 20 tahun 2003.
Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, agar berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Fungsi Sistem Pendidikan Nasional adalah berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam
rangka upaya mewujudkan tujuan nasional.
IV. Peraturan/Perundang-undangan yang mengatur tentang jenis dan jenjang Pendidikan

 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional.
 Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
 Nomor 17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan
 Sejumlah peraturan pemerintah yaitu pasal-pasal tertentu dari UU RI no 2 tahun 1989
peraturan pemerintah yaitu
- PP No.27 th 1990 tentang pendidikan pra sekolah
- PP No.28 th 1990 tentang pendidikan dasar
- PP No.29 th 1990 tentang pendidikan menengah
- PP No.30 th 1990 tentang pendidikan tinggi
- PP No.33 th 1990 tentang pendidikan luar sekolah
- PP No.38 th 1990 tentang tentang tenaga kependidikan
- PP No.39 th 1990 tentang peran serta masyarakatdalam pendidikan

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang berpadu dari semua
satuan dan aktivitas pendidikan yang berkaitan satu dengan yang lainnya untuk
mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional. Dalam hal ini, sistem
pendidikan nasional tersebut merupakan suatu suprasistem, yaitu suatu sistem yang
besar dan kompleks, yang didalamnya tercakup beberapa bagian yang juga
merupakan sistem-sistem.
Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan, peningkatan mutu serta relevasi dan efesiensi manajemen pendidikan
untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,
nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara
terencana, terarah dan berkesinambungan.

B. Saran
Sebaiknya dalam pembuatan makalah, harus memiliki banyak buku panduan
untuk dijadikan sebagai sumber referensi, jadi tida hanya mengandalkan internet
saja. Dan juga untuk penulisan kata-kata nya kedepannya diharapkan lebih bisa
memakai EYD. Bahasa yang digunakan juga harus baku, tidak berbelit-belit, tepat
dan padat. Diharapkan kedepannya dapat membuat makalah yang lainnya menjadi
lebih baik dari ini.

C. Daftar Pustaka
http://syahrilfitriadi87.blogspot.com/2018/10/penyelenggaraan-sistem-
pendidikan.html
Tilaar, HAR, 2002, Membenahi Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka Cipta.
Pemerintah Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

http://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/7308/UU0202003.htm

10

Anda mungkin juga menyukai