Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN PUSKESMAS DI BIDANG


OLAHRAGA

Dosen Pembimbing : DRG

Disusun oleh kelompok :

1. Fathihatul Wahyu A (P07120116060)


2. L. M. SANGSIT (P07120116070)
3. REZA EKARAHMAN (P071201160)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKEES MATARAM

JURUSAN KEPERAWATANN

PRODI DIII KEPERAWATAN


TA. 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang selalu melimpahkan karunia dan rahmat-
Nya kepada kami sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan judul “Upaya
Puskesmas Di Bidang Olahraga” sebagai salah satu tugas dari mata kuliah
Metodologi.
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak.Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulisan makalah ini.
Seperti ungkapan tak ada gading yang tak retak, kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kebaikan yang
akan datang.
Demikian yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan bagi kita semua.

Mataram, 26 September 2018

Penulis

Keperawatan primer 1 Page i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1

A. Latar belakang ............................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1

C. Tujuan ........................................................................................................................... 2

D. Manfaat ......................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 4

A. Pengertian payudara dan ketiak ....................................Error! Bookmark not defined.

B. Tujuan .............................................................................Error! Bookmark not defined.

C. Indikasi ............................................................................Error! Bookmark not defined.

D. Tehnik Pemeriksaan Payudara ......................................Error! Bookmark not defined.

E. Tehnik Pemeriksaan Aksila..............................................Error! Bookmark not defined.

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 32

A. Kesimpulan ................................................................................................................. 32

B. Saran ........................................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 33

LAMPIRAN

Keperawatan primer 1 Page ii


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Puskesmas sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis
dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat karena
merupakan suatu unit pelaksana teknis dari dinas kesehatan kota maupun
kabupaten,unit pelaksana inilah yang akan menyelenggarakanpembangunan
kesehatan diwilayah kerja tertentu.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja (DEPKES RI:2006).
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat.
Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang
ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup
dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas
yakni terwujudnya Kecamatan Sehat menuju Indonesia Sehat, puskesmas
bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan
nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan
tersebut salah satunya adalah upaya kesehatan pengembangan puskesmas.

Keperawatan primer 1 Page 1


Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta
yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas.
Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan
wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan
serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan
pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota.
Upaya kesehatan tesebut diselenggarakan dengan menitikberatkan
kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan
yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.
Pengelolaan puskesmas biasanya berada di bawah Dinas Kesehatan
Kabupaten dan Kota.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian upaya kesehatan olahraga?
2. Apa tujuan Pemeriksaan payudara dan ketiak?
3. Apa indikasi Pemeriksaan payudara dan ketiak?
4. Bagaimana tehnik pemeriksaan payudara?
5. Bagaimana tehnik Pemeriksaan Aksila?

C. Tujuan
1. Umum
Menunjang upaya peningkatan derajat kesehatan dan kualitas hidup,
melalui latihan fisik.
2. Khusus
a. Mengembangkankan upaya peningkatan derajat kesehatan melalui
latihan fisik.
b. Membantu upaya peningkatan kesegaran jasmani yang mempunyai
pengaruh langsung terhadap produktifitas kerja.

Keperawatan primer 1 Page 2


c. Membantu peningkatan upaya olahraga produktifitas, olahraga prestasi,
olahraga masyarakat dan olahraga tradisional.

D. Manfaat
Mahasiswa bisa mengetahui upaya kesehatan pengembangan
puskesmas di bidang olahraga

Keperawatan primer 1 Page 3


BAB II

PEMBAHASAN
1. DEFINISI

Kesehatan olahraga adalah ilmu yang mengolah segala aspek medis dari kegiatan
olahraga yang merupakanaplikasi dari pelbagai cabang ilmu kedokteran terutama
fisiologi, kardiologi, orthopedi, ilmu gizi dan psikologi. Jadi kesehatan olahraga
adalah semua bentuk kegiatan yang menerapkan ilmu/pengetahuan fisik pada
umumnya yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan dan kesegaran jasmani
olahragawan untuk mencapai prestasi maksimal pada khususnya.

2. TUJUAN

1. Umum

Menunjang upaya peningkatan derajat kesehatan dan kualitas hidup, melalui latihan
fisik.

2. Khusus

a. Mengembangkankan upaya peningkatan derajat kesehatan melalui latihan fisik.


b. Membantu upaya peningkatan kesegaran jasmani yang mempunyai pengaruh
langsung
terhadap produktifitas kerja.
c. Membantu peningkatan upaya olahraga produktifitas, olahraga prestasi, olahraga
masyarakat dan olahraga tradisional.

3. PERAN

a. Peningkatan (Promotif)

Upaya kesehatan olahraga merupakan salah satu cara memadukan latihan, gizi yang
baik, perhatian terhadap aspek faal, psikologis, dan lain-lain yang dapat memastikan
keberhasilan peningkatan kesegaran jasmani. Dengan latihan yang benar, didapat
peningkatan derajat kesehatna tubuh perorangan, maupun kesehatna masyarakat.

b. Pencegahan (Preventif)

Seperti kita ketahui struktur dan kapasitas organ tubuh tergantung kepada besarnya
rangsangan yang diterima.Proses penuan diandai dengan perubahan fisik secara

Keperawatan primer 1 Page 4


organik maupun fungsional tubuh. Dari penelitian-penelitian ternyata fungsi alat
tubuh meningkat, mencapai puncaknya, pada beberapa saat menetap dan kemudian
akan menurun sedikit demi sedikit dengan bertambahnya umur. Latihan fisik ternyata
dapat menghambat kemunduran-kemunduran yang diakibatkan bertambahnya umur.
Hal ini berarti bahwa umur harapan hidup dapat lebih tinggi bila upaya kesehatan
olahraga juga mencakup golongan usia dewasa.

Kehamilan, persalinan dan nifas suatu proses normal yang terjadi dalam siklus
kehidupan wanita. Latihan fisik secara teratur sejak sebelum hamil, dalam masa
kehamilan akan memperbaiki sistem pernafasan, peningkatan kerja jantung, otot-otot
menjadi lebih kuat dan persendian menjadi lebih stabil. Latihan fisik dalam masa
kehamilan akan memperbaiki pula kesehatan janin karena oksigenisasi dalam tubuh
ibu lebih lancar. Latihan fisik setelah kehamilan akan bermanfaat kerena mengurangi
jaringan lemak, memperbaki kelemahan otot pinggul dan dinding perut,
menghilangkan kerutan-kerutan kulit dan menurunkan berat badan. Latihan-latihan
ini harus disertai dengan gizi yang baik, dengan demikian upaya kesehatan olahraga
bagi golongan wanita hamil akan mengurangi angka kematian ibu dalam masa
kehamilan dan masa nifas serta menurunkan angka kematian bayi karena bayi telah
dipersiapkan semenjak janin. Hal ini berarti bahwa derajat kesehatan masyarakat
dapat ditingkatkan melalui upaya kesehatan olahraga. Atas dasar inilah kesehatan
olahraga dapat berperan sebagai pencegahan, untuk itu perlu penyebaran megenai
manfaat upaya kesehatan olahraga melalui penyuluhan atau pendidikan pada
kesempatan lokakarya, ceramah langsung pada masyarakat umum maupun melalui
organisasi yang ada dalam masyarakat.

c. Pengobatan (Kuratif)

Penyakit-penyakit yang dapat disembuhkan atau dikurangi dengan olahraga adalah


kelemahan /kelainan sirkulasi darah, infusiensi koroner, keadaan setelah infark
jantung, kelainan pembuluh darah tepi, diabetes melitus, phlebitis, thrombophlebitis
dan osteoporosis.

d. Rehabilitatif (Pemulihan)

Untuk membantu para penderita cacat tubuh dengan memberikan latihan fisik
(fisioterapi) yang biasanya berbentuk latihan penguatan otot dan memperkuat organ-
organ lain. Disini penting sekali peranan para ahli fisioterapi karena pengobatan
berlangsung lama dan tidak boleh dilupakan peraan alat-alat bantu, misalnya :
tongkat, penyangga dan lain-lain.

e. Menunjang peningkatan prestasi keolahragaan

Keperawatan primer 1 Page 5


Tiap kegiatan fisik akan memberikan perubahan fisiologis sesuai dengan beban yang
diberikan pada tubuh, terutama perubahan pada sistem kardivaskuler-respirasi.
Latihan fisik yang dilakukan sedini mungkin akan merangsang koordinasi gerak
motorik bagi anak, sehingga pada usia remaja koordinasi anggota gerak tubuh lebih
baik.

Pada masa pertumbuhan terjadi penambahan besar dan massa daipada jaringan tubuh
dan perrtumbuhan akan berjalan terus sampai usia 20 tahun. Kemampuan tubuh untuk
meningkatkan kesegaran jasmani dengan latihan olahraga dimulai usia 5-20 tahun
dan akan menurun setelah usia 20 tahun. Upaya meningkatkan kesehatan jasmani
bagi golongan usia prasekolah sampai purbetas sangat tepat bila dilakukan sedini
mungkin sehingga pada masa produktif telah dicapai tingkat kesegaran jasmani yang
lebih tinggi.

4. KEGIATAN

A. Pelayanan Kesehatan Olahraga

Sasaran pelayanan kesehatan olahraga dapat dibagi dalam 2 golongan, yaitu:

• Masyarakat umum peserta olaraga

• Atlet

Bentuk pelayanan antara lain:

1. Pemerikasaan berkala yang terjadi dari:

a. Pemeriksaan keadaan fisik secara teliti

b. Pemeriksaan kemampuan fisik umum

c. Pemeriksaan laboratorium (darah,urine dan faeces)

d. Pemeriksaan EKG,EMG, atau pemeriksaan pembantu.

e. Analisis fungsional organ-organ yang menunjang metabolisme

f. Pemeriksaan doping

g. Pemiksaan (Femininity test)

2. Penentuan takaran latihan (dosis)

3. Pengobatan dengan latihan dan rehabilitasi

Keperawatan primer 1 Page 6


4. Pengobatan akibat cedera latihan

5. Pengawasan selama pemusatan latihan, dalam hubungan ini pemusatan latihan


dapat

diartikan sebagai:

a. Pemusatan latihan untuk olahraga prestasi, menjelang suatu pesta


olahraga/kompetensi.

b. Program latihan bersama untuk umum dalam olahraga masyarakat

c. Program jantung pada keadaan istirahat.

Dari hasil pemeriksaan ini dapat dilihat apakah jantung normal atau tidak. Bila
jantung normal, maka orang tersebut tidak boleh menjalani suatu test kesegaran
jasmani.

Setelah pemeiksaan-pemeriksaan ini maka akan diukur pula beberapa


komponen-komponen penting lain, yaitu kekuatan otot, anthropometry, faal paru-
paru, waktu reaksi dan kesanggupan kardiovaskuler ( jantung dan paru-paru) dengan
cara test pembebanan.

B. Latihan Fisik

1. Hal-Hal Yang Perlu Diketahui Sebelum Berlatih

Kesegaran jasmani dapat diukur anatara lain dengan jumlah nadi per menit.
Karena memang ada hubungan antara jumlah nadi dengan kesegaran jasmani
seseorang. Denyut nadi merupakan hasil kontraksi jantung yang memompakan darah
keseluruh tubuh. Denyut jantung dapat diraba atau dirasakan pada daerah tubuh
dimana arteri yang besar berada pada permukaan misalnya pada pelipis, lehe,
pergelangan tangan. Lipat paha.

Ada empat hal yang harus diperhatikan:

a. Kekuatan atau desakannya

b. Volume denyutan atau besarnya pengembangan arteri

c. Ritme atau keteraturan denyut.

d. Frekwensi atau jumlah denyutan persatu satuan waktu.

Keperawatan primer 1 Page 7


denyut jantung tersebut berkisar antara sebagai berikut:

Laki-laki dewasa :72-76 denyut per menit

Anak laki-laki :80-84 denyut per menit

Wanita dewasa : 75-80 denyut per menit

Anak perempuan : 82-89 denyut per menit

Normal :50-100 denyut per menit

Denyut jantung sejumlah 50-100 per menit masih berada pada daerah normal.
Namun demikian makin rendah jumlah denyut jantung pada waktu istirahat, makin
sehat kondisi fisik adanya penyakit atau menurunnya tingkat kesehatan.

2. Cara-Cara Berlatih

Untuk melaksanakan suatu program latihan, kita harus memperhatikan 4 faktor, yaitu:

a. Intensitas latihan

Intensitas latihan olahraga merupakan faktor yang sangat penting. Oleh karena itu
intensitas latihan merupakan faktor yang paling menentukan pada kesegaran
kardiovaskuler. Makin besar intensitas latihan, makin besar pula efek latihan tersebut.

Dari penelitian ternyata intensitas latihan olahraga untuk kesegaran dan kesehatan
jasmani adalah lebih kurang 70% dari kapasitas aerobic yang maksimal, sedangkan
latihan dibawah 60% dari kapasitas aerobic yang maksimal kurang efisien.
Sedangkan intensitas latihan melampaui 90% dari kapasitas aerobic yang maksimal
tidak dianjurkan.

Jadi intensitasnya latihan untuk kesegaran dan kesehatan jasmani sebaiknya antara
60% dan 80% dari kapasitas aerobic yang maksimal agar latihan tersebut aman dan
efektif.

Denyut nadi maksimal dapat diperhitungkan dengan rumus sebagai berikut:

220-umur = denyut nadi maksimal

Keperawatan primer 1 Page 8


b. Lamanya Latihan

Jika intensitaas latihan lebih besar, maka waktu latihan dapat lebih pendek, dan
sebaliknya jika intensitas latihan kecil saja, maka waktu latihan harus lebih lama,
untuk mendapatkan hasil dari latihan yang cukup.

Jika kita menghendaki hasil latihan yang lebih baik, berarti cukup bermanfaat bagi
kesegaran jantung kita dan tidak berbahaya, harus berlatih sampai mencapai training
zone itu, dan berada dalam training zone selama 15-25 menit.

c. Frekwensi latihan

Frekuensi latihan ini berhubungan erat dengan intensitas dan lamanya latihan. Dapat
disimpulkan bahwa 4 kali latihan per minggu lebih baik dari pada hanya 3 kali per
minggu. Dan latihan 5 kali per minggu sama baiknya dengan 4 kali latihan per
minggu.

Efek latihan 3 kali seminggu dapat disamakan kalau waktu latihan ditambah, setiap
kali latihan di tambah 5-10 menit. Jadi latihan dikerjakan 2 hari sekali.

d. Program latihan dasar

Tiga langkah dasar mencapai kesegaran jasmani adalah suatu program latihan fisik
yang berlangsung selama 24 minggu dengan gerak badan hanya 30 menit tiap-tiap
minggu.

Untuk mendapat otot yang baik, pertama-tama yang harus dilakukan adalah melatih
sejumlah otot kemudian harus meningkatkan 2 macam kwalitas otot yaitu ketahanan
dan kekuatan.

1. Tahap Pertama

• Dalam waktu 8 minggu pertama, dilakukan 3 kali latihan masing-masing 10 menit


per minggu yang terdiri atas 3 bagian yaitu:

a. Satu menit limbering (melemaskan otot/urat)

Tujuan empat latihan limbering ini untuk melemaskan persendian, sehingga


anggota badan dapat bergerak lebih mudah. Gunakan irama apa saja yang enak
tanpa dihitung. Lakukan sekitar 15 detik tiap satu gerakan.

1) Luruskan tangan kanan keatas menuju langit dengan ujung tangan. Apabila
terasa bahwa badan cukup mulur, turunkan tangan kanan dan ulangi gerakan
tersebut dengan tangan kiri.

Keperawatan primer 1 Page 9


2) Tangan diputar kesamping, badan diputar sejauh-jauhnya dapat memutar.
Lakukan gerakan tersebut kekiri dan kekanan secara halus tanpa hentakan.

3) Tekuklah badan dan kepala menuju lutut secara perlahan-lahan dan tanpa
paksaan. Lakukan berulang-ulang hingga dalam waktu yang relatif singkat nanti
badan dapat menekuk pada lutut.

4) Putarlah kepala kekiri hingga dagu berada di atas pundak kiri, letakan tangan
kiri pada dagu di sebelah kanan muka tangan kanan diatas kepala belakang.
Setelah itu tangan kiri dan tangan kanan memutar kepala secara pelan-pelan
kearah kiri sehingga kepala dapat berputar lebih jauh dari pada gerakan dengan
kekuatan sendiri.lakukakn hal tersebut kekiri dan kekanan berualng-ulang

b. Empat menit pembentukan otot

Dalam waktu empat menit berukutnya akan mengkonsentrasikan diri untuk


mengembangkan serat-serat oto dengan jalan memacu gerakan-gerakan otot melawan
kekakuan.ada dua macam latihan yang dilakukan selama empat menit,yaitu :

1. Membentuk otot-otot bahu,lengan dan dada

2. Membentuk otot-otot perut dan punggung

- Mendorong ( expansion pushawasys/EP)

Berdiri mengahadap dinding dengan jarak sedikit lebih jauh dari jangkauan
tangan,letakan tangan pada dinding,dekatkan badan pada dinding kakti tetap oada
tempatnya semula kemudian dor9ng badan dengan tangan sampai pada posisi badan
semula dengan lakukan sampai 15-20 kali

- Baring duduk ( expansion sit back/ES)

Latihan ini akan memperbaiki otot dinding perut,otot –otot perut adalah satu satunya
otot yang paling jarang ikut dalam gerakan-gerakan latihan karena merupakan otot
pembantu.Otot perut berfungsi isometris,menahan secara statis oleh karena nya harus
dilatih dan digerakan.bila seseorang melakukan sit up isotonis yang berlebihan ,ada
tendensi untuk mengerahkan dua otot flextor pinggang yang besar ( yaitu psoas dan
illiacus).untuk melakukan sebagian besar tugas menhan dan membiarkan otot perut
yang lain bebas ,sedangkan didalam sit back hampir tidak mungkin menggerakan
badan kebelakang tanpa mengikut sertakan otot perut.Sit back ini mempunyai
keuntungnan psikologis dan fisiologis lebih banyak di dari pada sit up,untuk orang
yang sedang buruk kondisi tubuhnya melakukan sit up adalah tidak mungkin karena
terlalu berat,dalam melakukan gerakan sit back harus disesuaikan dengan

Keperawatan primer 1 Page 10


kemampuan badan untuk melakukannya, Jangan terlalu berat dan jangan terlalu
ringan

- Cara melakukannya

Duduk dilantai,kaki mengait pada meja atau kursi,lutut di bengkokkan.dekatkan atau


tempelkan dada pada lutut.Dalam gerakan ini akan terasa bahwa otot perut
mengeras.Gerakan Tubuh kebelakang ditahan perlahan –lahan sampai sudut
kemiringan tertentu.posisi duduk tersebut dilakukan sedemikian rupa hingga untuk
menggerakan badan kedepandan kebelakang terasa berat.Mulai dengan posisi duduk
dimana badan dapat bertahan selama 15-20 detik,sampai otot perut mulai bergetar

Gerakan sit back dapat diulang ulang dengan selalu memeriksa jumlah denyut
janjung.Lama nya gerakan diperpanjang pada set pertama.set pertama dan kedua
berlangsung 4 menit.latihan berikutnya selama 5 menit adalah memperbaiki sistem
peredaran darah dan pernapasan

c. Lima menit kegiatan lain

Latihan Ketahanan jantung paru-paru ( LOPE )

Dapat dipilih latihan apa saja secara mudah tapi pasti akan meningkatkan denyut nadi
sampai pada taraf yang sesuai dengan kemampuan fisik masing-masing,latihan ini
dilakukan selama 5 menit

Pada tahapan ini dianjurkan latihan lebih banyak menggunakan kaki,sebab latihan
dengan gerak utama pada kaki akan lebih meningkatkan tekanan darah dibanding
dengan latihan tangan.Untuk latihan ini biasanya dipilih jogging atau lari ditempat
sebagai alternatif dapat dipilih pula fitnes hope yang merupakan kombinasikan gerak
rythmis dan energic session untuk menemukan bentuk kecepatan dan ketahanan
masing-masing individu,menjelang minggu pertama latihan,latihan tersebut
merupakan latihan yang rutin.Latihan selama 10 menit dalam 2 minggu
berikutnya,harus lebih diintensifkan,misalkan mengajukantangan lebih jauh,posisi
pushawasy dan sit back diubah hingga terasa lebih berat,pada latihan jantung dan
paru-paru intensifikasi tersebut terjadi secara otomatis dan harus dilakukan lebih
banyak untuk meningkatkan denyut nadi sampai pada denyut seharusnya.

2). Tahap Kedua

Didalam tahap kedua ini,latihan-latihan ditujukan untuk memberti data tahan


kepada

otot-otot yang telah diperoleh dalam tahap pertama.

Keperawatan primer 1 Page 11


-Daya tahan otot

Sekarang kita tak lagi khawatir tentang pengembangan dan pembentukan otot,karena
kita sudah memperoleh semua persiapan yang diperlukan.Juga kita tak perlu khawatir
tentang luasnya persendian jika kita sudah melakukan streching dalam program
maintenance minimal,tetapi mungkin seseorang ingin melakukan limbering sebagai
pemanasan sebelum latihanpada fase ini. Kita juga akan melakukan interval training
yang membantu meningkatkan denyut jantung sampai ketingkat lebih tinggi tanpa
lelah,Tetapi pertama-tama marilah kita melatih otot.

- EP (endurance pushaways/Mendorong untuk melatih daya tahan)

Prinsip latihan ini adalah melakukan latihan sebanyak 2x latihan tahap I, usahakan
agar dapat menjalankan sebanyak 40-50 ulangan (repetisi) dan lakukan dengan
cepat,aturlah posisi sedemikian rupa sehingga dalam melakukan 40-50x tersebut
sudah terasa agak berat.jadi untuk mendapatkan daya tahan ,kerja yang dilakukan
haruslah lebih ringan dengan waktu latihan yang lebih lama.

- ES (Endurance Sitback/Bangun duduk untuk melatih daya tahan)

Latihan ini sama dengan latihan expansion sitback pada tahap I. Bedanya adalah
bahwa sekarang kita menahan posisi badan selama 10-15 menit. EP dan ES ini
sebaliknya dilakukan bergantian/selang seling selama waktu 4 menit, apabila tidak
sanggup melaksanakan 4 set tersebut selama 4 menit, lakukanlah semampunya
dahulu, berangsur-angsur nanti akan mencapai tujuan tersebut.

Perhatian :

Periksa nadi tiap dua menit. Batas maksimum nadi adalah 70 % dari (220-umur).

Contoh :

Misalnya seseorang berusia 40 tahun, maka 220 – 40 = 180 X 0,70 = 126 atau 130. Ia
hanya boleh mencapai 130 denyut/menit.

Circulo respiratory endurance Interval (Latihan untuk jantung dan paru-paru secara
interval)

Ini terdiri atas 6 menit kegiatan intensif yang didalamnya termasuk latihan interval
istirahat aktif. Caranya adalah lari beberapa detik (misalnya 30 detik), kemudian
melambat atau berjalan cepat selama kira-kira 30 detik, jadi lari dan berjalan secara
bergantian. Latihan terlalu ringan tak akan memberi efek, sedangkan yang terlalu
berat cenderung membahayakan. Pada latihan intensif diusahakan agar beban latihan

Keperawatan primer 1 Page 12


memberikan efek terbaik ini diukur dengan denyut nadi yang mendekati nadi
maksimum kemudian diberi fase istirahat aktif untuk memberi kesempatan tubuh
merubah asam laktat, yang memberikan efek lelah periode latihan intensif dan
istirahat aktif ini diulang secara teratur.

Dalam 8 minggu yang ke II, kita membutuhkan serangkaian metode latihan baru
untuk mencapai tujuan akhir. Kita akan pergunakan 4 menit pertama untuk latihan
daya tahan otot, yang 6 menit untuk latihan jantung dan paru-paru. Bila kita telah
mempunyai jantung dan peredaran darah lebih baik, kita akan mulai merangsang
kapiler baru kedalam otot. Hal ini akan menimbulkan perubahan kimia dan struktural
yang perlu untuk memberi sel-sel otot ketahanan yang dibutuhkan untuk kegiatan-
kegiatan yang lama/panjang seperti : berlari, bersepeda, berenang, dan lain-lain

- Circulo Respiratory endurance interval (lantihan untuk jantung dan paru-paru secara
interval).

3. Tahap Ketiga

Latihan tahap ketiga ini energetik dan kerja cepat (workouts).

Beberapa otot adalah penggerak utama, yaitu:

a. Otot yg telah menjadi besar dan mempunyai daya tahan, terakhir adalah kekuatan
otot.

1. Strength pushaway (Latihan mendorong untuk membina kekuatan)

2. Strength sitback (baring duduk untuk membina kekuatan)

b. Latihan jantung dan paru-paru dengan sprint

e.Macam-macam latihan:

1. Berjalan kaki

Yang dimaksud dengan olahraga berjalan kaki adalah dengan kecepatan kira-
kira 8 km/ pada jalan yang datar. Untuk suatu olahraga berjalan kaki dibutuhkan
tubuh yang sehat terutama bagian tungkai dan kaki.

2. Berlari

Adalah bentuk olahraga yang paling mudah dilakukan karena gerakan


berjalan/berlari memang suatu gerakan yang alamiah.

Keperawatan primer 1 Page 13


3. Bersepeda

Olahraga bersepeda merupakan olahraga yang banyak disukai


masyarakat,terutama karena selain tubuh menjadi segar, dengan bersepeda ,orang
juga dapat menikmati pemandangan atau tamasya, jadi ada unsure rekreasinya.

4. Berenang

Untuk suatu olahraga berenang, tentunya seseorang pertama-tama harus


mampu berenang. Yang dimaksud dengan mampu berenang adalah harus mampu
berenang untuk mencapai jarak yang cukup jauh, sehingga akan mendapatkan
manfaat yang berarti. Olahraga berenang harus dapat memenuhi persyaratan sebagai
berikut:

a) Memberikan beban pada sistim kardiovaskuler yang cukup, untuk itu perlu
dicapai intensitas latihan yang memadai untuk mencapai denyut nadi tertentu.
b) Waktu yang dipertahankan minimal selama 6 menit. Kemampuan untuk
berenang dengan jarak yang cukup jauh, untuk itu dianjurkan untuk berenang
secara terus-menerus selama 10 menit.

5. Sepak Bola

Adalah suatu olahraga permainan beregu yang amat banyak menuntut


ketahanan fisik, kecepatan dan pengeluaran energi yang terus-menerus diselingi
dengan sprint, loncatan-loncatan dan gocekan-gocekan ke segala arah. Persyaratan
fisik yang baik yang diperlukan oleh pemain sepak bola ini tercermin dalam kondisi
otot persyarafan, jantung dan paru-paru pemain yang sangat baik sekali. Hampir
semua otot di badan ikut bergerak dalam olahraga ini. Ada otot yang kerjanya keras
sekali dan ada pula otot yang berfungsi dalam kelenturan. Biasanya selama
permainan berjalan denyut nadi akan meningkat menjadi 180-200 x per menit.
Kemudian menjadi normal kembali setelah benerapa menit istirahat, tergantung pada
tingkat terlatihnya pemain, intensitas permainan, suhu, ketinggian dari muka laut,dsb.
Pemain yang terlatih terlihat dari denyut nadi istirahat yang biasanya berkisar antara
40-56 x per menit.

6. Bulutangkis

Permainan ini bersifat banyak memakai daya tahan, diselingi dengan


percepatan dan berhenti tiba-tiba, diselingi dengan smash dan ketepatan. Jadi agar
dapat berhasil sebagai seorang pemain bulutangkis maka ia harus mempunyai daya
tahan yang baik, harus mempunyai reflex yang cepat dan juga akurasi pukulan yang
mantap. Juga sangat dibutuhkan konsentrasi dan pengendalian emosi yang baik.

Keperawatan primer 1 Page 14


7. Bola Volley

Dengan bermain bola volley secara teratur, maka kondisi fisik akan meningkat
terutama kemampuan meloncat,oleh karena itu para pemainnya mempunyai tinggi
badan yang tinggi-tinggi. Daya tahan otot sangat diperlukan oleh pemain, Karena ia
harus sanggup terus untuk melakukan smash selama pertandingan.

C. Latihan Fisik UntukBerbagai Macam Penyakit

1. Latihan Fisik sebagai Terapi dan Pencegahan Penderita Diabetes Mellitus

Penyakit diabetes mellitus disebabkan perubahan penggunaan glukosa oleh


jaringan tubuh karena kekurangan aktifitas hormon insulin. Dibedakan 2 jenis
diabetes mellitus : NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus) dan IDDM
(Insulin Dependent Diabetes Mellitus). Pengobatan meliputi 3 bagian dasar: Diet,
Obat-obatan anti diabetes dan Latihan fisik. Didalam pengobatan IDDM dan
pencegahan NIDDM, latihan fisik merupakan yang paling penting, karena dapat
menurunkan kadar gula darah, sebaliknya bila kurang gerak maka kebutuhan insulin
akan meningkat. Latihan
fisik meningkatkan produksi glukosa oleh hati tetapi juga meningkatkan penggunaan
glukosa oleh sel-sel otot. Latihan fisik juga meningkatkan stabilitas otot terhadap
insulin lebih dari 30%, serta dapat mencegah komplikasi kardiovaskuler penderita
DM. Didalam konsep yang lama, penderita DM tidak cocok untuk jenis-
jenis aktivitas fisik, tetapi sekarang konsep telah berubah, penderita DM dapat
menerima beban latihan otot yang berat, dengan program latihan terencana dan terus-
menerus akan didapatkan keseimbangan efisien dan stabil.
Reaksi pada penderita tipe
IDDM, bisa berbeda-beda tergantung dari individu sehingga diet dan program latihan
harus diatur dan disesuaikan secara individual. Tindakan preventif yang terbaik untuk
mengatasi sindroma hiperglikemi pada dewasa dan anak-anak adalah latihan fisik
yang lama dan terus-menerus tetapi tidak terlalu berat.

2. Latihan Fisik untuk Penderita Penyakit Jantung Koroner

a). Olahraga yang teratur dapat mencegah penyakit jantung koroner

Dengan aktivitas fisik yang teratur dapat meningkatkan kesegaran


jasmani. Banyak harapan dan manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan ini,
meningkatkan kerja jantung dan pembuluh darah, menurunkan berat badan
yang berlebihan, mengurangi ketegangan batin dan sebagainya.

Keperawatan primer 1 Page 15


b). Penerapan olahraga bagi penderita jantung koroner

Sesuai dengan perkembangan penyakit jantung pada saat ini di


Indonesia, maka masalah olahraga sebagai usaha untuk meningkatkan
kesehatan jantung maupun sebagai usaha rehabilitasi menjadi tanggung jawab
kita bersama. Untuk melaksanakan usaha-usaha ini, maka pelu ditingkatkan
kemampuan dan ketrampilan para dokter umum dalam membimbing para
peminat olahraga agar tidak menimbulkan komplikasi yang tidak diinginkan.
Sikap seorang dokter terhadap berbagai macam peminat
olahraga berlainan, bergantung pada keaadaan penderita/peminat olahraga.
Pemeriksaan kesehatan sebelum melakukan olahraga meliputi :

1) Riwayat kesehatan dan olahraga


2) Pemeriksaan fisik secara rutin
3) Rekaman EKG waktu istirahat. Bila diperlukan dilakukan uji latihan
jantung
4) Pemeriksaan laboratorium termasuk hemoglobin, kolesterol, gula darah
dan asam urat.

c). Uji Latih Jantung

Bila seseorang melakukan olahraga, metabolism akan meningkat dan


tentunya kebutuhan oksigen meningkat, sehingga tingkat beratnya olahraga
dapat diukur dengan banyaknya oksigen yang diambil oleh paru yang
dinyatakan dalam satuan METS. Pada uji latih jantung seseorang menjalani
kerja fisik yang dapat dilakukan dengan menggunakan tredmill atau ergometer
sepeda. Ada bermacam-macam cara uji latih jantung, yang paling sering
dipakai adalah metode Bruce. Biasanya uji latih jantung dilakukan sampai
orang tersebut mencapai kemampuan maksimal, sehingga timbul gejala sakit
dada, kelainan pada EKG atau peningkatan tekanan darah yang melampaui
batas. Pada keadaan ini, uji latih jantung harus dihentikan dan dinilai apakah
penderita sudah mencapai target frekwensi denyut jantung, maka denyut yang
diperoleh disebut sebagai denyut jantung maksimalnya. Nilai ini dipakai
sebagai pegangan penting dalam memberi dosis olahraga.

d). Pemberian dosis latihan olahraga

Keperawatan primer 1 Page 16


Dosis olahraga diberikan setelah diketaahui hasil uji latih jantung.
Pada pemberian dosis latihan pelu diperhatikan hal berikut :

1) Intensitas Latihan
Latihan diberikan seberat 70%-80% dari kemampuan maksimal yang
diperoleh dari hasil uji jantung.
2) Frekwensi dalam satu minggu
Untuk mendapatkan efek latihan, dianjurkan melakukan 3 kali
seminggu secara berselang-seling harinya.
3) Lama tiap kali latihan
Yang penting diperhatikan pada tiap kali latihan adalah :
(a) Waktu pemanasan 5-10 menit
(b) Waktu latihan inti (conditioning) 20-30 menit
(c) Waktu cooling down 5-10 menit
4) Macam latihan
Hendaknya disesuaikan dengan keterampilan penderita.
Kontraindikasi melakukan olahraga : Kontraindikasi absolut dan
Kontraindikasi relatif.
Yang termasuk dalam kontraindikasi Absolut:
(a) Dekompensasi Kordis
(b) Infark akut miokardium
(c) Unstable angina
(d) Emboli paru
(e) Aneurisma disekans
(f) Tromboflebitis
(g) Stenosis aorta yg berat
(h) Aritmia yg serius

Kondisi tersbut diatas merupakan keadaan yang dapat menimbulkan bahaya


bagi penderita bila melakukan latihan.

Termasuk dalam kontraindikasi Relatif:


 Sub aortik stenosis atau penebalan otot jantung disertai stenosis yg
dinamik dibawah katup aorta
 Pembesaran jantung
 Aortik stenosi yg sedang
 Hipertensi tanpa pengobatan

e). Manfaat olahraga

Keperawatan primer 1 Page 17


Dapat diukur dengan double product,yaitu: frekwensi denyut jantung
kali sistolik. Makin terlatih seseorang,makin besar kemampuannya melakukan
latihan fisik. Karena exercise dapat menurunkan frekwensi denyut nadi dan
tek.darah, maka peningkatan exercise akan disertai dengan penurunan double
product. Jadi kedua hal tsb mempengaruhi peningkatan efisiensi jantung
dalam melakukan olahraga.
Inilah keterangan mengapa seorang penderita penyakit jantung looner dapat
meningkatkan kemampuan fisiknya melalui olahraga, karena ambang batas
keluhan angina pectoris lebih tinggi, bila dibandingkan dengan keadaan
sebelum mengikuti program olahraga. Atau keluhan baru timbul pada tingkat
kemampuan fisik yang lebih berat. Dengan dosis latihan yang terarah serta
pelaksanaan yang teratur, latihan fisik pada saat ini sangat dianjurkan bagi
penderita penyakit jantung koroner.

f). Komplikasi kardiovaskuler pada waktu olahraga

Salah satu komplikasi pada waktu olahraga adalah kematian


mendadak. Komplikasi ini yang paling serius dan harus dicegah. Hal ini
mengingatkan kembali perlunya pemeriksaan yang seksama terutama pada
orang yang diduga mempunyai kelainan jantung. Orang-orang yang
mempunyai kecenderungan komplikasi tersebut:
a) Aritmia yang maligna seperti R pada T, Takikardia ventrikel, QT
interval yg memanjang, LBBB(Left Bundle Branch Block)
b) Stenose aorta yg berat
c) Idiopathick Hypertophic Subaortic Stenosis (IHSS)
d) Myocardial Bridging
e) Terjadinya infark miokard akut
f) Timbulnya payah jantung kiri dengan tanda-tanda edema paru

3. Latihan Fisik bagi Penderita Penyakit Paru-paru

Latihan fisik diberikan kepada tiga golongan sebagai berikut dengan


penanganannya yang berbeda, yaitu :

a) Penyakit paru-paru yang bersifat obstruktif


b) Penyakit paru-paru yang bersifat restriktif
c) Pre atau pasca bedah

4. Latihan Fisik bagi Penderita Deconditioning Syndrome

Keperawatan primer 1 Page 18


Istilah ini dipakai untuk menerangkan efek buruk yang disebabkan oleh
kurangnya aktivitas fisik tanpa menghiraukan ada tidaknya penyakit yg diderita.
Faktor penyebab utama adalah terganggunya daya penyesuaian kardiovaskuler.
Pada orang yang sehat bila istirahat total (minimal 2 minggu) akan timbul gejala
tsb. Hal ini akan lebih buruk lagi bila penderita berumur lebih dari 40 tahun, akan
terjadi atrofi otot . Jika dilakukan pemeriksaan kekuatan otot , terlihat bahwa
justru otot ini mengalami kelemahan. Ini disebabkan oleh penurunan daya tahan
secara keseluruhan. Latihan diberikan untuk kedua tipe otot dalam waktu yang
sama. Latihan yang diberikan untuk membina kekuatan otot dengan cara
Progressive Resistance Exercise (PRE). A sekitar ± 65% dari MTG. Dengan
demikian dapat penambahan kekuatan otot ditentukan oleh jumlah motor unit
terangsang dan berkontraksi dalam waktu yang sama.

5. Latihan Fisik bagi kasus Ortopedi

Tujuannya adalah mencegah terjadinya kontraktur, atrofi, osteoporosis dan


non union. Dengan pemberian latihan fisik,dapat mempertahankan kekuatan otot,
mencegah komplikasi terutama pulmonary embolism dan merangsang
pembentukan kalus pada tulang.

6. Latihan Fisik bagi Penderita Penyakit Pembuluh Darah Perifer

Pada hambatan aliran darah perifer ataupun ke sentral berupa


thromboangitis obliterans, arterio-sclerotic obliterans dan lain-lain. Selain
pemberian obat-obatan juga diberikan latihan fisik antara lain berupa :
plantar/dorso fleksi kaki mengikuti pola jalan normal (heal strike, foot flat, toe
off).

7. Latihan Fisik bagi Penderita Neuropathy

Gangguan pada syaraf dapat dibagi dalam 2 golongan,yaitu: Upper Motor


Neuron

(UMN) dan Lower Motor Neuron (LMN).

Kelainan UMN yang paling sering dijumpai adalah:


a) Occlusive Cerebro Vaskuler Disease – Atherothrombotic Brain Infarction
(OCVD- ABI)
b) Post Traumatic head injury
c) Infeksi pada otak
d) Pasca operasi otak

Keperawatan primer 1 Page 19


e) Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS)
f) Spinal cord injury
g) Parkinsonism
h) Cerebral Palsy
i) Multiple sclerosis

Komplikasi yang biasa ditemukan adalah:

a) Kontraktur pada sendi


b) Spasticity
c) Flaccidity
d) Decubitus ulcer
e) Osteoporosis
f) Patah tulang

Latihan untuk kasus-kasus tersebut ditujukan pada pencegahan,antara lain dengan


melakukan:

1) Pergerakan sendi (range of motion exercise)


2) Pengendalian pola sinergis (synergyc pattern)
3) Memperbaiki keseimbangan
4) Merangsang koordinasi, sensorik dan proprioseptif
5) Latihan menguatkan
6) Latihan jalan
7) Latihan pekerjaan rumah

Kelainan LMN yang umum dijumpai adalah:

a) Penyakit Motor Neuron (Spinal Muscular Atrophy/SMA dan


poliomyelitis)
b) Penyakit yang terutama mengenai axon, axonopathy
c) Trauma pada syaraf

Biasanya pada kasus tersebut diatas,dilakukan pemeriksaan elektromiografi


(EMG) untuk membedakan antara neuropathy dan myopathy. Dan juga apakah
kasusnya menunjukkan otot dengan denervasi total atau sebagian,hal ini penting
dalam pembuatan bentuk latihan yg akan diberikan.

Pada denervasi total,tidak ada latihan khusus untuk otot yg terlibat tetapi
latihan ditujukan pada otot yang dapat membantu ataupun yang memperkuat

Keperawatan primer 1 Page 20


fungsi.Pada denervasi sebagian,latihan dibatasi sampai pada titik dimana belum ada
kelelahan otot.

8. Latihan Fisik bagi penderita Myopathy

Penyakit pada otot antara lain:Becker dystrophy, Dochenne dystrophy, Limb


girdle dystrophy dan arthrogryposis multiplex congenita. Latihan yang diberikan
umumnya berupa permainan(play therapy) dengan menggunakan prinsip kinesiologi,
Proprioceptif Neuro Muscular Facilitation (PNF) dan latihan penguatan otot. Hal ini
penting terutama bagi penderita mental yang baik, tetapi bila kekuatan otot tidak
dilatih secara terus-menerus dapat memperburuk kondisi umum.

9. Olahraga bagi Penyandang Cacat

Para penyandang cacat harus diberikan pengertian, bimbingan dan pembinaan


agar mereka melakukan olahraga, karena kalau tidak akan mudah sekali menderita
penyakit-penyakit hypokinetik yang dapat menyebabkan atau memudahkan
terjadinya penyakit jantung, ginjal, pembuluh darah,dll. Selain itu pula untuk
menghilangkan anggapan masyarakat bahwa penyandang cacat tidak mampu
mengerjakan sesuatu dan hanya akan menjadi beban saja. Olahraga cacat ini
disesuaikan dengan keadaan masing-masing penderita dengan peraturan-peraturan
yang khusus, sehingga tidak akan membahayakan.

10. Macam-macam olahraga bagi Penderita Cacat/Penyakit Tertentu :

a) Olahraga untuk Amputee :

Ada dua macam olahraga yang popular untuk para penderita Amputee, yaitu
olahraga berkuda dan olahraga ski. Tentu saja harus ada physiotherapist yang
mengawasinya. Dipilih olahraga ski ini karena ada faktor-faktor kesenangan,
kecepatan dan kebebasan, yang dalam kehidupan sehari-hari sebagian besar telah
hilang. Olahraga berkuda bermanfaat untuk menguatkan otot-otot dan memperbaiki
perimbangan/balans dan koordinasi.

b) Olahraga untuk anak-anak buta:

- Gulat : terutama untuk anak-anak saja. Pada olahraga gulat ini perlu diberikan
demonstrasi satu persatu dan harus diberitahukan batas-batas tilamnya, jangan
sampai anak-anak keluar dari tilamnya.
- Bersepeda : terutama untuk anak-anak digunakan sepeda beroda tiga, beroda
dua dengan roda penolong.

Keperawatan primer 1 Page 21


- Bowling : dengan peraturan seperti biasa, tetapi diberikan sebagai petunjuk
jalan.
- Senam : untuk semua badan dapat digerakkan.
- Lari : lari-lari mengelilingi ruangan latihan atau lapangan.

c) Olahraga untuk anak-anak dengan Cerebral Palsy:

Kerusakan otak dapat mengakibatkan gangguan pada kaki, olahraga yg dapat


diberikan diantaranya adalah berenang, bola volley, hockey di lantai. Anak-anak yang
mengalami spastic diperbolehkan bermain bola atau berenang, tetapi tidak boleh
dibiarkan sendiri.

d) Olahraga untuk Penyandang Tuli:

- Renang : diberikan tanda menggunakan kaki perenang untuk memulai start.


- Lari : melihat tanda dengan tangan saja.
- Gulat : melihat tanda dengan membaca/mengerti gerakan bibir dari para
pelatih.
- Yudo

e) Olahraga untuk anak-anak dengan Arthritis Rhematica:

Sebaiknya dijalankan dibawah pengawasan dokter, dan kalau mau mengikuti


latihan-latihan olahraga sebaiknya dibuatkan program khusus. Olahraga yang penting
dianjurkan adalah berenang.

f) Olahraga untuk penderita Epilepsi:

Serangan epilepsi lebih sering terjadi saat istirahat atau tidur, daripada saat
berolahraga. Keikutsertaan para penderita epilepsy dalam olahraga memang sangat
penting untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan anggapan bahwa ia sakit. Para
pelatih harus mengetahui sedikitnya secara garis besar tentang penyakit epilepsi ini,
agar bisa menentukan latihan-latihan yang sesuai untuk anak-anak penderita epilepsi.

g) Olahraga untuk para penderita Kursi Roda

Cabang-cabang olahraga yg dianjurkan antara lain:

• Bola Basket
• Bola Volley
• Tenis meja
• Lempar lembing
• Lempar cakram

Keperawatan primer 1 Page 22


• Tolak peluru
• Angkat besi
• Panahan
• Menembak, dll

Cara penanggulangan obesitas

Makanan yang dianggap cukup bila didalam makanan tersebut terkandung


gizi yang diperlukan untuk hidup seseorang, artinya makanan harus mengandung
protein, lemak, hidrat arang, vitamin, dan mineral dalam keadaan seimbang.
Mengenai berbagai zat gizi, mengetahui sumber-sumber dan mengerti fungsinya bagi
tubuh, akan membantu seseorang dalam memilih makanan yang sehat sesuai
kebutuhan, kesukaan dan kemampuan.

a. Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh :

6 golongan zat gizi yang dibutuhkan tubuh, yaitu : karbohidrat, lemak,


protein, vitamin, mineral dan air. Karbohidrat, lemak, dan protein sering disebut
zat penghasil kalori sebagai bahan bakar

Protein, mineral dan air merupakan zat pembangun tubuh atau untuk
mengganti jaringan yang rusak. Mineral, protein, vitamin, dan air merupakan zat
pemroses, membantu oksidasi, fungsi normal syaraf dan otot, mengatur suhu
tubuh.

b. Kecakupan gizi yang dianjurkan

Maksud adalah untuk mencukupi kebutuhan faali. Di Indonesia kecakupan


gizi yang dianjurkan menggunakan angka kecakupan hasil “ Widya Karya Pangan
dan Gizi “

c. Kebiasaan makan yang salah

Dalam hal ini dimaksudkan terhadap menu mewah, dalam pengertian


memperoleh protein, kalori, lemak, kolesterol yang berlebihan, yang justru dapat
mencetuskan timbulnya penyakit, seperti : kardiovaskuler, obesitas, PJK, dll.

d. Kegemukan

Keperawatan primer 1 Page 23


Adalah penimbunan lemak yang berlebih dalam tubuh, sehingga berat
badan tidak lagi sesuai dengan tinggi badan. Kegemukan terjadi karena jumlah
kalori yang masuk, tidak seimbang dengan kalori yang dikeluarkan.

e. Cara mengklasifikasikan kegemukan

BBI = (TB-100) – 10% . (TB-100)

Dari BB ideal Berat badan Kesan


+30% >30% dari BB ideal Obesitas pada wanita
+25% >25%-30% dari BB ideal Obesitas pada pria
+10% >10%-25% dari BB ideal Overweight
0% s/d +10% >0%-10% dari BB ideal Normal
0% BB ideal Normal
0% s/d -10% <0%-10% dari BB ideal Normal
-10% <10% dari BB ideal Underweight

f. Pelaksanaan program penurunan berat badan

Prinsip dasar program penurunan berat badan ialah mengurangi masuknya


kalori (mengurangi makan) dan memperbesar penggunaan kalori (menambah
latihan jasmani), sehingga terjadi neraca kalori negatif, dimana jaringan lemak
tubuh dipakai sebagai sumber kalori

g. Beberapa cara penurunan berat badan

1.Diet

Selama menjalani program diet, makanan harus cukup mengandung


zat gizi yang esensial. Diet rendah kalori dan seimbang merupakan pilihan
utama dalam program penurunan berat badan karena paling aman, dapat
dilakukan dalam jangka waktu lama.

pengurangan kalori sebanyak :

a. RDA – 500 kalori, diharapkan akan menurunkan berat badan sebanyak


1,5-2kg/bulan.
(RDA = Recommended Daily Allowances)

b. RDA – 1000 kalori, diharapkan akan menurunkan berat badan sebanyak 3-


4kg/bulan.

protein menurut kecukupan yang dianjurkan sekurang-kurangnya 1gram/KgBB.

Keperawatan primer 1 Page 24


2.Latihan jasmani

Jalan kaki, bersepeda, renang atau tenis. Jalan kaki selama 1 jam dengan
kecepatan 4,8km/jam dilakukan tiap hari akan menurunkan berat badan 1
kg/bulan

h. Penerapan program penurunan berat badan untuk olahragawan

Sebagai dokter/pembina dari atlet, diselidiki terlebih dahulu :

- motivasi serta alasannya

- berapa besar penurunan yang dikehendaki

- berapa waktu yang tersedia untuk menurunkan berat badan tersebut

- pertimbangan untung ruginya

Program penurunan sebesar ¾ - 1kg/minggu, selama 3 minggu istirahat 1


minggu, penurunan lagi selama 2-3minggu sampai mencapai berat yang
dikehendaki.

11. Latihan fisik pada wanita hamil

Latihan fisik dalam kehamilan akan memperbaki kesehatan janin karena


peningkatan oksigenasi dalam tubh ibu.

1. latihan olahraga selama kehamilah :

- gerakan pinggul kemuka dan kebelakang (10kali)

- gerakan pinggul kesamping (10kali)

- membungkukkan dan merentangkan tubuh (10kali)

- gerakan kaki seperti tendangan kaki katak

- gerakan membungkuk sambil duduk (10kali)

2. latihan olahraga setelah kehamilan : dilakukan minggu kedua setelah


kehamilan.

- menekuk lutut bergantian (10kali)

Keperawatan primer 1 Page 25


- berdiri diatas bahu dengan menopang pinggul, kaki diangkat dan
diturunkan

bergantian (10kali)

- mengangkat bahu dan kaki ditekukan (10kali)

- gerakan pinggul ke muka dan kebelakang (10kali)

12. Latihan untuk tulang belakang

- hiperextensi : telungkup kepala dan tubuh baguan atas diangkat kebelakang

- mendekatkan lutut kedada : berbaring terlentang, satu kaki ditekuk, lutut


dipeluk,

lakukan bergantian

- gerakan berayun : berayun terlentang, kedua kaki dipeluk, kemudian


berayun.

D. Cedera Olahraga dan Penanggulangannya.

1. Macam – macam cedera olahraga :

- Akut : terjadi tiba-tiba

- Kronis : disebabkan cedera berulang.

2. Reaksi badan terhadap cedera :

Bila otot cedera, maka terjadi kerusakan otot, yaitu serabutnya


robek dan pembuluh darah pecah dan terjadi pembengkakan yang akan
mempengaruhi aliran darah yang normal. Setelah 2-3 hari akan timbul
sel-sel yang mengangkut sisa-sisa jaringan dan penyembuhan akan
sempurna dalam 6minggu.

3.Cara mengatasi cedera :

a. Prinsip R.I.C.E

1. tindakan pertama :

R : Rest

Keperawatan primer 1 Page 26


I : Ice

C : Compress

E : Elevation

b. Cara pemberian es :

- tidak boleh bersentuhan dengan kulit karena menyebabkan rasa


terbakar

- bungkus pakai handuk basah

- bila suhu kulit sudah hangat lagi, tempelkan lagi

- cara ini dilakukan terus menerus selama 48jam pertama

c. Pemulihan :

- setelah dilakukan RICE 48jam pertama

- lakukan kompress hangan atau kompress dingin agar aliran darah


lancar

- makanan cukup bergizi

- luka harus tetap bersih

- hindari rasa sakit

-peregangan untuk memulihkan kelenturan

-mulai latihan secara bertahap, beban ringan dahulu, dapat dimulai


setelah 6

minggu atau lebih lama

- jangan melakukan latihanyang bersifat eksplosif, karena otot masih lemah

- daerah yang cedera dberi pelindung

4. Cedera jaringan lunak

memar = contusio = hematoma

a. karena pukulan pada kulit/otot

Keperawatan primer 1 Page 27


b. otot dan pembuluh darah serta jaringan sekitar pecah\

c. tidak boleh dipijat

d. tidak boleh diberi panas

e. tindakan RICE dan peregangan ringan

5. Otot putus atau strain

- terjadi bila otot bekerja lebih berat atau tertarik melebihi kemampuannya

- terasa sakit pada gerakan

- serabut otot ada yang putus

- tindakan RICE dan peregangan ringan

6. Keseleo

- pada olah raga kontak

- biasanya terjadi pada pergelangan kaki

- dapat juga terjadi fraktura atau dilokasi

- tindakan RICE

7. Gejala memar, strain dan sprain

- sakit

- tidak berfungsi dengan normal

- sakit pada perabaan

- bengkak

8. Dislokasi

- tulang bergeser dari sendi

- ligamen ikut rusak

- bentuk berubah

- bengkak

Keperawatan primer 1 Page 28


- fungsi tidak normal

- jangan digerakan, lalu kirim ke RS

9. Cedera pada tendo

- Bila tendo atau sarungnya radang atau tertarik berlebihan

- biasanya karena teknik jelek dan peralatan jelek

- benturan berulang-ulang

- sakit pada perabaan

- fungsi menurun

- tenaga menurun

- tindakan RICE

10. Cedera pada tulang

- benturan langsung

- benturan tak langsung

- karena kontraksi otot yang berlebihan

- bentruran yang berulang

- simple dan campuran

- fiksasi kemudian dikirim ke RS

11. Tanda – tanda fraktura :

- fungsi menghilang

- sakit

- bengkak

- perubahan warna kulit

- sakit pada perabaan

- bentuk berubah

Keperawatan primer 1 Page 29


12. Kejang otot

- sering terjadi pada otot lelah

- biasa pada saat atlet yang kondisinya jelek atau teknik yang salah

E. Pencegahan cedera olahraga

1. pencegahan meliputi :

- pencegahan cedera sebelum terjadi

- pencegahan cedera ringan menjadi berat

- pencegahan cedera lama menjadi kambuh

2. hal yang harus diperhatikan

- peralatan

- lingkungan

- kecepatan

- teknik

- conditioning

F. Tes kesegaran jasmani

1. tes aerobik jarak 2,4 km

Seseorang diminta untuk menempuh jarak sejauh 2,4 km dengan cara


berlari secepatnya, sesuai kemampuan masing-masing, kalau lelah dapat
diselingi dengan berjalan, namun tidak boleh berhenti. Kemudian dicatat
waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut.

2. tes bangku harvard

tujuan : mengukur physical fitness. Dengan cara menaiki bangku


setinggi 19 inchi (pria) dan 17 inchi (wanita) dengan mengikuti irama selama
5 menit.

penilaian cara lambat : waktu (detik) x 100

2x(jumlah ketiga harga nadi tiap 30”

Keperawatan primer 1 Page 30


>90 = amat baik

80-89 = baik

65-79 = cukup

55-64 = sedang

<54 = kurang

Cara cepat

Rumus : waktu naik turun (detik) x 100

5,5 x harga nadi 1’-1,5’

>80 = baik

50-80 = sedang

<50 = kurang

Keperawatan primer 1 Page 31


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari
seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis
penyakit. Sama seperti pemeriksaan fisik lainnya pemeriksaan payudara
dimulai dari inspeksi lalu palpasi. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
merupakan salah satu cara terampuh yang bisa dilakukan setiap individu
(terutama umur 20-40 th) untuk memeriksa kesehatan payudara sebagai upaya
preventif terhadap serangan kanker payudara yang merupakan kanker dengan
prevalensi yang tinggi pada wanita.

B. Saran
Pemeriksaan fisik yang benar adalah salah satu cara untuk mengetahui
kelainan dari tubuh pasien.oleh karna itu jangan membedakan pasien dalam
melakukan pelayanan kesehatan.

Keperawatan primer 1 Page 32


DAFTAR PUSTAKA

Agustini Sri Dahlia.” Pemeriksaan Ketiak Dan Payudara “.14 Juni 2013.
http://akudahlia.blogspot.co.id/2013/06/pemeriksaan-fisik-
standart_14.html

Bickley S Lynn.(2003).Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat


Kesehatan.Jakarta:EGC.

Eko Wahyu Denes.”Pemeriksaan Fisik Payudara”.16 Desember 2012.


http://psikceria21.blogspot.co.id/2012/11/pemeriksaan-fisik-
payudara.html

Husmin, Aminarsih. ”Makalah Pemeriksaan Fisik”.28 Maret 2017.


https://www.academia.edu/12672900/Makalah_pemeriksaan_fisik

Keperawatan primer 1 Page 33

Anda mungkin juga menyukai