Anda di halaman 1dari 8

Kesmas Wigama eISSN 2477-5819

Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 03, Nomor 02, Hal. 52-59, Agustus 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DIARE PADA BATITA DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS HARAPAN BARUKECAMATAN LOA JANAN ILIR KOTA
SAMARINDA TAHUN 2017
Linda Amalia 1, Sitti Badrah2 dan Ade Rahmat Firdaus3
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman
Jl. Sambaliung Kampus Gunung Kelua Telp. 0541 703134
E-mail: lindaamalia95@gmail.com
ABSTRAK

Diare merupakan penyakit berbasis lingkungan dan terjadi hampir di seluruh daerah geografis di dunia.
Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan diare yaitu pengetahuan ibu, tidak memadainya penyediaan air
bersih, air tercemar oleh tinja, kekurangan sarana kebersihan, pembuangan tinja yang tidak higienis,
personal hygiene, sosiodemografi, serta lingkungan yang kurang baik. Anak-anak memiliki kerentanan
terhadap suatu penyakit. Kerentanan ini tidak hanya disebabkan oleh system imun mereka tetapi juga
dipengaruhi oleh lingkungan mereka sendiri. Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan
menggunakan rancangan penelitian Case-Control. Sampel untuk kasus sebanyak 29 dan untuk kontrol
sebanyak 29 menggunakan rumus Slovin. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square dengan nilai
α = 0.05. Hasil penelitian di peroleh bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan diare
(p=0,070), tidak ada hubungan antara personal hygiene dengan diare (p=0,893), ada hubungan antara sarana
sanitasi dasar (sampah dan SPAL p = 0,019), dan ada hubungan antara pemberian ASI ekslusif dengan
diare (p = 0,000). Disarankan kepada masyarakat sekitar agar dapat menggunakan tempat sampah tertutup,
tidak membuang sampah sembarangan dan membuat saluran pembuangan limbah. Dan kepada ibu
menyusui agar menyadari pentingnya pemberian ASI ekslusif minimal selama usia genap 6 bulan yang
memiliki pengaruh terhadap system kekebalan tubuh terutama terhadap diare.

Kata Kunci : Diare batita, Tingkat Pengetahuan, Personal Hygiene, Sarana sanitasi dasar, Pemberian
ASI ekslusif.

ABSTRACT

Diarrhea is environmentally based disease and occur in almost all geographic regions of the world. There
are several factors associated with diarrhea that mother's knowledge, inadequate water supply, water
contaminated by feces, lack of sanitation, unhygienic excreta disposal, personal hygiene,
sociodemographic, unfavorable environment. The Children have susceptibility to an illness. This
vulnerability is not only caused by their immune system but also influenced by their own environment. This
research is an analytical survey research using Case-Control research design. The sample for the case was
29 and for the control of 29 using the Slovin formula. Data were analyzed by Chi-Square test with α = 0.05.
The result showed that there was no correlation between the level of knowledge with diarrhea (p = 0,070),
there is no relationship between personal hygiene and diarrhea (p = 0,893), there is a relation between
basic sanitation facilities (garbage and SPAL p = 0,019), and there is a relationship between exclusive
breastfeeding and diarrhea (p = 0,000). It is concluded that there is a relationship between basic sanitation
facilities (garbage and SPAL), and there is a relationship exclusive breastfeeding and diarrhea in
toddlers in the work area of Puskesmas Harapan Baru Village Loa Janan Ilir Samarinda city. It is advisable
to the surrounding community to be able to use the trash closed, do not litter and making sewerage, and
for breastfeeding mothers to be aware of the importance of exclusive breastfeeding for at least 6 months of
age which has an effect on the immune system, especially on diarrhea.

Keywords : Diarrhea in Toddler, Level of Knowledge, Personal Hygiene, basic sanitation, and
breastfeeding facilities exclusive.

52
Kesmas Wigama eISSN 2477-5819
Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 03, Nomor 02, Hal. 52-59, Agustus 2017

PENDAHULUAN Janan Ilir sebanyak 175 orang (Dinas


Kesehatan Kota Samarinda, 2015).
Diare merupakan penyakit berbasis lingkungan
dan terjadi hampir di seluruh daerah geografis Berdasarkan hasil dari studi pendahuluan yang
di dunia. Menurut data World Health dilakukan diketahui bahwa tahun 2014
Organization (WHO) pada tahun 2013, setiap terdapat diare sebanyak 253 balita, tahun 2015
tahunnya ada sekitar 1,7 miliar kasus diare sebanyak 238 balita, dan tahun 2016 sebanyak
dengan angka kematian 760.000 anak dibawah 200 balita di wilayah kerja Puskesmas
5 tahun. Pada negara berkembang, anak-anak Harapan Baru. Menurut Riskesdas 2013 angka
usia dibawah 3 tahun rata-rata mengalami 3 kesakitan diare pada balita tertinggi dengan
episode diare pertahun.. Ada beberapa faktor kelompok umur 12-36 bulan.
yang berkaitan dengan diare yaitu pengetahuan
METODE
ibu (meliputi pengertian, penyebab, gejala
klinis, pencegahan, dan cara penanganan yang Penelitian ini merupakan penelitian survey
tepat dari penyakit diare berperan penting analitik dengan menggunakan rancangan
dalam penurunan angka kematian dan penelitian Case control. Case control
pencegahan kejadian diare serta malnutrisi), merupakan metode penelitian menyangkut
tidak memadainya penyediaan air bersih, air bagaimana faktor risiko dipelajari, dengan kata
tercemar oleh tinja, kekurangan sarana lain efek (penyakit atau status kesehatan) di
kebersihan, pembuangan tinja yang tidak identifikasi pada saat ini, kemudian faktor
higienis, personal hygiene, sosiodemografi, risiko di identifikasi adanya atau terjadinya
lingkungan yang kurang baik, serta penyiapan pada waktu yang lalu. Dalam penelitian ini
dan penyimpanan makanan yang tidak terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok kasus
semestinya. dan kelompok kontrol dengan jumlah 58
responden, dengan tekhnik pengambilan
Anak-anak memiliki kerentanan terhadap
sampel menggunakan Non Random Sampling.
suatu penyakit. Kerentanan ini tidak hanya
Penelitian ini di lakukan di wilayah kerja
disebabkan oleh system imun mereka tetapi
Puskesmas Harapan Baru Kecamatan Loa
juga dipengaruhi oleh lingkungan mereka
Janan Ilir Kota Samarinda. Data dianalisis
sendiri. Kerentanan ini di sebabkan oleh
dengan tabel frekuensi tabel silang dengan
ketidak mampuan anak untuk membentuk
menggunakan uji Chi-Square.
lingkungan mereka sendiri atau menentukan
nasib mereka sendiri, bahkan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
menghindari resiko yang mengancam mereka
(WHO, 2003). a. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan
dengan Diare Pada Batita di Wilayah
Data penderita diare di Provinsi Kalimantan Puskesmas Harapan Baru Kecamatan Loa
Timur tahun 2014 tercatat sebanyak 81,913 Janan Ilir Kota Samarinda Tahun 2017.
kasus, dengan jumlah kematian 46 kasus. Pada
wilayah Samarinda kasus kejadian diare
menjadi 10 penyakit tertinggi di kota
Samarinda. Hasil UPTD Surveilans Data dan
Informasi kesehatan kasus penyakit diare
tertinggi terjadi didaerah Harapan baru Loa

53
Kesmas Wigama eISSN 2477-5819
Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 03, Nomor 02, Hal. 52-59, Agustus 2017

Sampah dan SPAL) kurang, dan terdapat 25


responden (86,2%) memiliki sarana sanitasi
(Pembuangan sampah dan SPAL) baik.

PEMBERIAN ASI EKSLUSIF:


Berdasarkan tabel diatas mengenai pemberian
ASI ekslusif , diketahui bahwa dari 29
responden kelompok kasus terdapat 26
responden (89,6%) tidak memberikan ASI
ekslusif, sedangkan 3 responden (10,3,%)
mememberikan ASI ekslusif. Sedangkan 29
TINGKAT PENGETAHUAN
(100%) responden kontrol yang memberikan
Berdasarkan tabel diatas mengenai tingkat ASI ekslusif
pengetahuan, diketahui bahwa dari 29
PEMBAHASAN
responden kelompok kasus 22 responden
(93,1%) memiliki tingkat pengetahuan baik. a. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan
Sedangkan pada kelompok kontrol 27 Diare pada Batita di Wilayah Kerja
responden (75,8%) memiliki tingkat Puskesmas Harapan Baru
pengetahuan baik. Kecamatan Loa Janan Ilir Kota
Samarinda Tahun 2017.
PERSONAL HYGIENE
Berdasarkan hasil uji statistik dengan
Berdasarkan tabel mengenai personal hygiene
menggunakan uji Chi- Square hubungan antara
ibu batita diatas diketahui bahwa dari 29
tingkat pengetahuan dengan diare di peroleh p
responden kelompok kasus terdapat 22
= 0,070 nilai tersebut lebih besar dari pada nilai
responden (75,8%) yang memiliki tingkat
= 0,005. Maka hal ini menunjukan bahwa
personal hygiene yang baik, sedangkan untuk
H0 diterima, yang artinya tidak ada
kelompok control 26 responden (89,6%)
hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
memiliki personal hygiene yang baik.
diare di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan
SARANA SANITASI DASAR Baru Kecamatan Loa Janan Ilir Kota Samarinda
Tahun 2017. Nilai Odd Ratio yaitu sebesar
Berdasarkan tabel diatas mengenai sarana
0,233 artinya responden yang memiliki tingkat
sanitasi dasar (Sarana Pembuangan Sampah
pengetahuan kurang memiliki risiko 0,233 kali
dan SPAL), diketahui bahwa dari 29 responden
dibandingkan dengan responden yang memiliki
kelompok kasus (diare) terdapat 12 responden
tingkat pengetahuan baik di Wilayah Kerja
(41,3%) memiliki sarana sanitasi (Sarana
Puskesmas Harapan Baru Kecamatan Loa
Pembuangan Sampah dan SPAL)Kurang, dan
Janan Ilir Kota Samarinda. Sehingga tingkat
17 responden (58,6%) memiliki sarana sanitasi
pengetahuan kurang merupakan faktor risiko
(Pembuangan Sampah dan SPAL) baik,
terjadinya diare karena Odd Ratio (OR) >1.
sedangkan diketahui 29 responden kontrol
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini
(tidak diare) terdapat 4 responden (13,7%)
terjadi setelah seseorang melakukan
memiliki sarana sanitasi dasar (Pembuangan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

54
Kesmas Wigama eISSN 2477-5819
Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 03, Nomor 02, Hal. 52-59, Agustus 2017

Tanpa pengetahuan seseorang tidak Puskesmas Harapan Baru Kecamatan Loa


mempunyai dasar untuk mengambil keputusan Janan Ilir Kota Samarinda Tahun 2017.
dan melakukan tindakan terhadap masalah
Berdasarkan hasil uji statistik dengan
yang dihadapi. Pengetahuan atau
menggunakan uji Chi- Square hubungan antara
kognitif merupakan domain yang sangat
personal hygiene dengan diare di peroleh p =
penting dalam membentuk tindakan seseorang
0,893 nilai tersebut lebih besar dari pada nilai
(overt behavior). Pengetahuan merupakan salah
= 0,005. Maka hal ini menunjukan bahwa
satu faktor pendukung terjadinya perubahan
H0 diterima, yang artinya tidak ada hubungan
perilaku, dengan sendirinya pada waktu
antara personal hygiene dengan diare di
penginderaan sampai menghasilkan
Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Baru
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi
Kecamatan Loa Janan Ilir Kota Samarinda
intensitas perhatian dan persepsi terhadap
Tahun 2017. Nilai Odd Ratio yaitu sebesar
objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang
1.091 artinya responden yang memiliki
diperoleh melalui indera pendengaran
personal hygiene kurang memiliki risiko 1.091
(telinga), dan indera penglihatan mata
kali dibandingkan dengan responden yang
(Notoatmodjo, 2005).
memiliki personal hygiene baik di Wilayah
Penelitian ini didukung oleh penelitian Kerja Puskesmas Harapan Baru Kecamatan
yang dilakukan oleh Silvia Rane (2013) Loa Janan Ilir Kota Samarinda. Sehingga
dalam jurnal hubungan tingkat pengetahuan personal hygiene kurang merupakan faktor
ibu tentang diare dengan kejadian diare akut risiko terjadinya diare karena Odd Ratio (OR)
pada balita di kelurahan Lubuk Buaya Wilayah >1.
Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun
Personal hygiene atau kebersihan
2013. Di Wilayah kerja Puskesmas
perorangan merupakan suatu tindakan untuk
Harapan baru rata-rata responden sudah
memelihara kebersihan dan kesehatan
memiliki tingkat pengetahuan yang baik,
seseorang untuk kesejahteraan baik fisik dan
sehingga tidak ada hubungan antara
psikisnya. dalam kehidupan sehari-hari
tingkat pengetahuan dengan diare Batita yang
kebersihan merupakan hal yang sangat penting
mengalami malabsopsi diwilayah kerja
yang harus diperhatikan karena kebersihan
Puskesmas Harapan Baru terjadi karena
akan mempengaruhi kesehatan, kenyamanan,
masih ada responden yang memberikan susu
keamanan, dan kesejahteraan (Andarmoyo,
formula sebelum genap usia 6 bulan yang
2012).
mengakibatkan kelebihan karbohidrat
sehingga terjadi diare. Faktor lain yang Penelitian ini didukung oleh penelitian
dapat menyebabkan diare yaitu yang dilakukan oleh Defin Riski Suryani
responden tidak memberikan ASI, karena (2012), dalam jurnal hubungan antara sanitasi
seperti yang kita ketahui bahwa ASI lingkungan dan personal hygiene dengan
mengandung antibodi yang dapat melindungi kejadian biare pada Balita di Wilayah Kerja
terhadap berbagai kuman penyakit diare Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang.
seperti Shigella dan Vibrio cholera. Personal hygiene yang kurang diterapkan
dalam kehidupan sehari- hari memiliki risiko
b. Hubungan Personal Hygiene dengan
yang lebih besar dibandingkan dengan personal
Diare pada Batita di Wilayah Kerja
hygiene yang baik, berbeda denga responden

55
Kesmas Wigama eISSN 2477-5819
Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 03, Nomor 02, Hal. 52-59, Agustus 2017

yang menerapkan prilaku hygiene seperti faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat
kebiasaan mencuci tangan sebelum menyuapi kesehatan manusia. Sanitasi dasar meliputi
makan batita, mencuci tangan setelah buang air penyediaan air bersih, pembuangan kotoran
besar, mencuci peralatan makan batita dengan manusia (jamban), pembuangan sampah
bersih dan hygienis, menggunting kuku hal (tempat sampah) dan pembuangan air limbah
tersebut sangatlah berpengaruh terhadap (Achmadi, 2008).
terjadinya penurunan angka diare pada anak.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh
Hal ini juga disebabkan karena balita/anak
penelitian yang dilakukan oleh Lintang Sekar
rentan terhadap mikroorganisme dan berbagai
Langit (2016), dalam jurnal Hubungan Kondisi
agen infeksius, segala aktivitas anak dibantu
Sarana Sanitasi Dasar Rumah Dengan
oleh orang tua khususnya ibu, sehingga
Kejadian Diare Pada Balita di Wilayah Kerja
perilaku personal hygiene yang baik sangat
Puskesmas Rembang 2 di dapatkan hasil
diperlukan oleh ibu sebelum dan sesudah
dengan nilai p value = 0,000, hal ini
kontak dengan anak, yang bertujuan untuk
menunjukan bahwa ada hubungan antara sarana
menurunkan resiko terjadinya diare pada anak.
sanitasi dasar ( SPAL dan Pebuangan sampah)
c. Hubungan Saran Sanitasi Dasar di wilayah kerja Puskesmas Rembang 2.
dengan Diare pada Batita di Wilayah Sarana sanitasi yang kurang baik akan menjadi
Kerja Puskesmas Harapan Baru Kecamatan faktor risiko yang rentan menyebabkan
Loa Janan Ilir Kota Samarinda Tahun 2017. penyakit diare pada batita. Maslany sarana
sanitasi yang kurang baik seperti pembuangan
Berdasarkan hasil uji statistik dengan
air limbah (SPAL), dan pembuangan sampah
menggunakan uji Chi- Square hubungan sarana
yang tidak memenuhi syarat akan menjadi
sanitasi dasar dengan diare di peroleh p = 0,019
media penularan penyakit diare. Sebaliknya
nilai tersebut lebih kecil dari pada nilai =
jika sarana sanitasi dasar memenuhi syarat
0,005. Maka hal ini menunjukan bahwa H0
maka penularan penyakit diare dapat dicegah.
ditolak, yang artinya ada hubungan antara
sarana sanitasi dasar dengan diare di Wilayah d. Hubungan Pemberian ASI ekslusif
Kerja Puskesmas Harapan Baru Kecamatan dengan Diare pada Batita di Wilayah
Loa Janan Ilir Kota Samarinda Tahun 2017. Kerja Puskesmas Harapan Baru Kecamatan
Nilai Odd Ratio yaitu sebesar 0,062 artinya Loa Janan Ilir Kota Samarinda Tahun 2017.
responden yang sarana sanitasi dasar kurang
Berdasarkan hasil uji statistik dengan
memiliki risiko 0,062 kali dibandingkan
menggunakan uji Chi- Square hubungan
dengan responden yang memiliki sarana
pemberian ASI ekslusif dengan diare di peroleh
sanitasi dasar baik di Wilayah Kerja Puskesmas
p = 0,000 nilai tersebut lebih kecil dari pada
Harapan Baru Kecamatan Loa Janan Ilir Kota
nilai = 0,005. Maka hal ini menunjukan
Samarinda. Sehingga sarana sanitasi kurang
bahwa H0 ditolak, yang artinya ada
merupakan faktor risiko terjadinya diare karena
hubungan hubungan pemberian ASI ekslusif
Odd Ratio (OR) >1.
dengan diare di Wilayah Kerja Puskesmas
Sanitasi dasar adalah sanitasi yang Harapan Baru Kecamatan Loa Janan Ilir
diperlukan untuk menyediakan lingkungan Kota Samarinda Tahun 2017. Nilai Odd Ratio
sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang yaitu sebesar 0 artinya responden yang tidak
menitik beratkan pada pengawasan berbagai memberikan ASI ekslusif tidak mempunyai

56
Kesmas Wigama eISSN 2477-5819
Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 03, Nomor 02, Hal. 52-59, Agustus 2017

risiko sebesar 0 kali mengalami diare budaya atau kepercayaan di daerah setempat
dibandingkan dengan responden yang seperti kebiasaan memberikan makanan
memberikan ASI ekslusif. Meskipun responden tambahan sebelum usia genap 6 bulan, yaitu
yang tidak memberikan ASI ekslusif tidak memberikan makanan seperti bubur pisang,
memiliki risiko terkena diare, akan tetapi hal madu dan air putih. Hal tersebut sangat berbeda
tersebut dijadikan sebagai faktor protektif dengan kelompok kontrol (tidak diare) yaitu
(perlindungan). Batita yang tidak diberikan dimana responden banyak memberikan ASI
ASI ekslusif memiliki sistem imun yang lemah ekslusif. Sehingga anak yang diberikan ASI
dibandingkan dengan batita yang diberika ASI lebih terlindungi terhadap penyakit infeksi
ekslusif yang memiliki daya tahan tubuh yang terutama diare. ASI mengandung antibodi,
lebih baik sehingga dapat terhindar dari terutama imunoglobin yang dapat
penyakit diare. melumpuhkan bakteri pathogen E.coli dan
berbagai virus dalam saluran perncernaan ASI,
ASI merupakan nutrisi yang ideal untuk
terutama kolostrum sangat kaya akan
menunjang pertumbuhan, perkembangan, serta
secreteimmunoglobulin A (SIgA). Pemberian
kesehatan bayi yang optimal. WHO
ASI secara ekslusif dapat mencegah terjadinya
merekomendasikan pemberian ASI eksklusif
diare, dikarenakan akan mengurangi
selama 6 bulan dan pemberian ASI dilanjutkan
kontaminasi dari makanan pendamping ASI
sampai usia 2 tahun. Anak yang diberikan ASI
sebagai sumber utama pathogen usus.
lebih terlindungi terhadap penyakit infeksi
terutama diare. Hal ini disebabkan karena KESIMPULAN
adanya faktor pengingkatan pertumbuhan sel
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tidak
usus (intertisnal cell growth promoting factor)
ada hubungan antara tingkat pengetahuan
sehingga vilus dinding usus cepat mengalami
dengan diare pada batita di wilayah kerja
penyembuhan setelah rusak karena diare. ASI
Puskesmas Harapan Baru Kecamatan Loa
eksklusif adalah pemberian ASI dari ibu
Janan Ilir Kota Samarinda dengan analisis data
terhadap bayi yang diberikan tanpa minuman
menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai p
atau makanan lainnya termasuk air putih atau
value = 0,070. Tidak ada hubungan antara
vitamin tambahan lainnya (Widuri, 2013).
Personal Hygiene dengan diare pada batita di
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Juli wilayah kerja Puskesmas Harapan Baru
Prabowo (2015), dalam jurnal Hubungan Kecamatan Loa Janan Ilir Kota Samarinda
Antara Pemberian ASI Ekslusif dengan dengan analisis data menggunakan uji Chi
Kejadian Diare Pada Anak Usia 7-12 Bulan di Square diperoleh nilai p value personal hygiene
Wilayah Kerja Puskesmas Seyegan Sleman = 0,893. Ada hubungan antara Sarana Sanitasi
Yogyakarta di dapatkan hasil dengan Dasar dengan diare pada batita di wilayah kerja
menggunakan uji Chi- square, diperoleh p value Puskesmas Harapan Baru Kecamatan Loa
0,023 (<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada Janan Ilir Kota Samarinda dengan analisis data
hubungan yang signifikan antara pemberian menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai p
ASI ekslusif dengan diare. value sarana pembuangan sampah dan SPAL=
0,019. Ada hubungan antara pemberian ASI
Pada kelompok kasus sendiri banyak
ekslusif dengan diare pada batita di wilayah
responden yang tidak memberikan ASI
kerja Puskesmas Harapan Baru Kecamatan Loa
ekslusif, hal tersebut masih dipengaruhi oleh
Janan Ilir Kota Samarinda dengan analisis data

57
Kesmas Wigama eISSN 2477-5819
Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 03, Nomor 02, Hal. 52-59, Agustus 2017

menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai p Louis: Mosby Elsevier, Inc Sikap Dalam
value = 0,000. Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba
Medika.
SARAN Amin, dkk. 2012. Faktor-faktor yang
1. Hasil penelitian dapat dijadikan acuan Mempengaruhi Kejadian Diare pada
Batita di Wilayah Kerja Puskesmas
dalam melakukan kegiatan penyuluhan
Baronglompo Kecamatan Ujung Tanah
maupun sosialisasi bagi kelompok Tahun 2012.
masyarakat di wilayah yang memiliki Ananto, Purnomo. 2006. Pengembangan
tingkat pengetahuan rendah. Usaha Kesehatan Sekolah. Jakarta :
2. Memperhatikan dan tetap Departemen Kesehatan Arikunto.
meningkatkan personal hygiene di Andi, Nohe Darnah, 2014. Biostatistika 1.
kehidupan sehari-hari. Jakarta Barat: Halaman Moeka Publishing.
3. Dapat dijadikan rujukan bagi kegiatan Arikunto,S.2006. Prosedur Penelitian:Suatu
program penyuluhan di puskesmas. Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
4. Diharapkan kepada masyarakat sekitar Cipta.
agar dapat menggunakan tempat sampah Astuti dan Silviana. 2015. Faktor- faktor yang
tertutup, tidak membuang sampah Berhubungan dengan Kejadian Diare
Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesas
sembarangan dan membuat saluran
Tegal Angus Kabupaten Tanggerang.
pembuangan limbah.
Jurnal Kesehatan
5. Bagi ibu menyusui agar menyadari Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan
pentingnya pemberian ASI ekslusif Dasar; RISKESDAS. Jakarta : Balitbang
minimal selama usia genap 6 bulan yang Kemenkes RI.
memiliki pengaruh terhadap system Chandra B, 2012. Pengantar Kesehatan
kekebalan tubuh terutama terhadap diare. Lingkungan. Jakarta : Penerbit Buku
6. Memberikan pembinaan dan konseling Kedokteran EGC.
secara merata mengenai manfaat Departemen Kesehatan RI. 2005. Profil
pemberian ASI ekslusif di wilayah Kesehatan Indonesia. Jakarta: Departemen
Puskesmas Harapan Baru. Kesehatan RI.
7. Dari hasil penelitian ini Departemen Kesehatan RI. 2004. Sistem
diharapkan dapat dijadikan sumber Kesehatan Nasional. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
wawasan dan pengetahuan tentang diare
Depkes RI. 2014. Pedoman Umum Gizi
dan manfaat pemberian ASI ekslusif.
Seimbang Tahun. Depkes RI :
DAFTAR PUSTAKA http://www.depkes.go.id/Pedo man Umum
Gizi Seimbang diakses pada tanggal 22
Achmadi, U. F. 2008. Manajemen Penyakit November 2016.
Berbasis Wilayah. Jakarta : Universitas Dinkes Kota Samarinda. Profil Kesehatan
Indonesia. Kota Samarinda 2015. Samarinda:
Agus Purwanto, dkk. 2007. Metode Penelitian Dinkes Kota Samarinda.
Kualitatif untuk Administrasi Publik dan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur.
Masalah-Masalah Sosial. Yogyakarta Profil Kesehatan Kalimantan Timur
: Gaya Media. 2014. Kalimantan Timur : Dinkes Kaltim.

Alligood, M.R. & Tomey, A.N. 2006. Nursing


Theorist and their work. 6th Edition, ST.
58
Kesmas Wigama eISSN 2477-5819
Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 03, Nomor 02, Hal. 52-59, Agustus 2017

Dyah, dkk. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Mirah RSUD dr. Slamet Garut tahun
untuk Administrasi PubliK dan Masalah- 2014. Volume 4, No. 1, Maret 2014.
Masalah Sosial. Yogyakarta : Gaya Hal. 1-74. Bhakti Kencana Medika.
Media. Kementrian Kesehatan RI. 2011. Sander, M. A. 2005. Hubungan Faktor Sosio
Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare Budaya dengan Kejadian Diare di Desa
Balita. Jakarta : Kementrian Kesehatan Candinegoro Kecamatan Wonoayu
Republik Indonesia. Sidoarjo. Jakarta : Jurnal Medika.
Mansjoer, A dkk. 2005. Kapita Selekta Slamet, Juli Soemirat. 2009. Kesehatan
Kedokteran Edisi ketiga Jilid 1 Cetakan Lingkungan. Cetakan Kedelapan.
keenam. Jakarta: Media Aesculapius Yogyakarta : Gadjah Mada. University
Fakultas Kedokteran UI. Press.
Maryunani, A. 2010. Imu Kesehatan Anak Soetijiningsih. 2013. ASI Petujuk Untuk
Dalam Kebidanan. Jakarta : TIM. Tenaga Kesehatan. Denpasar : Buku
Mubarak, W.I, dkk. 2009. Ilmu Kedokteran EGC.
Keperawatan Komunitas. Jakarta : Slemba Sodikin. 2011. Asuhan Keperawatan Pada
Medika Anak Gangguan System Pencernaan
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan dan Hepatobiliier. Jakarta: Salemba
Maternitas. Jakarta: Salemba Medika Medika.
Muhajirin, 2007. Hubungan antara Praktek Soemirat J. 2014. Kesehatan Lingkungan.
Personal Higiene Ibu Balita dan Sarana Yogyakarta : Gadjah Mada University
Sanitasi Lingkungan dengan kejadian Press.
Diare pada Anak Balita di Kecamatan Sudarti, dkk. 2010. Buku Ajar Dokumentasi
Maos Kabupaten Cilacap. Tesis Undip. Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Tidak di publikasikan. Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian.
Mundiatun dan Daryanto. 2015. Cetakan ke-22. Bandung : Alafabeta,.
Pengelolaan Kesehatan Lingkungan. Suharsimi. 2005. Prosedur Penelitian Suatu
Yogyakarta : Gava Media. Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Cipta.
Suharyono, 2008. Diare Akut Klinik dan
Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rinek. Laboratorik. Jakarta : Rineka cipta.
Cipta Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Sumiati, Asra. 2008. Metode Pembelajaran.
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Bandung : Wacana Prima
Rineka Cipta. Sutomo, B dan Anggraeni, DY. 2010.
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Menu Sehat Alami untuk Balita dan
Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Batita. Jakarta : PT. Agromedia
Rineka Cipta. Pustaka.
Nugroho. 2008. Keperawatan Gerontik Sutrisno Edy Dr, M.Si. 2010. Manajemen
dan Geriatrik.Jakarta : EGC Sumber Daya Manusia. Jakarta :
Proverawati dan Rahmawati. 2012. Perilaku Kencana Predana Media Grup.
Hidup Bersih dan Sehat Tosepu, R. 2016. Epidemiologi
(PHBS).Yogyakarta : Nuha Medika Lingkungan Teori dan Aplikasi.
Saepuloh, dkk. 2014. Hubungan Jakarta : PT Bumi Aksara Grou.
Pengetahuan Ibu tentang Diare dengan
Penanganan Awal Diare di Rumah
Pada Anak Usia Todler (1-3 tahun)
yang Mengalami Dehidrasi di Ruang

59

Anda mungkin juga menyukai