Anda di halaman 1dari 3

HUBUNGAN FILSAFAT ILMU DENGAN NILAI HIDUP

Ilmu merupakan pengetahuan yang kita gumuli sejak bangku sekolah dasar sampai pendidikan
lanjutan dan perguruan tinggi. Berfilsafat tentang ilmu berarti kita berterus terang kepada diri
sendiri. Secara etimologi filsafat berasal dari dua kata pokok yaitu: philo dan shopia. Kata Philo
berarti cinta atau sahabat, dan Sophia berarti kebijaksanaan, kearifan dan pengetahuan. Sehingga
kat filsafat berarti cinta kebijaksanaan, cinta kearifan, cinta pengetahuan, atau sahabat
pengetahuan, sahabat bijaksana, dan sahabat kearifat.

Secara terminologi filsafat dapat dia artikan dengan kegiatan berpikir secara
bijak,arif,sistemati

s,menyeluruh dan logis terhadap sesuatu. Jadi menurut Nina W. Syam dalam sebuah bukunya
Dr.Mustari Mustafa mengatakan bahwa berfilsafat pada dasarnya adalah perenungan yang
mendalam mengenai sesuatu yang dia anggap atau dinilai bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Filsafat adalah usaha untik mengetahui sebaga sesuatu. ‘ada’ (being) merupakan implikasi dasar.
Jadi, segala sesuatu yang mempunyai kualitas tertentu pasti ‘ada’. Filsafat mempunyai tujuan
untuk membicarakan kaber-‘ada’an. Filsafat juga membehas lapisan terahir dari segala sesuatu
atau membahas masalah yang paling mendasar.

Tujuan filsafat adalah mencari hakekat dari sesuatu objek atau gejala secara mendalam,
sedangkan dalam filsafat nilai membicarakan hakekat nilai tertentu, untuk masuk kepada hakekat
sesuatu, filsafat nilai disini menjadi fokusnya filsafat. Filsafat juga bersifat integral yang berarti
mempunyai kecenderungan untuk memperoleh pengetahuan yang utuh sebagai suatu
keseluruhan. Sehingga filsafat memendang objeknya secara utuh.

Nilai secara etimologi merupakan pandangan kata value(bahasa inggris) yang berbasi moral
(moral value)[2]. Dalam kehidupan sehari-hari, kata Nilai merupakan sesuatu yang berharga,
bermutu, menunjukkan kualitas dan berguna bagi manusia. Dalam pembahasan ini kata nilai
merupakan kualitas yang berbasis moral. Istilah ini dalam filsafat dipakai untuk menunjukkan
kata benda abstrak yang artinya keberhargaan yang setara dengan berarti atau kebaikan.
Jadi , Kehidupan dalam dunia ini merupakan sesuatu yang sangat bernialai namun dalam
kenyataannya setiap yang bernilia itu mempunyai lapisan dan aspek yang berbeda – beda. Dalam
memahami nilai itu kita harus sadar akan nilai itu sendiri yang ada pada manusia.

Dalam filsafat nilai juga disebut sebagai Aksiologi. Sebagai cabang filsafat yang memperlajari
nilai estetika dan etika terhadap hasil dari pengetahuan. Aksiologi ini juga merupakan ilmu
pengetahuan yang menyelidiki hakekat nilai terhadap persoalan kefilsafatan, nilai yang dimaksud
adalah nilai guna, nilai fungsi dan nilai manfaat.

Berbica hubungan filsafat dengan nilai merupakan sesuatu yang tak bisa di pisahkan, karena nilai
merupakan bagian dari filsafat atau cabang dari filsafat yang membahas mengenai nilai-nilai
yang ada dalam filsafat itu sendiri yaitu nilai etika,etiket, norma dan nilai estetika yang keduanya
membutuh pemikiran secara mendalam untuk mendapatkan hakikat dari nilai-nilai itu.

1. Etika merupakan ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral

2. Estetika, juga biasa disebut dengan filsafat keindahan. Dimana membahas mengenai norma
atau nilai indah dan tidak indah. Objelk dari estetika adalah pengalaman akan keindahan. Dalam
estetika yang dicari adalah hakekat dari keindahan, bentuk-bentuk pengalaman keindahan
(seperti keindahan jasmani dan keindahan rohani, keindahan alam dan keindahan seni).

Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik. Baik pada diri seseorang maupun pada saat
suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Yang berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata
cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik,dan segala kebiasaan yang dianut diwariskan dari
satu orang ke orang lain. Dengan kata lain, etika adalah nilai-nilai atau norma-norma yang
menjadi pegangan seseorang atau sekelompok dalam mangatur tingka lakunya.

Sedangkan filsafat merupakan nilai dimana filsafat mencoba memberikan pemahaman secara
mendalam tentang sesuatu yang dia anggap atau dinilai bermanfaat bagi kehidupan manusia. Jadi
jelas hubungan antara nilai dengan filsafat tidak bisa terpisahkan. Filsafat nilai adalah cabang
yang membahas nilai secara filosof atau kefilsafatan, mendasar, menyeluruh, sistematis sampai
pada hakekat nilai itu sendiri untuk mendapatkan kebenaran sesuai dengan kenyataan.
Selain itu ada juga masalah relatif dan Absolut. Nilai relative terganutng pada yang menilai nilai
menjadui penting dalam kehidupan manusia, menjadi pegangan dan prinsip hidup, sehingga
dapat mempengaruhi tindakannya. nilai dapat dimengerti sebagai norma atau pegangan yang
mengarahkan manusia pada perbuatan-perbuatanyang terpuji. Perbuatan manusia tersebut
mengarah pada kebahagiaan bagi dirinya. Sedangkan nilai absolut tidak bisa diubah atau
diganggu gugat, ada pada dirinya sendiri. Tidak ada yang mengungguli, sifatnya tetap. Misalnya
tuhan maha adil, maha pengasih. Dengan nilai absolut tersebut maka sesungguhnya nilai-nilai itu
menjadisuatu hakekat universal yang kita jadikan sebagai standar untuk menilai berbagai hal
sesuai dengan porsi hakekat, kebaikan dan keindahan wujudnya, baik dalam jiwa atau dalam
realitas nyata.

ilmu dapat mengubah sesuatu aturan nilai-nilai hidup baik alam maupun manusia. Hal ini tentu
menuntut tanggung jawab untuk selalu menjaga agar yang diwujudkan dalam perubahan tersebut
akan merupakan perubahan yang terbaik bagi perkembangan ilmu itu sendiri maupun bagi
perkembangan eksistensi manusia secara utuh.

Tanggung jawab etis tidak hanya menyangkut upaya penerapan ilmu secara tepat dalam
kehidupan manusia, melainkan harus menyadari apa yang seharusnya dilakukan atau tidak
dilakukan untuk memperkokoh kedudukan serta martabat manusia seharusnya, baik dalam
hubungannya sebagai pribadi, dalam hubungan dengan lingkungannya maupun sebagai makhluk
yang bertanggung jawab terhadap Khaliknya.

Jadi perkembangan filsafat ilmu juga dapat mempengaruhi nili-nilai kehidupan manusia
tergantung dari manusianya itu sendiri, karena ilmu tersebut dilakukan oleh manusia dan untuk
kepentingan manusia dalam kebudayaannya. Kemajuan di bidang ilmu memerlukan kedewasaan
manusia dalam arti yang sesungguhnya, karena tugas terpenting ilmu adalah menyediakan
bantuan agar manusia dapat bersungguh-sungguh mencapai pengertian tentang martabat dirinya.

Anda mungkin juga menyukai