Adjgadhgd
Adjgadhgd
Oleh
AviSunani (136020300111012)
BintiShofiatulJannah (136020300111014)
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Nopember 2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT penulis ucapkan, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul“Economic
Consequences dan Positive Accounting Theory”, tanpa ada halangan yang
berarti. Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
matakuliah TeoriAkuntansi.
Penulis menyadari sebagai manusia tentunya memiliki kelemahan dan
keterbatasan, sehingga tidak mungkin penulis dapat menyelesaikan makalah ini
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Berkaitan dengan hal di atas, pada kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu penulis sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Ucapan terimakasih penulis tujukan kepada.
1. Ibu Endang Mardianti, S.E., M.Si., Ak. Sebagai dosen mata kuliah Teori
Akuntansi yang telah membimbing sehingga makalah ini dapat selesai.
2. Kedua orangtua kami yang selalu memberikan semangat dan doa demi
kelancaran dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya atas keterbatasan waktu, kemampuan,
tenaga, pengetahuan maupun pengalaman yang ada sehingga penyusunan
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis membuka diri
untuk menerima segala kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca dan menjadi
sumbangan yang berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………...1
B. Rumusan Masalah………………………………………….....3
C. Tujuan Penelitan……………………………………………...3
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsekuensi Ekonomi.......................................................................4
B. Teori Positive Accounting Theory 12
C. Asal dan perkembangan Positive Accounting Theory...............15
D. Tiga Hipotesis Positive Accounting Theory................................19
E. Penelitian Empiris Positive Accounting Theory.........................21
F. Membedakan opportunistic dan efficient contracting
versi Positive Accounting Theory........................................................23
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………25
B. Saran 27
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
implikasi dari teori pasar sekuritas efisien, pilihan kebijakan akuntansi juga dapat
mempengaruhi nilai perusahaan. Pada intinya, gagasan tentang konsekuensi ekonomi adalah
merupakan kebijakan akuntansi perusahaan dan perubahannya dalam kebijakan. Terutama, hal
ini penting bagi manajemen.Tetapi, jika hal ini penting bagi manajemen, maka kebijakan
akuntansi penting bagi investor yang memiliki perusahaan, karena manajer dapat mengubah
dengan baik operasi aktual dari perusahaan mereka akibat perubahan kebijakan akuntansi
tersebut. Sebagai contoh, manajer mungkin akan memotong maintenance dan H&D untuk
Penting untuk menggaris bawahi bahwa “kebijakan akuntansi” mengacu pada berbagai
kebijakan akuntansi, tidak hanya satu yang mempengaruhi arus kas perusahaan.Misalnya,
tidak akan mempengaruhi arus kas operasi perusahaan. Hal ini tidak akan berdampak pada
pajak pendapatan yang dibayarkan, karena otoritas pajak memiliki regulasi capital cost
allowance mereka sendiri. Akan tetapi, kebijakan amortisasi yang baru ini akan secara pasti
mempengaruhi reported net income. Jadi, menurut doktrin konsekuensi ekonomi, perubahan
kebijakan akuntansi itu penting, meskipun kurang berdampak terhadap arus kas.Berdasarkan
teori pasar efisien, perubahan tersebut tidak penting (meskipun pasar mungkin bertanya
mengapa perusahaan mengubah kebijakan) karena future cash flowdan nilai pasar dari
adalah penting untuk dua alasan. Pertama, konsep ini menarik.Banyak dari kejadian yang
1
paling menarik dari praktek akuntansi berasal dari konsekuensi ekonomi.Kedua, temuan
bahwa kebijakan akuntansi itu tidak penting adalah bertentangan dengan pengalaman
tentang kebijakan akuntansi mana yang harus digunakan dalam berbagai situasi, dan
banyak perdebatan serta konflik dalam presentasi laporan keuangan mencakup pilihan
“mengapa mereka ada?”.Untuk menjawab pertanyaan ini, kita mengenal teori akuntansi
positif.Teori ini berdasarkan pada kontrak perusahaan, terutama kontrak kompensasi eksekutif
perusahaan, merupakan hal yang lumrah jika manajemen fokus terhadap pilihan kebijakan
akuntansi. Tentu saja, manajemen akan memilih kebijakan akuntansi untuk memaksimalkan
kepentingan perusahaan, atau kepentingan mereka sendiri, terkait dengan kontrak tersebut.
Teori akuntansi positif berusaha untuk memprediksi kebijakan akuntansi apa yang akan dipilih
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat dirumuskan
2
5. Bagaimana penelitian Empiris positive accounting theory?
accounting theory?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut.
efisien.
accounting theory.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsekuensi Ekonomi
Sejak tahun 1960-an, profesi akuntansi Amerika mulai peduli dengan meningkatnya
pengaruh dari “outside forces” dalam proses penetapan standar. Dua perkembangan paralel
telah menandai hal ini.Pertama, individu dan kelompok yang jarang memperlihatkan minat
dalam penetapan standar akuntansi mulai mengintervensi secara aktif dan kuat dalam proses
penetapan standar. Kedua, pihak-pihak tersebut mulai meminta argumen dibandingkan mereka
yang secara tradisional telah bekerja dalam diskusi akuntansi.Konsekuensi ekonomi telah
investor dan kreditur”. Inti dari definisi ini adalah bahwa laporan akuntansi dapat
Zeff mencatat beberapa contoh di USA dimana bisnis, asosiasi industri, dan
pemerintah berusaha untuk mempengaruhi standar akuntansi yang ditetapkan oleh the
Accounting Principle Board (pendahulunya FASB) dan pendahulu lainnya seperti the
Pembuat kebijakan akuntansi sejak tahun 1960-an telah peduli dengan masalah yang
disebut Zeff sebagai “intervensi pihak ketiga” (third-party intervention) yang sangat
pilihan atas beberapa kebijakan akan ketat antara badan pembuat standar dan akuntan serta
auditor yang bertugas untuk mengimplementasikan standar. Jika hanya pihak-pihak tersebut
4
yang terlibat, maka model akuntansi tradisional, berdasarkan konsep yang terkenal seperti
matchingantara biaya dan pendapatan, realisasi dan konservatisme, dapat diaplikasikan dan
tidak seorang pun selain pihak yang terlibat akan peduli dengan kebijakan spesifik apa yang
digunakan. Dengan kata lain, sebagai akibatnya pilihan kebijakan akuntansi akan menjadi
netral.
Ketika mencoba memahami argumen pihak ketiga, satu hal yang harus diingat
bahwa sebelum tahun 1970-an model akuntansi dikerjakan oleh the American Institute of
CPAs committee on accounting procedure (CAP) dan the APB yang secara formal
“pertanyaan konseptual” seperti pengukuran aset, liabilitas dan pendapatan serta “the fair
presentation” akan posisi keuangan dan operasi. Pembuat kebijakan fokus dengan
komunikasi informasi keuangan kepada investor aktual dan potensial, yang tentu saja
penghargaan mereka diberikan oleh SEC, yang mana telah dibebankan oleh Congress untuk
memastikan “full and fair disclosure” dalam laporan kepada investor. Third-party
intervenor, oleh karenanya akan memiliki insentif yang jelas untuk mengajukan banding
standar untuk peningkatan derajat, maka posisi yang benar itu mungkin akan samar. Sebuah
uji argumen manajemen menemukan range of tactical rhetoric dibawah ini.Argumen itu
5
b. Model akuntansi tradisional, dimana manajemen benar-benar berusaha untuk
Dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak awal 1970-an, manajemen menjadi
semakin jujur dalam dialognya dengan FASB, secara bersikeras memajukan argumen ketiga
dan membawa konsekuensi ekonomi ke depan. Menurut Zeff “… pihak luar mengintervensi
proses penetapan standar dengan himbauan terhadap kriteria yang melampaui pertanyaan
tradisional akan pengukuran akuntansi dan fair presentasion. Mereka malah fokus dengan
konsekuensi ekonomi…”.
masalah yang substantif sebelum 1970-an. Pertama, minat manajemen dan pihak lainnya
terutama menggunakan argumen kedua yang ditulis di atas, mendorong badan pembuat
standar untuk membatasi mereka dengan model akuntansi tradisional.Kedua, the CAP dan
Sebagai contoh tentang argumen konsekuensi ekonomi, Zeff menjelaskan usaha oleh
penggantian biaya akuntansi selama 1947 sampai 1948 (periode dengan inflasi yang tinggi). Di
sini, konstituensi pihak ketiga yang di intervensi adalah manajemen, yang tidak menyukai
penggantian biaya amortisasi untuk mendukung pajak yang lebih rendah dan gaji yang lebih
rendah untuk meningkat, dan untuk melawan persepsi publik akan ekses profitabilitas. Argumen
pasar efisien akan menjadi intervensi yang tidak perlu karena perubahan kebijakan tidak akan
6
melalui reported net income yang tinggi yang dihasilkan oleh amortisasi historical cost
selama inflasi.
untuk memperluas keterwakilan konstituensi pada badan penetapan standar. Respon juga
terhadap penggunaan exposure draft yang diusulkan menjadi standar baru menjadi umum
a. Suasana zaman. Dekade 1970an sangat jelas dimana masyarakat Amerika memegang
tindakan mereka, dan merealisasikan opini masyarakat pada subjek ini akhirnya menjadi
jelas (relevan) akan minat mereka terhadap aktivitas penetapan standar akuntansi.
b. The sheer intractability terhadap masalah akuntansi yang dipecahkan. Sejak pertengahan
1960-an, APB dan FASB mendapatkan pertanyaan yang sulit dimana posisi industri telah
berada pada level yang bagus. Pada beberapa tingkatan, perusahaan yang sensitif
bagaimana perilaku akan terlihat melalui “the prism of accounting earnings” (prisma
untuk menggambarkan kinerja ekonomi pada level terbaik – dan manajer jelas tidak
mengakomodasi standar akuntansi yang baru diberlakukan. Hal ini juga akan menjadi
7
c. Besarnya dampak. Beberapa masalah yang dihadapi APB dan FASB di beberapa tahun
terakhir telah meramalkan dampak tingkat tinggi pada volatilitas atau tingkatpendapatan
dan rasio keuangan utama lainnyabahwa FASB tidak dapat lagi mendiskusikan akuntansi
perminyakan.
signifikan, menarik perhatian para peneliti dan pembuat kebijakan akan pentingnya
yangmelekat pada pendapatan akuntansi yang berbeda dansebagai gantinya, untuk fokus
e. Ketidakcukupan reformasi prosedural yang diadopsi oleh APB dan FASB. Meskipun
suksesi langkah prosedural dimana kedua badan telah ditugaskan untuk menyediakan
akankonsekuensi ekonomi -dan kritik yang dihasilkan dari pernyataan badan penetapan
8
f. Penelitian the Moss dan Metcalf. Pada pertengahan tahun 1976, diketahui bahwa anggota
kongres John E. Moss (D-Calif.) dan mendiang Senator Lee Metcalf (D-Mont.)melakukan
penelitian terhadap kinerja dari profesi akuntansi, termasuk penetapan standar kegiatannya,
dan telah cukup untuk disimpulkan bahwa tanggapan badan penetapan standar atas dampak
Terutama pada tahun 1960-an,ketika pasar modal kompetitif secara intens dan gerakan
merger bergerak cepat, earnings figure dilihat sebagai elemen penting dari strategi dan
taktik manajerial. Faktor ini adalah penting di pasar saat ini, sebagai langkah aktivitas
h. Angka Akuntansi dilihat sebagai alat kontrol sosial. Kendali sosial perusahaan Amerika
telah dikenal baik di tingkat regulasi energi, bidang transportasi dan komunikasi, tetapi
pengendalian pada skala luas. Contohnya adalah insentif fiskal (seperti investasi kredit
pajak dan definisi ulang penghasilan kena pajak yang menyimpang dari laba akuntansi)
pengendali harga dalam Phase II pada 1972-73 dandata base yang diatur oleh the Energy
tahun 1960-an, kontroversi akuntansi jarang dilaporkan dalam pers keuangan,dan secara
luas diyakini bahwa akuntansi adalah konstan, jika bukan merupakan parameter tetap,
pada manajemen operasi bisnis. Dengan publisitas yang diberikan pada akuntansi
untukkredit investasi pada 1962-63, dalam dialog antara AICPA di 1963-1964 alih
kekuasaan dari APB dan perselisihan akuntansi lainnya yang melibatkan APB, manajer
9
dan pihak luar lainnya menyadari bahwa akuntansi mungkin merupakan variabel yang
untuk alasan yang disebutkandi atas, pihak luar mulai membuang dalih bahwa mereka
keberatan terhadap perubahan standar akuntansi yang diusulkan, terutama fungsi dari
perbedaan mengenai interpretasi yang tepat dalam prinsip akuntansi. Alasan yang benar
muncul dan pembuat kebijakan akuntansi tidak bisa lagi mengabaikan implikasi mereka.
Hal ini penting bahwa konsekuensi ekonomi telah menjadi isu penting pada suatu
waktu ketika akademisi akuntansi dan keuangan telah menyatakan bahwa pasar modal US
adalah efisien sehubungan dengan informasi yang tersedia secara umumdan pasar tidak bisa
"tertipu" oleh penggunaan metode akuntansi yang berbeda untuk mencerminkan realitas
dengan model akuntansi keuangan dan konsep tradisionalnya (matching and realization).
Sejak net income tidak lagi sebagai konstruksi ekonomi yang jelas pada kondisi yang tidak
ideal, tidak ada lagi teori yang secara jelas menetapkan kebijakan akuntansi apa yang harus
digunakan, selain persyaratan samar-samar bahwa beberapa tradeoff antara relevansi dan
reliabilitas adalah perlu. Oleh karenanya, badan penetapan standar harus beroperasi tidak
hanya dalam domain teori akuntansi, tapi juga dalam domain politik.Zeff mengacu pada hal
ini sebagai “delicate balancing act”. Tanpa sebuah teori untuk mengemudikan pilihan
kebijakan akuntansi, kita harus menemukan beberapa cara untuk mencapai konsesus dalam
badan penetapan standar, hal ini membuat studi proses penetapan standar, dan teori
10
2. Hubungan antara Pasar Sekuritas Efisien dan Konsekuensi Ekonomi
Teori pasar sekuritas efisien memprediksi tidak ada reaksi harga terhadap perubahan
kebijakan akuntansi yang tidak berdampak pada profitabilitas dan arus kas.Jika tidak ada
reaksi harga sekuritas (menyiratkan ada perubahan dalam biaya dan modal perusahaan), hal
ini belum jelas mengapa manajemen dan regulator harus secara khusus fokus dengan
kebijakan akuntansi yang perusahaan gunakan. Dengan kata lain, teori pasar efisien
Namun demikian, sekali pengungkapan penuh akan kebijakan akuntansi dibuat, maka pasar
akan mempresentasikan nilai dari sekuritas perusahaan pada kebijakan yang digunakan dan
tidak akan tertipu dengan variasi reported net income yang timbul dari perbedaan pada
kebijakan akuntansi.
Dalam area yang penting akan pilihan kebijakan akuntansi, seperti akuntansi untuk
perubahan dalam kebijakan akuntansi. Beragam reaksi ini diringkas dalam konsep
Scoot (2009: 284) mendefinisikan Positive accounting theory (PAT) adalah “berkaitan
perusahaan dan bagaimana manajer akan merespon standar akuntansi baru yang diusulkan”.
Teori akuntansi positif dipopulerkan oleh Watt dan Zimmerman.Menurut Watt and
Zimmerman (1986, p.7) dalam Deegan (2004: 202) menyatakan bahwa Positive accounting
11
dirancang untuk menjelaskan dan memprediksi dimana perusahaan akan melakukan dan
dimana perusahaan tidak akan menggunakan metode khusus yang seharusnya perusahaan
gunakan.
Scoot (2009: 284) menjelaskan bahwa PAT mengambil pandangan bahwa perusahaan
mereka untuk bertahan. Beberapa perusahaan lebih desentralisasi daripada lainnya. Beberapa
sama., beberapa perusahaan keuangan berhutang lebih daripada lainnya. Bentuk paling efisien
untuk organisasi pada dasarnya tergantung pada hukum atau lingkungan institusional,
dapat dijelaskan dengan luas oleh kontrak yang ada.Contoh kontrak perusahaan adalah
kontrak ini. Biaya yang termasuk didalamnya seperti biaya negosiasi, biaya meningkat dari
moral hazard dan pengamatan contract performance, cost of possible renegotiation atau
contract violation yang seharusnya diantisipasi selama jangka waktu kontrak. Contracting
cost juga mempengaruhi cost of capital perusahaan, karena obligasi dan saham mewakili
kontrak antara perusahaan dan penyedia modal. Kontrak dengan contracting cost lebih
PAT berpendapat bahwa kebijakan akuntansi perusahaan akan dipilih sebagai bagian
masalah lebih luas dari pencapaian efisiensi tata kelola perusahaan. PAT tidak akan
12
gunakan. Hal ini akan menjadi sangat mahal. Yang diinginkan adalah memberikan manager
beberapa fleksibilitas untuk memilih dari sejumlah kebijakan akuntansi yang tersedia,
Sejumlah kebijakan akuntansi yang tersedia dapat diambil dari GAAP, meskipun tidak
ada alasan, lainnya daripada biaya, mengapa sejumlah kebijakan akuntansi tidak dapat dibatasi
memberikan sejumlah kebijakan yang tersedia, manager mungkin memilih kebijakan akuntasi
PAT mengasumsikan bahwa manager adalah rasional (seperti investor) dan akan
akan bertindak sederhana seperti memaksimalkan laba perusahaan. Manager hanya akan
memaksimalkan laba jika dirasa hal itu menjadi kepentingan terbaik mereka.
PAT tidak berusaha untuk meceritakan individu atau konstitusi tentang apa yang
seharusnya mereka lakukan. Teori yang melakukan hal itu disebut normative.Apakah teori
Deegan (2004: 203) menjelaskan bahwa Positive accounting theory berebeda dengan
seharusnya terlaksana dan praktek seharusnya sejalan dengan teori yang ada.Normative
accounting theory sebagai hasil dari teori tertentu seperti norma, standar, atau tujuan terbalik
dengan praktek nyata yang dapat berusaha untuk mencapai hal tersebut. Fokus PAT adalah
13
pada hubungan diantara berbagai macam individu termasuk dalam menyediakan sumber-
sumber pada organisasi dan bagaimana akuntansi digunakan untuk membantu fungsi-fungsi
hubungan organisasi tersebut. PAT yang dikembangkan oleh Watt dan Zimmermanini
berdasarkan dari central economic based-asumption dimana semua aksi individu digerakkan
oleh kepentingan pribadi (self-interest) dan semua individu-individu akan beraksi dalam
kesempatan yang ada untuk meningkatkan kemakmurannya. PAT akan memprediksi bahwa
organisasi akan menghadapi suatu mekanisme dari manager sebagai agen dan pemilik sebagai
prinsipal. PATdibangun dari literatur ekonomi dan berasumsi tentang efisiensi pasar (berasal
dari Efficient Market Hypothesis), dibangun dari reaksi pasar terhadap informasi akuntansi
(berasal dari Capital Asset Pricing Model) dan dibangun dari peran perjanjian kontaktual yang
dan menjadi dominan sekitar tahun 1970-an dan 1980-an, dimana penelitian-penelitian
berdasarkan pada perspective teori yang mendasari tujuan akuntansi.Peneliti normative saat
Watts (1995,p. 299) dalam Deegan (2004: 205) menyediakan sebuah pengetahuan dalam
kecenderungan penelitian akuntansi yang terjadi dari 1950 sampai 1970. Hal tersebut
dibuktikan oleh Dykman dan Zeff (1984) dalam Deegan (2004: 205) bahwa pengenalan
penelitian positif dalam akuntansi pertengahan 1960.Jenis paper utama yang dipublikasikan
adalah dalam bahasa Inggris yang normative (seperti penelitian Edwards dan Bell,
Chambers dan Sterling).Ada 365 penelitian akuntansi jenis ini yang mengasumsikan bahwa
phenomena dan tujuan adalah untuk menarik kesimpulan dari persepsi mereka.Hanya 3%
dari artikel 14
yang empiris dan sebagian besar tidak didesain utnuk menguji hipotesis. Sebenarnya tidak
satupun artikel pada periode tersebut menggunakan model matematika atau kurang
menggunakan teknik yang baku. Sekarang hampir semua artikel di Accounting Review
adalah tradisi positif dan menjadi ujung tombak dalam jurnal-jurnal akademik (tetapi
(1995,p. 299) dalam Deegan (2004: 206), bahwa perubahan paradigma tersebut diikuti
dengan perubahan pada sekolah bisnis di Amerika di akhir tahun 1950-an dan di awal tahun
1960-an. Laporan-laporan pada komisi pendidikan bisnis di Ford Foundation dan Carnegie
Corporation of New York juga ikut mempengaruhi perubahan tersebut, dimana pengujian
dan bentuk hipotesis menjadi penting untuk penelitain yang baik. Selain itu menurut Watt
and Zimmerman (1986, p 339) dalam Deegan (2004: 206), menyatakan bahwa komputer
dan machine-readable data base (CRSP and Compustat) merespon dalam penelitian
empiris, sehingga teori positif dalam keuangan dan ekonomi dapat digunakan oleh peneliti-
peneliti akuntansi. Hal ini cukup mendukung perkembangan Positive accounting theory dan
peneliti lebih mudah dalam membuat metodologi dalam penelitian tentang positive
accounting theory.
Dalam Deegan (2004: 206), Watt juga mempertimbangkan satu penelitian yang
sangat penting untuk menerima paradigma riset positif yaitu dari peneliti Australia Ball and
Brown.Watt menyatakan bahwa ketertarikan Ball and Brown (1968) tentang riset akuntansi
yang terkait pasar modal meningkatkan jumlah penelitian positif. Watt menyebutkan
meningkat dari 13% tahun 1967 menjadi 31 % tahun 1968 dan 60% tahun 1972. Sedangkan
artikel-artikel yang menganut paradigma Normative accounting theory menurun dari 24%
tahun 1967 menjadi 7% tahun 1968 dan nol pada tahun 1972. Sehingga Accounting Review
15
menghentikan untuk mempublikasikan normative accounting paper.Artikel-artikel empiris
tentang pasar modal merupakan artikel dengan tradisi positif.Paham normatif tertantang pada
bukti dan interpretasi dari bukti tersebut, tetapi tidak menyediakan bukti-bukti tandingannya.
Dalam Deegan (2004: 207) dijelaskan bahwa ada penelitian yang juga penting yang
membangun Positive accounting theory yaitu penelitian dari Fama tentang Efficient Market
Hypothesis (EMH).EMH berfokus pada asumsi bahwa pasar modal bereaksi terhadap
efisienya dan tidak biasnya informasi pada informasi yang tersedia yang
informasi yang diterima oleh publik yang berpengaruh pada harga saham. Dipertengahan
tahun 1970-an selain oleh pasar yang efisien Positive accounting theory juga dibangun dari
kepentingan tertentu sebagai agen. Dalam hal penelitian ini menjelaskan bagaimana
Positive accounting theory menunjukkan peran akuntansi mereduksi biaya keagenan dalam
organisasi.Penelitian ini juga menekankan tentang efisiensi dalam pembuatan kontrak yang
Deegan (2004: 215) lebih jauh menjelaskan bahwa tahun 1990 Watt and Zimmerman
mempublikasikan artikel dalam The Accounting Review yang membicarakan tentang sepuluh
tahun perkembangan Positive accounting theory dengan judul (Positive accounting theory : A
Ten Years Perspective). Beliau mendefinisikan ada tiga hipotesis yang sering digunakan dalam
Positive accounting theory literatur untuk menjelaskan dan memprediksi ketika perusahaan
disebut dengan management compensation hypothesis (atau hipotesis bonus plan), the debt
16
Peneliti-peneliti yang menggunakan ketiga hipotesis tersebut sering mengadopsi
dengan perspektif bahwa manager atau agen akan beraksi oportunis ketika harus memilih
meningkatkan profit sekaligus dapat meningkatkan bonus mereka. Selain itu peneliti-
peneliti juga mengadopsi perpektif efisiensi Dalam perspektif ini manager memilih metode-
metode akuntansi tertentu karena metode-metode tersebut dapat menyediakan catatan yang
a. The Bonus Plan Hypothesis, semua hal lain dalam keadaan tetap, para manajer
perusahaan dengan rencana bonus cenderung untuk memilih prosedur akuntansi dengan
perubahan laba yang dilaporkan dari periode masa depan ke periode masa kini.
orang lain, menginginkan imbalan yang tinggi.Jika imbalan mereka bergantung, paling
tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan pada pendapatan bersih, maka kemungkinan
mereka bisa meningkatkan bonus mereka pada periode tersebut dengan melaporkan
pendapatan bersih setinggi mungkin. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan
memilih kebijakan akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan pada periode
tersebut. Tentu saja, sesuai dengan karakter dari proses akrual, hal ini akan cenderung
menyebabkan penurunan pada laba dan bonus-bonus yang dilaporkan pada masa yang
akan datang, dengan taktor-faktor lain tetap sama. Namun nilai masa kini (present value)
17
dari kegunaan manajer dari lini bonus masa depan yang dimilikinya akan meningkat
b. The Debt Covenant Hypothesis, dalam hipotesis ini semua hal lain dalam keadaan tetap,
makin dekat suatu perusahaan terhadap pelanggaran pada akuntansi yang didasarkan
manajer perusahaan memilih prosedur akuntansi dengan perubahan laba yang dilaporkan
Alasannya adalah laba yang dilaporkan yang makin meningkat akan menurunkan
kelalaian teknis. Sebagian besar dari perjanjian hutang berisi kesepakatan bahwa
pemberi pinjaman harus bertemu selama masa perjanjian. Sebagai contoh, perusahaan
yang mendapat pinjaman boleh sepakat memelihara level tertentu dari hutang terhadap
harta, laporan bunga, modal kerja, dan harta pemilik saham. Jika kesepakatan semacam
perusahaan dalam operasional perusahaan itu sendiri.Untuk mencegah, atau paling tidak
hutang, ketika perusahaan mendekati kelalaian, atau memang sudah berada dalam
c. The Political Cost Hypothesis, dalam hipotesis ini semua hal lain dalam keadaan tetap,
makin besar biaya politik yang mesti ditanggung oleh perusahaan, manajer cenderung
lebih memilih prosedur akuntansi yang menyerah pada laba yang dilaporkan dari masa
18
The Political Cost Hypothesis memperkenalkan suatu dimensi politik kedalam
dimana mungkin menarik perhatian media dan konsumen.Seperti perhatian dapat dengan
cepat diterjemahkan kedalam politk “panas” dalam perusahaan, dan politikus mungkin
merespon dengan pajak baru atau regulasi lainnya. Hal ini terjadi di perusahaan minyak
selama jangka waktu membatasi supply minyak mentah dan meningkatkan harga minyak
gas.
penelitian yang telah akrab menguji dampak dari tiga hipotesis yang dijelaskan di
Bonus plan hypothesis yang diinvestigasi oleh Healy (1985), menemukan bukti bahwa
manager perusahaan dengan bonus plan berdasarkan pada net income yang dilaporkan
ekspektasi mereka.
Jones (1991), meneliti tindakan perusahaan melaporkan net income lebih rendah selama
oleh kompetisi luar negeri, pada bagian ini adalah keputusan politik. UU perdagangan
mengizinkan untuk bebas dari pertolongan seperti perlindungan bea untuk perusahaan
dalam industry yang dipengaruhi oleh kompetisi luar negeri. Jones menguji apakah
19
Penelitian di atas hanya beberapa penelitian yang menguji prediksi dari PAT.Watts
dan Zimmerman (1986, 1990) dalam Scoot (2009: 293) menjelaskan bahwa tiga hipotesis
di atas memiliki validitas empiris dalam menjelaskan perbedaan reaksi manager terhadap
pilihan kebijakan akuntansi. Ketika tiga hipotesis PAT mungkin memprediksi reaksi
manager, bukti kurang kuat bahwa mereka dapat memprediksi reaksi investor terhadap
kebijakan akuntansi seperti adanya standard akuntansi baru. Tetapi Bernard (1989)
Tiga hipotesis PAT yang dijelaskan di atas dalam bentuk opportunistic, yang
ekspektasi mereka relative untuk memberikan pemberian upah dan kontrak obligasi dan
political cost. Hipotesis ini juga bisa disebut sebagai bentuk efisiensi, dengan asumsi bahwa
kontrak perusahaan dan sistem kontrol internal dan pada umumnya tata kelola perusahaan,
20
limit opportunism, dan memotivasi manager memilih kebijakan akuntansi untuk mengontrol
Ada dua bentuk PAT yang membuat prediksi sama. Contohnya adalah dari bonus plan
hypothesis seorang manager mungkin memilih amortisasi garis lurus diatas declining
sama dapat dipilih dibawah bonus hypothesisuntuk alasan efisiensi. Andaikan, amortisasi garis
lurus mengukur paling baik opportunity costbagi perusahaan menggunakan capitas asset nya.
Kemudian, hasil amortisasi garis lurus dalam pelaporan incomebahwa lebih baik mengukur
kinerja manager. Hasilnya, kebijakan akan lebih efisien memotivasi manager (dimana tujuannya
adalah bonus menempati tempat pertama) relative terhadap kemungkinan kebijakan amortisasi
lainnya. Konsekuensinya adalah akan sulit bagi perusahaan apakah perusahaan memilih
Mian and Smith (1990), yang melaporkan bukti bahwa perusahaan membuat
akuntansi dalam sebuah sampel perusahaan yang telah menjadi takeover target.
Dechow (1994), berpendapat bahwa ketika akrual relative luas (contohnya adalah
berhubungan dengan return saham, relative terhadap cash flow, daripada ketika
21
Ahmed, Billings, Harris and Morton (2002) (ABHM), meneliti peran conservatism
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas di atas, maka kesimpulan yang dapat
1. Sejak tahun 1960-an, profesi akuntansi Amerika mulai peduli dengan meningkatnya
pengaruh dari “outside forces” dalam proses penetapan standar. Dua perkembangan
paralel telah menandai hal ini. Pertama, individu dan kelompok yang jarang
aktif dan kuat dalam proses penetapan standar. Kedua, pihak-pihak tersebut mulai
meminta argumen dibandingkan mereka yang secara tradisional telah bekerja dalam
2. Scoot (2009: 284) mendefinisikan Positive accounting theory (PAT) adalah “berkaitan
perusahaan dan bagaimana manajer akan merespon standar akuntansi baru yang
diusulkan”. Teori akuntansi positif dipopulerkan oleh Watt dan Zimmerman. Menurut
Watt and Zimmerman (1986, p.7) dalam Deegan (2004: 202) menyatakan bahwa
perusahaan akan melakukan dan dimana perusahaan tidak akan menggunakan metode
3. Penelitian tentang Positive accounting theory dimulai di pertengahan tahun 1960-an dan
23
penelitian akuntansi normative, yaitu penelitian yang mencoba menyediakan penjelasan
berdasarkan pada perspective teori yang mendasari tujuan akuntansi. Peneliti normative
4. Ada tiga hipotesis dalam Positive Accounting Theory, yaituThe Bonus Plan Hypothesis,
Bonus plan hypothesis yang diinvestigasi oleh Healy (1985), menemukan bukti bahwa
manager perusahaan dengan bonus plan berdasarkan pada net income yang dilaporkan
ekspektasi mereka.
Jones (1991), meneliti tindakan perusahaan melaporkan net income lebih rendah
dipengaruhi oleh kompetisi luar negeri, pada bagian ini adalah keputusan politik. UU
untuk perusahaan dalam industry yang dipengaruhi oleh kompetisi luar negeri. Jones
6. Membedakan opportunistic dan efficient contracting versi PAT bahwa ada tiga hipotesis
PAT yang dijelaskan di atas dalam bentuk opportunistic, yang diasumsikan bahwa
relative untuk memberikan pemberian upah dan kontrak obligasi dan political cost.
Hipotesis ini juga bisa disebut sebagai bentuk efisiensi, dengan asumsi bahwa kontrak
perusahaan dan sistem kontrol internal dan pada umumnya tata kelola perusahaan, limit
24
opportunism, dan memotivasi manager memilih kebijakan akuntansi untuk mengontrol
contracting cost, dengan cara demikian menguntungkan perusahaan dan shareholder nya.
B. Saran
untuk pembaca adalah bahwa pembaca dapat menambah pengetahuan dan pemahaman
mengenai economic consequences dan positive accounting theory dari berbagai jurnal
pendukung lainnya.
25
DAFTAR PUSTAKA
Collet, Peter. 1993. Standard Setting and Economic Consequences: An Ethical Issue.
Moonitz, M. The Basic Postulates of Accounting, AICPA Accounting Research Study No. 1
Watts & Zimmerman. (1990). Positive accounting theory: A ten year perspective. The
Accountancy, p. 56-63.
Zeff, Stephen. The Evolution of the Conceptual Framework for Business Enterprises in the
United States, Accounting Historical Journal, Vol. 26, No. 2 Desember, 1999.
26