Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR DISKUSI

1. Bagaimana prognosis kosmetik pada kasus dan tatalaksana?


Jawab:
Dari suatu pengamatan sejumlah penderita yang diikuti selama berbagai
interval sampai dua tahun, didapati bahwa 22% sembuh, 25% pernah sembuh
untuk beberapa minggu sampai tahun, 53% tidak pernah bebas dari lesi kecuali
masih dalam pengobatan.1
Perjalanan klinis umumnya berlangsung kronis. Penyakit ini sering
mengalami rekurensi dan umumnya timbul pada lokasi yang sama atau dekat
dengan lokasi sebelumnya.2
Mempertimbangkan rekurensi dermatitis numularis yang sangat tinggi dan
dapat menyebabkan lesi bersifat kronik dan residif, maka prognosis kosmetika
yang diambil pada kasus adalah dubia ad bonam.

2. Mengapa diberikan kortikosteroid potensi sedang? bagaimana apabila pasien


tidak respon dengan kortikosteroid sedang?
Jawab:
Non Medikamentosa2
1. Hindari/atasi faktor pencetus.
2. Berikan emolien apabila ditemukan kulit kering.
Medikamentosa2
Prinsip:
Terapi bersifat kausatif dan/atau simtomatis sesuai dengan manifestasi klinis.
Terdapat beberapa obat yang dapat dipilih sesuai dengan indikasi sebagai
berikut:
1. Topikal
 Kompres pada lesi akut.
 Antiinflamasi dan/atau antimitotik:
o Pilihan utama: kortikosteroid topikal potensi sedang hingga
kuat.

27
28

o Pilihan lainnya inhibitor kalsineurin seperti takrolimus dan


pimekrolimus atau preparat tar.
2. Sistemik
 Antihistamin oral.
 Pada kasus dermatitis numularis berat dan refrakter dapat diberikan:
o kortikosteroid sistemik.
o Pada anak dapat diberikan metotreksat dengan dosis 5-10 mg
perminggu.
 Pada kasus dermatitis numularis dengan lesi generalisata dapat
ditambahkan fototerapi broad/narrow band UVB.
Potensi/kekuatan adalah jumlah obat yang dibutuhkan untuk
menghasilkan efek terapi yang diinginkan. Sebagai aturan umum, KT potensi
rendah adalah agen paling aman untuk penggunaan jangka panjang, pada area
permukaan besar, pada wajah, atau pada daerah dengan kulit tipis dan untuk
anak-anak. KT yang lebih kuat sangat berguna untuk penyakit yang parah dan
untuk kulit yang lebih tebal di telapak kaki dan telapak tangan.3
Pada pemakaian KT golongan II sampai VI, dianjurkan pemakaian 2
kali/hari dan lama pemberian 2-4 minggu. Bila respons adekuat tidak tercapai
dalam 4-7 hari, segera pilih KT golongan lain.3
Jadi pemberian kortekosteroid pada kasus adalah kortekosteroid dengan
kekuatan sedang. Bila respon tidak adekuat dapat segera dipilih KT glongan
lain.

3. Apa alasan bertanya kepada pasien memiliki hewan peliharaan di rumah atau
tidak?
Jawab:
Tinea korporis memiliki berbagai cara transmisi:4
 Kontak langsung dari bagian tubuh lain yang telah terinfeksi tinea, misalnya
pedis dan kapitis.
 Secara langsung dan tidak langsung dengan orang lain, misalnya pegulat.
29

 Kontak dengan hewan (T. verrucosum, M. canis) atau tanah yang


terkontaminasi
Oleh karena itu ditanyakan mengenai ada tidaknya hewan peliharaan di rumah
untuk menyingkirkan faktor risiko Tine korporis.

4. Apa alasan menanyakan riwayat kencing manis pada keluarga?


Jawab:
Faktor predisposisi pada dermatofitosis adalah:4
 Atopic diathesis: Cell-mediated immune pada T. rubrum mengalami
kekurangan.
 Imunosupresi topikal, misalnya akibat pemakaian kortikosteroid jangka
panjang.
 Imunosupresi sistemik.
Jadi ditanyakan mengenai riwayat kencing manis pada keluarga untuk
menyingkirkan faktor risiko imunosupresi.

5. Kapan terapi UVB dilakukan pada kasus?


Jawab:
Pada kasus yang berat dan kronis, atau tidak respons dengan steroid bisa
diberikan inhibitor kalsineurin atau fototerapi BB/NB UVB.2
Jadi UVB dilakukan pada kasus dermatitis numularis yang tidak respon
pengobatan steroid.

6. Kenapa neurodermatitis tidak dijadikan didiagnosis ataupun diagnosis banding?


Jawab:
1) Perjalanan gejala klinis neurodermatitis:1
Lesi biasanya tunggal, pada awalnya berupa plak erimatosa, sedikit
edematosa, lambat laun edema dan eritema menghilang, bagian tengah
berskuama dan menebal, likenifikasi dan ekskoriasi, sekitarnya
hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal tidak jelas.
30

2) Perjalanan gejala klinis dermatitis numularis:1


Lesi akut berupa vesikel dan papulovesikel (0.3-1.0 cm), kemudian
membesar dengan cara berkonfluensi atau meluas ke samping, membentuk
satu lesi karakteristik seperti uang logam (coin), eritematosa, sedikit
edematosa, dan berbatas tegas. Lambat laun vesikel pecah terjadi eksudasi,
kemudian megering menjadi krusta kekuningan.
Berdasarkan perjalanan penyakit pasien pada kasus, lesi awal mulanya
lebih dari satu dan berkonfluensi menjadi bentuk seperti koin. Jadi, diagnosis
banding yang diambil merupakan penyakit yang memiliki lesi awal lebih dari
satu dan berkonfluensi.

7. Kenapa diberikan terapi emolien? kapan diberikan?


Jawab:
Lapisan epidermis terutama stratum corneum merupakan laipsan terluar
permukaan yang memiliki keseimbangan antara air dan lipid tertentu untuk
menjaga agar kulit tersebut tetap elastis dan tidak kasar. Lipid berfungsi
menjaga faktor pelembab alami tetap di dalam sel sehingga tidak terjadi
penguapan air secara berlebihan.
Pelembab adalah campuran kompleks senyawa kimia yang dibuat dengan
tujuan membuat kulit menjadi lembut dan elastis.

8. Kenapa pada anamnesis ditanyakan riwayat alergi keluarga?


Jawab:
Pada sebagian pasien dermatitis numularis didapatkan insidensi atopi
yang tinggi, tetapi pada sebagian orang lain tidak.2
Jadi alergi pada keluarga untuk melihat apakah ada faktor atopi yang merupakan
fakto risiko dermatitis numularis.
31

9. Kenapa diberikan emolien jenis urea?


Jawab:
Pelembab adalah campuran kompleks senyawa kimia yang dibuat dengan
tujuan membuat kulit menjadi lebih lembut dan elastis dengan meningkatkan
hidrasi kulit. Mekanisme kerja pelembab dibagi menjadi tiga yaitu oklusif,
humektan, dan emolien. Dibawah ini merupakan perbandingan jenis pelembab:
Tabel 1. Perbandingan mekanisme kerja pelembab.5,6
Perbandingan Oklusif Humektan Emolien

Mekanisme kerja Membentuk Membantu Mengisi ruang


lapisan di menjerat air dari antar
permukaan kulit udara yang desquamating
dengan tujuan kemudian dapat keratinosit untuk
mencegah berpenetrasi ke membentuk
hilangnya air dari dalam kulit, bila permukaan yang
stratum corneum. kelembaban halus.
relatif rendah.

Kekurangan Sifatnya yang Dapat menarik air Sifatnya yang


berminyak. dari bagian dermis berminyak.
sehingga kulit
kering.

Pemberian pelembab pada kasus, untuk menghilangkan resiko terjadinya


kekeringan kulit lebih lanjut maka humektan tidak dipergunakan. Pemilihan
yang dianjurkan adalah yang bersifat oklusif atau emolien.
32

Tabel 2. Bahan pelembab beserta sifat kerjanya.5,6


Bahan pelembab Oklusif Humektan Emolien

Petrolatum ya tidak ya

Parafin ya tidak ya

Skualen ya tidak tidak

Dimetikon ya tidak tidak

Minyak kedelai ya tidak tidak

Propilenglikol ya ya tidak

Lanolin ya tidak ya

Gliserin tidak ya tidak

Sorbitol tidak ya tidak

Natrium tidak ya tidak

Hialuronat tidak ya tidak

Urea tidak ya tidak

Asam alfa tidak ya tidak


hidroksi

Gula tidak ya tidak

Berdasarkan tabel didapatkan bahwa bahan yang dipilih adalah


petrolatum, parafin, dan lanolin. Petrolatum dan parafin termasuk golongan
hidrokarbon yang sukar dicuci, tidak mengering, dan tidak berubah dalam
waktu lama. Sedangkan lanolin sukar melekat saat dioleskan, namun mudah
mengikat air. Lanolin lebih mudah dicuci dibandingkan dengan petrolatum dan
parafin walaupun sediaan yang tersisa di kulit masih ada. Oleh sebab itu,
33

pelembab yang digunakan pada kasus yaitu sebaiknya bahan berupa lanolin
bukan urea.

10. Apakah emolien boleh diberikan lebih sering?


Jawab:
Lanolin adalah lemak dari bulu domba, Ovis aries Linne (famili bovidae).
Lanolin mengandung 25-30% air dan disebut bulu lemak hidrous. Lanolin
berwarna putih kekuningan, seperti salep yang mempunyai bau khas. Ketika
dipanaskan dengan uap, lanolin terpisah menjadi dua lapis. Jika pemanasan
dilanjutkan dengan pengadukan akan terbentuk lapisan lagi dibawahnya.
Kandungan yang paling penting adalah kolesterol dan isokolesterol. Lanolin
juga mengandung ester dari lanopalmitat, lanoserat, kernaubik, oleat, miristik,
dan asam lemak lainnya. Kolesterol yang terkandung merupakan salah satu
komponen dalam stratum corneum.7
Dikarenakan emolien Lanolin menggunakan bahan alami dan kolesterol
yang terkandung merupakan komponen dalam stratum corneum, maka
pemberian lebih sering diperbolehkan pada daerah kulit yang kering.

11. Pada kasus kortikosteroid diberikan 2x1 selama 2 minggu, apakah pemberian
kortikosteroid dihentikan setiap 2 minggu dan diganti dengan golongan lain jika
lesi masih ada?
Jawab:
KT golongan sangat poten atau poten sebaiknya digunakan tidak lebih
dari 2 minggu. Bila digunakan jangka panjang, turunkan potensi perlahan-
lahan, turunkan ke potensi yang lebih rendah setelah digunakan 1 minggu,
kemudian hentikan. Pada pemakaian KT golongan II sampai VI, dianjurkan
pemakaian 2 kali/hari dan lama pemberian 2-4 minggu. Bila respons adekuat
tidak tercapai dalam 4-7 hari, segera pilih KT golongan lain.3
Jadi pada kasus dilihat respon yang didapatkan pada 2-4 minggu, bila ada
perubahan dapat diganti dengan KT yang lebih rendah dan sebaliknya.
34

REFERENSI

1. Adi, S., Djuanda., S. Dermatitis. Dalam: Djuanda, Adhi. 2010. Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin Edisi Ke 6. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Hal. 129-150.
2. PERDOSKI. 2017. Dermatitis Numularis: Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
Spesialis Kulit dan Kelamin di Indonesia. Hal. 8.
3. Johan, R. 2015. Penggunaan Kortikosteroid Topikal yang Tepat. RS Dustira,
Cimahi. Jawa Barat. CDK-227/vol. 42. no.4.
4. Wolff, K., Allen, R. 2009. Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical
Dermatology 8th ed. New York: Mc.Graw Hill. Inc. Hal: 694-704.
5. Pray, W.S., Pray J.J. 2005. Managing Dry Skin. US Pharmacist. 5;30(3).
6. Yanhendri., Yenny, SW. 2012. Berbagai Bentuk Sediaan Topikal dalam
Dermatologi. RS Dr. M. Djamil, Padang. CDK-194/vol.39. no 6. Hal. 425.
7. Pray, W.S., Pray J.J. 2005. Managing Dry Skin. US Pharmacist. 5;30(3).

Anda mungkin juga menyukai