Tugas Kelompok
Tugas Kelompok
KELOMPOK 5
HASNAWATI
ILMA MUSTAFA
LISMAWATI
Dari beberapa pendapat diatas dapat tarik persamaan dari pengertian sosiologi, yakni
sosiologi merupakan ilmu yang membahas atau mempelajari interaksi dan pergaulan
antara manusia dalam kelompok dan struktur sosial.
3. Pengertian Kebudayaan
Menurut Taylor kebudayaan adalah totalitas yang kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat dan kemampuan-kemampuan serta
kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai anggota masyarakat. Imran Hasan
mengemukakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan hasil manusia hidup bermasyarakat
berisi aksi-aksi terhadap dan oleh sesama manusia sebagai anggota masyarakat yang
merupakan kepandaian, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat sitiadat dan nilai-nilai
kepandaian. Sedangkan Kneller mengatakan kebudayaan adalah cara hidup yang telah
dikembangkan oleh anggota-anggota masyarakat.
4. Pengertian Sosiologi Pendidikan
Abu Ahmadi berpendapat, sosiologi pendidikan adalah suatu cabang ilmu pengetahuan
yang membahas proses interaksi sosial anak-anak mulai dari keluarga, masa sekolah
sampai dewasa serta dengan kondisi-kondisi sosio-kultural yang terdapat dalam
masyarakat dan negaranya. Beliau juga menyatakan bahwa sosiologi pendidikan adalah
ilmu yang mempelajari tentang proses belajar dan mempelajari antara orang yang satu
dengan orang lain (education sociology should be centered bout the process of inter-
learning-learning from one another). Sanapiah Faisal berpendapat tentang sosiologi
pendidikan yakni :
1) Analisis terhadap pendidikan selaku alat kemajuan sosial;
2) Sebagai pemberi tujuan bagi pendidikan;
3) Hubungan antara sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat;
4) Hubungan antara manusia dalam persekolahan;
5) Hubungan antara sekolah dengan masyarakat; dan peranan pendidikan di
masyarakat.
Sedangkan Gunawan mengatakan bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu
pengetahuan yang berusaha memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis
atau pendekatan sosiologis.
Dapat ditarik kesimpulan dari beberapa pendapat di atas menganai pengertian sosiologi
pendidikan, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan dan interaksi
manusia, baik itu individu atau kelompok dengan peresekolahan sehingga terjalin kerja
sama yang sinergi dan berkesinambungan antara manusia dengan pendidikan.
B. SOSIOLOGI DAN PENDIDIKAN
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok
dan struktur sosialnya. Salah satu bagian sosiologi, yang dapat dipandang sebagai sosiologi
khusus adalah sosiologi pendidikan. Wuradji (1988) menulis bahwa sosiologi pendidikan
meliputi : 1) interaksi guru-siswa; 2) dinamika kelompok di kelas dan di organisasi intra
sekolah; 3) struktur dan fungsi sistem pendidikan dan; 4) sistem masyarakat dan pengaruhnya
terhadap pendidikan. Wujud dari sosiologi pendidikan adalah tentang konsep proses sosial.
Proses sosial dimulai dari interaksi sosial yang didasari oleh faktor-faktor berikut:
1. Imitasi atau peniruan
2. Sugesti, yang akan terjadi apabila jika seorang anak menerima atau tertarik pada pandangan
atau sikap orang lain yang berwibawa atau berwenang atau mayoritas.
3. Identifikasi, yang berusaha menyamakan dirinya denga orang lain secara sadar ataupun di
bawah sadar.
4. Simpati, yang akan terjadi manakala seseorang merasa tertarik kepada orang lain.
Untuk mempermudah sosialisasi dalam pendidikan, maka seorang guru harus menciptakan
situasi, terutama pada dirinya, agar faktor-faktor yang mendasari sosialisasi itu muncul pada
diri peserta didik. Interaksi sosial akan terjadi apabila memenuhi dua syarat yaitu kontak sosial
dan komunikasi. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk yaitu :
1) kontak antarindividu;
2) kontak antarindividu dengan kelompok atau sebaliknya;
3) kontak antarkelompok.
Kini kita lanjutkan dengan pembahasan kelompok sosial, dimana kelompok sosial ini
berarti himpunan sejumlah orang, paling sedikit dua orang, yang hidup bersama, atau karena
cita-cita yang sama. Dalam dunia pendidikan kelompok sosial ini dapat berbentuk kelompok
personalia sekolah, kelompok guru, kelompok siswa, kelas, subkelas, kelompok belajar di
rumah dan sebagainya. Berbicara tentang dinamika kelompok, maka perlu diketahui tentang
istilah dinamika yang stabil. Suatu kelompok sosial dinamis yang stabil, artinya kelompok ini
berusaha maju mengikuti arah perkembangan zaman atau mengantisipasi perkembangan ilmu
dan teknologi dengan tetap memperhatikan kestabilan kelompok. Wuradji (1988) menyebutkan
tiga prisip yang melandasi kestabilan kelompok, yaitu integritas, ketenangan dan konsensus.
Untuk menciptakan dinamika yang stabil di sekolah, sebaiknya sekolah sebagai micro order
atau keteraturan kecil (Broom,1988) atau sekolah kecil sebagai masyarakat kecil.
Dalam sosiologi, perilaku manusia bertalian dengan nilai-nilai, dan sekolah-sekolah harus
memperhatikan pengembangan nilai-nilai ini pada peserta didik di sekolah. Wuradji (1988)
mengemukakan sekolah sebagai kontrol sosial dan sebagai perubahan sosial. Tugas-tugas
pembinaan mental tersebut harus sejalan dengan salah satu pasal dalam UU pendidikan RI yang
mengatakan bahwa sekolah/pemerintah, orang tua, siswa dan masyarakat secara bersama-sama
bertanggung jawab atas lancarnya pelaksanaan pendidikan.
C. KEBUDAYAAN DAN PENDIDIKAN
Antara pendidikan dan kebudayaan terdapat hubungan yang sangat erat dalam arti
keduanya berkenaan dengan suatu hal yang sama yaitu nilai-nilai. Pendidikan membuat orang
berbudaya, pendidikan dan budaya bersama dan memajukan. Makin banyak orang menerima
pendidikan makin berbudaya orang itu dan makin tinggi kebudayaan makin tinggi pula
pendidikan atau cara mendidiknya. Karena ruang lingkup kebudayaan sangat luas, mencakup
segala aspek kehidupan manusia, maka pendidikan sebagai salah satu aspek kehidupan dalam
kebudayaan. Pendidikan yang terlepas dari kebudayaan akan menyebabkan alienasi dari subjek
yang dididik dan seterusnya kemungkinan matinya kebudayaan itu sendiri. Oleh karena itu
kebudayaan umum harus diajarkan pada semua sekolah. Sedangkan kebudayaan daerah dapat
dikaitkan dengan kurikulum muatan lokal, dan kebudayaan populer juga diajarkan dengan
proporsi yang kecil.
Maka dapat kita simpulkan bahwa pendidikan adalah bagian dari kebudayaan. Bila
kebudayaan berubah maka pendidikan juga bisa berubah dan bila pendidikan berubah akan
dapat mengubah kebudayaan. Pendidikan adalah suatu proses membuat orang kemasukan
budaya, membuat orang berprilaku mengikuti budaya yang memasuki dirinya. Sekolah sebagai
salah satu dari tempat enkulturasi suatu budaya sesungguhnya merupakan bahan masukan bagi
anak dalam mengembangkan dirinya.
D. FUNGSI SOSIAL BUDAYA TERHADAP PENDIDIKAN
Dalam perkembangan landasan sosial budaya memiliki fungsi yang amat penting dalam dunia
pendidikan yaitu :
1. Mewujudkan masyarakat yang cerdas
Yaitu masyarakat yang pancasilais yang memiliki cita-cita dan harapan dapat demokratis
dan beradab, menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia dan bertanggung jawab dan
berakhlak mulia tertib dan sadar hukum, kooperatif dan kompetitif serta memiliki
kesadaran dan solidaritas antar generasi dan antara bengsa.
2. Transmisi budaya
Sekolah berfungsi sebagai reproduksi budaya menempatkan sekolah sebagai pusat
penelitian dan pengembangan. Fungsi semacam ini merupakan fungsi pada perguruan
tinggi. Pada sekolah-sekolah yang lebih rendah, fungsi ini tidak setinggi pada tingkat
pendidikan tinggi.
3. Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial berfungsi memberantas atau memperbaiki suatu perilaku menyimpang
dan menyimpang terjadinya perilaku menyimpang. Pengendalian sosial juga berfungsi
melindungi kesejahteraan masyarakat seperti lembaga pemasyarakatan dan lembaga
pendidikan.
4. Meningkatkan Iman dan Taqwa kepada Tuhan YME
Pendidikan sebagai budaya haruslah dapat membuat anak-anak mengembangkan kata hati
dan perasaannya taat terhadap ajaran-ajaran agama yang dipeluknya.
5. Analisis Kedudukan Pendidikan dalam Masyarakat
Hubungan antara lembaga pendidikan dengan masyarakat dapat dianalogikan sebagai
selembar kain batik. Dalam hal ini motif-motif atau pola-pola gambarnya adalah lembaga
pendidikan dan kain latarnya adalah masyarakat. Antara lembaga pendidikan dengan
masyarakat terjadi hubungan timbal balik simbiosis mutualisme. Pendidikan atau sekolah
memberi manfaat untuk meningkatkan peranan mereka sebagai warga masyrakat.
E. DAMPAK KONSEP PENDIDIKAN
Konsep pendidikan mengangkat derajat manusia sebagai makhluk budaya yaitu
makhluk yang diberkati kemampuan untuk menciptakan nilai kebudayaan dan fungsi budaya
dan pendidikan adalah kegiatan melontarkan nilai-nilai kebudayaan dari generasi ke generasi.
Kebudayaan masyarakat jika dikaitkan dengan pendidikan maka ditemukan sejumlah konsep
pendidikan.
a) Keberadaan sekolah tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sekitarnya
b) Perlu dibentuk badan kerjasama antara sekolah dengan tokoh-tokoh masyarakat termasuk
wakil orang tua siswa untuk ikut memajukan pendidikan
c) Proses sosialisasi anak-anak perlu ditingkatkan
d) Dinamika kelompok dimanfaatkan untuk belajar
e) Kebudayaan menyangkut seluruh cara hidup dan kehidupan manusia yang diciptakan oleh
manusia ikut mempengaruhi pendidikan atau perkembangan anak. Sebaliknya pendidikan
juga dapat mengubah kebudayaan anak. (Made Pidarta, 1997:191-192).
DAFTAR PUSTAKA
Pidarta, Made. 2000. Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ruswandi, Uus. Hermawan Heris, A. Nurhamzah. 2008. Landasan Pendidikan. Bandung: CV. Insan
Mandiri.
Sutikno Sobry, M. 2008. Landasan Pendidikan. Bandung: Prospect.
Tim Sosiologi. 2003. Sosiologi Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat. Jakarta: Yudhistira.