PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu proyek adalah kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu
dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan
jelas. Proyek mempunyai suatu permulaan dan akhiran yang melibatkan manusia untuk
mencapai suatu tujuan yang spesifik dengan menggunakan parameter jadwal, biaya dan
kualitas. Beberapa karakteristik proyek dapat disimpulkan antara lain :
Oleh karena itu, seorang project manager harus memperhatikan hal-hal penting dalam
manajemen proyek:
1. Ruang lingkung (scope) : apa yang ingin dicapai dalam proyek, atau layanan apa
yang pelanggan harapkan dari proyek tersebut
2. Waktu (time) : berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
3. Biaya (cost) : berapa biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
2.2 Pengertian Manajemen Proyek
Sedangkan manajemen proyek adalah suatu rangkaian proses, sistem, dan teknik suatu
perencanaan yang efektif dan pengawasan sumber yang diperlukan untuk keberhasilan
suatu proyek.
Dalam suatu ruang lingkup proyek terdapat bagian - bagian seperti waktu, dana,
kualitas, resiko, sumber daya manusia, komunikasi, dan manajemen proyek. Dari
proyek yang perumahan tersebut kami hanya mengamati bagaimana proses
pembangunan proyek perumahan tersebut berjalan saja. Yang dapat kami amati yaitu
kualitas, sumber daya manusia, dan komunikasi sesama tukang, tukang kepada kepala
pengawas lapangan, owner kepada pengawas lapangan.
1. Kualitas
Kualitas proyek perumahan tersebut cukup baik, karena dari proses pengerjaan
dan cara pengerjaannya juga sangat rapi, tidak terburu – buru, sangsat detail.
Kualitas proyek perumahan ini bisa berkualitas baik karena sumber daya
manusia yang menjadi tukang di proyek tersebut paham dan mengerti apa
yang mereka kerjakan dan bagaimana proses dalam pengerjaanya. Di dalam
kualitas yang baik tentu juga ada sistem pengawasan yang baik, yang berperan
sangat penting dalam proses pengawasan pembangunan proyek perumahan ini
adalah pengawas lapangannya. Serta support dari owner yang sangat
mempengaruhi semuanya sehingga kualitas dari pembangunan proyek
perumahan ini sangat baik.
3. Komunikasi
Berdasarkan dari tanya jawab kami dengan owner pemilik proyek
pembangunan perumahan sudah sangat jelas bahwa komunikasi yang terjalin
antara owner dengan pengawas proyek kemudian pengawas proyek dengan
para pekerja di pembangunan proyek perumahan ini sangat terjalin dengan
sangat baik. Dan komunikasi ini juga terbukti saat para pekerja sedang
melakukan pekerjaan di lapangan. Mereka saling bertanya jawab saat
melakukan pekerjaan sehingga pekerjaan yang mereka lakukan tidak
mengalami kesulitan.
OWNER
KEPALA KEPALA
TUKANG TUKANG
Stuktur diatas menunjukkan bahwa owner adalah sebagai pemimpin. Dan pemimpin
atau owner di bantu dengan kepala tukang yang bertindak sebagai pembantu
pelaksana di lapangan dan juga sekaligus sebagai pengawas di lapangan.
1. Permasalahan :
Dalam melakukan pembangunan, pihak owner menuntut untuk menjadikan 5
buah rumah dalam jangka waktu 1,5 bulan. Jika melebihi jangka waktu tersebut,
maka pihak owner akan dikenai denda sesuai dengan Surat Perintah Kerja (SPK)
yang telah disepakati.
Solusi :
Untuk memenuhi target tersebut, pihak owner berani memberikan bonus jika
tukang berhasil membangun sebanyak 5 buah rumah dalam jangka waktu 1,5
bulan.
2. Permasalahan :
Selama proses pembangunan terjadi kekurangan jumlah tukang.
Solusi :
Untuk mengatasi kurangnya jumlah tukang dapat diatasi dengan dua opsi yaitu
melakukan kerja lembur dengan banyaknya tukang yang ada, dan melakukan
penambahan jumlah tukang sesuai spesialisasi. Karena melakukan penambahan
jumlah tukang sesuai spesialisasi bukan merupakan hal yang mudah, maka
melakukan kerja lembur dengan jumlah tukang yang ada lebih sering dilakukan
daripada melakukan penambahan jumlah tukang sesuai spesialisasi. Jika tukang
melakukan kerja lembur, pihak owner bersedia memberikan uang lembur yang
dihitung tiap jam setelah melebihi jam kerja.
3. Permasalahan :
Kurangnya jumlah material akibat keterlambatan pengiriman material.
Solusi :
Material diperoleh dari produsen yang diproduksi di Surabaya dan dibeli dengan cara
grosir. Karena jarak tempat produksi material dan lokasi proyek yang jauh, maka ada
kemungkinan pengiriman material mengalami keterlambatan. Keterlambatan
pengiriman material dapat menyebabkan kurangnya jumlah material di lapangan.
Kurangnya jumlah material tidak boleh menjadikan kerja di lapangan menjadi terhenti
karena terhentinya kerja di lapangan dapat menyebabkan target tidak terpenuhi.
Oleh karena itu, jika terjadi kurangnya jumlah material diatasi dengan mencari
stock material di tempat lain dan dibeli secara ecer.
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan kunjungan proyek pada hari Rabu, 20 September 2017 di Perumahan Graha
Sigi Semarang diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Struktur pelaksanaan terdiri dari owner sebagai pemimpin. Owner dibantu oleh
kepala tukang yang bertindak sebagai pembantu pelaksana di lapangan.
Berdasarkan proses pelaksanaannya, sistem delivery method yang digunakan
pada proyek ini adalah sistem swadaya.
2. Owner bertindak sebagai pemimpin sekaligus pengawas dibantu bagian lapangan
dan administrasi dari divisi logistik yang bertugas mengawasi jumlah sisa bahan.
3. Perumahan Graha Sigi dibangun dengan sistem kejar target, yaitu harus dapat
menyelesaikan 5 unit rumah dalam waktu 1,5 bulan.
4. Permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam proyek dapat teratasi dengan
baik.
4.2 Saran
Kunjungan proyek sebaiknya diadakan untuk mengetahui kondisi aktual di lapangan,
seperti permasalahan yang terjadi beserta solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
berbagai masalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Untuk proyek perumahan Graha Sigi Permai tidak terdapat site plan, karena tidak ada
gudang untuk meletakkan material bangunan. Material bangunan diletakkan di tanah
lapang yang terdapat di dalam lingkungan proyek dengan material tidak terlindung
dari panas dan hujan.
2. Pembiayaan untuk proyek perumahan Graha Sigi Permai diperoleh dari dana pribadi
owner dan pinjaman dana dari pihak bank. Dengan meminjam dana dari bank, maka
resiko yang dihadapi adalah owner harus mampu mengembalikan dana tersebut
meskipun rumah belum terjual habis. Oleh karena itu, harus dilakukan berbagai
promosi untuk menjual semua rumah tersebut.
3. Untuk masalah keterlambatan material yang dikirim dari Surabaya, maka solusi yang
dilakukan adalah mencari stock material di Semarang. Untuk mengurangi resiko
seperti beda kualitas material, maka material pengganti yang dipilih harus memiliki
spesifikasi yang setara dengan material asli, sehingga perbedaan kualitas tidak terlalu
besar.
4. Data dari laporan ini diperoleh dengan metode wawancara yang dilakukan dengan
Lise, ST. selaku owner proyek.