Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk mencapai tujuan nasional sebagaimana
diamanatkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yaitu: melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan
umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; dan ikut menciptakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Pembangunan kesehatan menurut Sistem Kesehatan Nasional adalah masyarakat,
bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat,
berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mempunyai kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata dalam wilayah kesatuan Negara
RI yang kuat,hal ini lebih tepat tergambar sebagai tujuan pembangunan kesehatan.
Gambaran masyarakat di masa depan tersebut dapat dicapai dengan landasan visi,
“Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat” dalam mencapai INDONESIA SEHAT
2010. Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan adalah bersifat proaktif
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mecegah risiko penyakit, melindungi diri
dari ancaman penyakit, berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat, serta
mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu (Depkes, 2004).
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut dilakukan upayaupaya
kesehatan. Salah satu upaya kesehatan yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan
derajat kesehatan yang optimal adalah program pencegahan dan pemberantasan penyakit.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Pembangunan kesehatan?
2. Apa saja tujuan dari pembangunan kesehatan?
3. Apa saja dasar-dasar pembangunan kesehatan?
4. Apa saja program pokok dari pembangunan kesehatan?
5. Bagaimana derajat kesehatan masyarakat Indonesia?
6. Bagaimana arah Pembangunan kesehatan Indonesia?
7. Bagaimana strategi pembangunan Kesehatan Indonesia?

1
8. Apa saja upaya dari pembangunan kesehatan?
9. Apa saja hambatan dalam Pembangunan kesehatan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat memahami tentang konsep pembangunan kesehatan di
Indonesia
1.3.2 Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami :
1. Mengetahui pengertian pembangunan kesehatan
2. Mengetahui tujuan pembangunan kesehatan
3. Mengetahui dasar-dasar pembangunan kesehatan
4. Mengetahui program pokok kesehatan
5. Mengetahui derajat kesehatan masyarakat Indonesia
6. Mengetahui arah pembangunan kesehatan Indonesia
7. Mengetahui strategi pembangunan kesehatan
8. Mengetahui upaya pembangunan kesehatan
9. Mengetahui hambatan pembangunan kesehatan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembangunan Kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan


meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan
tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta
maupun pemerintah.

Pembangunan kesehatan harus diimbangi dengan intervensi perilaku yang


memungkinkan masyarakat lebih sadar, mau dan mampu melakukan hidup sehat sebagai
prasyarat pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Untuk menjadikan
masyarakat mampu hidup sehat, masyarakat harus dibekali dengan pengetahuan tentang
cara-cara hidup sehat. Oleh sebab itu promosi kesehatan hendaknya dapat berjalan secara
integral dengan berbagai aktivitas pencapaian MDGs dan mewujudkan jaminan kesehatan
masyarakat semesta.

2.2 Tujuan Pembangunan Kesehatan

Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan


kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai
penduduk yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta
memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia. Adapun
tujuan utama dari pembangunan kesehatan yaitu :

1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang


kesehatan.
2. Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan.
3. Peningkatan status gizi masyarakat.
4. Pengurangan kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas).
5. Pengembangan keluarga sehat sejahtera

3
2.3 Dasar-dasar Pembangunan Kesehatan

Pada hakekatnya adalah nilai kebenaran dan aturan pokok sebagai landasan untuk berfikir
atau bertindak dalam pembangunan kesehatan. Dasar ini merupakan landasan dalam
penyusunan visi, misi, dan strategi kesehatan secara nasional yang meliputi:

1. Perikemanusiaan
2. Pemberdayaan dan Kemandirian
3. Adil dan Merata
4. Pengutamaan dan Manfaat

2.4 Program Pokok Pembangunan Kesehatan

Sesuai dengan keadaan, masalah dan kecenderungan yang dihadapi serta memperhatikan
arah, tujuan dan sasaran serta kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan yang telah
ditetapkan pada dasarnya lebih mengutamakan upaya peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan serta memperhatikan pula ketersediaan sumber daya kesehatan di masa depan,
maka program-program pembangunan kesehatan dikelompokkan dalam pokok-pokok
program yang pelaksanananya dilakukan secara terpadu dengan pembangunan sektor lain
yang terkait serta dengan dukungan masyarakat.Pokok-pokok program pembangunan
kesehatan tersebut adalah :

1. Pokok program perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat


Pokok program ini bertujuan untuk memberdayakan individu dan masyarakat dalam
bidang kesehatan melalui peningkatan pengetahuan, sikap positif, perilaku dan peran
aktif individu, keluarga dan masyarakat sesuai dengan sosial budaya setempat untunk
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya sendiri dan lingkungannya
menuju masyarakat yang sehat, mandiri dan produktif
Sasaran program pokok ini adalah terciptanya keberdayaan individu dan masyarakat
dalam bidang kesehatan yang ditandai oleh peningkatan perilaku sehat dan peran aktif
dalam memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan diri dan lingkungannya
sesuai dengan sosial budaya setempat.
Fokus programnya adalah Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga sadar gizi, anti tembakau,
alkohol dan mandat, pencegahan kecelakaan dan rudapaksa, keselamatan dan kesehatan
kerja, kesehatan jiwa, kesehatan lingkungan gaya hidup termasuk olah raga dan
kebugaran.

4
2. Program peningkatan perilaku sehat
Tujuan dari program ini adalah meningkatkan jumlah ibu, keluarga, murid, sekolah,
pekerjaan, tempat kerja, penggunaan tempat-tempat umum, institusi kesehatan,
masyarakat pengguna dan petugas institusi kesehatan, anggota masyarakat dan institusi
masyarakat memperaktekkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Sasaran yang dicapai adalah meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat sesuai
dengan pokok sasaran dan sosial budaya di tatanan rumah tangga, tatanan sekolah,
tatanan tempat kerja, tatanan tempat-tempat umum(tempat ibadah, rekreasi, pasar,
terminal dll), tatanan institusi kesehatan dan masyarakat umum.
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :
a. Pengkajian perilaku sehat dan sosial budaya di tatanan rumah tangga, sekolah,
tempat kerja, tempat-tempat umum, institusi kesehatan dan masyarakat umum.
b. Pengembangan strategi dan intervensi di tatanan rumah tangga, sekolah, tempat
kerja, tempat umum, institusi kesehatan dan masyarakat umum.
c. Pengembangan media KIE untuk berbagai tatanan (rumah tangga, sekolah, tempat
kerja, tempat umum, institusi kesehatan dan masyarakat umum).
d. Pengembangan teknologi KIE tepat guna yang sesuai dengan sasaran di berbagai
tatanan.
e. Pengembangan jalinan kemitraan dengan program, sektor, LSM dan organisasi
terkait untuk mendapat dukungan bagi pelaksana program perilaku hidup bersih dan
sehat di berbagai tatanan.
f. Pengembangan metode, peragkat pemeliharaan dan pemantauan serta indikator
keberhasilan.
3. Program anti tembakau, alkohol dan madat
Program ini bertujuan untuk merubah perilaku dan memberdayakan masyarakat dalam
rangka mengurangi angka kematian dan kesakitan yang disebabkan oleh penyakit-
penyakit karena merokok, alkohol dan mandat.
Tujuannya adalah :
- Menurunkan penyalahgunaan alkohol, obat terlarang/narkotika.
- Meningkatkan kesadaran akan bahaya dan efek dari merokok, alkohol dan narkotika.
Terutama di kalangan remaja usia sekolah, wanita hamil dan kelompok-kelompok
pengguna obat/narkotika.
- Meningkatkan akses konsultasi bagi para penderita/pekerja untuk mendapatkan
bimbingan dalam mengatasi masalah penyalahgunaan obat/narkotika.

5
- Mengembangkan kebijakan untuk mengatasi masalah penyalahgunaan
obat/narkotika dan meningkatkan keterlibatan penyediaan pelayanan dasar dalam
membantu mengatasi masalah obat/narkotika.

Sasaran program ini adalah:

- Turunnya angka kematian yang disebabkan oleh penyakit-penyakit karena merokok,


alkohol dan mandat.
- Turunnya prevalansi perokok, penyalahgunaan obat/narkotika
- Meningkatnya kesadaran tentangan bahaya merokok dan efek samping dari obat
terlarang / narkotika, terutama dikalangan remaja usia sekolah, wanita hamil dan
kelompok pengguna obat terlarang.
- Meningkatnya lingkungan bebas rokok di lingkungan sekolah, tempat kerja dan
tempat umum.
- Meningkatnya akses konsultasi bagi para penderita/pekerja untuk mendapatkan
bimbingan dalam mengatasi masalah penyalahgunaan obat/narkotika.
- Terciptanya kebijakan untuk mengatasi penyalahgunaan obat/narkotoka dan
meningkatkan keterlibatan penyediaan pelayanan dalam membantu mengatasi
masalah penyalahgunaan obat/narkotika.

Kegiatan dari program ini :

a. Melakukan penyuluhan pentingnya kesadaran tentang bahaya merokok dan efek


samping obat terlarang/narkotika, lingkungan bebas rokok di lingkungan sekolah,
tempat kerja dan tempat umum.
b. Penyediaan pelayanan konsultasi bagi para penderita/pekerja untuk mendapatkan
bimbingan dalam mengatasi masalah penyalahgunaan obat/narkotika serta
pelayanan berhenti merokok.
c. Merumuskan kebijakan/peraturan untuk mengatasi penyalahgunaan obat/narkotika
dan meningkatan keterlibatab penyediaan pelayanan dasar dalam membantu
mengatasi masalah obat/narkotika.
4. Program pencegahan kecelakaaan dan rudapaksa
Program ini bertujuan untuk merubah perilaku dan pemberdayaan masyarakat dalam
rangka mencegah terjadinya kecelakaan dan rudapaksa dirumah, tempat umum,
pengembangan kebijakan /peraturan dalam mencegah terjadinya kecelakaan dan
rudapaksa.

6
Sasarannya adalah menurunkan angka kematian dan kecatatan karena kecelakaan dan
rudapaksa di rumah, jalan, sekolah, tempat kerja dan tempat-tempat umum.
Adapun kegiatan dalam program ini:
a. Mengembangkan kebijakan dan peraturan dalam mencegah terjadinya kecelaan dan
rudapaksa.
b. Menemukan dan mengobati penderita akibat kecelakaan dan rudapaksa.
c. Meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam mencegah terjadinya
kecelakaan dan rudapaksa.
5. Program pembinaan kesehatan jiwa dan masyarakat
Program ini betujuan untuk meningkatkan kesehatan jiwa masyarakat dengan
menurunkan prevalansi dan mengurangi dampak gangguan jiwa sehingga tidak lagi
menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Sasaran yang akan dicapai adalah :
- Meningkatnya kesehatan jiwa masyarakat, khususnya para remaja dan penduduk
usia produktif.
- Terbinanya pemberdayaan masyarakat melalui organisasi masyarakat lokal dalam
pemeliharan kesehatan jiwa dan penanggulangan dampak gangguan kejiwaan
masyarakat.

Kegiatan program ini:

a. Perumusan kebijakan peningkatan upaya kesehatan jiwa masyarakatb yang


mendoeong dan memantapkan desentralisasi.
b. Pengembangan peran serta masyarakat dan organisis sosial dalam upaya kesehatan
jiwa masyarakat.
c. Pengembangan dan pemantapan pelayanan kesehatan jiwa dan fasilitas kesehatan
umum di masyarakat, Puskesmas, dan Rumah Sakit termasuk pelayanan liaison
psychriatry
d. Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan bidang pelayanan kesehatan jiwa di
fasilitas pelayanan kesehatan umum, Puskesmas, dan Rumah Sakit.
e. Penyusunan dan penerapan peraturan, standar, pedoman pelayanan kesehatan jiwa
difasilitas kesehatan umum termasuk penanggulangan zat adaktif di institusi
pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta
f. Pengembangan pelayanan day care rehabilitasi medik dan psikologis baik intra
maupun extra mural.

7
g. Kerjasama dengan sektor terkait dalam penyantunan dan pelatihan kerja,
penyantunan jabatan (vocational rehabilitation) bagi penderita psikotik yang telah
menjalani rehabilitasi.
h. Peningkatan penyusunan dan penyebaran informasi tentang kesehatan jiwa kepada
masyarakat yang terintegrasi dalam promosi kesehatan dan khususnya promosi
kesehatan jiwa.
i. Pengembangan program kesehatan jiwa keluarga secara histolik, mulai dari pra
nikah, selama kehamilan, pasca persalinan, anak usia pra-sekolah dan usia sekolah.
6. Program kesehatan olah raga dan kebugaran jasmani
Program ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
peningkatan kesehatan olah raga dan kebugaran jasmani masyarakat.
Sasarannya adalah:
- Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melakukan kegiatan olah raga secara
baik dan benar, pelayanan kesehatan olah raga pada masyaraat dan pengembangan
kesehatan olahraga.
- Terlaksananya pemetaan tingkat kesegaran jasmani di indonesia secara bertahap dan
berkesinambungan.
- Terbentunya Balai Kesehatan Masyarakat di Propinsi yang potensial menjadi pusat
pengembanga dan penyuluahan kehehatan olah raga.

Kegiatan program ini terdiri atas :

a. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan olahraga


b. Pembentukan nilai nalai kesehatan Olahraga masyarakat di proponsi potensial.
c. Peningkatan kemampuan tenaga melalui pendidikan dan pelatihan .
d. Bimbingan dan pembinaan kesehatan olah raga.
e. Pengembangan pelayanan esehatan olahraga pada masyarakat.
f. Pengembangan sarana penunjang olahraga.

2.5 Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia

Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif
bagi terwujudnya keadaan sehat, yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya
airbersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat,
perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan
masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa

8
Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan adalah yang bersifat
proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya
penyakitserta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Selanjutnya
kemampuan masyarakat yang diharapkan pada masa depan adalah yang mampu
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu tanpa adanya hambatan, baik yang bersifat
ekonomi maupun non ekonomi.

Pelayanan kesehatan bermutu yang dimaksud di sini adalah pelayanan kesehatan


yang memuaskan pemakai jasa pelayanan serta yang diselenggarakan sesuai dengan
standar dan etika pelayanan profesi. Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan
perilaku hidup sehat serta meningkatnya kemampuan masyarakat tersebut di atas, derajat
kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat dapat ditingkatkan secara optimal.

2.6 Arah Pembangunan Kesehatan Indonesia


1. Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional
2. Pelayanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun masyarakat harus diselengarakan
secara bermutu, adil dan merata dengan memberikan pelayanan khusus kepada
penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia yang terlantar, baik di perkotaan
maupun di pedesaan
3. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan strategi pembangunan
profesionalisme, desentralisasi dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
dengan memperhatikan berbagai tantangan yang ada saat ini.
4. Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakat dilaksanakan melalui
program peningkatan perilaku hidup sehat, pemeliharaan lingkungan sehat, pelayanan
kesehatan dan didukung oleh sistem pengamatan, Informasi dan manajemen yang
handal.
5. Pengadaan dan peningkatan prasarana dan sarana kesehatan terus dilanjutkan
6. Tenaga yang mempunyai sikap nasional, etis dan profesional, juga memiliki semangat
pengabdian yang tinggi kepada bangsa dan negara, berdisiplin, kreatif, berilmu dan
terampil, berbudi luhur dan dapat memegang teguh etika profesi.
7. Meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling mendukung
dengan pendekatan paradigma sehat, yang memberikan prioritas pada upaya

9
peningkatan kesehatan pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan rehabilitasi sejak
pembuahan dalam kandungan sampai lanjut usia.
8. Meningkatkan dan memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesehatan melalui
pemberdayaan sumber daya manusia secara berkelanjutan dan sarana prasarana dalam
bidang medis, termasuk ketersediaan obat yang dapat dijangkau oleh masyarakat.
9. Mengembangkan sistem jaminan sosial tenaga kerja bagi seluruh tenaga kerja bagi
seluruh tenaga kerja untuk mendapatkan perlindungan, keamanan, dan keselamatan
kerja yang memadai, yang pengelolaannya melibatkan pemerintah, perusahaan dan
pekerja.
10. Membangun ketahanan sosial yang mampu memberi bantuan penyelamatan dan
pemberdayaann terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial dan korban
bencana serta mencegah timbulnya gizi buruk dan turunnya kualitas generasi muda.
11. Membangun apresiasi terhadap penduduk lanjut usia dan veteran untuk menjaga harkat
martabatnya serta memanfaatkan pengalamannya.
12. Meningkatkan kepedulian terhadap penyandang cacat, fakir miskin dan anak-anak
terlantar, serta kelompok rentan sosial melalui penyediaan lapangan kerja yang seluas-
luasnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
13. Meningkatkan kualitas penduduk melalui pengendalian kelahiran, memperkecil angka
kematian, peningkatan kualitas program keluarga berencana.
14. Memberantas secara sistematis perdagangan dan penyalahgunaan narkotik dan obat-
obatan terlarang dengan memberikan sanksi yang seberat-beratnya kepada produsen,
pengedar dan pemakai.
2.7 Strategi Pembangunan Kesehatan Indonesia
Untuk mencapai tujuan dan upaya pokok pembangunan kesehatan, maka strategi
pembangunan kesehatan yang akan ditempuh sampai tahun 2025 adalah:
1. Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat
yang sangat fundamental. Pembangunan kesehatan juga sekaligus sebagai investasi
pembangunan nasional. Dengan demikian pembangunan kesehatan merupakan bagian
dari pembangunan nasional. Dalam kaitan ini pembangunan nasional perlu berwawasan
kesehatan. Diharapkan setiap program pembangunan nasional yang terkait dengan
pembangunan kesehatan, dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap tercapainya
nilai-nilai dasar pembangunan kesehatan.

10
Untuk terselenggaranya pembangunan berwawasan kesehatan, perlu dilaksanakan
kegiatan advokasi, sosi-alisasi, orientasi, kampanye dan pelatihan, sehingga semua
penyelenggara pembangunan nasional (stake-holders) memahami dan mampu
melaksanakan pemba-ngunan nasional berwawasan kesehatan. Selain itu perlu pula
dilakukan penjabaran lebih lanjut dari pembangunan nasional berwawasan kesehatan,
sehingga benar-benar dapat dilaksanakan dan diukur tingkat pencapaian dan dampak
yang dihasilkan.
2. Pemberdayaan Masyarakat dan Daerah
Masyarakat makin penting untuk berperan dalam pembangunan kesehatan. Masalah
kesehatan perlu diatasi oleh masyarakat sendiri dan pemerintah. Selain itu, banyak
permasalahan kesehatan yang wewenang dan tanggung jawabnya berada di luar sektor
kesehatan. Untuk itu perlu adanya kemitraan antar berbagai stakeholders pembangunan
kesehatan terkait. Pemberdayaan masyarakat pada hakekatnya adalah melibatkan
masyarakat untuk aktif dalam pengabdian masyarakat (to serve), aktif dalam pelaksanaan
advokasi kesehatan (to advocate), dan aktif dalam mengkritisi pelaksanaan upaya
kesehatan (to watch).
Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan, penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan
harus berangkat dari masalah dan potensi spesifik daerah. Oleh karenanya dalam
pembangunan kesehatan diperlukan adanya pendelegasian wewenang yang lebih besar
kepada daerah. Kesiapan daerah dalam menerima dan menjalankan kewenangannya
dalam pembangunan kesehatan, sangat dipengaruhi oleh tingkat kapasitas daerah yang
meliputi perangkat organisasi serta sumber daya manusianya. Untuk itu harus dilakukan
penetapan yang jelas tentang peran pemerintah pusat dan pemerintah daerah di bidang
kesehatan, upaya kesehatan yang wajib dilaksanakan oleh daerah, dan pengembangan
serta pemberdayaan SDM daerah.
3. Pengembangan Upaya dan Pembiayaan Kesehatan
Pengembangan upaya kesehatan, yang mencakup upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perorangan diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat (client
oriented), dan dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, berkelanjutan, merata,
terjangkau, berjenjang, profesional, dan bermutu. Penyelenggaraan upaya ke-sehatan
diutamakan pada upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan, tanpa mengabaikan
upaya pengobatan dan pemulihan kesehatan. Penyelenggaraan upaya kesehatan
dilakukan dengan prinsip kemitraan antara pemerintah, masyarakat, dan swasta.

11
Menghadapi lingkungan strategis pembangunan keseha-tan, perlu dilakukan re-orientasi
upaya kesehatan, yaitu yang berorientasi terutama pada desentralisasi, globalisasi,
perubahan epidemiologi, dan menghadapi keadaan bencana.
Pengembangan upaya kesehatan perlu menggunakan teknologi kesehatan/kedokteran
dan informatika yang semakin maju, antara lain: pembuatan berbagai vaksin, pemetaan
dan test dari gen, terapi gen, tindakan dengan intervensi bedah yang minimal,
transplantasi jaringan, otomatisasi administrasi kesehatan/kedok-teran, upaya klinis dan
rekam medis dengan dukungan komputerisasi, serta telekomunikasi jarak jauh (tele-
health).
Dalam 20 tahun mendatang, pelayanan RS terus di kembangkan dan kegiatan-
kegiatannya harus bertumpu kepada fungsi sosial yang dikaitkan dengan sistem jaminan
kesehatan sosial nasional.
Puskesmas harus mampu melaksanakan fungsinya sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat
pelayanan kesehatan strata pertama.
Pembiayaan kesehatan yang berasal dari berbagai sumber, baik dari pemerintah,
masyarakat, dan swasta harus mencukupi bagi penyelenggaraan upaya kesehatan, dan
dikelola secara berhasil-guna dan berdaya-guna. Jaminan kesehatan untuk menjamin
terpelihara dan terlindunginya masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan,
diselenggarakan secara nasional dengan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas.
Peran swasta dalam upaya kesehatan perlu terus dikembangkan secara strategis dalam
konteks pembangunan kesehatan secara keseluruhan. Interaksi upaya publik dan sektor
swasta penting untuk ditingkatkan secara bertahap.
4. Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan ter-jangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat tidak akan terwujud apabila tidak didukung oleh sumber daya manusia
kesehatan yang mencukupi jumlahnya, dan profesional, yaitu sumber daya manusia
kesehatan yang mengikuti perkembangan IPTEK, menerapkan nilai-nilai moral dan etika
profesi yang tinggi. Semua tenaga kesehatan dituntut untuk selalu menjunjung tinggi
sumpah dan kode etik profesi.
Dalam pelaksanaan strategi ini dilakukan perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan,
penentuan standar kom-petensi bagi tenaga kesehatan, pelatihan atau upaya peningkatan
kualitas tenaga lainnya yang berdasarkan kompetensi, registrasi, akreditasi, dan legislasi
tenaga kesehatan. Di samping itu, perlu pula dilakukan upaya untuk pemenuhan hak-hak

12
tenaga kesehatan termasuk pengembangan karirnya. Upaya pengadaan tenaga kesehatan
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pemba-ngunan kesehatan serta dinamika pasar di
era globalisasi.
5. Penanggulangan Keadaan Darurat Kesehatan
Keadaan darurat kesehatan dapat terjadi karena ben-cana, baik bencana alam maupun
bencana karena ulah manusia, termasuk konflik sosial. Keadaan darurat kesehatan akan
mengakibatkan dampak yang luas, tidak saja pada kehidupan masyarakat di daerah
bencana, namun juga pada kehidupan bangsa dan negara. Oleh karenanya
penanggulangan keadaan darurat kesehatan yang mencakup upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perorangan, dilakukan secara komprehensif, mitigasi serta
didukung kerjasama lintas sektor dan peran aktif masyarakat.
2.8 Upaya Pembangunan Kesehatan
1. Meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling mendukung
dengan pendekatan paradigma sehat, yang memberikan prioritas pada upaya peningkatan
kesehatan pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan rehabilitasi sejak pembuahan
dalam kandungan sampai lanjut usia.
2. Meningkatkan dan memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesehatan melalui
pemberdayaan sumber daya manusia secara berkelanjutan dan sarana prasarana dalam
bidang medis, termasuk ketersediaan obat yang dapat dijangkau oleh masyarakat
3. Mengembangkan sistem jaminan sosial tenaga kerja bagi seluruh tenaga kerja bagi
seluruh tenaga kerja untuk mendapatkan perlindungan, keamanan, dan keselamatan kerja
yang memadai, yang pengelolaannya melibatkan pemerintah, perusahaan dan pekerja.
4. Membangun ketahanan sosial yang mampu memberi bantuan penyelamatan dan
pemberdayaann terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial dan korban bencana
serta mencegah timbulnya gizi buruk dan turunnya kualitas generasi muda.
5. Membangun apresiasi terhadap penduduk lanjut usia dan veteran untuk menjaga harkat
martabatnya serta memanfaatkan pengalamannya.
6. Meningkatkan kepedulian terhadap penyandang cacat, fakir miskin dan anak-anak
terlantar, serta kelompok rentan sosial melalui penyediaan lapangan kerja yang seluas-
luasnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
7. Meningkatkan kualitas penduduk melalui pengendalian kelahiran, memperkecil angka
kematian, peningkatan kualitas program keluarga berencana.

13
8. Memberantas secara sistematis perdagangan dan penyalahgunaan narkotik dan obat-
obatan terlarang dengan memberikan sanksi yang seberat-beratnya kepada produsen,
pengedar dan pemakai.
2.9 Hambatan Pembangunan Kesehatan
Masalah lain yang diperhatikan adalah masalah kemiskinan di Indonesia. Bila kita
memperhatikan data terakhir dari BPS, berarti masih terdapat sekitar 76.800.000 penduduk
miskin di Indonesia. Seperti diketahui kualitas pertumbuhan pembangunan suatu bangsa
dapat dilihat juga dari Indeks Kemiskinan Manusia (IKM). Menurut UNDP nilai IKM
Indonesia dewasa ini adalah 17,9 yang menduduki peringkat ke-33 dari 99 negara yang
dinilai.
Demikian masalah pembangunan di Indonesia masih sangat kompleks. IPM
Indonesia masih rendah dan IKM Indonesia juga masih tinggi. Derajat kesehatan
masyarakat sangat mempengaruhi IPM maupun IKM. Meskipun pembangunan kesehatan
yang telah kita laksanakan secara bertahap dan berkesinambungan, telah berhasil
meningkatkan status kesehatan masyarakat dengan cukup bermakna, namun kita masih
menghadapi berbagai masalah dalam pembangunan kesehatan. Masalah pokok yang
dihadapi dewasa ini dan ke depan adalah :
1. Status kesehatan masyarakat masih rendah, terutama pada masyarakat lapisan bawah atau
masyarakat miskin. Dari data yang ada dapat dikemukakan bahwa kematian bayi pada
kelompok masyarakat termiskin adalah sekitar 3,5 kali lipat lebih tinggi dari kematian
bayi pada kelompok masyarakat terkaya. Belum lagi disparitas status kesehatan antar
wilayah, yaitu antar antar perdesaan dan perkotaan, antar daerah maju dengan daerah
tertinggal/terpencil.
2. Angka kesakitan dan kematian karena penyakit infeksi atau menular masih tinggi. Di lain
pihak angka kesakitan penyakit degeneratif mulai meningkat. Di samping itu kita juga
menghadapi berbagai masalah kesehatan akibat bencana. Oleh karenanya kita
menghadapi beban ganda atau double burden, bahkan “multiple burden” dalam
pembangunan kesehatan.
3. Sementara itu perilaku masyarakat belum sepenuhnya mendukung upaya pembangunan
kesehatan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Masalah pokok lainnya dalam pembangunan kesehatan adalah pemerataan,


keterjangkauan atau akses pelayanan kesehatan yang bermutu/berkualitas masih rendah.

14
Masalah akses pelayanan kesehatan oleh masyarakat, dapat disebabkan karena geografi,
ekonomi, dan ketidak-tahuan masyarakat.

Berkaitan dengan masalah akses dan mutu pelayanan kesehatan, masalah kurangnya
tenaga kesehatan dan penyebarannya yang tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan juga
merupakan masalah yang pelik. Pelayanan kesehatan di daerah tertinggal, daerah terpencil,
dan daerah perbatasan masih kurang dapat dilayani oleh tenaga kesehatan yang memadai,
baik jumlah maupun mutunya.

Kurangnya tenaga kesehatan, apalagi yang berkualitas seperti yang diharapkan, sangat
berkaitan dengan permasalahan yang lebih hulu lagi, yaitu masalah pendidikan tenaga
kesehatan. Dari laporan yang paling mutakhir yang saya terima, pendidikan tenaga dokter
termasuk dokter spesialis menghadapi masalah yang sangat serius, yaitu kurangnya tenaga
pendidik. Masalah serius ini hanya dapat diatasi dengan kerjasama lintas sektor yang
sinergis.

Masalah terakhir yang dikemukakan, mungkin pula dapat kita kategorikan sebagai
tantangan. Masalah tersebut berkaitan dengan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah.
Pembagian urusan antara berbagai jenjang pemerintahan belum dapat ditetapkan secara
tegas. Meskipun UU Nomor 22 tahun 1999 telah diperbaharui dengan UU Nomor 32 tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah, namun pelaksanaannya belum dapat dirasakan, termasuk
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerah.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
Adapun arah pembangunan kesehatan antara lain Pembangunan kesehatan adalah
bagian integral dari pembangunan nasional, pelayanan kesehatan baik oleh pemerintah
maupun masyarakat harus diselengarakan secara bermutu, adil dan merata dengan
memberikan pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia
yang terlantar, baik di perkotaan mapun di pedesaan
Tujuan pembangunan kesehatan yaitu : meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai
penduduk yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki
derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Kebijakan pembangunan kesehatan antara lain Penigkatan perilaku, Pemberdayaan
Masyarakat dan Kemitraan Swasta.
3.2 Saran
Kesehatan sangat penting untuk mencetak generasi bangsa yang tangguh dan
berkualitas,untuk itu sebaiknya pemerintah lebih mengutamakan program-program
kesehatan masyarakat agar hal itu dapat terwujud.
Dalam pelayanan kesehatan juga seharusnya lebih diperhatikan oleh pemerintah
karena tidak dipungkiri bahwa salah satu keengganan masyarakat mendatangi tempat
pelayanan kesehatan adalah karena pelayanan yang tidak baik.
Untuk menunjang program-program yang telah disusun pemerintah,sebaiknya
diimbangi dengan fasilitas yang tersedia karena banyak program tanpa fasilitas hasilnya
tidak akan maksimal.

16
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak,Wahid Iqbal.2012.Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta : Salemba Medika

Notoatmodjo,Soekidjo.2007.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.Jakarta : Rineka Cipta

17

Anda mungkin juga menyukai