Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN
Ilmu Penyakit Tumbuhan merupakan salah satu cabang ilmu hayati yang mempelajari
tentang penyakit tumbuhan dan cara pengelolaannya. Penyakit tumbuhan menyebabkan
turunnya produksi, menurunkan kualitas dan kuantitas produk.

MANFAAT DAN RELEVANSI


Setelah mengikuti pokok bahasan dalam mata kuliah ini mahasiswa dapat mengenali dan
membedakan antara tanaman yang sakit dan yang sehat, dapat menyebutkan kerugian
yang ditimbulkan baik oleh penyakit tumbuhan itu sendiri maupun bersama sama dengan
organisme pengganggu tanaman lainnya.

HASIL PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu membedakan antara tanaman sakit dan tanaman sehat serta dapat
menyebutkan peran ilmu penyakit tumbuhan dalam proses produksi pertanian.

PENYAJIAN
Ilmu Penyakit Tumbuhan merupakan suatu ilmu yang mempelajari penyakit tumbuhan
dan usaha untuk memperbaiki kehidupan tumbuhan ketika tumbuhan tersebut dihadapkan
pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan dan mikroorganisme parasit yang
menyebabkan sakit. Ilmu penyakit tumbuhan merupakan ilmu yang mempunyai nilai
praktis dan tujuan global untuk melindungi pangan, papan, dan sandang bagi manusia dan
hewan.

Dalam banyak hal, penyakit tumbuhan menjadi lebih parah atau sulit dikendalikan ketika
berinteraksi dengan serangga (sebagai vektor) atau gulma (sebagai inang pengganti atau
inang perantara); sehingga Ilmu penyakit tumbuhan harus bersinergi dengan Entomologi
dan Ilmu Gulma.

1
Kehilangan hasil pertanian akibat adanya hama, penyakit dan gulma mempunyai
kontribusi yang sangat besar bagi ketersediaan hasil hasil pertanian. Kerugian hasil dunia
oleh gangguan hama, penyakit dan gulma ditaksir secara konservatif sebesar 31 sampai
41% dengan rata rata sebesar 36,5 % dan perincian kerugian karena, penyakit, hama,
dan gulma masing masing sebesar 14,1%, 10,2% dan 12,2%. Kehilangan hasil karena
penyakit tumbuhan sebesar 14,1% tersebut bernilai 220 milyar dolar Amerika.
Kehilangan hasil ini masih harus ditambah dengan 6-12% kehilangan setelah panen, yang
terutama terjadi di negara berkembang dimana keahlian, gudang pendingin untuk
penyimpanan sangatlah kurang. Kehilangan hasil di atas masih harus ditambah dengan
adanya kondisi lingkungan yang ekstreim seperti kekeringan yang berkepanjangan,
banjir, polusi udara, defisiensi nutrisi dan keracunan bahan pertanian.

Tabel 1. Perkiraan kehilangan hasil panen per tahun di seluruh dunia


Kategori Nilai
Produksi tanaman yang bisa dicapai (harga tahun 2002) USD 1.5 trilyun
Produksi tanaman aktual (-36.5%) USD 950 milyar
Produksi tanpa perlindungan tanaman USD 455 milyar
Kehilangan yang dicegah dengan perlindungan tanaman USD 415 milyar
Kehilangan hasil aktual tahunan USD 550 milyar
Kehilangan hasil karena penyakit saja (14.1%) USD 220 milyar
Sumber : Agrios, 2005

Ilmu Penyakit Tumbuhan merupakan suatu integrasi ilmu dan profesi yang
memanfaatkan dan mengkombinasikan pengetahuan dasar seperti botani, mikologi,
bakteriologi, virologi, nematologi, anatomi tumbuhan, fisiologi tumbuhan, genetika,
biologi molekuler dan rekayasa genetika, biokimia, hortikultura, agronomi, kultur
jaringan, ilmu tanah, kehutanan, kimia, fisika, meteorologi, dan masih banyak lagi
cabang ilmu lainnya. Ilmu penyakit tumbuhan memperoleh manfaat dari ilmu-ilmu
pengetahuan tersebut di atas untuk mencapai tujuan akhir yaitu memecahkan
permasalahan penyakit tumbuhan yang kemudian untuk dapat mengelolanya dengan baik.

2
Tantangan yang dihadapi oleh ilmu penyakit tumbuhan adalah bagaimana menurunkan
kehilangan hasil dan pada saat yang bersamaan meningkatkan/memperbaiki kualitas
pangan dan juga menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat. Kebutuhan
pengendalian penyakit tumbuhan yang efektif dan aman semakin dituntut karena populasi
terus meningkat sedangkan lahan yang bisa ditanami menurun jumlahnya, dan
lingkungan semakin tidak kondusif untuk produksi pertanian.

Tanaman dikatakan sehat atau normal apabila tanaman tersebut dapat menjalankan fungsi
fisiologinya yang paling baik sesuai dengan potensi genetiknya. Sebagai contoh sel sel
kambium tanaman sehat membelah dan berdiferensiasi sesuai yang dibutuhkan, dan tipe
tipe sel khusus yang berbeda menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah; translokasi
bahan tersebut ke semua bagian tanaman; melakukan fotosintesa, translokasi,
metabolisme, atau menyimpan produk fotosintesa; dan menghasilkan bij atau organ
reproduksi lainnya untuk survival dan perbanyakan. Apabila kemampuan sel sel tanaman
atau bagian tanaman untuk melakukan hal hal tersebut di atas diganggu baik oleh
organisme patogenik atau faktor lingkungan, aktivitas sel akan rusak, berubah, atau
terhambat, sel sel akan mengalami kesalahan fungsi (malfunction) atau mati, dan tanaman
menjadi sakit.

Pada awalnya, penderitaan tanaman terlokalisir pada satu atau beberapa sel dan tidak
terlihat dengan mata telanjang. Reaksi tersebut kemudian menjadi menyebar dan bagian
tanaman yang sakit menjadi mudah dikenali karena terlihat dengan mata biasa. Perubahan
yang terlihat ini adalah gejala penyakit. Penyakit pada tanaman kemudian didefinisikan
sebagai suatu seri respon sel atau jaringan tanaman terhadap organisme patogenik atau
faktor lingkungan yang menyebabkan perubahan yang merugikan pada bentuk, fungsi,
atau integritas tanaman dan bisa menuju pelemahan parsial atau kematian bagian tanaman
atau kematian tanaman.

Infeksi akar akan dapat menyebabkan busuk sehingga tidak bisa menyerap air dan unsur
hara dari tanah; infeksi pada jaringan silem akan mengganggu translokasi air dan mineral
ke bagian atas tanaman; infeksi pada daun akan mengganggu fotosintesa; infeksi pada sel

3
sel floem pada vena daun dan kulit kayu dan tunas akan mengganggu translokasi ke arah
bawah hasil hasil fotosintesa; dan lain lain (Gambar 1)

Gambar 1. Contoh gejala penyakit pada tanaman sesuai dengan fungsi organ yang
diserang (Sumber : Agrios, 2005)

Mikroorganisme patogenik yang dapat menyebabkan penyakit (disebut sebagai patogen),


biasanya menyebabkan sakit pada tanaman dengan mengganggu metabolisme sel
tanaman melalui enzim, toksin, zat pengatur tumbuh, dan senyawa lain yang

4
dikeluarkannya; dan dengan menyerap bahan makanan dari sel inang untuk keperluan
hidupnya. Beberapa patogen juga dapat menyebabkan sakit dengan tumbuh dan
berkembang di dalam jaringan silem atau floem tanaman, memblokir transportasi air ke
arah atas dan gula ke arah bawah. Faktor lingkungan menyebabkan sakit pada tanaman
apabila faktor abiotik seperti temperatur, kelembapan, unsur hara, dan polutan
muncul/terjadi pada level di atas atau di bawah kisaran tertentu yang dapat ditolerir
tanaman.

Gambar 2. Diagram skematik bentuk dan ukuran patogen tumbuhan, dibandingkan


dengan sel tanaman (Sumber: Agrios, 2005).

5
PENUTUP

1. Tes formatif dan kunci tes formatif


a. Sebutkan kerugian karena penyakit tumbuhan?
14.1 % dari total produksi pertanian

2. Petunjuk penilaian dan umpan balik


A: ≥79
B: 70-78
C: 60-69
D: 51-59
E: ≤ 50

Umpan balik diberikan dalam bentuk hasil lembar ujian dikembalikan kepada
mahasiswa dengan diberi catatan-catatan terkait jawaban mahasiswa.

3. Tindak lanjut
Materi kuliah akan dibicarakan lagi dalam tim dosen untuk perkuliahan tahun mendatang.
Dalam hal mahasiswa tidak puas dengan nilai yang diberikan, maka kepada mahasiswa
yang bersangkutan diberi kesempatan untuk menghadap dosen untuk mendiskusikan
permasalahannya

PUSTAKA
Agrios, G.N. 2005. Plant Pathology. 5th Edition. Academic Press. New York.

Anda mungkin juga menyukai