Anda di halaman 1dari 9

BAB IX

PENYAKIT-PENYAKIT TANAMAN PANGAN

PENDAHULUAN

Deskripsi singkat: Dalam bab ini dibahas tentang berbagai penyakit penting tanaman
pangan yang meliputi gejala dan patogen penyebabnya

Manfaat: Pengenalan gejala memegang peran penting dalam kegiatan monitoring,


sehingga keberadaan suatu penyakit dapat diketahui lebih dini

Relevansi: Pengenalan gejala merupakan langkah awal untuk diagnosis suatu penyakit
tumbuhan

Learning Outcomes: Mahasiswa mampu mengenal gejala dan penyebab penyakit pada
tanaman pangan

PENYAJIAN

1. Penyakit penting pada jagung


A. Penyakit bulai
Penyakit bulai merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman jagung.
Gejala penyakit berupa klorosis pada daun muda yang akan berkembang menuju pangkal
daun dan menjadi jalur yang sejajar dengan tulang daun (Gambar 1). Pada waktu pagi
hari, di sisi bawah daun akan ditemukan adanya lapisan putih yang terdiri dari konidiofor
dan konidium jamur. Daun yang sakit tampak kaku, agak menutup dan lebih tegak. Akar
kurang terbentuk dan tanaman mudah rebah. Infeksi yang terjadi sejak tanaman masih
muda akan menyebabkan tanaman tidak membentuk buah.

1
Gambar 1. Gejala penyakit bulai pada jagung
Penyakit disebabkan oleh jamur Peronosclerospora maydis yang merupakan
patogen biotrof, sehingga tidak dapat hidup sebagai saprofit. Miselium jamur
berkembang di ruang antar sel, dan pada waktu permukaan daun berembun, miselium
akan membentuk konidiofor yang keluar dari mulut daun. Konidiofor bercabang secara
dikotom sampai tiga atau empat tingkat, dan cabang terakhir akan membentuk dua
sterigma (tangkai konidium) yang masing-masing mendukung satu konidium. Konidium
berukuran 12-19 x 10-23 μm dengan rata-rata 19,2 x 17,0 μm, dan ketika masih muda
berbentuk bulat, sedangkan yang sudah masak dapat menjadi jorong. Konidium tumbuh
dengan berkecambah langsung membentuk buluh kecambah.
Penyakit lebih banyak berkembang pada kondisi lembab, sehingga penyakit bulai
lebih banyak ditemukan pada musim penghujan. Infeksi hanya terjadi kalau ada air, baik
air embun, air hujan, maupun air gutasi. Pada malam hari, air gutasi akan terkumpul pada
corong daun muda, sehingga air gutasi memiliki peranan yang sangat penting dalam
membantu perkecambahan spora.
Tingkat keparahan penyakit sangat ditentukan oleh umur tanaman. Tanaman
muda lebih rentan dibandingkan tanaman yang sudah tua, sehingga infeksi pada tanaman

2
muda akan menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat dan tidak mampu
menghasilkan.

B. Penyakit karat
Penyakit karat ditemyukan hampir di semua negara penanam jagung. Penyakit
disebabkan oleh dua jenis jamur yaitu Puccinia sorghi dan Puccinia polisora. P. sorghi
lebih banyak ditemukan di daerah pegunungan tropika dan di daerah beriklim sedang,
dan P. polysora lebih banyak ditemukan di dataran rendah tropika.
Gejala penyakit karat pada jagung berupa terbentuknya pustul-pustul berwarna
kuning kecokelatan di permukaan daun jagung yang sebenarnya merupakan urediosorus
dari jamur penyebab penyakitnya. Permukaan daun yang sakit akan menjadi kasar, dan
infeksi berat akan menyebabkan daun mengering.

Gambar 2. Gejala penyakit karat pada daun jagung

P. polysora membentuk urediosorus yang bulat atau jorong. Epidermis kadang


tetap menutupi urediosorus sampai matang, tetapi kadang epidermis pecah, sehingga
massa spora akan kelihatan. Jamur membentuk urediosorus pada daun dan kadang juga
pada upih daun. P. sorghi membentuk urediosorus panjang atau bulat. Epidermis pecah
sebagian dan massa spora yang dilepaskan menyebabkan urediosorus berwarna cokelat.
Urediosorus yang masak berubah menjadi hitam, apabila teliospora terbentuk.

3
Jamur karat tidak mampu hidup sebagai jasad saprofitik, akan tetapi jamur
mampu bertahan pada inang alternatif. Gulma semanggi gunung (Oxalis cornuculata)
merupakan jenis gulma yang dapat berperan sebagai inang alternatif dari jamur karat.

Gambar 3. Jamur karat yang tumbuh pada daun semanggi gunung

2. Penyakit penting pada kedelai


A. Penyakit karat
Penyakit karat kedelai telah tersebar luas di Asia Tenggara dan Asia Timur,
Australia, Afrika, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Kerugian akibat penyakit ini
berkisar antara 40 – 90% tergantung pada kondisi lingkungan dan ketahanan tanaman
inang. Karena dianggap merugikan, penyakit karat kedelai banyak mendapatkan
perhatian secara internasional.
Gejala peyakit karat kedelai nampak pada daun, tangkai dan kadang-kadang pada
batang. Mula-mula terjadi bercak-bercak kecil cokelat kelabu atau bercak yang
berkembang menjadi cokelat atau cokelat tua. Bercak karat terlihat sebelum pustul pecah.
Bercak nampak bersudut-sudut, karena dibatasi oleh tulang-tulang daun di dekat tempat
terjadinya infeksi. Pada perkembangan selanjutnya, setelah tanaman mulai berbunga,
bercak-bercak berkembang menjadi lebih besar, atau kadang-kadang bersatu, dan
menjadi cokelat tua atau kadang-kadang hitam. Pada umumnya gejala karat mula-mula
tampak pada daun-daun bagian bawah yang kemudian berkembang ke daun-daun di
atasnya yang lebih muda.

4
Gambar 4. Gejala penyakit karat pada daun kedelai

Urediosorus yang terbentuk pada batang dan tangkai, bentuknya lebih memanjang
daripada yang terdapat di daun. Warna urediospora agak bervariasi, berkisar dari putih
suram, kuning kelam atau sokelat sampai cokelat merah jambu tergantung pada umur
tanaman dan faktor lingkungan. Tanaman yang terserang berat daunnya lebih cepat
gugur, sehingga produksi tanaman menjadi berkurang. Jamur dapat menginfeksi keping
biji dan daun akan jatuh sebelum tanaman berbunga, tetapi jamur tidak dapat bertahan di
dalam biji.
Penyakit disebabkan oleh jamur Phakopsora pachyrhizi . Uredium berbentuk
seperti piknidium, dibentuk di bawah epidermis di permukaan bawah daun. Urediospora
membulat pendek, bulat telur atau jorong, hialin sampai cokelat kekuningan berukuran
15-34 x 15-24 μm, dengan dinding hialin yang berduri halus. Jamur memiliki banyak
tanaman inang terutama tanaman kacang-kacangan.

2. Penyakit mosaik
Penyakit mosaik kedelai telah tersebar luas di seluruh pertanaman kedelai di
Indonesia. Kerugian akibat penyakit ini dapat menurunkan hasil 50 – 90% tergantung
umur tanaman saat terinfeksi.
Gejala penyakit mosaik kedelai berupa tulang daun pada anak daun yang masih
muda menjadi kuning jernih. Selanjutnya daun menjadi tidak rata (berkerut) dan
mempunyai gambaran mosaik dengan warna hijau gelap di sepanjang tulang daunnya.
Tepi daun sering mengalami klorosis. Tanaman sakit membentuk polong kecil, rata,

5
kurang berbulu dan lebih melengkung. Biji berukuran lebih kecil dari biji normal dan
daya kecambahnya menurun.

Gambar 5. Gejala penyakit mosaik kedelai

Penyakit disebabkan oleh virus mosaik kedelai soybean mosaic virus. Virus dapat
menular secara mekanis, terbawa oleh biji tanaman sakit dan oleh beberapa kutu daun
secara nonpersisten. Kutu daun yang dapat bertindak sebagai vektor antara lain Aphis
glycines, A craccivora, Myzus persicae dan Rhopalosiphum maidis.
Virus dapat menginfeksi banyak tanaman terutama yang termasuk golongan
kacang-kacangan, dan dapat mengadakan infeksi secara sistemik pada gulma Borreria
hispida.

3. Penyakit penting pada padi


A. Penyakit Blas
Penyakit blas merupakan penyakit yang sudah lama dikenal di Indonesia.
Penyakit lebih berkembang pada pertanaman yang subur, sehingga sering dianggap
sebagai “penyakit orang kaya”.
Gejala penyakit dapat terjadi pada daun, batang, bunga, malai, dan biji, tetapi
jarang terdapat pada upih daun. Gejala pada daun (leaf blast) berupa bercak-bercak
jorong dengan ujung-ujung runcing, pusat bercak berwarna kelabu atau keputih-putihan
dan biasanya mempunyai tepi cokelat atau cokelat kemerahan. Gejala khas adalah
menjadi busuknya ujung tangkai malai atau dikenal dengan busuk leher (neck blast),

6
yang dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar karena akan menyebabkan semua
biji pada malai menjadi hampa, dan tangkai malai mudah patah. Pada biji yang sakit
terdapat bercak-bercak kecil yang berbentuk bulat.

Gambar 6. Gejala penyakit blas pada daun

Penyakit disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae. Jamur meiliki konidiofor


bersekat, jarang bercabang, berwarna kelabu, membentuk konidium pada ujung-
ujungnya. Konidium berbentuk bulat telur dengan ujung runcing, jika masak bersekat 2,
berukuran 20-22 x 10-12 μm.
Jamur dikenal banyak memiliki ras fisiologis yang berbeda-beda virulensinya,
bahkan konidium yang dihasilkan oleh suatu biakan murni yang berasal dari konidium
tunggal dapat berkembang menjadi banyak ras.
Penularan terutama terjadi melalui perantaraan angin. Konidium dibentuk dan
dipencarkan di waktu malam hari, meskipun pada siang hari setelah terjadi hujan juga
dapat terjadi pemencaran. Konidium hanya dilepaskan jika kelembapan nisbi udara lebih
tinggi dari 90%.
Penetrasi terjadi dengan menembus kutikula, tetapi jamur juga mampu melakukan
penetrasi melalui mulut kulit. Jamur mampu mempertahankan diri pada sisa-sisa tanaman

7
sakit dan biji dalam bentul miselium dan konidium. Jamur juga dapat bertahan pada
tanaman inang lain terutama pada gulma rumputan.

B. Penyakit kresek (Bacterial Leaf Blight, BLB)


Gejala penyakit pada umumya mulai muncul pada 1-2 minggu setelah padi
dipindah dari pesemaian. Daun yang sakit berwarna hijau kelabu, mengering, helaian
daunnya melengkung, diikuti oleh melipatnya helaian daun sepanjang tulang daun. Pada
umumnya gejala yang pertama tampak pada daun-daun yang dipotong ujungnya. Dekat
bekas potongan terjadi bercak hijau kelabu. Sering ibu tulang daun menjadi berwarna
kuning. Warna daun yang kering segera berubah menjadi kuning jerami sampai cokelat
muda. Gejala juga dapat meluas sampai ke upih daun.

Gambar 7. Gejala penyakit kresek pada padi

Penyakit disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris p.v. oryzae. Bakteri


berbentuk batang, tunggal atau berpasangan, berkapsula, tidak berspora, bergerak dengan
satu flagel di ujung. Bakteri bersifat gram negatif.
Bakteri terutama mengadakan infeksi melalui luka, dan melalui lubang alami.
Bakteri tidak dapat bertahan lama pada biji, sehingga pada umumnya penyakit tidak
terbawa oleh biji.
Penyakit lebih banyak berkembang pada padi yang dipindah tanam pada umur
yang lebih muda. Pemberian pupuk nitrogen, silikat dan magnesium berlebih mengurangi
ketahanan tanaman, sedangkan fosfor dan kalium dapat meningkatkan ketahanan
tanaman.
8
Daftar Pustaka
Agrios, G.N. 2005. Plant Pathology. Fifth Editions. Elsevier Academic Press. USA
Ou, S.H. 1985. Rice Diseases. Commonwealth Mycological Institute, UK.
Semangun, H. 1993. Penyakit-penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.

PENUTUP
1. Test formatif dan kunci test formatif
a. Sebutkan contoh penyakit penting pada padi dan penyebabnya ? Hawar
daun oleh Xanthomonas oryzae pv. oryzae

2. Petunjuk penilaian dan umpan balik


Kuis diberikan pada tiap pokok bahasan pada tatap muka minggu berikutnya. Apabila
mahasiswa dapat menjawab lebih dari 80% soal maka mahasiswa dianggap faham
tentang pokok bahasan tersebut. Apabila tidak mencapai 80% maka mahasiswa
tersebut diberi tugas tambahan.

3. Tindak lanjut
Materi kuliah selalu diperbaiki setiap tahun disesuaikan dengan perkembangan ilmu.

Anda mungkin juga menyukai