Menurut Haloho, 2013 menyatakan bahwa dalam pembuatan keripik biji durian,
disimpulkan bahwa penambahan bumbu balado yang baik digunakan untuk pengolahan kripik
biji durian adalah penambahan bumbu balado 10 gram.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biji Durian
Tanaman durian di habitat aslinya tumbuh di hutan belantara yang beriklim panas (tropis).
Pengembangan budidaya tanaman durian yang paling baik adalah di daerah dataran rendah
sampai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut dan keadaan iklim basah, suhu udara antara
250-320˚C, kelembaban udara (rH) sekitar 50-80%, dan intensitas cahaya matahari 4550%
(Rukmana, 1996). Dalam dunia tumbuh – tumbuhan, maka buah durian bisa digolongkan
sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae(tumbuhan)
Devisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub devisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua)
Ordo : Malvaceae
Famili (keluarga) : Bombaceae
Genus : Durio
Species (jenis) : Durio zibethinus Murr(Wikipedia, 2009).
Manfaat durian selain sebagai makanan buah segar dan olahan lainnya,juga terdapat manfaat dari
bagian lainnya, yaitu:
1. Tanamannya sebagai pencegah erosi di lahan-lahan yang miring.
2. Batangnya untuk bahan bangunan/perkakas rumah tangga. Kayu durian
setaraf dengan kayu sengon sebab kayunya cenderung lurus.
3. Bijinya yang memiliki kandungan pati cukup tinggi, berpotensi
sebagaialternatif pengganti makanan (dapat dibuat bubur yang dicampur
dagingbuahnya).
4. Kulit dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus, dengan. cara
dijemursampai kering dan dibakar sampai hancur (Anonim, 2009).
2.2 Mutu Keripik Biji Durian
Keripik merupakan makanan tradisional yang diperoleh dengan cara menggoreng bahan yang
telah mengalami perlakuan pendahuluan ke dalam minyak panas. Keripik adalah makanan ringan (snack
food) yang tergolong jenis makanan crackers, yaitu makanan yang bersifat kering, renyah (crispy).Renyah
adalah keras tetapi mudah patah.Sifat renyah, tahan lama, praktis, mudah dibawa dan disimpan, serta
dapat dinikmati kapan saja terutama santai sambil membaca atau menonton televisi(Sulistyowati, 2000
dalam Haloho, 2013). Masyarakat Indonesia terutama yang tinggal di kota besar telah mengkonsumsi
keripik atau chips, yang disuguhkan sebagai makanan ringan (snack food). Bila dilihat dari cara
pembuatannya, sebenarnya terdapat dua jenis cara, yang pertama adalah keripik yang dibuat dari bahan
yang dikupas dan diiris tipis-tipis kemudian langsung digoreng, dan kedua adalah keripik yang terbuat
dari yang diiris tipis dan direndam dalam kapur atau zat pemucat, lalu dikeringkan selanjutnya digoreng
(Kristina, 2007 dalam Haloho 2013).
Pengolahan biji durian memerlukan penanganan khusus yaitu pada saat penghilangan lendir pada
biji durian. Apabila lendir tidak dihilangkan maka akan mempengaruhi rasa pada tepung ataupun
kripiknya. Lendir dihilangkan dengan cara menambahkan garam 6% pada biji durian , dicampur, diaduk-
aduk dibawah air mengalir.
Dalam Daejani, 2010). secara fisik, biji durian berwarna putih kekuning-kuningan berbentuk
bulat telur, berkeping dua, berwarna putih kekuning- kuningan atau coklat muda. Setiap 100 gram biji
durian mengandung 51 gram air, 46,2 gram karbohidrat, 2.5 gram protein dan 0.2 gram lemak. Kadar
karbohidratnya ini lebih tinggi dibanding singkong 34,7% ataupun ubi jalar 27,9%. Kandungan
karbohidrat yang tinggi ini memungkinkan dimanfaatkannya biji durian sebagai bahan pengganti sumber
karbohidrat yang ada dalam bentuk tepung.
Menurut Mulyati penggunaan tepung biji durian dan daging babi dalam naget babi bumbu
andaliman dapat diterima oleh panelis dengan penggunaan imbangan tepung biji durian sampai
20 % dan akseptabilitas yang bisa diterima dengan skala hedonik netral - suka (3,95). Dalam
Mulyanti dinyatakan bahwa laju transport uap air dan oksigen dari udara adalah faktor utama dalam
melakukan kontrol umur simpan dari makanan kering dan produkproduk lain yang mengandung lipid atau
komponen-komponen yang sensitif terhadap oksigen. Semakin tingginya suhu, maka pori-pori plastik
akan semakin membesar sehingga permeabilitas plastik meningkat. Permeabilitas kemasan terhadap uap
air (k/x) adalah kecepatan atau laju transmisi adanya perbedaan unit tekanan uap air antara permukaan
produk dengan lingkungannya pada suhu dan kelembaban tertentu (Robertson, 1993 dalam Hasnaini,
2012). Penentuan permeabilitas kemasan harus dilakukan dengan suhu yang konstan untuk menghindari
peningkatan ukuran pori-pori plastik. Semakin rendah nilai k/x suatu kemasan maka semakin
baik.Perkiraan penyimpanan suhu 25°C RH 70%, Aw = 0,7 Kadar Air Kesetimbangan (Me) = 0,1511
digunakan sebagai pengemas atau barrier terhadap uap air sehingga umur simpan bahan pangan yang
dikemas semakin lama. Proses difusi yang terjadi pun semakin sedikit sehingga dapat mempertahankan
kerenyahan produk. Persyaratan.
2 Baskom Tempat biji durian yang sudah ditimbang, tempat perendaman biji
durian
7 Saringan Untuk menyaring biji durian pada saat dicuci dan setelah perendaman
8 Nampan Tempat biji durian yang telah diiris