Anda di halaman 1dari 6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Organoleptik


Hasil analisis yang di peroleh 8 orang panelis yang meliputi parameter warna, rasa
gurih, rasa asin, kerenyahan, dan flavor seperti pada tabel 1.
Warna
Warna merupakan visualisasi produk yang langsung terlihat terlebih dahulu
dibandingkan dengan variabel lainya. Warna secara langsung akan mempengaruhi persepsi
panelis, secara visual faktor warna akan tampil lebih dahulu dan sering kali menentukan nilai
suatu produk. Hasil perhitungan skor uji warna menunjukkkan bahwa, skor tertinggi dari
panelis yaitu pada produk chitatos dengan skor rata-rata 4,875 sedangkan skor rata-rata pada
produk lay’s ialah 3,875 ini menunjukkan adanya perbedaan persepsi warna dari kedua
sampel produk tersebut.
Kerenyahan
Perferensi panelis terhadap kerenyahan menghasilkan tanggapan yang sama dari
panelis, kerenyahan sering di sebut crunchy, dimana skor dari kerenyaha kedua produk ini
ialah 4,1 dimana pada skor ini tekstur dari kripik kentang dari dua produk dapat di nilai
crunchy atau renyah.
Rasa gurih
Rasa merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan penerimaan atau
penolakan panelis terhadap produk pangan. Perferensi panelis terhadap rasa gurih dari kedua
produk berbeda, dimana pada produk lay’s skor rata-ratanya ialah 3,875 dimana pada
tingkat skor ini kegurihan produk dinilai cukup gurih, sedangkan pada produk chitatos
memiliki skot rata-ratanya ialah 4,375 dimana pada tingkat rata-rata skor ini dapat dinyatakan
gurih
Rasa asin
Dari kedua kripik kentang pada produk ini memiliki rasa asin, dimana tingkat
keasinan pada kedua produk ini panelis menyatakan berbeda, rata-rata skort rasa asin dari
produk lay’s sekitas 2,875 dimana pada tingkat skor ini dapat dinyatakan sedikit asin, dan
pada produk chitato mencapai 3,75 dimana rasa asin lebih tinggi di bandingkan dengan
produk lay’s.
Flavor
Flavor dari kedua produk ini memiliki perbdaan yang sedikit dimana dari hasil uji
panelis pada produk lay’s memiliki rata-rata skor 3,875 ini dapat dinyatakan cukup nyata
dan pada produk chitato rata-rata skor flavor mencapai 4 dapat dikatakan flavor pada produk
ini nyata.
Kesukaan
Pada formulir uji organoleptik juga diminta pendapat panelis mengenai kesimpulan
kesukaan terhadap kedua produk. Hasil dari uji kesukaan dari panelis teryata panelis lebih
menyukai produk lay’s (4,375) dari pada produk chitato(4,125).

Tabel 1 menunjukkan nilai rata-rata QDA dari setiap aribut rasa gurih, rasa asin, flvor,
kerenyahan dan warna pada sampel. Data ini merupakan hasil nila rata-rata panelis dari
pengujian QDA dengan skala 1-5. Nilai hasil rata-rata ini kemudian disajiakan dalam bentuk
spider web.
Tabel 1. Nilai rata-rata QDA atribut pada produk lay’s
Atibut Nilai rata-rata

Warna 3,875

Kerenyahan 4,1

Rasa gurih 3,875

Rasa asin 2,875

Flavor BBQ 3,875

Kesukaan 4,375

Nilai rata-rata QDA pada atribut produk chitato


Atribut Nilai rata-rata
Warna 4,875
Kerenyahan 4,125

Rasa gurih 4,375

Rasa asin 3,75

Flavor BBQ 4
Kesukaan 4,125
Spider web digunakan untuk menginterpretasikan hasil QDA hingga saat ini, karena
dalam menggunakan benuk spider web dapat dilihat seluruh profil atribut sensori dan dapat
dibandingkan antara profil atribut satu dengan atribut lainya(kemp et al.2009 dalam Dwi et
al.2015). setiap atribut ditunjukkan dengan garis-gari lurus pada grafik spider web, dengan
nilai intensitas sampel pada setiap atribut yang ditunjukkan oleh titik-titik yang di hubungkan
oleh satu garis yang mengelilingi garis atribut. Spider web juga dapat mengidentifikasi profil
sampel yang menyimpang atau berbeda secara nyata dengan sampel lainya

kerenyahan
b
warna
Rasa gurih

Kesukaan

Rasa asin

flavor

Produk chitato

Produk lay’s

Gambar 1. Spider web hasil pengujian QDA dari atribut produk chitato dan produk lay’s
Seperti terlihat pada gambar 1, atribut sensori pada kedua produk yang telah di
tentukan oleh panelis memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Seperti pada atribut warna,
dimana warna pada produk chitato lebih kuning kecoklatanya sekitar 50 dibandingkan
dengan produk lay’s yang tingkat kuning kecoklatanya 10. Dan kedua produk ini panelis
manyatakan mempunyai kerenyahan yang sama, rasa gurih pada produk chitato lebih
dominan dibandingkan dengan rasa gurih pada produk lay’s, dan juga rasa asin pada produk
chitato lebih tersa, flavor pada produk chitato juga lebih tinggi dibandingkan dengan prduk
lay’s. Namun pada uji kesukaan panelis lebih menyukai produk lay’s dibandingkan produk
chitato.
KESIMPULAN
Pada kedua kripik kentang produk chitato dan produk lay’s dengan rasa yang sama
yaitu rasa sapi panggang panelis dapat menentukan atribut dengan produk yang berbeda
dimana pada kedua produk ini atribut yang dapat di uji dengan organoleptik yaitu rasa gurih,
rasa asin, flavor, warna, kerenyahan dan kesukaan.
Hasil dari uji organoleptik yang telah dilakukan produk chitato memiliki nilai rata-
rata yang tinggi pada setiap atribut dibandingkan dengan produk lay’s. Namun pada uji
kesukaan panelis lebih menyukasi produk lay's. Dari hasil uji perbedaan atribut sensori pada
produk ini, perusahaan yang memproduksi keripik kentang lay’s tidak perlu menambahkan
bahan lain yang dapat menambah nilai sensori pada produk karena dengan rasa produk yang
telah ada konsumen telah menerima atau menyukai produk tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi R, Nuri A, Hanifah N.L. 2015. Identifikasi Rasa dam Aroma Mayonnaise dengan
Metode Quantitatif Descriptive Analysis (QDA). Jurnal Mutu Pangan ISSN2355-507
Rusky I.P, Heru.S, Joko.S, Winarti.Z. 2012. Karakteristik Sensori Beberapa Produk Ikan
Asap Khas Daerah di Indonesia dengan Menggunakan Metode Quantitative
Descriptive Analysis. JPB Perikanan vol 7 no.2 tahun 2012:117-130.
Intan. K, Hanny. W, Feri.K, Misnawi, Ariza B.T.S.2014. Profil Aroma dan Mutu Sensori
Citarasa Pasta Kakao Unggulan dari Beberapa Daerah di Indonesia. J.teknol dan
Industri Pangan. ISSN:1979-7788.

Anda mungkin juga menyukai