Anda di halaman 1dari 6

NAMA : ANGGRIANI ELFRIDA SILITONGA

NPM : 15730002
MATA KULIAH : DASAR-DASAR MANAJEMEN

PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DAN


CONTOHNYA

Dalam Wikipedia Indonesia disebutkan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan


adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (bukan hanya) perusahaan memiliki
berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di
antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan
dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan
lingkungan. Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan "pembangunan
berkelanjutan", yakni suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan
aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya
dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau deviden, tetapi juga harus
menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk
jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang. Dengan pengertian tersebut,
CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan
berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan
maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya.
Menurut Baker, tanggung jawab sosial adalah bagaimana cara perusahaan
mengelola proses bisnisnya untuk menghasilkan segala hal yang positif yang berpengaruh
terhadap lingkungannya. Tanggung jawab sosial dapat dikatakan sebagai cara perusahaan
mengatur proses produksi yang berdampak positif pada komunitas. Dapat pula dikatakan,
sebagai proses penting dalam pengaturan biaya yang dikeluarkan untuk meraih
keuntungan, baik internal (pekerja, shareholder), maupun eksternal (kelembagaan
pengaturan umum, anggota-anggota komunitas, kelompok komunitas sipil dan
perusahaan lain). Esensi tanggung jawab sosial. Pada dasarnya, bentuk tanggung jawab
sosial perushaan dapat beraneka ragam. Dari yang bersifat charity sampai pada kegiatan
yang bersifat pengembangan komunitas (Community Development).
Baker menyebutkan bahwa ada dua model penerapan tanggung jawab sosial. Model
tersebut adalah:
1. Model Amerika - Tradisional
Model ini lebih bersifat filantropis/karitas. Pada model ini
perusahaan mendapatkan laba sebesarbesarnya,
melakukan pemenuhan kewajiban perpajakan dan menyumbangkan keuntungannya
kepada masyarakat.
2. Model Eropa - Modern
Model ini lebih integrative, memfokuskan diri pada bidang usaha utama perusahaan
yang dijalankan dengan tanggung jawab terhadap masyarakat.
Di Indonesia sendiri, munculnya Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas menandai babak baru pengaturan CSR. Selain itu, pengaturan tentang
CSR juga tercantum di dalam Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman
Modal. Walaupun sebenarnya pembahasan mengenai CSR sudah dimulai jauh sebelum
kedua undang-undang tersebut disahkan. Salah satu pendorong perkembangan CSR yang
terjadi di Indonesia adalah pergeseran paradigma dunia usaha yang tidak hanya semata-
mata untuk mencari keuntungan saja, melainkan juga bersikap etis dan berperan dalam
penciptaan investasi sosial.
Namun demikian, pengaturan CSR di dalam peraturan perundangan-undangan
Indonesia tersebut masih menciptakan kontroversi dan kritikan. Kalangan pebisnis CSR
dipandang sebagai suatu kegiatan sukarela, sehingga tidak diperlukan pengaturan di
dalam peraturan perundang-undangan. Menurut Ketua Umum Kadin, Mohammad S.
Hidayat, CSR adalah kegiatan di luar kewajiban perusahaan yang umum dan sudah
ditetapkan dalam perundang-undangan formal, sehingga jika diatur akan bertentangan
dengan prinsip kerelaan dan akan memberikan beban baru kepada dunia usaha.
Berikut contoh-contoh tanggung jawab sosial perusahaan yang ada di Indonesia.
1. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan BUMN
a. PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)
PT RNI memiliki komitmen yang tinggi untuk membangun hubungan yang
harmonis dengan komunitas di lingkungan perusahaan. Sebagai salah satu BUMN, juga
tidak lepas dari penugasan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan yang
tertuang dalam PERMEN 05/MBU/2007 dan tindak lanjut Direksi PT RNI mengeluarkan
SK No. 63/SK/PT RNI.01/X/2010 tanggal 15 Oktober 2010.
PT RNI memegang teguh komitmennya dalam menjalankan program Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan atau yang biasa dikenal dengan CSR (Corporate Social
Responsibility). CSR adalah salah satu bentuk kontribusi perusahaan untuk kehidupan
masyarakat yang berkelanjutan, baik itu secara sosial, ekonomi, dan lingkungan. Sebagai
bentuk kepedulian terhadap lingkungan dimana anak perusahaan RNI Grup berada,
masing-masing berusaha untuk mengikuti ketentuan yang diberlakukan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup termasuk penerapan Sistem Manajemen Lingkungan,
pemanfaatan sumber daya serta pemberdayaan masyarakat (community development).
PT RNI kemudian mewujudkannya melalui Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL) yang tidak terpisah dari strategi pertumbuhan usaha
berkesinambungan jangka panjang perusahaan. Dana PKBL berasal dari alokasi
penyisihan laba perusahaan yang telah diputuskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT RNI ini dikemas dalam program kegiatan
sosial perusahaan.

b. PT Jasa Marga (Persero) Tbk


Sebagai suatu institusi bisnis yang memiliki core business dalam membangun dan
mengelola jalan tol, Jasa Marga berorientasi pada peningkatan laba dalam setiap aktivitas
bisnisnya. Namun demikian, Jasa Marga menyadari bahwa keberlanjutan dari keuntungan
setiap bisnis dipengaruhi oleh praktik-praktik ketenagakerjaan dan kerja yang layak
kepada karyawan di dalamnya, aktivitas menjalin komunikasi baik dengan komunitas di
sekitarnya, keberlanjutan dari lingkungan dan faktor-faktor lainnya, sehingga perhatian
Jasa Marga tidak hanya terimplementasi pada faktor keuntungan semata, melainkan juga
terhadap aktivitas pengelolaan lingkungan dan penjagaan hubungan baik dengan
stakeholders di dalamnya.
Keberlanjutan dari bisnis Jasa Marga merupakan faktor fundamental yang
menjadi perhatian dari Perseroan. Menyadari bahwa keberlanjutan dari bisnis ini
dipengaruhi oleh aspek ekonomi, sosial dan lingkungan, Perseroan berupaya untuk tetap
menjaga eksistensi bisnis dengan berlandaskan Triple Bottom Line; People, Planet dan
Profit sebagai landasan aktivitas dalam menjaga keberlanjutan dari bisnis yang
dijalankan.
Jasa Marga percaya bahwa melalui aktivitas keberlanjutan yang dikemasi dalam
program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) dan tanggung jawab terhadap
pertumbuhan perusahaan tumbuh dan berkembang dari akar yang sama atau dengan kata
lain bahwa kepentingan akan keberlanjutan terhadap pertumbuhan perusahaan dan
tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan merupakan dua usaha yang dilakukan
oleh Perseroan yang datang dari visi yang sama dan saling melengkapi.
Program-program TJSL yang dijalankan Jasa Marga mencakup 5 (lima) pilar
utama yakni :
1. Kepatuhan pada etika, merupakan komitmen bersama para Direksi dan Karyawan
untuk melaksanakan tugas dan kewajiban secara bersih, transparan dan professional
sesuai dengan prinsip-prinsip GCG.
2. Kepatuhan pada hukum, adalah komitmen Jasa Marga untuk selalu mematuhi
Undang-Undang dan peraturan yang berlaku.
3. Kepedulian pada karyawan, Komitmen Jasa Marga untuk terus mengembangkan
kapabilitas karyawan. Menyesuaikan remunerasi karyawan dengan indikator
ekonomi nasional dan hasil kinerja individual, serta melindungi karyawan,
pelanggan, aset, mitra kerja dan lingkungan dari potensi bahaya yang mungkin
terjadipenerapan prinsip-prinsip Keselamatan Kerja (K3) yang ketat.
4. Kepedulian kepada masyarakat melalui berbagai program Bina Lingkungan atau
program-program community development,, mengembangkan Program Kemitraan
(PK), yang merupakan program penyaluran pinjaman lunak kepada pelaku usaha
mikro/kecil atau koperasi, serta kepedulian terhadap konsumen melalui berbagai
pelayanan.
5. Kepedulian pada lingkungan hidup, dilakukan Jasa Marga Upaya untuk
meningkatkan dampak positif dan mengurangi dampak negatif dari aktivitas bisnis
ini terus menjadi fokus perbaikan utama, melalui program penghematan energi, serta
penghutanan jalan tol, Termasuk Penerapan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) sebagai manajemen risiko lingkungan dalam setiap aktivitas operasional.

2. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan BUMS


a. PT Pembangunan Jaya Ancol
Hal terpenting yang senantiasa menjadi concern PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk
sejak didirikan adalah menjaga hubungan baik dengan para stakeholder. Terus
berinteraksi dan tumbuh bersama para pelanggan, pemegang saham, investor, karyawan,
pemasok, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan warga sekitar
perusahaan, sudah menjadi tekad Ancol.
Sebagai perusahaan yang memiliki kepedulian, Ancol selalu mencoba untuk
memberikan yang terbaik bagi lingkungan sekitarnya dan telah mengimplementasikan
tanggung jawab sosial perusahaan / Corporate Social Responsibility (CSR) secara nyata
untuk tumbuh -kembangnya hubungan harmonis dengan masyarakat dan berpartisipasi
secara aktif dalam percepatan pembangunan masyarakat melalui kegiatan income
generate, pendidikan dan penghijauan sebagai salah satu pilar menuju Ancol Green
Company yang menerapkan budaya perusahaan ramah lingkungan.
Program CSR Ancol terdiri dari 5 program utama yang meliputi Program
Pendidikan, Program Pengelolaan Lingkungan, Program Sosial Kemasyarakatan,
Kegiatan Operasional dan Program Tanggap Darurat. Seluruh program CSR ini berjalan
secara bersamaan dan berkesinambungan. Ada banyak program CSR yang telah berjalan
dan dikembangkan, antara lain Program ANCOL SAYANG LINGKUNGAN (ASL),
SEKOLAH RAKYAT ANCOL (SRA) dan TEENS GO GREEN.

b. PT Freeport Indonesia
PT.Freeport Indonesia adalah sebuah perusahaan pertambangan yang mayoritas
sahamnya dimiliki Freeport-MCMoRan Copper & Gold Inc. sebuah perusahaan Amerika
Serikat,PT. Freeport Indonesia merupakan penghasil emas terbesar di dunia melalui
tambang Grasberg. Freport Indonesia telah melakukan eksplorasi di dua tempat di Papua,
masing-masing tambang Erstberg (dari tahun 1967) dan tambang Grasberg (sejak tahun
1988) di kawasanTembaga Pura, Kabupaten Mimika, Propinsi Papua.
Freeport telah berkembang menjadi perusahaan dengan penghasilan 2,3 milliar
dollar AS pertahun, keberadaannya telah memberikan manfaat langsung dan tidak
langsung Indonesia dimana 33 milliar dollar AS dari tahun 1992 –2004 telah berikan
kepada Pemerintah Indonesia. Menurut New York Times pada Desember 2005, jumlah
yang telah dibayarkan Freport Indonesia kepada pemerintah Indonesia antara tahun1998
– 2004 mencapai hampir 20 milliar dollar AS. Pemerintah Indonesia, masyarakat Papua
dan PT. Freepot telah menyetujui pembaruan kontrak investasi PT. Freeport di Papua
dengan di tanda-tanganinya kontrak investasi untuk 30 tahun yang akan datang.
Perusahaan sudah melaksanakan tanggung jawab sosial kepada masyarakat dan
lingkungannya, ini dibuktikan dengan mempekerjakan orang-orang Papua diarea
pertambangan dan melakukan konservasi terhadap lingkungan. Sebenarnya apabila
dilihat dari sudut pandang perusahaan bahwa investasi yang sangat besar yang dilakukan
di tanah Papua harus menguntungkan dari segi financial untuk jangka panjang karena
terkait dengan kepentingan para pemegang saham perusahaan. Dengan ditanda
tanganinya kontrak artinya semua pihak yang terlibat paham dan mengerti isi kontrak
tersebut, jadi PT. Freeport harus menjalankan kewajibannya terhadap pemerintah,
masyarakat dan lingkungan sesuai dengan isi kontrak tersebut. PT. Freeport Indonesia
telah memberikan kompensasi terhadap masyarakat Papua, namun tidak dapat dipungkiri
bahwa ada sebagian masyarakat Papua yang lain tidak mendapatkan ganti rugi. Di sisi
lain, pemiskinan juga berlangsung di wilayah Mimika, yang penghasilannya hanya sekitar
$132/tahun, pada tahun 2005. Kesejahteraan penduduk Papua tak secara otomatis
terkerek naik dengan kehadiran Freeport yang ada di wilayah mereka tinggal. Di wilayah
operasi Freeport, sebagian besar penduduk asli berada di bawah garis kemiskinan dan
terpaksa hidup mengais emas yang tersisa dari limbah Freeport. Selain permasalahan
kesenjangan ekonomi, aktivitas pertambangan Freeport juga merusak lingkungan secara
masif serta menimbulkan pelanggaran HAM.
Mereka yang tidak memperoleh kompensasi dengan didukung oleh pihak-pihak
yang menolak keberadaan PT Freeport Indonesia dan atau mereka yang mencari
keuntungan pribadi, selalu berusaha untuk mengganggu kegiatan opersional perusahaan
baik melalui media massa maupun dengan melakukan penyerangan langsung ke area
pertambangan, sehingga banyak karyawannya yang tidak bersalah telah menjadi korban
penyerangan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai