Topik 3 Pewarna
380nm 780nm
Spektrum Serapan dan Spektrum Pantulan
Warna benda λ pantulan (nm) λ absorpsi (nm)
Ungu 400-435 560-580
Biru 435-480 580-595
Verdigris patina 480-490 595-610
Hijau kebiruan 490-500 620-750
Hasil analisis
Hijau 500-560 spektrofotometri serapan
Hijau kekuningan 560-580 400-435 dinyatakan sebagai
perbandingan intensitas
Kuning 580-595 435-580 sinar yang diserap terhadap
Jingga 595-610 480-490 sinar datang
Merah 610-750 490-500
Merah Keunguan 500-580
Tujuan Pewarna
1. Memperbaiki penampakan dari makanan yang
warnanya memudar akibat proses termal atau
penyimpanan
2. Memperoleh warna yang seragam pada komoditi yang
warna alamiahnya tidak seragam
3. Memperoleh warna yang lebih tua dari aslinya
4. Melindungi zat-zat flavor dan vitamin-vitamin yang
peka terhadap cahaya selama penyimpanan
5. Memperoleh penampakan yang lebih menarik dari
bahan aslinya
6. Untuk identifikasi produk
7. Sebagai indikator visual untuk kualitas
Granular
Powder
Form Paste
Liquid
dispersion
Classification Oil soluble
Solubility Water soluble
Insoluble in most solvent
Source
Natural
Certification Natural identical
Need synthetic
Needless
Pewarna No indeks
Bixin / norbixin 75120
β-apo-8’-karotenal 40820
Kantasantin 40850
Karamel -
β-karoten 75130 (natural), 40800
(sintetis)
Ekstrak cochineal, 75470
karmin
Ekstrak kulit anggur -
Riboflavin -
Titanium dioksida 77891
Artificial vs Natural
Artificial
Negative Foods that are Free
Food
Health from All Coloring
Colorings
➢ Flavonoid
➢ Carotenoids
➢ Chlorophyll
➢ Betalains
➢ Miscellaneous Plant Pigments
Contents
Here
Contents
Reaksi Kimia
• Penambahan sulfit, sulfit oksida → antosianin terproses bleaching
dengan cepat → warna kekuningan
• Reaksi dengan asam askorbat → degradasi kedua senyawa
peroksida yang terbentuk akibat degradasi asam askorbat sebagai
perantara.
KAROTENOID
→ Kelompok senyawa larut lemak berwarna kuning hingga merah
(430 – 480 nm) dengan keberagaman dan distribusi senyawa
yang luas
→ Karotenoid ditemui tidak hanya pada tanaman tetapi juga pada
bakteri, fungi, alga dan hewan
• Sebagian besar karotenoid yang diproduksi di alam adalah dalam
bentuk fucoxanthin di berbagai alga, dalam daun hijau: lutein,
violaxanthin, neoxanthin; β-karoten; likopen dalam tomat;
capxanthin dalam paprika merah
KAROTENOID
• Termasuk dalam kelompok HC (C40) disebut karoten dan turunan
teroksigenasi disebut xanthophylls
• Terdiri dari 8 unit isoprenoid bergabung sedemikian rupa
sehingga pengaturan unit isoprenoid terbalik di tengah molekul
• Bentuk-bentuk karotenoid:
1. Bentuk bebas dalam jaringan tumbuhan (crystal atau
amorphous solids)
2. Larutan dalam media lemak, i.e. capxanthin- ester asam
laurat dalam paprika.
Provitamin A
• β-carotene merupakan precursor vit. A yang terdiri dari 2 molekul
vitamin A dengan memotong bagian pusat molekul
• α-carotene merupakan precursor dari 1 molekul vit. A
• ADI 0–5 mg/kg BB
Reaksi Oksidasi
• Stabilitas karotenoid tergantung pada apakah pigmen itu in vivo
atau in vitro dalam kondisi lingkungan, mis. Likopen dalam tomat
cukup stabil, tetapi pigmen murni yang diekstraksi tidak stabil
BETALAINS
Betalains
Betanin Vulgaxanthine
BETALAINS
- Klorofil adalah pigmen chlorin, dengan struktur seperti pigmen porfirin yaitu
heme
- Bentuk klorofil yaitu :
• Klorofil A pada tanaman autotrof
• Klorofil B pada ganggang hijau chlorophyta dan tumbuhan darat
• Klorofil C pada ganggang coklat Phaeophyta serta diatome
Bacillariophyta
• Klorofil D terdapat pada ganggang merah Rhadophyta
- Klorofil belum dapat disintesis karena molekulnya tidak stabil
Klorofil
• Terdapat pada tumbuhan, alga, dan bakteri
• Didominasi oleh klorofil a dan klorofil b
Klorofil a → biru hijau, hidrofobik
Klorofil b → kuning hijau, hidrofilik
• Aplikasi : dadar gulung, dawet, klepon, pukis, cenil, serabi, dsb.
• Contoh : daun pandan dan daun suji
• Stabilitasnya dipengaruhi oleh warnanya mudah terdegradasi akibat
terpapar oleh panas, cahaya, oksigen, dan kondisi asam
Karakteristik Fisik
• Kalorofil A & pheophytin A → larut alcohol, ether, benzene & aseton,
sedikit larut dalam petroleum ether; tidak larut air.
• Klorofil B & pheophytin B → larut alcohol, ether, benzene & aseton,
sedikit tidak larut dalam petroleum ether; tidak larut air.
Karakteristik Kimia
• Dalam proses pengolahan pangan, perobahan warna hijau dapat terjadi
→ PHEOPHYTINIZATION; penggantian Mg sentral dengan hydrogen →
menjadi pheophytin berwarna coklat kusam
-Mg ↓
Klorofil Pheophytin
KLOROFIL
Klorofil Klorofilid
- fitol
enzim
pirofeofitin Pirofeoforbid
Effects in Food Handling, Processing & Storage
• Almost any types of food processing and/or storage → cause
deterioration of chlorophyll pigments.
• Dehydrated foods packed in clear containers → autooxidation the
blanching degree before dehydration
• Lipoxygenases → produced free radicals → degraded the chlorophylls
• Fermentation of cucumber → produced pheophytins, chlorophyllides
& pheophorbides
• Heating of green veggies in acid condition → pheophytins production
KARAMEL
Definisi:
▪ FDA: BTP pewarna caramel adalah cairan atau padatan yang dihasilkan
proses pemanasan yang terkontrol dari karbohidrat food grade: dextrose,
gula invert, laktosa, sirup maltose, molase, hidrosilat pati dan fraksinasi.
Source:
▪ Reaction products of carbohydrates during heating
▪ Usually ammonium and sulfate are added
▪ Negatively charged
▪ Positively charged
Stability
▪ Light: very stable
▪ Heat: very stable
▪ Acid: use acid stable type
Application:
▪ Beverages
▪ Bakery
▪ Confectionery
▪ Snacks, etc
Karamel :
- Dihasilkan dari pemanasan karbohidrat pada
suhu & pH tertentu
- Terdapat 4 tipe karamel :
a. Tipe 1 : karamel yang tidak menggunakan
amonia dan sulfit
b. Tipe 2 : menggunakan natrium sulfit
c. Tipe 3 : menggunakan amonia
d. Tipe 4 : menggunakan natrium sulfit &
amonia
- Karamel tipe 3 dan 4 paling stabil
- Karamel tipe 3 mengandung metilimidazol
(neurotoksik)
- Karamel tipe 1 digunakan untuk produk
pangan beralkohol
- Karamel tipe 3 digunakan untuk pangan
berprotein tinggi
- Tersedia dalam bentuk cair & bubuk
- ADI: 0-200 mg/kg/hari
CARAMEL FORMULATION
COCHINEAL EXTRACT
Source
▪Extracted from cochineal (dactylopius coccus
costa)
COCHINEAL EXTRACT
Antosianin :
- Polifenol alami yg tdp pada anggur, elderberry, kol
merah, lobak hitam, aubergines, blackcurrant
- Stabil terhadap sinar & panas
- Pada pH 4 berwarna merah
- Pada pH 6 berwarna ungu
- Pada pH 8 berwarna biru
- Pada pH 12 berwarna hijau
- Pada pH 13 berwarna kuning
- Sering digunakan sebagai indikator titrasi asam basa
Titanium dioksida
- Berwarna putih dan memberikan opaque
pada produk pangan
- Bentuk kasar titanium oksida digunakan
sebagai bahan dasar cat rumah
- Terdapat dua jenis kristal titanium
oksida, yaitu rutil dan anastase.
- Kristal jenis anastase yang boleh
digunakan sebagai pewarna makanan.
- Mewarnai bahan pangan dengan cara
dispersi dan dipergunakan pada produk
kental atau semisolid
- Stabil terhadap cahaya, oksidasi,
perubahan pH, dan serangan
mikrobiologi.
- Aplikasi pada confectionery, produk hasil
pemanggangan, keju, toping, kosmetik,
dan pharmaceutical.
- GMP Amerika mengizinkan penggunaan
pewarna ini sampai 1% dari bobot produk
Kurkumin :
- Berwarna kuning
- Diekstrak dari kunyit
- Termasuk ke dalam flavonoid
- Pada pH asam, memberikan warna kuning lemon
- Pada pH basa, memberikan warna hijau hingga
jingga
- Stabil terhadap panas
- Sensitif terhadap cahaya
- Maks. 50 mg/kg (sebagian CPPB)
Anatto :
- Biji Bixa orellana
- Terdapat pigmen cis-bixin
- Ekstraksi cis-bixin menghasilkan bixin natural
- Saponifikasi bixin natural menghasilkan norbixin
- Cukup stabil terhadap panas
- Kurang stabil terhadap cahaya dan oksigen
- Kestabilan norbixin dapat ditingkatkan dengan
mengikatkan ke protein
- Norbixin mengendap pada pH rendah
- Tidak dapat dicampur dgn produk yg mengandung Ca
Pewarna Sintetis
2. Golongan 6. Golongan
Triarilmetana Quinolin
3. Golongan 7. Golongan
Indigoid Antraquinon
4. Golongan
8. Golongan Fenol
Arilmetana
Jenis BTP Pewarna Sintetis yang Diizinkan
BPOM RI No. 37 Tahun 2013
Pewarna No. Indeks
Tartazin (Tartazine) 19140
Kuning kuinolin (Quinoline yellow) 47005
Kuning FCF (Sunset yellow FCF) 15985
Karmoisin (Azorubine (camoisine)) 14720
Ponceau 4R (Ponceau 4R (cochineal red A)) 16255
Eritrosin (Erythrosine) 45430
Merah allura (Allura red AC) 16035
Indigotin (Indigotine (indigo carmine)) 73015
Biru berlian FCF (Brilliant blue FCF) 42090
Hijau FCF (Fast green FCF) 42053
Coklat HT (Brown HT) 20285
Tartrazine (FD & C Yellow No 5)
- Stabil terhadap sinar dan pH
- Kurang stabil terhadap oksidasi
- stabil selama proses ekstrusi dan
pemanggangan
- Berbentuk bubuk, berwarna kuning-
oranye dan dapat langsung dilarutkan
dalam air menghasilkan larutan
berwarna kuning keemasan
- Batas maksimum tidak boleh lebih dari
2 mg/kg (JECFA 2002)
- Nilai ADI sebesar 0-7,5 mg/kg BB/hari
Kuning kuinolin (CI 47005)
- Larut dalam air, dan sedikit larut
dalam etanol
- Kuning kuinolin dilarang di USA,
Australia, Jepang, dan Norwegia,
namun Inggris masih mengijinkan.
- Tidak disarankan untuk produk
makanan dan minuman anak-anak
dibawah tiga tahun sebab dapat
menyebabkan perilaku hiperaktif pada
sekelompok anak
- Aplikasi pada minuman ringan.
- Nilai ADI 7.5 mg/kg berat badan
dengan takaran penggunaan
maksimum (Depkes, 1999) 50-300
mg/kg bahan tergantung pada jenis
pangan
Kuning FCF (FD & C Yellow No 6)
- Stabil terhadap pH dan suhu hingga
205OC
- Kurang stabil terhadap sinar dan
oksidasi
- termasuk ke dalam golongan
monoazo
- berbentuk tepung berwarna jingga,
sangat mudah larut dalam air, dan
menghasilkan larutan jingga-
kekuningan
- sedikit larut dalam larutan alkohol
85%, dan mudah larut dalam glserol
dan glikol
- Penggunaan alat-alat tembaga akan
menyebabkan warna larutan menjadi
keruh, coklat gelap, dan opaque
- Nilai ADI 2,5 mg/kg berat badan
Karmoisin
- pewarna dari grup ‘azo’ dan
memiliki indeks warna 14720
- Karmoisin memberikan warna
merah dengan bubuk berwarna
merah marun
- Digunakan untuk produk
pangan yang mengalami proses
pemanasan setelah fermentasi
seperti roti.
- Dilarang oleh FDA karena
dicurigai dapat menyebabkab
timbulnya senyawa
karsinogenik
- Nilai ADI 4 mg/kg berat badan
- Aplikasi pada produk roti, selai,
yoghurt, jeli dan campuran
pada adonan cheesecake
Ponceau 4R (Cochineal red A)
- Termasuk golongan azo dengan warna
seperti buah strawberi
- Disintesis dari hidrokarbon aromatik
- Batas maksimum penggunaan diatur di
dalam Codex mulai dari 50 mg/kg
hingga 500 mg/kg tergantung produk
pangan
- Nilai ADI 0-4 mg/kg BB
- Di Amerika, Norwegia, dan Finlandia,
Ponceau 4R dianggap sebagai zat yang
bersifat karsinogenik.
- Di Eropa, nilai ADI yang diterapkan
oleh EFSA lebih ketat dibanding Codex,
yaitu 0-0,7 mg/kg BB/hari
Eritrosin (FD & C Red No 3)
- Kurang stabil terhadap sinar, oksidasi dan
pH
- bersifat larut dalam air dan ethanol.
- Nilai ADI eritrosin ditetapkan oleh JECFA
tahun 1991, yaitu sebesar 0-0,1 mg/kg
- Aplikasi pada permen, es loli, dan
penghias kue
- Maksimum penggunaan 15 – 300 mg/kg
Merah Allura (FD & C Red No 4)
- Stabil terhadap sinar dan pH
- Kurang stabil terhadap
oksidasi
- Berbentuk granula atau serbuk
berwarna merah tua
- Bersifat larut di dalam air dan
tidak larut dalam etanol
- Nilai ADI 0-7 mg/kg berat
badan
- Aplikasi pada permen,
minuman, makanan ringan,
selai, dan produk saus
Indigotin (FD & C Blue No 2)
- Kurang stabil terhadap sinar, oksidasi
dan pH
- Mudah larut dalam air
- Larut dalam gliserol & glikol
- Sedikit larut dalam alkohol 95%
- Tidak tahan terhadap cahaya sehingga
warnanya cepat menghilang
- Aplikasi pada es kri, saus apel kalengan,
jeli dan yoghurt
- Maksimum penggunaan 6 – 300 mg/kg
Biru berlian (FD & C Blue No1)
- Stabil terhadap pH dan larut dalam
air
- kurang stabil terhadap sinar dan
oksidasi
- Biru berlian diperoleh dari hasil
ekstraksi minyak hidrokarbon
aromatik yang berasal dari minyak
bumi dengan reaksi kondensasi
benzaldehida-O-sulfonat dan asam α-N-
ethylinino-m-toluenasulfonat asam
- sering dikombinasikan dengan
tartrazin untuk menghasilkan warna
hijau
- Aplikasi pada es krim, selai, permen
dan minuman ringan
- Nilai ADI 0-12,5mg/kg dan batas
konsumsi maksimumnya adalah 200
mg/kg (JECFA 2006d).
Hijau FCF
- Stabil terhadap pH
- Kurang stabil terhadap sinar dan oksidasi
- Mudah larut dalam air
- Agak mudah luntur dengan adanya cahaya
- Bila ditambahkan alkali akan berwarna ungu
- Bila kontak dengan Cu akan menjadi warna
coklat
- Aplikasi pada es krim, buah pir kalengan, jam,
dan jeli
- Maksimum penggunaan 100 – 300 mg/kg
Coklat HT
- pewarna yang umum
digunakan untuk
menggantikan karamel atau
kokoa
- Aplikasi pada kue coklat, susu,
keju, youghart, selai, produk
buah-buahan
- Coklat HT tidak dianjurkan
untuk dikonsumsi oleh anak-
anak
- berbentuk bubuk berwarna
coklat, dan bersifat larut di
dalam air
Peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 239/MenKes/Per/V/1985
tentang zat warna tertentu yang
dinyatakan sebagai bahan
berbahaya
Bahaya pewarna sintetis
Pewarna E# Penggunaan Bahaya
Ponceau 4R, E124 Pewarna pangan Gejala penderita asma, rhinitis
Conchineal red A atau urecaria akan memburuk
Sunset yellow FCF, E110 Pewarna pangan Gejala penderita asma, rhinitis
Orange yellow S atau urecaria akan memburuk
100-109 Kuning
110-119 Orange/Jingga
120-129 Merah
100- 199
130-139 Biru dan Violet
Pewarna
140-149 Hijau
150-159 Coklat dan Hitam
160-199 Lain-lain
ANALISIS PEWARNA PANGAN
Kuantifikasi
Tujuan
Identifikasi
ANALISIS PEWARNA ALAMI
Metode Umum
Metode
Instrumental
Spesifik
ANALISIS PEWARNA ALAMI - LANJUTAN
•Visual
Metode Umum •Aroma/Bau
•Flavour
Kromatografi
Metode
elektrokimia Spektrofotometri
(HPLC,TLC)
PENGGUNAAN PEWARNA PANGAN
• Digunakan hanya beberapa tetas hingga warna yang
diinginkan diperoleh (sesuai dengan takaran yang
disarankan)
• Pewarna makanan pada dasarnya terdiri dari molekul
yang diformulasikan untuk menyerap panjang
gelombang tertentu yang disebut foton
• Penggunaan pewarna pangan dipengaruhi oleh
kelarutan dan stabilitas pewarna, contoh: Annato,
✓ Stablilitas: cahaya → sedang
Panas → baik dibawah suhu 130oC
✓ Kelarutan : minyak dan lemak
COLOR RETENTION AGENTS